LUNA
.
.
"Hai, BabyKyu. Hari ini kau mau kencan denganku?"
"Enyah kau dari hadapanku, brengsek." Remaja manis berambut coklat itu berdecih. Dia sedang menikmati waktu santainya ditaman dan si brengsek sialan ini malah mengganggunya dengan ajakan kencan yang sudah ratusan kali ditolaknya.
Seolah tidak tau situasi, pemuda didepannya itu mengeluarkan senyum charmingnya yang dapat menarik perhatian banyak wanita dan pria. "Jangan marah seperti itu, Baby. Kau terlihat manis jika sedang marah tapi aku lebih suka melihatmu tersenyum. Kau terlihat semakin cantik."
Tepat setelah kata-kata itu terucap, sebuah tendangan tepat mengenai selangkangan pemuda tampan itu.
"Rasakan itu, Choi." Kaki rampingnya mulai berjalan pergi. Tapi baru beberapa langkah, dia kembali berbalik. "Dan satu lagi. Aku bukan bayi mu, brengsek." Satu pukulan kembali melayang, kali ini pipinya yang terkena tamparan dari tangan kurus itu.
Merasa puas dengan hasil karyanya di pipi pemuda yang menurutnya brengsek itu, pemuda yang dipanggil BabyKyu ini melenggang begitu saja meninggalkan korbannya yang sedang terduduk dilantai koridor dengan sebelah tangannya memegang selangkangan dan tangan lainnya mengusap pipinya yang terasa panas dengan jejak telapak tangan yang terlihat jelas.
Poor you, Choi.
Satu pelajaran yang perlu di ingat. JANGAN PERNAH MENGATAKAN SEORANG CHO KYUHYUN DENGAN SEBUTAN CANTIK.
.
Araelf
.
Suara tawa memenuhi meja di sudut kantin paling belakang itu. Membuat suasana kantin yang sudah berisik semakin jadi berisik. Mereka tetap saja tertawa tanpa mempedulikan seisi kantin yang menatap mereka jengkel dan seorang namja manis yang ingin sekali membunuh mereka.
"Hah. Itu pasti lucu sekali, Kyu. Andai aku ada disana." Pemuda jangkung itu berusaha berbicara ditengah napasnya yang memburu karena tertawa sejak tadi.
"Diam kau, Chwang. Dan kau Minho, suruh hyung mu itu untuk jangan mengganggu ku lagi dan juga berhenti memintaku menjadi Luna nya atau aku akan mematahkan lehernya." Mata caramel itu melirik dengan sadis kedua pemuda didepannya.
"Aku tidak yakin kau bisa melakukannya, Kyu. Kau tidak lihat badan Siwon itu kekar. Dia rajin berolahraga dan jangan lupakan bahwa dia juga seorang Alpha. Sedangkan kau." Changmin menatap Kyuhyun dengan pandangan skeptis. "Hanya seorang Beta dengan tubuh yang kurus kerempeng. Jangan kan olahraga, berlari saja kau tidak sanggup."
Sialan. Si tiang ini menghinanya. Untung saja dia seorang Beta, kalau saja dia Alpha -yang tidak suka diremehkan sudah pasti tiang listrik berjalan ini hanya tinggal nama. Tapi sialnya si tiang ini benar, dia hanya seorang Beta yang kedudukannya berada dibawah alpha.
Jadi yang Kyuhyun lakukan selanjutnya adalah melempar sahabat tukang makannya ini dengan sepatu milik Jonghyun yang diambilnya secara paksa. Membuat si empunya hanya bisa menghela napas pasrah. Memangnya apa salahnya hingga sepatunya harus jadi korban. Padahal sedaritadi dia hanya diam sambil duduk manis disamping Kyuhyun. Emm, sebenarnya dia tadi juga menertawakan Kyuhyun. Tapi hanya sedikit.
"Jadi apa yang akan kau lakukan, Kyu?" Jonghyung kembali mendudukkan dirinya dikursi setelah sebelumnya memungut sepatu berharganya. Mereka tidak mempedulikan Changmin yang sedang mengusap kepalanya sambil mengumpat kesakitan.
"Entahlah."
