Disclaimer: Highschool DxD dan segala franchisenya milik Ichiei Ishibumi
Kemungkinan besar mengambil franchise lain dan Rias tidak masuk harem(probabilitasnya 75% tidak masuk harem...)
Rate: T(minor gore, violence)
Pairing: Issei x Raynare (main) x Harem, OC x OC
Chapter 1 – Sang Naga-Phoenix, Issei Hyoudou
Issei's POV
Halo namaku, Issei Phenex. Tapi, disini aku lebih dikenal sebagai Isamu Hyoudou, adik dari seorang aktor terkenal, Ryuu Hyoudou, aslinya Ruval Phenex. Aku memiliki rambut coklat dengan bang pirang. Namun, aku kerap mencat bang yang kupunya agar tidak ketahuan siapa diriku yang asli. Aku memiliki mata berwarna coklat.
Dulu, ibu dan ayahku sering bertengkar karena ini. Dulu, ibuku menyangka kalau ayahku bermain dengan Venelana-Obaa-san, sementara ayahku menyangka ibuku bermain dengan salah satu laki-laki klan Bael. Namun, itu semua sudah basi. Sekarang aku kelas 3 di Akademi Kuoh, dan aku akan segera pergi dari tempat ini.
Sebentar lagi, ada ujian bagi kami, para anak-anak kelas 3. Aku disini lebih tua setahun daripada Duo Onee-sama dan dua tahun lebih tua daripada sang "School Prince" Kiba Yuuto dan "Mascot" Koneko Toujou. Kehidupanku disini sebagai orang yang sangat dingin, bersama dengan 'teman baik sepanjang hidup'ku, Matthew Ryono.
Namun, nama aslinya adalah Mashu Daemon. Dia memiliki rambut jabrik dan berponi oranye. Dia memiliki mata dengan warna campuran krimson dengan oranye. Dia memiliki sifat yang kasar, dingin. Namun, dia aslinya orang yang baik dan bisa dipercaya, apalagi, aku adalah 'teman baik sepanjang hidup'nya.
Omong-omong, dia adalah keturunan Alfric Daemon, satu-satunya iblis hebat yang pernah mengalahkan Ophis, Trihexa, dan Great Red, bahkan ketika mereka berkerja sama untuk mengalahkan Alfric Daemon, mereka tidak menang sama sekali. Para Maou paling takut kalau dia bangkit kembali. Apalagi, Sirzechs, karena, dia berpotensi mengambil pangkat 'Lucifer'nya.
Mashu Daemon sendiri adalah [Ratu] dari Venelana Gremory yang akan pindah ke peerageku. Kenapa? Karena, aku akan segera menjadi [Iblis Kelas Tinggi] setelah aku lulus dari Akademi ini. Mashu sendiri memiliki [Gods Scale], zirah dibalik bajunya dan [Sword Void], dua Sacred Gear yang melampaui [True Longinus].
Dia adalah keturunan ke-lima dari Alfric Daemon dan orang terkuat diantara seluruh generasi Daemon. Dia mampu mengalahkan kakeknya hanya dengan pertarungan tangan kosong sementara kakek buyutnya menggunakan jurus-jurus terbaiknya, ditambah lagi memiliki kedua Sacred Gear yang paling kuat sepanjang masa.
Sacred Gear terkuat sepanjang masa dan sebuah kekuatan yang tidak diketahui namanya. Di [Sword Void]nya, dia memiliki berbagai senjata kelas tinggi. Bicara masalah Sacred Gear, aku memiliki dua Sacred Gear. [Boosted Gear] yang kudapatkan ketika aku lahir dan alasan aku memiliki rambut berwarna coklat ini dan [Divine Dividing], pemberian kawanku sebelum meninggal. Aku juga memiliki kekuatan Phoenix dan satu kekuatan misterius. Oh ya, kami dikenal sebagai 'Dragon and Phoenix Duo' di kalangan kaum supranatural.
Sekarang, aku sedang di kelas bersama dengan Mashu memerhatikan materi yang akan dimasukkan ke ujian penentuan kuliah. Kami menatap huruf kanji dengan penuh rasa bosan, terkadang, kami memerhatikan angka-angka yang tak kalah membosankannya.
Begitu juga huruf latin yang digunakan dalam bahasa Inggris, yang sangat membosankan. Tapi, bagiku ini membosankan karena, ini sudah dibahas di sekolah menegah yang ada di Dunia Bawah, dimana adikku dan orang tuaku tinggal. Matthew dengan nekatnya tidur di kelas. Namun, para guru membiarkan kami. Karena, kita selalu mendapat nilai yang terbaik.
