SHIROI YASHA KOUTAN
DISCLAIMER : MK
AUTHOR : SHIROIYASHA
WARNING : MASIH PERLU SARAAN DAN KRITIKAN READER
Pair : ?
SUMMARY: Dia lah yang menggenggam takdir dunia ini ke arah perdamaian? atauKehancuaran dunia ini tergantung dari cara orang terdekatnya memandangnya.
Prologue
PERTEMUAN DENGAN SEORANG SHINIGAMI
Sebuah desa yang nyaman,tenteram dan damai itulah kata yang cocok untuk Konohagakure no Sato, saat ini dipimpin oleh Yondaime Hokage, ia adalah Namikaze Minato. Shinobi yang pernah membantai ratusan shinobi Iwagakure pada Perang Dunia Shinobi ke-3 dan mempunyai julukan 'Kiroi Senko'.
.
.
.
Naruto P.O.V
Perkenal kan namaku Naruto salah satu putra dari pasangan Namikze Minato dan Uzumaki Kushina yang sekarang menjadi Namikaze Kushina, Kakak kembar dari Namikaze Menma mungkin kalian penasaran mengapa aku tidak memakai nama marga Namikaze atau pun Uzumaki?
Itu semua karena aku malas menjelaskannya, biarlah waktu yang menjawab. Itulah yang ada di naskah author. Penampilanku… Hmnn, etoo… Memiliki rambut ikal berwarna perak sedikit acak-acakan. [Rambut Gintoki di Anime Gintama].
"Cih sial, jalan buntu." Batinku ketika mendapati jalan yang kulewati ternyata sebuah gang kecil yang terhalang rumah penduduk. Sementara di belakangku banyak warga Konoha sudah berdiri di ujung gang itu.
"Hei, bocah aib Konoha kau sudah terkepung!" Salah dari banyak warga membuka suara dengan berteriak sambil mengacungkan kepalan tinju ke arahku.
Aku memutar tubuhku 180 derajat dan memandang warga yang berteriak tadi dengan Senyum mengejek. "Jangan bercanda, aku'lah yang membiarkan kalian mengepungku,setidaknya berterima kasihlah, Konoyarou." Aku membalas ucapannya tadi dengan nada sedikit mengejek. Walaupun sebenarnya tubuhku sudah bergetar ketakutan.
"Cih, Sialan kau Aib!" Teriak warga tadi yang merupakan seorang wanita dengan wajah kesal karena ucapanku.
"Tenang saja." Pria di samping wanita itu berujar seolah-olah ini adalah dari terakhir mereka melihatku dan benar saja. Pria itu pun berkata. "Hari ini akhirnya aku bisa membunuhmu matilah kau aib konoha." Salah satu warga kembali membuka suara dan langsung melempar sebuah piasu dapur yang dibawah oleh warga itu.
Dengan gerakan cukup lambat, aku menghindari lemparan pisau itu hingga menancap pada dinding di belakangku. Aku memandang horror pisau tadi lalu mengembalikan pandanganku ke depan. ''Apa salahku kenapa kalian terus mengejarku?… Bahkan berniat membunuhku? " Tubuhku mulai bergetar ketakutan.
"Karena kau adalah aib bagi desa konoha dan keluarga Hokage-sama." Warga lainnya menjawab pertanyaanku dengan nada marah seolah-olah kehadiranku seperti dianggap sampah yang paling rendah.
"Memangnya apa yang salah denganku?" Aku kembali melempar pertanyaan akan tetapi jawaban atau lebih tepatnya sebuah perintah yang tidak mengenakkanlah yang kuterima.
"Diam kau!"
Salah satu warga… Ralat, seorang pria yang mengenakan pakaian Jounin Konoha berjalan maju ke depan kerumunan warga yang 30 persen merupakan Shinobi. "Semua… Serang dan butuh dia!"
Secara serentak, kerumunan di depanku melempar apa yang mereka bawa. Mulai dari batu, pisau hingga beberapa senjata ninja seperti kunai dan shuriken. Perlahan kututup kedua mataku dan dengan pasrah aku bergumam pelan.
"Kami-sama … Jika akuterlahir kembali aku ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dari ini."
Sebelum kedua mataku tertutup sempurna, pandanganku aku tujukan pada puluhan benda berbagai macam bentuk yang berjarak beberapa meter di depanku hingga akhirnya kedua mataku tertutup sempurna dan siap menerima apa kematianku, Namun…
Trank! Trank! Trank!
Tibap-tiba saja, puluha bunyi dentinangan benda logam tertangkap indra pendengaranku. Dan aku merasa tidak ada satu pun benda yang aku lihat tadi mengenai tubuhku. Tak berselang lama, suara feminism terdengar jelas di depanku.
"Jika Sandaime Hokage-sama tahu kalian akan di hukum dan… sekarang kalian bubar" aku mulai tak sadarkan diri
.
.
.
.
.
Keesokan harinya.
