Uwooooooooohhhh……………

Sbelum dimule, kukasi tau seting jamannya, jamannya Rurouni Kenshin atawa dikenal dengan Samurai X….. Jaman kakek-kakek..:D


Orange

By: Rojo Libellula

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Sore itu di sebuah dojo anak-anak berumur sekitar 14 tahun berkumpul duduk bersimpuh mendengarkan guru mereka berbicara. Diantara mereka, ada seorang anak yang sepertinya sudah tidak sabar dan terus-terusan melirik ke luar, ke langit yang sudah mulai berubah warna menjadi jingga. Akhirnya setelah dibubarkan, anak itu cepat-cepat memasukkan shinai-nya (pedang bambu) ke dalam sarungnya dan mengikatkan pedang itu ke tubuhnya.

"Oi! Madara! Kau mau ikut kami makan ramen di depan jembatan?"

"Tidak! Aku buru-buru! Jaaa..!!", setelah Madara mengetukkan kakinya di lantai, dia segera berlari pulang meninggalkan teman-temannya.

Madara berhenti berlari dan berjalan pelan saat menatap rumah besar berwarna putih dan abu-abu di hadapannya. Rumah itu adalah rumah milik pedagang kaya Jiraiya yang tinggal bersama istrinya Tsunade yang terkenal cantik sekaligus terkenal sebagi dokter yang hebat. Tetapi bukan hanya itu yang membuat Madara mengambil jalan memutar untuk pulang ke rumahnya demi melewati rumah putih ini. Di sana, yang dicari Madara. Seorang gadis memakai yukata biru langit sedang duduk terlihat dari jendela besar. Madara berjalan ke rumah itu dan mendekati pagar tembok yang ditumbuhi tanaman merambat. Dia mendengar suara alunan piano.

Madara bersandar di tembok memastikan dirinya tertutup dari pandangan si gadis dan mendengarkan alunan musik itu sambil tersenyum, kemudian dia berusaha melihat gadis itu diantara rimbunnya tanaman rambat. Sekejap Madara menahan nafas, gadis itu sedang menatapnya sambil tersenyum. Kemudian yang disadari Madara, dia sudah berlari meninggalkan rumah itu. Dia hampir selalu melakukannya kalau mereka bertemu pandang, selama 1 tahun belakangan, dia baru mengetahui nama gadis itu.

Putri pasangan Jiraiya dan Tsunade, Sakura. Kira-kira berumur 15 tahun. Seorang gadis cantik berambut pink panjang bermata hijau. Hampir tidak pernah terlihat keluar dari rumah karena seperti kata orang-orang, dia sakit dan tidak memungkinkan untuk berjalan-jalan keluar dari rumah. Penyakit yang begitu rumit sampai-sampai ibunya sendiri tidak mampu mengobatinya. Karenanya, bukan hal aneh kalau keluarga itu terus berpindah-pindah untuk mencari dokter yang hebat. Mereka sudah 5 tahun tinggal di kota itu, dan sepertinya mereka berencana untuk pindah lagi. Walaupun orang-orang menyayangkan kepergian mereka, terlebih Tsunade, mereka memahami alasan kepindahan mereka. Salah satu yang merasa sayang adalah Madara. Dia tidak akan bisa melihat Sakura lagi bermain piano. Padahal itu satu-satunya hal yang membuatnya bersemangat sepulang latihan di dojo.

Sore itu Madara berjalan ke pelabuhan. Dia mendengar keluarga itu akan pergi dengan kapal hari ini. Dia hanya duduk bersila menopang dagu di atas kotak-kotak yang terbuat dari kayu menunggu hingga matahari mulai tenggelam di laut meninggalkan warna jingga di langit. Angin berhembus cukup dingin membuat rambut panjang Madara yang dibiarkan tergerai melambai sesekali menutupi wajahnya. Kemudian ketika langit sudah mulai berubah menjadi oranye, sebuah kereta kuda berwarna coklat gelap muncul diantara banyaknya kereta dan lalu lalang orang dan berhenti hanya beberapa langkah dari tempat Madara duduk.

Seorang wanita cantik berambut pirang panjang mengenakan kimono berwarna putih dan motif bunga besar hijau gelap turun dari kereta itu disambut oleh pria berambut putih panjang. Kemudian, seorang gadis dengan yukata merah muda bermotif bunga kecil-kecil berwarna merah turun dari atas kereta. Madara berdiri menatap gadis di depannya tercekat. Dia belum pernah melihatnya dari jarak sedekat ini, kulit putihnya di bawah sisa cahaya matahari yang berwarna oranye membuatnya terlihat sangat pucat, atau memang kulitnya pucat karena sakit? Mata hijaunya terlihat sangat cerah seakan-akan yang gelap hanya titik hitam di tengah pupilnya.

Tingg…

Suara itu terdengar diantara suara berisik roda kereta kuda yang berlalu meninggalkan keluarga itu. Madara melihat Sakura yang mencari-cari sesuatu yang anehnya sekarang mendarat hanya satu langkah besar di depan kaki Madara. Madara menatap benda bulat berwarna perak itu dan memungutnya. Kemudian dia menatap Sakura yang tersenyum menatapnya. Berkali-kali senyuman itu membuat pikiran Madara blank. Dia hanya berdiri menggenggam benda itu di tangannya hingga pria berambut putih panjang itu merangkul bahu Sakura dan membawanya pergi.


Bukannya jarang bangget ni yang bikin fic tentang kakek Madara? Dan diriku muncul ide stelah nonton film….(baca:tiiiit…..). Lalu, kenapa cewenya Sakura-chaaannn……. Hahaha……..hope you like this. Pliz rid n riviw…..