Derit jendela yang terbuka seperempatnya itu semakin terdengar nyaring. Hembusan angin berbaur bersama gemersik dedaunan seirama menggema di tengah malam. Tak lebih baik dari gelapnya malam, gedung tinggi berbalut warna susu itu kini terlihat sepi. Lampunya yang meredup dan berkelip, jendela-jendela besar yang tak tertutup, juga dedaunan yang menghiasi sepankang pekarangan. Lelaki itu berdiri, matanya teliti mengitari pemandangan sekeliling tempat tinggal barunya, benar. Ia tidak lagi tinggal dikehidupan ramai penuh desak dan canda tawa. Semua berubah, kurang dari 24 jam hidupnya berputar bagai roda. Tak ada lagi suara nyaring gelak tawa kakaknya, tak ada lagi merdunya denting alat makan yang menemani kegiatan malamnya. Dan yang membuat kedua manik itu terasa perih, tak ada lagi suara keluarganya yang memanggil namanya yang indah Park Jimin.

Ia sudah hidup dalam dunia yang berbeda, awalnya terdengar lucu digendang pendengarnya. Namun bualan menjadi kenyataan, hidupnya kini seakan berada dalam fiksi kekanakan,

"Kau disana? " suara serak itu,

"Ya, hyung." Jawabnya tegas, pandangannya tak luput dari pemandangan malam yang membuat bulu kuduk berdiri. Dibiarkannya lelaki tadi melangkah mendekat dan membuka suara

"Masuklah, ini sudah malam... Kau harus istirahat, besok kau harus sekolah. "

Lidah itu sudah berulang kali membuatnya luluh, bahkan tidak lagi ia tahu bahwa dirinya masih memiliki hati untuk merasakan, semua hampa.

"Hyung... Aku ingin mati. "

TBC

Haloooo teman-teman semua, saya kembali menyentuh akun lama saya, maaf hanya bawa teaser untuk kali ini, tp aku usahain nanti malem keluar chapter Pertama, yehet. Panggil aja sena... Please kutunggu riview kalian temaaaaan