Oneshot super singkat [cuma satu halaman word] dengan kegaringan tingkat tinggi. Ending mudah ditebak. Enjoy, kalau bisa.

"Kalau kau bertandang ke kediaman seseorang yang tergolong mewah, biasanya akan ada tombol seperti ini," Wakana menunjuk tombol merah seukuran uang logam yang terletak di dekat pintu gerbang kediaman Shogun, "Namanya 'bel'. Tentu kau sudah tidak asing lagi. Bila ini ditekan, maka akan menghasilkan bunyi yang menunjukkan bahwa ada tamu yang hendak berkunjung kepada tuan rumah."

Tingtuuung... terdengar bunyi nyaring khas bel dari dalam rumah, setelah Wakana menekan tombol yang dimaksud, "Nah, seperti itu."

"Bagaimana bisa tombol sekecil ini mengeluarkan bunyi senyaring itu?" tanya Shin sambil memperhatikan (atau memelototi, tepatnya?) tombol itu dengan seksama.

"Eh? Itu 'kan kalau tidak salah hanya memanfaatkan prinsip penghantaran listrik dan perubahan energi listrik menjadi suara..." jawab Wakana pelan. Shin hanya terdiam, tidak menanggapi lebih lanjut. Tuan rumah pun tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Mana pelatih Shouji? Katamu ia bisa tahu kedatangan kita hanya dengan menekan tombol itu," tanya Shin polos.

"Er... mungkin perlu ditekan sekali lagi..."

Baru saja telunjuk Wakana terarah menuju tombol bel itu ketika ia mendengar suara 'krak' yang cukup membuat pikiran Wakana kosong secara tiba-tiba.

Ya, Shin menekan tombol itu, namun tenaganya yang berlebihan malah membuat tombol naas tersebut pecah dengan sukses di bawah kuasa jempol milik Shin Seijuro.

"Ng? Kenapa bunyinya 'krek'?"

"Aah! Shin, kau merusaknya. Shogun akan membunuh kita!" jerit Wakana panik.

~*~*~*~*~

7.30 PM, Keluarga Shouji yang baru saja pulang belanja dari Ikebukuro menemukan tombol bel-nya yang rusak serta sebuah bingkisan kecil di depan pintu. Isinya? Bel baru.

AN: Nah, gimana? Pendek banget? Kalau mau dimaki, maki saja :3