SPECIAL GIFTS –

[Special for Sawamura's Birthday]

Diamond no Ace Terajima Yuuji

.

.

.


"Bakamura!"

Eijun sontak menoleh ke arah sumber suara. Terdengar suara baritone yang amat familiar ditelinganya. Sosok pemuda—Kazuya—sudah berada di belakangnya. Menjulurkan tangan kanannya. Sebuah kotak persegi ukuran sedang, berwarna biru muda dengan aksen pita merah hati diatasnya.

Manik emas bertemu manik hazel dibalik lensa kacamata. Saling pandang selama beberapa detik. Sebelum akhirnya Eijun membalas senyum Kazuya. Senyum lembut dan hangat. Lalu, tangan kanannya mengambil alih kotak itu dari tangan Kazuya.

"Selamat ulang tahun." Tiga kata bak mantra ajaib keluar dari belah bibir Kazuya. Seutas senyum masih tersungging, tanpa seringai sedikitpun.

Eijun masih tertegun. Meskipun bibir ranumnya tetap menampilkan seutas senyum menawan. Mencoba tetap tenang. Tanpa ekspresi senang berlebihan. Tentu saja itu berkebalikan dengan isi hatinya. Genderang kebahagiaan telah ditabuh dengan riang oleh tiga kata ajaib seorang Miyuki Kazuya. Tentu saja Eijun bahagia setengah mati. Hari lahirnya kali ini, ia mendapat hadiah tak terduga dari sosok yang telah lama ia nanti. Kebahagiaan yang selalu ditunggunya.

"Terima kasih, Miyuki-senpai." Ucapnya riang. Menutupi gejolak dalam dadanya. Kedua tangannya menggenggam kotak hadiah itu erat. Bak benda berharga yang akan hilang bila ia lengah barang sedetikpun.

"Kuharap kau senang dengan hadiahku." Kazuya menepuk bahu Eijun ringan. "Kalau begitu, aku kembali ke asrama dulu. Kau baru boleh membukanya setelah sampai di kamar, dan perhatikan baik-baik rules of playnya. Masih banyak kejutan yang menantimu didalamnya." Mengambil arah berlawanan, bergegas. Meninggalkan Eijun yang masih berbunga-bunga. Semburat merah seketika menjalar disetiap inchi kulit wajah Eijun.

.

.

.

Manik emas Eijun menelisik kata demi kata yang tertulis dalam magical note yang terselip rapi dalam kotak hadiahnya. Berusaha memahami setiap makna dalam dalam itu. Membaca satu per satu rules of play yang tertulis didalamnya.

Fortune Cookies

Rules of Play :

1. Ada 365 butir fortune cookies dalam toples kaca.

2. Satu hari hanya diperbolehkan mengambil satu cookies saja.

3. Bila beruntung atau mendapatkan namaku—Miyuki Kazuya—maka kau punya hak untuk meminta apapun dariku.

4. Ada total 16 cookies dengan namaku dialamnya.

5. Kau boleh memulainya dari hari ini.

[ Sekian, Rules of Play. Silahkan menikmati fortune cookies dan tentu saja kejutan-kejutan yang lainnya. ]


Hanya enam belas cookies? Pelit sekali kau, Miyuki. Protes Eijun dalam hati. Ia langsung mengambil satu cookies dari dalam toples. Tangannya mulai membuka gulungan kertas yang tersimpan dalam cookies. Membaca satu kata yang tertulis didalamnya.

[Zonk]

Apa-apaan ini? Bahkan aku sudah tidak beruntung dihari pertamaku, gerutu Eijun masih dalam hati.

Hari kedua.

[Zonk]

Hari ketiga.

[Zonk]

.

.

.

Sudah dua minggu pasca ulang tahun Eijun. Tepat dua minggu pula, ia mendapatkan hadiah dari Kazuya. Namun selama dua minggu itu, tak sekalipun nama Kazuya keluar dari dalam gulungan fortune cookies. Eijun sudah kesal bukan main. Ia mulai meragukan ucapan yang keluar dari mulut Kazuya perihal kejutan yang akan ia temukan dari cookiesnya. Lagi, Eijun merasa mulai dipermainkan oleh Kazuya. Sifat jahil dan belok Kazuya kembali membayangi Eijun. Ia tak ingin terkena kejahilan dari Kazuya lagi. Keputusan Eijun sudah bulat. Dengan tekadnya, ia putuskan akan membuka semua gulungan dalam cookiesnya nanti malam. Ia sudah habis kesabaran.

.

.

.

Kazuya menyadari sebuah keganjalan. Namun ia urung untuk memikirkannya. Hari ini sudah menginjak empat belas hari setelah ia memberikan hadiahnya pada Eijun. Namun selama itu juga, tak sekalipun Eijun menampakkan diri dihadapannya. Itu berarti Eijun belum mendapatkan namanya dari kertas gulungan dalam cookies. Ia mengacak surai coklat madunya kasar. Merasa sedikit frustasi karena rencananya memberikan kejutan pada Eijun diambang kegagalan. Tidak berjalan sesuai keinginannya. Ia berjalan menuju ke kamarnya tanpa semangat.

