Chapter 1
Summary : 'Inilah akhir dari takdirku... Dan inilah yang terbaik..' / "bolehkah sekali saja kau bilang bahwa kau mencintaiku?"/"Selamat tinggal, semua.. "/ Kaisoo.
Ini dia sequelnya Dust. Lebih panjang dari Dust-nya cobaa.. yah pokoknya gitu deh. Maaf nih kalau mengecewakan. Saya bikinnya pas moodnya lagi campur aduk.
Okeh lupakan.. -_-a So, mind to RnR?
Warning : Masih belajar. Jd mohon atas kemaklumannya(?). dan pastinya OOC. Karena aku gak tau gimana sifat mereka di kehidupan mereka yang sebenarnya :)
Desclaimer : yang pasti bukan punya gue ㅠ.ㅠ ga mau kena PHP ㅠ.ㅠ
.
.
Happy reading :)
_Jongin Kyungsoo_
Member EXO nampak memasuki dorm mereka yang sunyi. Tanpa mengingat nasihat yang biasa sang leader ucapkan pada mereka untuk segera membersihkan badan lalu istirahat. Yah, bahkan sang penasihat malah membaringkan dirinya di sofa ruang tengah EXO. Baekhyun yang sama capeknya nampak menyadari sesuatu. Di alihkan pandangannya pada Suho yang hampir tertidur kalau saja suara cempreng Bakhyun tak mengagetkannya.
"Suho hyung." Panggilnya. Suho menatap malas Baekhyun.
"Waeyo?"
"Dio mana? Kok dari tadi gak keliatan, sih?" tanyanya sambil mengamati member lain. Dan tidak menemukan Dio di sekitarnya.
"Tadi dia pulang duluan." Balas Suho singkat. Baekhyun mengerutkan keningnya.
"Sunyi sekali. Apa dia sudah tidur?" gumamnya pada diri sendiri. Lalu melirik jam yang berada di atas TV.
"Ini bahkan masih jam setengah delapan. Tidak biasanya ia tidur jam segini." Gumamnya lagi. Membuat si Happy Virus mendengus frustasi.
"Oh, ayolah Baek. Tinggal kau cek saja ke kamarnya. Kami sedang lelah. Jangan bersuara." Ujar Chanyol yang duduk di kursi dekat ruang makan. Kris mengendus kesal.
"Kau juga Park."
"Yah, terserah." Baekhyun melangkahkan kakinya menuju kamar Kyungsoo kemudian membukanya perlahan. Menemukan kamar itu sangat gelap dan sunyi.
Cklek..
"Kyung —, ASTAGA DO KYUNGSOO!"
_Jongin Kyungsoo_
Pintu rumah sakit itu terbuka. Dan menampakkan seorang berbaju putih yang terlihat gusar. Suho sebagai leader langsung angkat bicara.
"Ada apa, dok?" tanya Suho sambil menatap cemas sang dokter.
"Justru itu yang ingin ku tanyakan pada kalian. Apa yang terjadi?" tanya sang dokter heran.
"Ak— kami tak tau. Yang k-kami tau hanya kami sudah menemukannya dalam k-keadaan begitu." Ujar Baekhyun pelan. Sedikit tercekat. Chanyeol yang di sampingnya merangkulnya sambil meremas bahu namja manis itu lembut. Mencoba membuat namja di sebelahnya tegar. Sang dokter menatap mereka iba.
"Nadinya hampir saja terputus. Aku tak terlalu tau. Tapi ada yang menekan luka yang berada dekat nadinya. Ada bekas memar juga di sana." Ujar dokter itu membuat hampir seluruh member membeku. "Dan, seperti yang di ceritakan Suho-ssi sebelumnya tentang tangannya yang memegang luka itu, kalau memang ia menyakiti dirinya sendiri, ia pasti sudah pingsan terlebih dahulu."
"Tapi setidaknya ia masih bisa di selamatkan." Ujar sang dokter lagi dan membuat seluruh member menghembuskan nafas lega.
"Berapa presentase kehidupannya, dok?" tanya Kris. Mendengar itu, sang dokter menghela nafas berat.