Beberapa saat kemudian,(Third POV)
Bel berbunyi menandakan hari terakhir belajar sudah selesai. Besok, mereka akan ujian masuk kuliah. Di Jepang, tidak ada yang namanya Ujian Nasional, mereka langsung tes masuk kuliah. Terlihat beberapa siswi mengambil tas mereka dan pergi. Karena, ini adalah bekas sekolah khusus wanita.
Mereka pun segera pulang karena mereka tidak betah di sekolah terlalu lama, apalagi kalau dipaksa ke KIG. Namun, laki-laki dengan rambut jabrik hitam dengan seragam lengkapnya menepuk pundak temannya.
"Isamu-dobe, sepertinya ada yang menguntit kita, dan aura penguntitnya sama." Kata orang itu sambil berjalan dengan temannya, Isamu.
"Matthew-teme, kalau demikian lebih baik kita pergi." Kata Isamu yang mengajaknya pergi.
Tapi, anehnya peguntit ini terus menguntit mereka selama perjalanan mereka, dia adalah gadis kecil yang memiliki rambut warna putih seleher, mata warna kuning, dan memakai seragam dengan rapi. Tetapi, mereka terus berjalan dan tidak memedulikan si penguntit itu.
"Isamu-senpai dan Matthew-senpai sedang berjalan." Kata penguntit itu sambil berjalan mengikuti mereka dari belakang hingga mereka masuk ke rumah mereka.
Setelah Issei dan Matthew masuk ke rumah mereka, dia segera pergi menuju sebuah bangunan sekolah tua. Setelah dia masuk, ada tiga orang disana, yang satu merupakan laki-laki berambut pirang dengan mata berwarna abu-abu dan memakai seragamnya dengan benar, dia sedang berdiri dengan tegaknya disamping sofa.
Yang satunya lagi adalah gadis berambut hitam kuncir kuda dengan mata warna violet yang selalu tersenyum sepanjang hari, kecuali kalau ada sesuatu yang mengganggunya, seragamnya menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah. Yang terakhir, gadis berambut merah dengan panjang sepinggang dengan mata biru yang selalu terlihat sedih, bajunya juga menunjukkan lekuk yang paling diidamkan oleh pria.
Lalu, penguntit ini, yang memiliki badan yang paling kecil diantara semuanya, bersurai putih sebahu dengan mata kuning, juga berseragam lengkap segera duduk dan makan.
"Koneko, Bagaimana dengan keadaan Isamu dan Matthew?" tanya si gadis berambut merah.
"Mereka menjalani kehidupan mereka dengan baik-baik saja, Rias-buchou." Kata si penguntit dengan nama Koneko itu.
"Ara ara, aku penasaran siapa Isamu dan Matthew ini. Mereka selalu berdua, jangan-jangan..." kata gadis berambut hitam dengan kuncir kuda itu.
"Mereka adalah "Dragon and Phoenix Duo', Akeno." Balas Rias kepada si perempuan berambut hitam itu yang bernama Akeno.
"Sudah, jangan berasumsi kalau mereka ada disini." Kata laki-laki berambut pirang itu yang berusaha untuk menenangkan mereka.
"Matthew dan Isamu adalah senior yang baik menurutku. Namun, Isamu terlihat menyembunyikan kesedihannya." Kata laki-laki itu. Lalu, Rias segera sadar kalau mereka bukanlah musuhnya, atau 'Dragon and Phoenix Duo'.
"Oh, ya kau benar juga, Kiba-kun. Terima kasih." Kata Rias.
"Tapi, aku merasakan aura yang sama kuat dengan 'Dragon and Phoenix Duo' dari mereka, atau lebih kuat." Kata Rias.
"Ara ara, ini membuatku semakin ingin mengetahui mereka." Kata Akeno.
"Koneko, teruskan apa yang kau lihat." Kata Rias.
"Baik, Buchou." Kata Koneko.
"Yang lain, urus kontrak yang ada." Perintah Rias kepada Kiba dan Akeno, lalu, mereka pergi menggunakan lingkaran sihir mereka masing-masing.