"Bagaimana jika kau mencari Beta atau Omega lainnya saja untuk kau pacari. Jadi hyung ku tidak akan mengganggumu lagi."
Minho itu termasuk dalam jenis adik yang kurang ajar. Sebagai seorang adik dia seharusnya mendukung kakaknya. Tapi dia malah melakukan sebaliknya. Sepertinya dia lebih sayang pada temannya daripada kakaknya sendiri.
Benar-benar teman yang baik dan adik yang durhaka.
"Kau tidak merasa kasihan kalau hyung mu patah hati karena Kyuhyun punya pacar? Mengingat betapa cinta matinya dia pada Kyuhyun."
Minho mengangkat bahu acuh mendengar pertanyaan Jonghyun. "Tidak juga. Lagipula hyung ku itu tampan. Dia pasti akan dengan mudah menemukan orang lain."
"Wah. Kau benar-benar adik yang sangat baik. Aku sangat beruntung tidak punya adik sepertimu." Changmin berucap dengan sarkasme andalannya.
"Thanks. Aku juga sangat beruntung karena tidak menjadi adikmu."
Dua tiang listrik berjalan ini memang selalu saja bertengkar setiap mereka bertemu. Mungkin karena mereka sejenis, jadi mereka tidak bisa cocok satu sama lain.
Kyuhyun dan Jonghyun sudah sangat paham dengan itu.
"Bisakah kalian berhenti bertengkar?"
"Tidak."
Oke. Jonghyun menyesal sudah bertanya. Seharusnya dia sudah tau jawabannya.
"Daripada mencari Beta ataupun Omega. Lebih baik kau mencari Luna saja."
Semua pasang mata dimeja itu mengarah pada Changmin. Sedangkan yang ditatap hanya bisa nyengir salah tingkah.
"Memurutku jika kau hanya mencari Beta ataupun Omega, Siwon pasti akan tetap saja bisa mengganggumu. Dia kan alpha, jadi dia bisa dengan muda menghabisi siapapun yang mendekatimu. Jadi jika kau tidak ingin menjadi Luna nya, maka kau harus mencari Luna mu sendiri."
Sebuah sepatu kembali melayang ke kepala Changmin. Kali ini pelakunya bukan Kyuhyun melainkan si empunya sepatu sendiri a.k.a Lee Jonghyun.
"Aish. Apa yang-"
"Yak! APA KAU BODOH."
Nyali Changmin ciut mendadak saat Jonghyun berteriak padanya sambil. menatapnya tajam. Percayalah. Orang yang sabar dan pendiam saat marah benar-benar mengerikan. Changmin pernah mengalaminya.
"Luna itu pasangannya adalah alpha. Jadi hanya Alpha yang bisa punya Luna. Sedangkan Kyuhyun hanya Beta yang badannya saja kurus kerempeng seperti yang kau katakan tadi."
Kyuhyun menatap Jonghyun sangar. Apalagi saat mendengar namanya disebut dengan embel-embel kurus kerempeng untuk kedua kalinya hari ini. Teman-temannya ini niat membantu atau menghinanya?
"Kalau begitu Kyuhyun harus jadi alpha." Minho meringis saat tiga pasang mata menatap kearahnya. "Kudengar ada cara untuk menjadi alpha."
"Aku tidak yakin cara itu ampuh. Kalaupun bisa kenapa kau tidak mencobanya sendiri."
"Aku tidak tertarik menjadi alpha. Lagipula Siwon hyung jauh lebih cocok daripada aku."
"Bilang saja kau takut pada Siwon."
Changmin menyeringai kearah Minho dan dibalas Minho dengan tatapan mematikannya.
"Kalian bisa berhenti atau aku akan menyumpal mulut kalian dengan sepatu Jonghyun."
Hening...
Jonghyun yang baik hati saja kalau marah terlihat menyeramkan. Apalagi Kyuhyun yang ketutunan setan dari neraka. Bisa sekarat mereka.
"Begini kan jauh lebih baik." Kyuhyun bertepuk tangan sekali. "Bicara tentang yang tadi, bagaimana caranya?"
Kyuhyun menatap lurus kearah Minho.
"Huh? Ah, Bagaimana cara menjadi alpha?" Minho mengangguk paham setelah otak pas-pasannya mencerna maksud Kyuhyun. "Kau hanya harus mencari alpha yang submissive dan menjadikannya matemu."