"Memang tidak besar. Bahkan kurang dari lima puluh persen. Tapi ini juga tergantung dengan pasiennya. Jika memang dia benar-benar ingin membunuh dirinya sendiri..." dokter itu kembali menghembuskan nafas berat.
"Tak ada harapan."
Semua member meremang mendengar itu. Lalu membungkuk berterima kasih pada sang dokter. Xiumin memijat pelipisnya gusar.
"Astaga. Baru saja kita selesai dengan jadwal melelahkan, timbul lagi masalah. Dan lagi, dimana Kim Jongin. Kris, apa kau sudah menghubunginya?" Xiumin menatap Kris frustasi.
"Sudah. Tapi tak dijawab."
"Aish.. apa anak itu mau cari masalah juga?!"
Kriingg..
Semua mata menatap ponsel Kris. Sementara Kris mengerutkan keningnya. Lalu mengangkatnya dan terdiam beberapa saat. Semua menatap Kris ingin tau.
"Yah. Baiklah. Terima kasih." Dan Kris menutup sambugan telfonnya. Lalu bergegas meninggalkan rumah sakit.
"Ada apa?" tanya Luhan yang kini menatap aneh Kris.
"Kai mabuk sambil mengendarakan mobilnya. Sekarang di kantor polisi." Ujarnya sebelum benar-benar menghilang.
"Aishhh. Bocah itu." Luhan menggeram marah. Lalu tiba-tiba ia teringat sesuatu.
.
flashback on
"Hyung, saranghae." Luhan menatap Kai yang kini di hadapannya dengan tidak percaya.
"K-kenapa aku? K-kau seharusnya tau K-kyung—"
"Bisakah kita tak membicarakan orang itu, hyung?" Kai menatap Luhan datar. Luhan menatap Kai bingung.
"K-kenapa me— Kai, jangan bilang kau masih dendam tentang itu?"
"Jangan bahas itu lagi, hyung"
"Tidak, Kai. Jawab. Aku."
"..."
"KIM JONGIN!"
"DIA MENJAUHKAN AKU DARI ORANG YANG SANGAT KU CINTAI, HYUNG!" Kai berteriak emosi. Luhan menatapnya tak percaya.
"Itu bahkan sudah tiga tahun yang lalu. Itu juga bukan kehendak dia. Sadar, Kai.."
"JIKA SAJA DIA TAK MASUK KE KEHIDUPANKU, PASTI GYO HYUNG MASIH ADA DI SINI BERSAMA KITA."
"Dia tak tau apa-apa tentang Sungyo. Dia tak terlibat dengan kecelakan Sungyo, Kai."
"..."
"YAK! KIM JONGIN!"
Flashback end
_Jongin Kyungsoo_
Kai menatap gelas wine-nya datar. Mengguncang-guncangnya pelan. Lalu dengan gusar menaruh gelas tersebut di meja bar. Sebongkah perasaan tak mengenakan merasukinya. Diikuti perasaan bersalah yang melekat seperti perangko di hatinya. Jujur, ia memang kesal pada Kyungsoo. Tapi, sebenarnya Kai tidak bermaksud begitu kasar dengan Kyungsoo. Di tambah lagi dengan perkataan yang bahkan tak ia kehendaki. Bahkan apa yang ia lakukan pun ia tak sadar. Seolah ada setan yang merasukinya. Mengendalikannya tubuhnya juga emosinya. Tapi seketika ia tepis seluruh perasaan tersebut.
Ya...
Aku gak salah...
Dia pantas mendapatkannya...
Dia yang melakukan dan dia yang bertanggung jawab...
Itulah hukum tuhan...
Tak ada yang bisa menghindarinya...
Yah.. tak ada..
Kai kembali mengangkat gelasnya. Memandanginya agak lama. Sampai akhirnya meminum dengan perlahan.
Rasanya sudah tidak menarik lagi.
Sama seperti dirinya.
Sudah hilang.
_Jongin Kyungsoo_
Kris memasuki kantor kepolisian dengan kesal. Kemudian matanya menyapu ke seluruh ruangan dan menemukan Kai sedang duduk di sebuah tahanan kecil dekat seorang polisi di pojok ruangan. Kris menatap Kai datar. Sementara, Kai tegah menunduk sambil memandangi kakinya kosong. Kris melangkakan kakinya ke seorang polisi dekat tahanan Kai. Polisi itu mendongak ketika melihat Kris yang datang. Lalu mempersilahkannya duduk. Sememtara Kai tetap tak bergeming di tempatnya.