Kembali ke rumah Isamu/Issei
Dua laki-laki sedang duduk di meja yang berbeda untuk memelajari pelajaran mereka. Yang satu memiliki rambut jabrik warna oranye dan mata berwarna merah, dia memakai seragam akademi Kuoh. Satunya lagi, memiliki rambut coklat dengan bang pirang, dia mengenakan baju merah, seragamnya sudah dia cuci.
"Ini terlalu mudah, Issei-dobe." Kata laki-laki berambut oranye itu kepada temannya yang berambut coklat dengan bang pirang itu.
"Ya, kau benar, Mashu-teme." Kata temannya yang bernama Issei kepada temannya yang memiliki jabrik oranye itu.
"Omong-omong, Rias dan kawan-kawan tidak mengetahui siapa kita sebenarnya kan?" tanya Issei pada Mashu.
"Ya, kebetulan, mereka tidak tahu." Kata Mashu.
"Jangan khawatir, sebentar lagi kita ke Kyoto dan melupakan mereka." Kata Mashu. Lalu, Issei kaget dan heran apa yang Mashu katakan.
"Kyoto?" tanya Issei.
"Ya, Kyoto. Kau tidak suka bertemu Rias kan?" tanya Mashu kepada Issei.
[Itu sudah tidak usah ditanya...] Kata Ddraig dengan nada santai sambil bermain kartu dengan Albion.
{Ddraig, lihat kartuku... Dan, aibou kita memang membenci 'puteri manja' itu. Apalagi, dia tidak tahu kebenarannya.} kata Albion sambil menunjukkan gabungan kartu dengan formasi Full-House.
[Apa?! Kartu Full-House? Bagaimana bisa?] kata Ddraig dengan kaget
{Keberuntungan belaka...} kata Albion.
"Ya," kata Issei.
"Aku punya solusinya, daripada kita tinggal di Kuoh dan akan selalu bertemu dengannya, lebih baik kita ke Kyoto. Kebetulan, aku memiliki teman disana. Dia adalah satu dari empat [Yondai Maou no Koutei], Shuten Doji." Kata Mashu.
"Jadi, semua akan sedikit lebih mudah. Apalagi, kau akan suka dengan anak dari Yasaka, satu-satunya wanita di [Yondai Maou no Koutei], Kunou. Kunou lahir ketika aku berada disana, seharusnya dia 17 tahun sekarang.." Lanjut Mashu.
"Nanti akan kuberitahu lagi begitu kita sampai di Kyoto." Kata Mashu.
"Kenapa kau bisa kesana?" tanya Issei.
"Venelana-Sama tidak pernah ikut Rating Game semenjak pernikahannya dengan Lucius-san dan kita bebas, sehingga, aku memutuskan untuk berjalan-jalan, ketika itu, kau dan Rias belum lahir." Kata Mashu.
"Aku sudah berjalan-jalan ke Reykjavík, Oslo, Kairo, Athens, Roma, Magelang, Bali, Beijing, dan Kyoto itu sendiri, tepat sebelum kelahiran Rias, aku sedang ada di Kyoto." Kata Mashu.
"Lalu kenapa kau terlihat sangat muda?" tanya Issei.
"Kami, keluarga Daemon, memiliki kemampuan untuk merubah rupa tubuh kita. Menjadi hewan atau tumbuhan, mengubah jenis kelamin secara keseluruhan, raut wajah, umur badan, warna rambut, bentuk rambut, warna mata, bentuk mata, ukuran masing-masing tubuh, tinggi, dan berat badan sesuai keinginan. Kalau disimpulkan, kami dapat mengubah semua bagian tubuh kami." Kata Mashu.
Issei hanya terdiam mendengarkannya. "Ini adalah versi mudaku, versi asliku terlihat seperti bapak-bapak 40-an, namun aku tidak memiliki perut yang besar." Kata Mashu.
"Hah?! Kau 40-an?" tanya Issei.
"Ya," kata Mashu, lalu dia berubah wujud menjadi wujud aslinya. Badannya tetap kurus dan tingginya tetap sama namun, rambut oranyenya menua, rambutnya pendek tanpa jabrik, memakai seragam butler, dan dia memiliki sebuah kumis dan janggut.
Namun, dia terlihat seperti bapak-bapak yang keren. Issei hanya kaget setelah melihat ini. Tertegun akan penampilan Mashu yang aslinya sudah sangat tua dan sudah berkepala empat walaupun dia tidak memiliki seorang istri. Wajahnya dapat membuat gadis menyangka kalau dia masih 20-an.
"O, jadi begitu." Kata Issei. Lalu, dia berubah lagi menjadi versi mudanya.