"Eekhh… Dimana aku?" Perlahan kubuka mataku. Walaupun masih agak buram, aku memperhatikan sekelilingku.
"Ah, sepertinya kau sudah sadar Naruto-kun."
Aku langsung menoleh ke samping kanan ketika mendengar suara yang hampir sama dengan suara feminism yang aku dengar sebelum pingsan. Dari arah pintu di sebelah kananku, seorang gadis bersurai abu-abu pendek, Iris ungu yang terlihat menenangkan jika dipandang intens. Gadis itu berjalan ke arahku dengan senyum mengembang di wajahnya.
"Eto... Anda siapa?" tanya ku,
"Ah maaf, Aku belum memperkenalkan diri namaku... Senang berkenalan dengan mu Naruto-kun." Jelas Perempuan tersebut. Mendengar namanya, aku agak penasaran karena baru pertama kali mendengarnya.
"Perkenalkan nama ku Naruto seseorang orang yang akan merubah dunia… Senang berkenalan dengan anda." Aku membalas ucapannya sambil memperkenalkan namaku lalu tersenyum. "Anoo… Bolehkah aku memanggil mu Nee-san?" Tanyaku tanpa pikir panjang. Entah kenapa aku tiba-tiba melayangkan pertanyaan ini walaupun aku baru berkenalan dengan gadis di depanku.
"Kenapa tidak." Oh, Terimaka kasih Kami-sama. Akhirnya aku mempunyai seseorang yang bisa kusebut Kakak."Lagi pula aku juga ingin memiliki seorang adik laki-laki." Sambung Gadis yang sudah resmi menjadi Kakak perempuanku sambil tersenyum tulus kepadaku.
Aku tersentak sesaat ketika melihat untuk pertama kalinya seseorang tersenyum tulus kepadaku. Aku pun tenggelam dalam pikiranku sendiri membayangkan hari-hari kedepan dimana aku dan Nee-san hidup bersama sebagai saudara tidak sedarah.
"Ruto-kun... Naruto-kun... Naruto-kun."
Mendengar Nee-san memanggil namaku sebanyak tiga kali, lamuanku seketik menghilang. "Eh... Nee-san ada apa?"
"Naruto kau melamun?"
"Tidak!" Aku menyanggah ucapan Nee-san sambil menggaruk kepala belakangku yang tidak gatal –kikuk.
"Kau lapar Naruto-kun?"tanya Nee-san.
"Tidak" Aku kembali menyanggah namum…
Kruyuk! Kruyuk!
Perutku mengatakan hal yang berbanding terbalik dengan mulutku. Nee-san pun tertawa mendengar bunyi dari perutku yang sudah mengadakan demo besar-besaran untuk segera diisi. Melihat Nee-san tertawa, aku pun ikut tertawa.
"Hihihi… Ternyata perutku berkata lain Nee-san."
"Naruto-kun tak usah malu mengakui bila kau lapar Naruto-kun tunggu sebentar aku akan mengambilkan beberapa buah di kulkas." Nee-san segera beranjak dari tempatnya menuju ke pintu keluar rungan ini. Dan tujuan tidak lain adalah dapur untuk memberikanku makanan. Ya aku yakin itu.
'Entah kenapa aku merasa lebih cepat akrab dengan Nee-san dan Nee-san Orang asing yang mau menerimaaku dan senyuman itu Aku bersumpah akan melinungi senyuman itu' Batinku dan tak berselang lama…
Krieet!
Suara pintu terbuka ruangan tempatku kembali terbuka dan Nee-san berjalan masuk sambil membawa nampan yang diatasnya terdapat beberapa buah.
"Naruto-kun maaf membuat mu menunggu lama, Silahkan di nikmati." Scap Nee-san sambil menaruh buah-buahan diatas meja di dekat tempat tidurku .
Aku mengambil salah satu buah yaitu apel dan langsung menggit salah satu sisinya. "Terimakasih Nee-san, apakah Nee-san seorang ninja?" Setelah mengunyah dan menelan apel yang baru saja kugigit. Aku mengucapkan rasa terima kasihku lalu melayangkan sebuah pertanyaan.
"Ah bukan… Aku bukan seorang ninja tapi seorang Shinigami." Jawab Nee-san dengan serius.
Otakku Blank beberapa saat mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Nee-san. "Ehh.. Shinigami?!" Dengan nada terkejut aku merespon ucapan Nee-chan. Dia terlihat menganggukkan kepala dengan senyum mengembang di wajahnya.
What The Hell… Apa benar Nee-san seorang Shinigami. Setahuku Shinigami itu merupakan Dewa Kematian yang konon memiliki wujud menyeramkan bukannya gadis cantik seperti Nee-chan.
.
.
.
TBC
AKHIRNYA… selesai juga mohon bimbingannya senpai... Mohon kritik dan saran agar ada perbaikan untuk Author baru ini agar berkarya lebih baik lagi.
Tuangkan semuanya di kolom Review ... Mau Kritik halus atau kasar... Masukkan semuanya.