"Jadi, saudara adalah wakil dari Kim Jongin?" tanya polisi tersebut
"Ne." Jawab Kris singkat.
"Saudara Kim Jongin tertangkap karena melanggar lalu lintas, hampir menimbulkan kecelakaan, dan mabuk saat berkendara. Saudara Kim Jngin juga harus melakukan penahanan selama tiga bulan yang memiliki masa percobaan di luar selama tiga hari. Jika dalam tiga hari Kim Jongin melakukan hal yang melanggar lagi, hukumannya akan di perberat."
Kris yang mendengar itu hanya mengangguk. Kemudian menunduk formal ketika polisi itu pergi. Kris menghela nafas berat. Lalu menatap Kai marah. Tapi kemarahannya meluap begitu saja melihat Kai yang begitu berantakan. Terlihat sangat hancur.
Terlalu menyedihkan.
Tak lama, si polisi itu kembali dengan membawa kunci jeruji Kai. Mengeluarkan Kai yang masih saja menunduk. Kris kembali meuduk formal pada polisi itu. Pamit undur diri.
"Ayo Kai."
_Jongin Kyungsoo_
Suasana mobil Kris nampak tegang. Kai yang duduk di sebelah Kris masih saja meuduk. Masih tak berani menatap wajah Kris. Sementara Kris sudah mulai gemas.
"Apa kau ingin berbicara sesuatu?" tanya Kris dengan nada datar. Maih menatap jalanan dengan serius.
"..Maaf." ujar Kai lirih. Emakin menundukkan kepalanya.
"Kupikir kau salah orang." Ujar Kris masih degan nada datar. Kai menggeleng pelan.
"Tidak.. Hyung juga.. Semuanya..." ucap Kai pelan dan lirihan di akhir kata. Kris terenyum kecil.
Puk
Kris menepuk kepala Kai pelan. Lalu megusapnya lembut. Sementara Kai menatapya tak percaya.
"Kami pasti memaafkanmu. Bagaimanapu juga kau dongsaeng kami." Dan setetes air mata Kai jatuh.
"..T-terima kasih... Hyung..."
_Jongin Kyungsoo_
Kai langsung berlutut di lorong rumah sakit ketika melihat hyung-nya juga Sehun yang nampak sedang gelisah menunggu kabar Kyungsoo selanjutnya. Dengan otomatis mereka menoleh pada Kai. Dan seketika itulah perasaan sedih menyeruak di hati mereka.
"Maafkan.. Aku.. Hyungdeul.. Sehun.."
"..." Luhan bangkit dari duduknya lalu mendekati Kai. Sementara Kai sudah bersiap menerima bogem metah dari Luhan.
Kedua mata Kai melebar ketika merasakan Luhan tengah memeluknya. Mengusap punggungnya pelan. Kai menatap member lain dan mereka semua tersenyum lembut padanya.
".. Kenapa—"
"Kami sudah memaafkanmu, Kai. Tapi, kami rasa kurang tepat jika kau meminta maaf pada kami." Ujar Luhan sambil tersenyum. "Masuklah.."
Dan seketika raut wajah Kai berubah. ".. Terima kasih.. Semua.."
.
Kai melangkahkan kakinya ke arah seseorang yang sedang tertidur damai pada sebuah ranjag rumah sakit. Senyum tipis terukir di kedua sudut bibirnya ketika menatap sesosok indah itu. Sosok yang entah kenapa baru sekarang terlihat cantik di matanya. Namun senyumannya sirna begitu saja ketika melihat perban yang melilit di lengan kirinya.
Sebuah uka ag di buat olehnya.
Kai tau itu.
Seketika perasaan sangat bersalah kembali menyeruak diantara rongga hati Kai. Sungguh ia merasa sangat berdosa ketika ia mengetahui bahwa ialah yang menyakiti makhluk tuhan ini. Ia merasa sanagt berdosa ketika tagan hinanya degan seenakya memukul makhluk itu. Dan ia merasa sangat tolol ketika mengingat mulut kotornya dengan gampangnya mengumpat apa yang bahkan Kyungsoo saja tak mengerti.