"Ya, bisa dibilang begitu." Kata Mashu yang segera berdiri dan menyeduh sebuah minuman.
Esok pagi,
Paginya, mereka diberi ceramah dari motivator yang terkenal. Lalu, mereka diberi waktu untuk belajar selama 5 jam. Mereka menggunakan dua jam pertama untuk bersenang-senang di kelas, karena, guru tidak ada di sana.
Mashu dan Issei belajar disana, soalnya, mereka hanya satu-satunya pria yang ada diangkatan mereka.
"Glek, kalau kita tidak belajar, mampuslah kita." Kata Mashu/Matthew yang berusaha membaca buku pelajarannya.
"Aku setuju!" kata Issei/Isamu yang juga membaca buku itu.
"Tes dari University of Kyoto memang susah, namun, ini levelnya lain." Kata Mashu yang berusaha membaca buku itu. Namun, itu semua hanyalah improvisasi, karena, aslinya mereka adalah orang yang sangat pintar.
Lalu, tes berjalan di kelas masing-masing, mereka menerima soal berdasarkan universitas yang mereka pilih. Untungnya, Rias dan Akeno setahun lebih muda daripada Issei dan Mashu, karena mereka akan menatap Issei dengan penuh kebencian. Kiba akan segera mengambil pangkat Mashu dan Issei sebagai bishonen nomor satu di Kuoh Akademi.
Namun, begitu mereka keluar, mereka dicegat oleh tiga gadis dan satu laki-laki. Gadis pertama memiliki rambut warna merah dengan panjang sepinggang dengan mata biru, bajunya juga menunjukkan lekuk yang paling untuk pria.
Gadis kedua adalah gadis berambut hitam kuncir kuda dengan mata warna violet yang selalu tersenyum sepanjang hari, kecuali kalau ada sesuatu yang mengganggunya, seragamnya menunjukkan lekuk tubuhnya yang indah.
Gadis ketiga memiliki memiliki rambut warna putih seleher, mata warna kuning, dan memakai seragam dengan rapi. Laki-lakinya berambut pirang dengan mata berwarna abu-abu dan memakai seragamnya dengan benar.
"Apa?! 'Duo Onii-sama' bertemu dengan 'Duo Onee-sama', 'School Mascot', dan 'Bishonen'? "Kya!" teriak para siswi akademi Kuoh.
"Ugh, dasar para bishonen sialan!" umpat para siswa se-akademi mereka.
"Kenapa selalu kalian bertiga, INI TIDAK ADIL!" kata dua orang yang langsung meluncur ke mereka dan mendorong kaki mereka ke depan. Yang satu memiliki kepala botak dan yang satunya memiliki rambut seleher dengan kacamata, mereka juga mengenakan seragam Kuoh.
Lalu, Mashu/Matthew langsung menangkap kaki mereka berdua dan melempar mereka berdua kebawah.
"Matsuda dan Motohama, kelas 2-A. Kalian itu 'Duo Mesum', itu kenapa kalian tidak pernah mendapatkan gadis. Yang kedua, kalian tidak memiliki apapun didalam kalian." Kata Mashu begitu melempar mereka ke arah pohon yang terletak di samping kanan mereka.
"Sakit..." kata mereka berdua.
Lalu, Mashu/Matthew menatap Rias setelah membanting mereka.
"Ada apa?" tanya Mashu/Matthew dengan nada dinginnya.
"Rias Gremory, sudah beberapa hari kau mengirimkan stalker ke tempat kita, kira kita tidak tahu. Bahkan, kau menggunakan Kiba sebagai orang yang pura-pura berteman dengan kita." Kata Issei/Isamu kepada gadis berambut merah itu dengan kepahitan di nadanya sambil menunjuk laki-laki berambut pirang itu.
Lalu, laki-laki itu kaget dan membalas perkataan Issei/Isamu.
"Tunggu! Aku memang seperti itu dulu. Namun, aku menikmati masa-masa bersama kalian." Balas laki-laki itu yang bernama Kiba.
"Pembohong," kata Issei/Isamu dengan kepahitan yang akhirnya ditunjukkan pada Kiba walau selama ini dia baik dan ramah pada mereka. Kiba hanya diam tidak berkutip. Sementara, Mashu/Matthew diam karena dia adalah penengah dari pertengkaran mereka.
