Cross-post dari fb supaya ga hilang
Tidak menerima review yang berisi bashing untuk pair maupun karakter yang ditulis karena jelas dari awal dibilang ini isinya NL Anzu ya xoxo saya cinta anzu
Ensemble Stars (c) Happy Elements (tapi ga bikin hepi)
Pair : Tsukinaga Leo/Anzu
Genre : Humor/Romance
Words count : 484
Learn to appreciate! If you don't ship this please don't read~
.
.
.
"Ah, aku lupa!" Seorang pemuda berambut oranye berseru panik. "Tadi Anzu pesan apa saja aku lupa... ponsel, mana ponselku?"
Tangannya sibuk merogoh semua kantung yang ada di baju, celana, bahkan sampai mengecek ke balik topinya. Tapi ya memangnya siapa sih yang menaruh ponsel di balik topi? Hanya orang aneh, nyentrik, dan kemungkinan tidak waras yang punya pikiran begitu. Tidak, bahkan para oddballs pun tidak mungkin sampai punya pikiran begitu.
Ternyata tidak ada ponsel di balik topinya, bersyukur sedikit Tsukinaga Leo masih terbilang waras.
"Mampus," rutuknya. "Ponselku juga ketinggalan."
Semangatnya merosot ketika mengingat letak terakhir ponsel di ingatannya. Sepertinya dia tidak sengaja menendang bantal duduk sehingga menindih ponselnya jadi tidak terlihat.
"Bodoh sekali, aaarrghhhh!. Aku seorang jenius yang bodoh! Maafkan aku, Anzu..."
Leo mengacak-acak rambutnya sendiri. Kesal, jengkel pada dirinya yang ceroboh. Kalau saja Sena tau soal kesalahannya ini, pasti dia sudah memulai kuliah tujuh minggu untuk menyerang pendengarannya. Ogah banget! Ogah seogah-ogahnya ogah, Leo membuat catatan batin untuk jangan pernah menceritakan ini pada seorang Izumi Sena.
Tidak jauh dari tempatnya berdiri ternyata ada kotak telepon umum yang seolah berteriak "Masuk sini jika tidak bawa ponsel". Leo merasa janggal, seingatnya tidak pernah ada tempat seperti itu disana.
Rasanya terlalu menguntungkan. Mencurigakan, matanya memicing.
"Yah, siapa peduli wahaha!" tawanya seenaknya seraya masuk ke dalam kotak telepon umum setelah sok curiga tadi. "Selama ini aku selalu baik, jadi ini pasti rezeki anak soleh wahahahaha tentu saja! Sudahlah, sekarang aku harus cepat tanya Anzu."
Setelah memasukkan koin, jarinya dengan lincah menekan satu persatu nomor telepon rumahnya.
"Halo?" tanya suara dari seberang.
"Ah, halo!"
"Ya, dengan Tsukinaga disini."
Oh.
Leo tertegun.
'dengan Tsukinaga disini... Tsukinaga disini... Tsukinaga.'
Kalimat sederhana itu terngiang-ngiang di dalam kepalanya.
Benar juga, sekarang Anzu sudah menjadi Tsukinaga Anzu.
Tentu saja dia yang paling tau itu, tapi kenapa wajahnya memerah?
Rasanya hanya seperti tidak nyata. Menikah dan memberi nama belakangnya pada seorang gadis lalu menjalani hidup bersama, mungkin memang batinnya belum siap.
Belum siap untuk menerima rasa bahagia yang membuat jantungnya hampir loncat seperti ini.
"Halo? Apa salah sambung?" Suara feminin yang sudah sangat dia kenal bertanya lagi setelah cukup lama Leo terdiam.
"A-Ahh, Anzu! Ini aku, Leo! Ponselku ketinggalan di rumah dan aku lupa pesananmu wa-wahaha!" Leo tertawa gugup sebelum berdehem, menyunggingkan senyuman untuk gadis di seberang telepon walaupun dia tidak bisa melihatnya. "Aku... agak kaget. Dengan Tsukinaga ya? Mhmm sekarang nama belakang kita sama ya. Senangnya~"
Anzu, baru sadar apa yang dia katakan, langsung ikut memerah.
"A-aku, itu, anu-"
"Tenang saja, Anzu~ pertama kamu harus menyesuaikan diri dengan panggilan nyonya Tsukinaga," ucapnya jahil. "Kemudian, biasakan lagi dirimu dengan panggilan 'mama'~ Oke, Anzu?"
Leo tertawa. Terdengar suara telepon Anzu jatuh.
Telepon terputus. Leo panik.
"Halo? Halo, Anzu? EHH, TUNGGU SEBENTAR KAMU BELUM JAWAB TADI PESAN APA! KOINKU SUDAH HABIS, ANZUUUU-!"
Memang nasib sudah sial ditambah kelakuan kurang ajar pada istri, akhirnya Tsukinaga Leo terpaksa harus kembali dulu ke rumah.
.
.
.
tbh ini self-indulgence fic jadi kemungkinan banyak leoanzu karena saya sampah otp hehe
reviews are loved