Kali ini sebuah sepatu ikut melayang ke kepala Minho. Pelakunya bukan Kyuhyun apalagi Jonghyun. Tapi Changmin partner tiangnya yang duduk disampingnya. "Kau gila? Mana ada alpha yang submissive. Kalaupun iya, mana ada alpha yang mau jadi submissive untuk Kyuhyun, kau liat sendiri dia itu-"
"Kurus kerempeng." Semuanya memandang Kyuhyun dengan takut. Takut kalau dia akan mengamuk. Asal tau saja, walaupun kurus kering seperti itu tapi kalau sudah marah dia lebih menakutkan dari pada alpha. "Kalian ingin mati?"
Mereka menggeleng serempak.
"Bagus. Jika iya, aku akan dengan senang hati mengubur kalian hidup-hidup."
Benarkan? Kyuhyun itu menyeramkan.
"Kau, Minho." Sumpah demi apa, rasanya Minho ingin sekali menghilang dari sana. "Memangnya ada Alpha yang submissive?"
Tangan kekar Minho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Setau ku memang ada tapi hanya beberapa saja."
"Kalau disekolah ini?"
"Entahlah?" Minho menjawab dengan tidak yakin. Mana dia tau kalau disekolah ini ada alpha submissive atau tidak.
"Kalau begitu tugas kalian adalah mencarinya. Aku beri waktu satu minggu."
Semuanya menatap Kyuhyun protes karena seenak jidatnya memberikan perintah, tapi tidak ada satupun yang berbicara. Mereka masih sayang nyawa.
"Bagaimana dengan Yesung? Dia kan alpha."
Changmin mengeluar pendapat tidak bermutu nya lagi. Membuat tiga orang yang menjabat sebagai temannya ini menghela napas kasar.
"Ya, dia memang alpha. Tapi dia itu DOMINAN, Shim Changmin." Jonghyun menekankan kata dominan dalam ucapannta agar teman bodohnya ini mengerti.
"Kim Jaejoong?"
"Kau ingin Jung Yunho mengulitiku hidup-hidup?"
Minho menggeleng cepat saat Kyuhyun menatapnya tajam.
"Bagaimana dengan Kim Heechul? Walaupun dia bukan alpha, tapi dia lebih menyeramkan dari alpha. Siwon pasti tidak akan berani mendekatimu laigi."
"Shim Changmin." Nada suara Kyuhyun terdengar menyeramkan. "Kau sudah minum obatmu?"
Mata Bambi Changmin menatap polos kearah Kyuhyun. "Obat apa? Aku kan tidak sakit."
Jonghyun dan Minho segera menggeser tubuh mereka menjauh dari jangkauan Kyuhyun dan Changmin.
Changmin dan otak bodohnya sedang kambuh. Ditambah lagi dengan Kyuhyun yang sedang dalam mode menyeramkan. Lebih baik menghindar karena mereka tau sebentar Kyuhyun akan-
"OBAT UNTUK OTAK BODOHMU ITU."
-mengamuk. Benarkan?
"KALAU KAU LUPA, KIM HEECHUL ITU ADALAH IBUKU. DAN KAU MENYURUHKU UNTUK BERSAMA DENGANNYA? ITU SAMA SAJA ARTINYA KAU MENYURUHKU UNTUK MATI MUDA DITANGAN IBUKU SENDIRI."
Jonghyun dan Minho hanya bisa menatap iba sekaligus ngeri pada Changmin yang sedang dianiaya oleh Kyuhyun. Tapi walaupun seperti itu, sebenarnya mereka bersyulur karena bukan mereka yang ada diposisi Changmin sekarang.
Kan tadi sudah dibilang. Mereka masih sayang nyawa.
Penganiayaan itu baru berhenti setelah Kyuhyun merasa puas dan lelah karena tadi berteriak dan menghajar Changmin.
"Ah, bagaimana dengan Kim Kibum?" Jonghyun berseru ketika matanya melihat seorang pemuda dengan kacamata frame hitamnya sedang duduk sendirian disudut kantin.