'Mungkin, aku disuruh ibumu untuk menjagamu. Namun, aku lebih diprioritaskan untuk menjaga Issei. Jadi, aku tidak bisa melawan.' Batin Matthew/Mashu.
'Sudah kuduga, Isamu dan Matthew tidak suka dengan Rias, mereka langsung menatap kami dengan penuh kepahitan.' Batin Kiba.
"Isamu, Matthew, ikut kami di Klub Ilmu Gaib sekarang," kata Rias.
"Kami tidak mau, kami akan segera pergi dari sini." Kata Issei/Isamu.
Lalu para siswa mencemooh mereka. "HEH!? BISHONEN MACAM APA KALIAN, BANYAK YANG DARI KAMI INGIN GABUNG KE KLUB ILMU GAIB, TAPI, KAMI TIDAK DITERIMA, KALIAN YANG DIUNDANG MENGAPA MENOLAK TAWARAN MEREKA, KALAU KAMI ADALAH KALIAN, KAMI AKAN MENERIMA DENGAN SENANG HATI!" cemooh salah satu dari mereka.
"Kami memiliki rekor selama 3 tahun tidak memasuki klub manapun dan kami berhasil naik kelas." Kata Mashu/Matthew dengan dinginnya.
"Jadi, apa maksud kalian?" tanya Issei/Isamu.
"Kami tahu kalau kalian akan segera pergi, justru karena itulah kami mengundang kalian." Kata Rias dengan senyumannya.
"Ya sudah, kami akan ke sana. Namun, ingat, ini hanya berlansung selama lima menit." Kata Mashu/Matthew.
"Sudahlah, Isamu-dobe, kita ikuti saja dulu. Nanti kita tahu semuanya." Kata Mashu/Matthew.
Lalu, mereka ada di ruangan dengan gaya victoria, disana ada fasilitas yang sangat lengkap.
Lalu, Rias menuju ke sebuah meja sambil duduk di kursi itu. "Silahkan duduk," katanya. Lalu, Mashu/Matthew dan Issei/Isamu tetap berdiri.
Sementara, si gadis kecil itu dan Kiba duduk di sofa itu, sementara gadis kuncir hitam itu sedang pergi untuk menyeduh sesuatu. "Maafkan perilaku kasar kami, kalian sudah tahu namaku, Rias Gremory, senang bertemu dengan kalian, biar kuberitahu nama-nama anggota lainnya." Kata gadis itu.
"Disana yang sedang menyeduh teh, namanya Akeno Himejima." Kata Rias sambil menunjuk pada gadis kuncir hitam itu.
"Ara ara, senang bertemu dengan kalian." Kata Akeno dengan ramah.
'Cih ini keramahan palsu.' Batin Issei/Isamu.
Lalu, Rias menunjuk gadis kecil yang duduk di sofa, dia sedang makan sesuatu. "Gadis yang sedang duduk di sofa dan makan bernama Koneko Toujou." Kata Rias dengan senyumnya.
"Yang terakhir, kalian sudah tahu namanya kan?" tanya Rias.
"Yuuto Kiba," kata Issei/Isamu dengan pahitnya.
"Sudahlah, Iss-, Isamu-teme." Kata Mashu/Matthew yang hampir keceplosan.
"Bisakah kalian mengenalkan diri kalian kepada kami, Isamu-senpai, Matthew-senpai?" tanya Rias dengan lembutnya.
"Kami hanya murid biasa, dengan nama Isamu Hyoudou dan Matthew Ryono." Kata Issei/Isamu dengan tatapan sinis.
"Maukah kau bergabung dengan di 'peerage'ku?" tanya Rias dengan senyuman khasnya.
"Tidak, kami mengerti apa yang kau maksud dan kami lebih suka hidup bebas." Kata Issei/Isamu.
Lalu, mereka segera pergi ke pintu terdekat.
"Oh kalau begitu, ya sudah. Apakah kau tidak meminum teh dari kami?" tanya Rias.
"Kami tidak akan mau menerima jamuanmu, terima kasih." Kata Issei/Isamu yang keluar dari pintu dan menutupnya dengan tenang.
Mashu/Matthew dengan cepat menyusulnya. "Maafkan Isamu, Rias-san. Sepertinya dia tidak suka denganmu." Kata Mashu/Matthew yang segera pergi menyusul Issei/Isamu.
"Matthew sangat dingin terhadapku dan Isamu membenciku, jangan-jangan mereka..." kata Rias.
"Mereka adalah 'Dragon and Phoenix Duo!" kata Akeno.
