Zyle Choi Presents
A FanFiction inspired by Autumn In Paris' Ilana Tan
.
Disclaimers
Some of the quotes and parts may belongs to Ilana Tan.
All similarity words and occurrences with Autumn In Paris by Ilana Tan is on purpose
Cover image credit goes to Light Year, via Ballerina_Petals on twitpic.
.
Warning(s)
No plagiarism, no harsh words, and no bashing characters allowed.
A newbie author, might be a boring story, might be late to publish the next chapter, might be stopped due to some reasons. No one knows what will happen.
I don't force you to read, so don't read if you don't like the story.
Thanks in advance and enjoy.
.
Apakah ada yang tahu bagaimana rasanya mencintai seseorang yang tidak boleh kau cintai?
Aku tahu.
.
Search tab: Yaoi, boys love.
Results: Yaoi (やおい) juga dikenal dengan nama Boys' Love, adalah sebuah istilah populer dalam bahasa Jepang yang merujuk pada genre penerbitan media fiksi yang berfokus pada hubungan antarpria yang bersifat homoerotis maupun homoromantis
Sebagian besar yaoi dibuat oleh perempuan, untuk perempuan. Setidaknya seorang antropolog menyebutkan bahwa yaoi adalah sebuah produk persilangan antara dua budaya tabu yang cukup universal: homoseksualitas dan kebebasan perempuan atas ekspresi seksual. Isi yaoi beragam mulai dari situasi romantis dengan materi dewasa yang sedang hingga subgenre yang mengandung fetishisme, meliputi anthropomorphisme, cosplay, seks tidak konsensual atau "non-con", monster, incest, orgies, shotacon, dan ilustrasi-ilustrasi tabu lain yang beragam mengenai homoseksualitas.
Dua pihak dalam suatu hubungan yaoi sering kali disebut sebagai seme ("penyerang") dan uke ("penerima"). Walau istilah ini berasal dari ilmu bela diri, keduanya telah digunakan dalam konteks seksual selama berabad-abad dan tidak mengandung konotasi negatif. Seme diturunkan dari kata kerja bahasa Jepang semeru ("menyerang") dan uke dari kata kerja ukeru ("menerima"). Walau kaum gay biasanya menggunakan istilah "top" dan "bottom", seme dan uke lebih serupa dengan "pelempar" dan "penangkap".
Seme seringkali ditampilkan sebagai stereotip laki-laki dalam kultur anime dan manga: kalem, kuat secara fisik, dan/atau protektif. Seme biasanya memiliki rahang yang lebih kokoh, rambut yang lebih pendek, dan penampilan yang lebih maskulin daripada uke.
Uke biasanya lebih androginus atau feminin dalam penampilannya dan seringkali memiliki tubuh yang lebih kecil dan kadang-kadang secara tidak realistis memiliki perilaku yang cenderung seperti anak perempuan. Si uke biasanya lebih dahulu jatuh cinta sebelum si seme.
Walau stereotip ini sangat umum, tidak semua karya yaoi seperti itu. Sebagai contoh, beberapa cerita yang diterbitkan Be x Boy menampilkan cerita dengan tema seperti seme yang lebih muda atau peran seme dan uke yang dapat ditukar. "Aturan tinggi badan", implikasi bahwa yang berbadan lebih tinggi memiliki kekuatan yang lebih besar, juga kadang-kadang dilanggar.
.
Hankyung -begitu pria itu dipanggil di negara ginseng ini- menutub salah satu tab hasil pencariannya mengenai boys love di internet. Ia mengusap kasar wajah oriental chinese-nya dan menghela nafas berat.
"Yaoi does exist." Gumamnya menatap sebuah figura foto berwarna putih yang terletak di samping laptopnya. Foto seseorang yang belum lama ia kenal, berambut hitam legam sebahu dengan mata bulat senada dengan langit malam yang sukses menjerat perhatian Hankyung dari dunia luar.
.
Sekedar prolog, ide muncul setelah mengingat novel Autumn In Paris-nya Ilana Tan.
Kesamaan beberapa kalimat dan kejadian memang sengaja dikutip dari novel tersebut.