Langkah kaki Kazuya terhenti tatkala terdengar suara gaduh adu bisikan menjelang tengah malam. Manik hazelnya menatap kafetaria yang terlihat masih terang. Cukup mencurigakan, lantaran waktu untuk makan malam telah selesai kurang lebih tiga jam yang lalu. Merasa diselimuti rasa penasaran, Kazuya melangkahkan kakinya menuju kafetaria. Hanya lima langkah ia sudah mencapai depan kafetaria. Pintunya tak terkunci. Tangan kanan Kazuya memegang daun pintu, memutar kenopnya perlahan. Manik hazelnya bergulir, mengamati setiap sudut ruangan. Menyusuri tiap jengkal area didalamnya. Dan..

Bingo!

"Are? Kuramochi? Okumura?" Di sudut sebelah kanan ruangan, dekat peralatan memasak disimpan. Manik hazel itu menangkap dua entitas yang amat ia kenal. Tengah membungkuk, menutupi sesuatu entah apa yang tak tertangkap dengan jelas oleh iris coklat Kazuya. Sang wakil kapten bersurai lumut dan kouhai stoic tahun pertama. Mereka berdua tengah membungkuk membelakangi Kazuya.

Bahu kedua entitas yang tertangkap basah seketika menegang. Tak tahu harus melakukan apa saat itu juga. Kuramochi membeku ditempatnya. Tak berani berbalik badan menghadap Kazuya. Okumura? Dapat dipastikan separuh nyawanya sudah mulai meninggalkan raga sang blonde.

Dahi Kazuya mengernyit. Heran. Hening selama beberapa sekon. Lawan bicaranya tak memberi respon sama sekali. Manik hazel Kazuya masih menatap lekat. Mencari tahu apa kiranya yang sedang dilakukan oleh dua entitas dihadapannya itu. Tepat detik kelima, Kazuya memutuskan melangkah maju. Mendekati objek kecurigaannya malam ini.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" Kazuya kembali bertanya. Ia kini sudah berdiri dua langkah dibelakang Kuramochi. Mulai menelisik apa yang mereka sembunyikan. Tentu saja, pengamatannya jauh lebih jelas dalam jarak sedekat ini. Sepasang bola mata hazel menangkap sebuah toples bening dengan kue ringan didalamnya serta beberapa gulungan kertas yang tercecer.

Oh, batin Kazuya dalam hati.

"Hei, bukankah itu milik Sawamura?" Kazuya kembali bertanya dengan nada sedikit lebih tinggi dari sebelumnya. Ia sangat terkejut mendapati hadiah pemberiannya berada ditangan Kuramochi. Manik hazel itu memicing tajam. Tak terima dengan apa yang telah dilakukan oleh dua orang dihadapannya ini. "Jawab aku, Kuramochi!" Bentakannya lolos begitu saja. Aura kegelapan mulai menyelimuti kafetaria. Kuramochi dan Okumura bergidik ngeri. Sudah paham betul, apa yang akan dilakukan Kaptennya ketika murka.

Menarik nafas panjang, Kuramochi mencoba bersuara. "Bukan urusanmu!" Menatap nyalang Kazuya.

Sebongkah seringai mengembang disudut bibir Kazuya. Sorot matanya berkilat. Menatap mangsa didepannya. "He~~ apa ini? Apa Mochi-senpai iri padaku? Atau kau bocah serigala yang cemburu pada keberhasilanku, hm?" Melipat kedua tangannya didepan dada. Menyaksikan raut wajah Kuramochi yang sudah naik pitam. Merah padam.

"BERISIK!" Bentak Kuramochi penuh emosi. Berbalik badan membereskan kkue dan gulungan kertas yang berserakan. Tak ingin berlama-lama berhadapan dengan sosok Kazuya.

Menatap Kuramochi dan Okumura bergantian. "Jangan menyesal bila aku bertindak lebih agresif, Kuramochi!" Kemudian berlalu meninggalkan sepasang senpai-kouhai yang masih membatu. Mencerna tiap kata yang terlontar dari belah bibir Kazuya.

.

.

.

"Ne, Miyuki-senpai?"

"Hm?"

"Aku sudah membuka semua fortune cookies pemberianmu."

"Baguslah."

"Hee, kenapa begitu?"

"Cookiesnya sudah kadaluwarsa."

"Kau jahat sekali, Senpai."

"Aku hanya bercanda."

"Senpai?"

"Ada apa, Sawamura?"

"Kuramochi-senpai sangat aneh hari ini."

"Aneh bagaimana?"

"Biasanya dia selalu naik darah kalau tahu aku akan pergi bersamamu."