"Benar kan, kita harus serang mereka sekarang! Akhirnya, aku bisa bebas dari perjanjian aneh itu." Kata Rias dengan senangnya.
"Rias-buchou, Issei akan diangkat menjadi [Iblis Kelas Tinggi] sebentar lagi, kita bisa mengajaknya di Rating Game untuk itu." Kata Koneko.
"Baiklah, ayo kita pergi." Kata Rias
Disaat yang bersamaan,
Issei sedang duduk di kursi depan, karena dia akan diangkat sebagai [Iblis Kelas Tinggi]. Mashu sedang merokok dipintu depan sambil menjaga keamanan disana. Disana juga ada beberapa calon [Iblis Kelas Tinggi] yang siap menerima bidak dan sudah menerima bidak.
"Issei Phenex, silahkan berdiri dan mengambil bidakmu sekarang." Kata seseorang yang berdiri di mimbar untuk memanggil Issei untuk kedepan. Issei pun berdiri dan hendak mengambil bidaknya, lalu ada beberapa orang yang berdiri di tengah-tengah audium, dia adalah Rias Gremory dan kawan-kawannya.
"Issei Phenex, aku ingin mengalahkanmu! Bawa bidakmu dan hadapi aku!" kata Rias yang menunjuk ke Issei dengan nada menantang.
"Baiklah," kata Issei yang mengangguk tanda menerima tantangan dari Rias.
"Kalau aku menang, putuskan hubungan kita! Kalau kau kalah, mintalah apa yang kau mau." kata Rias.
Mashu langsung datang ke Issei sambil berbisik. "Kita pura-pura kesakitan saja, dengan begini, kita akan lebih mudah untuk kabur ke Kyoto." Bisiknya.
"Ide yang bagus." Kata Mashu, sementara, dari kejauhan Venelana menatap Mashu dengan tatapan ganas yang mengatakan, 'Kalau kau kalah, aku akan menahanmu di peerageku!', namun, tidak efek bagi Matthew karena dia tetap saja akan kabur ke peerage Issei dan pergi ke Kyoto.
"Baiklah, kami terima tantanganmu!" kata Issei dengan keyakinannya yang sudah setinggi langit dan dia menatap Rias dengan tatapan penuh belang dan persiapan yang sangat mantap bagaikan orang yang sudah siap dengan strategi kaburnya, lalu Issei memasukkan bidak [Ratu] pada Mashu dan bidak [Ratu] milik Venelana keluar dari dadanya dan dimasukkan oleh milik Issei.
"Ini sudah lebih dari cukup untuk melawanmu." Kata Issei dengan nada yang dikeluarkan jenderal perang yang siap menghadapi pasukannya dan selicik seorang ahli strategi yang siap untuk menjalankan strateginya dengan mulus, strateginya adalah berpura-pura kesakitan dan minta kalah.
"Baiklah kalau begitu," kata Issei, lalu Mashu, Issei, Rias, dan kawan-kawannya dipindahkan ke sebuah hutan dengan banyak sekali benda-benda kecil berbentuk seperti sirip dan berwarna hijau yang menggantung pada sebuah tiang alam berwarna coklat.
[Selamat malam semuanya, hari ini kita disajikan dengan sebuah [Rating Game] oleh orang yang baru saja naik menjadi [Iblis Kelas Tinggi]. Kita akan melihat [Rating Game] pertama Issei Phenex melawan Rias Gremory! Saya akan mengomentari jalannya [Rating Game] ini!] kata seorang komentator Rating Game yang berteriak dengan serunya layaknya seorang komentator sepak bola.
"Baiklah, mari kita langsung menjalankan rencana kita, Issei." Kata Mashu dengan yakinnya sambil memegang pundak Issei dimana dia membalasnya dengan sebuah anggukan, lalu mereka segera berlari ke sebuah tempat dimana musuhnya berada walau mereka hanya sekedar berlari asal.
[Seperti dugaan kita! Dragon and Phoenix Duo berada di kelompok yang sama! Mereka berada di dalam satu peerage dan bagaimana Rias dan peeragenya mampu menghadapi mereka?] kata sang komentator dengan mic yang dia dekatkan ke mulutnya ketika dia berteriak mengatakan hal itu.
Semua orang melihat [Rating Game] itu dan yakin bahwa 'Dragon and Phoenix Duo' atau peerage Issei akan memenangkan pertarungan walaupun mereka berdua merencanakan hal yang penuh dengan ironi dari apa yang mereka harapkan.