"Dari berita yang ku dengar dia itu alpha tapi aku tidak yakin dia submissive atau bukan. Tapi sepertinya iya, melihat bagaimana wajahnya yang cantik itu."
Kalau soal informasi Jonghyun memang yang paling bisa diandalkan. Walaupun wajahnya terlihat polos -ciri khas anak baik-baik tapi sebenarnya dia bisa dibilang sebagai pakar gosip terpercaya. Dia tau semua gossip di sekolah ini.
"Siapa?"
"Kau tidak tau Kim Kibum?" Kyuhyun menggeleng. Jonghyun mengangguk maklum. Kyuhyun itu type orang yang tidak peduli dengan sekitarnya. "Dia itu satu tingkat diatas kita. Dia juga sangat pintar mengingat dia selalu ranking pertama."
"Dan yang paling penting, dia cantik." Changmin menambahkan. Dia terlihat mengerikan dengan rambut acak-acakkan dan wajah yang dipenuhi lebam ungu. Sebelah tangannya digunakan untuk menyanggah dagu dan matanya menatap memuja kearah orang yang sedang mereka bicarakan.
"Dasar playboy." Minho mendecih. Menghadiahkan death glare gratis dari Changmin untuknya. Kemudian mereka mulai lagi sesi pertengkaran yang kedua.
Kyuhyun dan Jonghyun sudah angkat tangan soal yang satu ini. Percuma saka di lerai jika ujung-unjungnya pasti akan bertengkar lagi. Buang-buang waktu dan tenaga saja.
"Jonghyun." Saat namanya dipanggil, Jonghyun segera menoleh pada Kyuhyun. "Menurutmu aku harus mendekatinya atau tidak?"
Tidak perlu bertanya siapa yang dimaksud Kyuhyun, dia sudah tau siapa. Karena Kyuhyun sedari tadi terus saja menatap pada satu titik. Kim Kibum. Sedang yang ditatap malah tidak peka sama sekali, buktinya dia masih saja sibuk dengan buku ditangannya. Padahal kan ini kanfin bukan perpustakaan. Jonghyun jadi tidak heran mengapa Kibum itu pintar. Bisa dibilang karena dia itu kutu buku.
"Terserah padamu, Kyu. Tapi mencoba tudak ada salahnya, kan?"
Kyuhyun menatap Jonghyun. Dari semua temannya hanya Jonghyun yang bisa dibilang paling waras dan bisa dipercaya. Kalau Changmin dan Minho? Dia harus berpikir puluhan kali untuk percaya pada duo tiang listrik itu.
Saat melihat Jonghyun tersenyum padanya, Kyuhyun baru yakin. Di kemudian berdiri dan berjalan ke sudut kantin diman Kim Kibum duduk. Setelah sebelumnya sempat memukul kepala dengan otak pas-pasan kedua temannya. Menghasilkan berbagai macam umpatan untuk dirinya.
Tanpa peduli dengan yang namanya permisi dan basa-basi, Kyuhyun mendudukkan dirinya didepan Kibum. Tidak sopan memang, tapi siapa yang peduli. Bukan Cho Kyuhyun namanya jika dia harus berlaku sopan, itu tidak cocok dengannya.
"Sunbae."
Tidak ada respon. Dia masih saja sibuk dengan bukunya.
"Kim Kibum."
Merasa namanya disebut, Kibum mendongak. Matanya tepat bertatapan dengan sepasang bola mata bulat selelehan caramel. Membuatnya sedikit terhanyut menyelami betapa indahnya caramel lembut itu.
Dia menyerngit. Ada keperluan apa hingga pemuda manis ini datang menemuinya.
Dapat dia lihat pemuda itu menggaruk tengkuknya dan bibir bawahnya dia gigit. Merasa canggung mungkin. Dan saat bibir pink itu terbuka, kata-kata yang keluar membuatnya sedikit tercengang.
"Kau mau menjadi Luna ku?"
Mata Kibum terbelalak.
Apa-apaan orang ini?
.
TBC
.
Ini dibuat ditengah-tengah UAS dan rencananya pengen dibuat twoshot.
Agak ngga pede sebenernya buat publish fanfic ini. Tapi daripada nganggur mending di Publish aja.
The last
Happy December Ceria Kihyun XD