Ia merasa sangat berngsek.
"Hyung.." Kai mengulurkan tangannya. Berniat mengenggam tangan itu namun seketika tangannya hilang kekuatan. Ia merasa tak pantas.
"Bangunlah.. Aku ingin medengar suaramu lagi.."
"..."
".. Hyung tau.. Aku merasa sangat hina ketika melihatmu lagi. "
"..."
"Hyung dengar aku?"
Tes..
"Aku hanya ingin bilang.. Aku minta maaf atas apa yang telah aku perbuat padamu.. Selama ini.."
Tes..
"Hiks.. M-mianhae.. H-hyung.. J-jeongmal mianhae.."
_Jongin Kyungsoo_
Selama tiga hari percobaan penahanan di luar, selama itu juga Kai setiap harinya mengunjungi rumah sakt. Dan selma itu juga Kai yang merawat Kyungsoo.
Ini hari ketiga. Yang berarti hari terakhirnya di sini sebelum akhirnya ia di tahan. Sampai hari ini, Kyungsoo tak ada reaksi apapun. Tak ada kemajuan. Kini Kai nampak mengelap wajah Kyungsoo. Lalu tersenyum puas. Sementara member lain menatap Kai sedih. Selama tiga hari, Kai menolak untuk di ajak pulang. Hampir setiap waktu tidak ingin makan. Mungkin hanya beberapa suap dalam sehari. Dan itu sukses membuat member lain khawatir.
Mereka tau Kai depresi. Mereka tau kai merasa bersalah. Tapi tetap saja..
.
Beberapa polisi nampak medatangi sebuah kamar inap yang Kyungsoo tempati. Kris, Chanyeol dan Baekhyun yang kebetulan sedang mendapat jatah kunjungan hari ini langsung terkejut dan secara reflek menunduk formal. Polisi itu membalasnya formal juga.
"Jadi, dimana Kim Jongin-ssi?" Tanya seorang polisi yang pernah Kris lihat.
"Dia di dalam." Jawab Kris singkat. Salah seorang dari polisi itu melangkah mendekati into kamar inap Kyungsoo. Namun segera di tahan oleh Chanyeol.
"Saya mohon, anda tidak masuk. Biarka kami saja yang membawanya keluar." ujar chanyeol yang di angguki oleh baekhyun yang berdiri di belakangnya. Polisi itu nampak menimbang.
"Kami tidak akan lari." Chanyol berujar cepat. Dan pernyataan tegas Park Chanyeol membuahkan hasil. Polisi tiu mengengguk. Kemudian kris meminta baekhyun untuk masuk. Baekhyun mengangguk pelan. Lalu memasuki kamar inap Kyungsoo dan menemukan Kai yang masih menatap Kyungsoo yang tertidur.
"... Kai." Panggil baekhyun pelan yang membuat dongsaengnya terlonjak dan terlihat kelabakan.
"Ne, hyung. Apa apa?" Tanya kai dengan suara serak.
Kai baru saja menangis. Baekhyun tau itu. Tidak haya seranag. Baekhun pun tau setiap hari Kai terus saja menangis sambil menggenggam erat tangan Kyungsoo dan terus menggumakan 'mianhae'. Baekhyun tau itu.
Kemuadian di usapnya rambut hitam Kai lembut. Lalu memberikannya pelukan hangat yag ia harap bisa menenangkan dongsaengnya ini.
"Uljima.." ujar Baekhyun sambil mengeus pelan kepala Kai yang berada di dadanya. Bajunya terasa basah. Hawa dingin mulai memasuki dirinya.
Ya. Kai menangis lagi.
Baekhyun menghela nafas berat. "Sshh.. Sudahlah.. Jangan terus begini, Kai.. Percuma.." dan Baekhyun merasakan badan Kai semakin bergetar.
"T-tapi—"
"Apapun yang terjadi, tak ada yang bisa kita sealkan. Menyalahkan dirimu sendiri sama saja dengan tak berbuat apapun. Yang ada kau hanya semakin menghancurkan hatimu sendiri, Kai." Ujar Baekyun. Lalu menghela nafas lagi.