Seketika Issei dan Mashu sampai di tempat tertentu yang terletak beberapa meter sebelum mereka tiba di tempat yang menjadi tujuan mereka, namun tiba-tiba mereka terjebak dengan sebuah sihir walaupun mereka tidak terkena efeknya, tapi asapnya cukup tebal, sehingga cukup untuk membuat mereka berpura-pura kesakitan.
"Aduh... Sakit... Ini lebih sakit daripada tamparan Venelana-sama..." kata Mashu yang memegang perutnya dan berpura-pura kesakitan di lantai sambil berputar kesana kemari. Issei juga mengatakan hal yang semakna walau kata-katanya beda. Rias menyeringai akan apa yang ia lihat dan menyuruh Kiba dan Koneko menyerangnya.
[Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka yang kesakitan seperti dipukul oleh orang kuat? Ada apa dengan mereka?] tanya si komentator, sementara para penonton kebingungan dengan apa yang mereka lihat. Karena, Issei dan Mashu terkenal sebagai pembasmi musuh yang selalu diandalkan dan dapat dipercaya di alam bawah tanah.
"Argh! Pedang itu sangat menyakitkan! Jangan tebas aku dengan itu!" kata Issei yang kesakitan karena ditebas pedang Kiba dan pura-pura kesakitan, walau aslinya Issei bisa beregenerasi dan
Koneko yang meninju Mashu juga berpikir kalau dia berhasil melukai Mashu. Walaupun Mashu tidak kesakitan sama sekali.
"Sialan! Sakit! Ini lebih sakit daripada pukulan Venelana." Kata Mashu yang kesakitan, sementara itu ditempat yang lain, Venelana menatapnya dengan tatapan penuh kekecewaan di satu sisi sementara di sisi lainnya dia merasa menang karena akhirnya ada sesuatu yang sangat spesial yang akhirnya dia bisa dapat.
[Kenapa Issei dan Mashu kesakitan? Ini sangat aneh? Apa mereka kelelahan melawan [Organisasi Teroris Misterius] itu?] tanya sang komentator dengan heran dan para penonton ikut terkaget, ayah dan ibu Mashu, Tuan dan Nona Daemon hanya diam saja dengan apa yang ia lihat disana. Karena, dia tahu anaknya memiliki tujuan dengan aksinya dan juga sempat memberitahu rencananya dengan Issei ke Tuan dan Nona Daemon ini.
Kakaknya Issei, Ruval Phenex juga tahu rencana palsu Issei dan Mashu walaupun dia tidak menerima di satu sisi, tapi di sisi yang lain, dia menerimanya sebagai seorang kakak sekaligus seorang pria, dia tahu Issei ingin memilih gadis yang bukan Rias.
Makanya, ibu dan ayah Mashu diam saja dan berakting kalau mereka tidak tahu apa apa, begitu juga dengan Ruval, mereka hanya berakting seolah-olah mereka tidak tahu dan tetap melihat apa yang ada di depan mereka dengan tatapan biasa saja.
"Demi senyum Rias-buchou, kami rela menyerang kalian! Pergi dari kehidupannya, sekarang juga, Issei Phenex!" kata Kiba sambil terus menyerang Issei yang kesakitan, layaknya memukul sarung tinju yang tidak bisa membalas serangan.
Hal serupa dilakukan oleh Koneko pada Mashu walau dia hanya diam ketika dia melakukannya dan dia terus melakukan hal yang sama hingga Akeno terbang dan berhenti ketika dia sudah diatas Matthew dan Issei yang pura-pura kesakitan.
"Kau akan terus membuat Rias-buchou menangis kalau kalian tidak pergi." Kata Akeno sambil mengalirkan kekuatan gledek ke tangan kanannya yang dia sudah arahkan keatas dan Rias terbang hingga berada disebelahnya sambil membuat sebuah bola merah tua yang mampu menghancurkan apa saja yang ada di depannya.
"Enyahlah dari kehidupanku, Issei Phenex!" kata Rias dengan nada pahit dan penuh amarah sambil mengumpulkan kekuatan [Power of Destruction] ke tangannya, lalu kedua kekuatan yang dikeluarkan Rias dan Akeno bersatu dan membentuk sebuah bola besar berwarna merah tua dan kuning. Dan, mereka segera menembakkan bola tersebut pada Issei dan Mashu yang kesakitan campur kelelahan.
"Tungg..." kata mereka berdua walaupun terpotong oleh serangan itu, Koneko dan Kiba sudah tidak ada di tempat kejadian pekara itu dan mereka menerima serangan Rias dan Akeno yang sebenarnya bukan apa-apa, namun mereka hanya berpura-pura menyerah, lalu badan mereka bersinar warna biru.
[Ini adalah [Rating Game] yang cukup aneh, Bidak [Raja] dan [Ratu] dari peerage Issei Phenex sudah mundur, [Rating Game] ini dimenangkan oleh Rias Gremory.] kata komentator dengan nada datar dimana semuanya mengatakan 'yey' dengan pelan dan datar.
"Kita akhirnya terbebas dari janji aneh itu, aku bisa bebas memilih kuliahku, dan Valerie... Aku telah membalaskan dendammu akan Issei." kata Rias dengan nada kalemnya dimana yang lain mengangguk lalu muncul di depan.
Yang mereka lihat adalah Issei dan Mashu yang sudah bersiap-siap membawa koper untuk pergi ke tempat lain dan anehnya tidak terluka. Bahkan, badan mereka seperti saat sebelum mereka
"Bagaimana kalian... Bukannya..." kata Rias dengan kagetnya seperti melihat sesuatu yang sangat tidak mungkin dan aneh, walaupun Issei memang memiliki kemampuan beregenerasi sementara Mashu tidak, dan sedari tadi mereka menyerang, Issei dan Mashu berteriak kesakitan.
"Kami tidak kesakitan, kami hanya pura-pura, supaya kami bisa lepas dari janji ini dan aku juga tidak ingin melihatmu lagi." Kata Issei dengan nada dinginnya sambil bersiap-siap untuk pergi.
"Maafkan aku, nona muda, aku hanya berpura-pura... Dan, aku hanya memilih Issei karena kami sudah biasa menjadi mitra." Kata Mashu dengan nada datarnya, dia pun siap-siap untuk pergi dan membuat sebuah lingkaran sihir dengan logo phoenix.
"Sebelum aku pergi, biar aku beritahu sesuatu padamu," Kata Issei sembari berdiri di lingkaran itu.
"Apa itu?" tanya Rias dengan nada dingin karena dia masih membenci Issei akan apa yang ia sempat lakukan dulu, dan pandangan Rias pada Issei memang sudah parah semenjak kepergian dari seorang gadis bernama Valerie itu.
"Valerie sendiri yang memintaku untuk membunuhnya, dan aku juga tidak mau." Kata Issei dengan dinginnya.
"Omong kosong! Kau kan Sekiryutei dan dia adalah Hakuryukou. Lagipula, sekarang kau adalah Sekiryutei-Hakuryukou." kata Rias dengan nada yang meninggi dan mengeras, Akeno, Kiba, dan Koneko hanya menatap dingin Issei.
"Terserah padamu, Rias Gremory. Tapi, kata terakhirnya adalah, 'Semoga kau dan Rias hidup bahagia bersama, aku tahu kalau aku tidak bisa bersama. Dan, maafkan Albion atas ego dan perbuatannya.'. Aku yakin Valerie akan sedih atas keegoisanmu itu." Kata Issei dengan dinginnya layaknya orang yang sudah sangat membenci lawan bicaranya yang sekarang.
Mata Rias terbelakak ketika mendengar kata-kata terakhir Valerie yang diucapkan oleh Issei, ribuan kenangan terngiang di kepala Rias sembari mengingat apa yang ia lihat, namun dia hanya bisa terbelakak sambil melihat lingkaran sihir jingga dengan logo phoenix di tengahnya bersinar dan menyinari Issei dan Mashu, lalu mereka menghilang.
"Issei..." Gumam Rias dengan penyesalannya yang sangat besar, karena dia baru tahu bahwa dia membuang seseorang yang ternyata sangat berharga baginya, dan dia baru tahu itu sekarang. Namun, waktu dan situasinya sudah mengatakan tidak dan sudah terlambat untuk Rias untuk mengembalikan Issei ke hidupnya.
Sementara itu, Issei dan Mashu sedang perjalanan menuju stasiun terdekat, namun di depannya terdapat seorang gadis yang berdiri di depannya dan dia memakai baju ungu biasa dengan rok sepaha biru, rambut hitamnya tergerai dengan indahnya dan iris ungunya membuat wajahnya semakin cantik.
"Apakah kau Isamu Hyoudou?" tanya gadis itu
TBC