"Melihatmu begini juga membuat kami sedih. Dan jika kau terus begini, bagaimana kau bisa menemui Kyungsoo lagi?" ujar Bakhyun lagi. Hampir terdengar putus asa.
Tok tok tok..
Baekhyun mengumpat pada polisi-polisi itu. Menyumpahi dengan sumpah serapah terbaik yang ia tau. Kemudian melepaskan pelukannya pada Kai.
"Ah, benar. Aku harus pergi." gumamnya pelan. Masih dengan suara serak. Kemudian menoleh pada Kyungsoo. Merapihkan poni-nya yang menurut Kai tidak rapih. Lalu tersenyum lembut.
"Hyung.." panggil Kai yang ia tau tak akan di balas oleh Kyungsoo. "Aku akan pergi. Jaga dirimu baik-baik, ne." Kembali air matanya menetes. "Aku pamit." Kai mengenggam tangan Kyungsoo erat. Mengecupnya agak lama. Di belakangnya, Baekhyun menatap Kai miris.
Tok tok tok..
Kai tersenyum lembut. Terlihat begitu bahagia walaupun hanya dengan melihat wajah Kungsoo saja. Walaupun ia tau, kehidupannya ke depan akan menjadi lebih rumit lagi.
Ia sudah tidak perduli.
Inilah yang ia perbuat. Dan dialah yang harus bertanggung jawab.
"Selamat tinggal, hyung." Kai melangkahkan kakinya keluar. Di ikuti Baekhyun di belakangnya. Kemudia menutup pintu itu pelan.
.
"Mari, Kim Jongin-ssi." Polisi itu menarik sebelah tangan Kai. Lalu memborgolnya bersama dengan tangan polisi itu sendiri. Kai terseyum tipis. Lalu menoleh pada hyungnya.
"Kai.." Baekhyun menatap sedih pada Kai. Sementara Kai membalasnya tersenyum (Baekhyun tau itu di paksakan) lalu menggelengkan kepalanya pelan. Saat itu, ingin rasanya Baekhyun meneriaki polisi-polisi sialan itu. Menyuruhnya untuk membebaskan dongsaengnya. Tapi ia, tau itu mustahil.
"Tak apa, hyung." Ujar Kai pelan. Chanyeol yang di sebelah Baekhyun, menepuk pudak Kai pelan. Diikuti pelukan hangat dari ketiganya.
"Hati-hati." Kris berujar pelan. Kai tersenyum tipis.
"Hyung juga. Tolong jaga member lain, ne, dduijjang?" ujar Kai sedikit candaan di akhir kalimatnya. Kris tersenyum tipis. Sudah lama sekali ia tak memakai panggilan itu.
"Tentu. Itu tugasnya dduijjang, 'kan?" dan keempatnya tertawa pelan.
"Juga.. Tolong jaga Kyungsoo untukku.."
"Pasti."
Kai melangkahkan kakinya meninggalkan lorong tersebut. Menoleh kebelakan, sekedar melihat hyung-hyung kesayangannya.
Dan seiringan dengan seorang yang terbangun dari mimpi panjangnya..
.
_TBC_
YAAAHHH... akhirnya selesai ngerjain satu chap. Tadinya mau one shot, tapi gak taunya kepanjangan. Hehehee...
OH IYA! Untuk adanya typo dan bahasa yang kurang enak di baca di ff dust atopun di ff ini, MIANHAE BANGET SOAL ITUUU *mulai ga nyelo*
Tapi saya terharu baca review kalian /*hikss*/ makasih banget yaa.. uhuk.
Oke.. aku juga sori nih. Kalo ga dapet feelnya(lagi). Dan maaf ga bisa bales review-nya satu-satu. Tapi dengan perjuangan, saya membuat sequel aneh ini untuk kalian. Mian kalo mengecewakan.
So.. mind to review?
P.S. : maaf baru apdet. Gak punya waktu. Dri minggu-minggu lalu ujian terus. *soksibuklohhh* tapi beneran kookk..
P.S.S : minggu lalu aku ujian. Nilainya keren loohh.. XD *curcol*