"Lalu?"

"Hari ini dia hanya diam. Tidak ada umpatan ataupun sumpah serapah seperti biasanya. Bahkan dia memberiku uang saku lima ribu yen."

Kazuya tertawa terbahak-bahak. Mengabaikan atensi yang ia terima dari puluhan pasang mata disekitarnya. Bahkan ia tak peduli raut bingung Eijun disampingnya.

.

.

.

Mereka memutuskan duduk dibangku taman ketika senja. Semburat jingga mulai menyelimuti langit sore. Eijun dan Kazuya sama-sama menikmati setiap detik perubahan warna langit diatasnya. Membiarkan hening menyelimuti mereka.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan. Tanpa perbincangan. Kazuya berdeham untuk menarik atensi Eijun. Refleks saja Eijun menoleh. Sebuah bola putih dilemparkan Kazuya ke arah Eijun. Tangannya seketika terjulur menangkap bola itu. Kedua alis Eijun berkerut dalam menatap benda yang kini berada dalam genggamannya.

"Bukalah."

Eijun menuruti perintah Kazuya. Tangan kanannya mulai membuka jahitan bola yang sedikit terbuka. Ia tarik perlahan benang yang teruntai.

Gulungan kertas.

Ibu jari dan telunjuknya, ia gunakan untuk mengambil gulungan itu. Lalu dengan telaten membukanya perlahan.

Satu detik.. dua detik..

Sepasang netra emas Eijun melebar. Menangkap tiap kata yang tertulis manis dalam gulungan itu. Jantungnya berdebar tak menentu. Semburat merah menjalari pipi gembilnya.

Eijun lantas menoleh ke arah Kazuya. Menatap lurus manik hazel dibalik kacamata itu. Saling pandang tanpa sepatah katapun. Bertahan untuk beberapa sekon. Berusaha mencari kebenaran, menyelami perasaan masing-masing. Emas yang melebur bersama hazel. Tanpa Kazuya sadari, tangan sosok yang lebih pendek darinya itu telah merengkuh tubuhnya. Membawa Kazuya dalam dekapan hangat. Memeluknya erat. Kazuya hanya mampu mengulus senyum hangat. Senyuman yang sangat tulus. Kemudian tangannya membalas pelukan Eijun. Bibir tipisnya berbisik tepat ditelinga Eijun. "Terima kasih, Eijun." Suaranya sangat lirih dan lembut. Kembali mengeratkan pelukannya pada Eijun.

[Will you be mine, Eijun?]

Senja kali ini menjadi saksi bisu bersatunya dua makhluk paling keras kepala di Seidou. Pasangan battery yang mengagumkan. Dibawah langit senja sore ini menjadi awal dari semua hubungan yang akan Kazuya dan Eijun bangun bersama.

Salah satu senja termanis dalam kisah mereka..

Keiko : Haloo Minna-san ^0^

Emm, jangan cepat cepat back yahh, masih ada bonus dibawah hehee..

Huwee happy birthday, Sawamura Eijun (^0^) semoga selalu bahagia sama Kazuya hehee jadi partner yang baik buatnya yah. Ini kado pertamaku buat Eijun uu

Terima kasih buat semua yang sudah mampir kesini. Terima kasih untuk semua pihak yang tak pernah lelah mendukung dan mendoakanku haha demi selalu terpupuknya semangat menulisku.

Hontouni arigatou gozaimasu.

RnR, please? :"

OMAKE 1

"Miyu—" Eijun langsung bungkam. Deathglare telak dilayangkan oleh pemuda yang baru beberapa jam sah menjadi kekasihnya.

"Etto.. Kazuya?"

"Good. Biasakan diri memanggilku begitu, Eijun."

"Aku akan berusaha."

"Good boy."

"Etto.."

"Akan kuantar sampai kamarmu, Eijun."

Mereka berdua jalan beriringan, tanpa percakapan. Berhenti ketika sudah sampai di depan pintu kamar nomor lima. Eijun memutar kenop pintu kamarnya perlahan. Untuk yang kesekian kalinya, manik emas itu kembali membelalak. Terkejut. Kamar nomor lima telah disulap dengan beberapa dekorasi. Ada satu buket bunga agapanthus serta sebuah hadiah yang dibungkus rapi dengan aksen pita biru langit. Diletakkan diatas ranjang Eijun. Sedangkan diatas meja belajar terdapat sebuah figura. Dimana foto Eijun dan Kazuya saat natal pertamanya di Seidou terpampang rapi didalam figura itu. Kemudian manik emas itu menangkap beberapa foto Eijun dan tim Seidou yang ditempel rapi dimajalah dinding meja belajar Eijun.

Eijun memutar badannya. Menatap tepat pada manik hazel Kazuya. Ia tak mampu lagi untuk melontarkan kata-kata. Semua perhatian dan kejutan dari Kazuya sudah berhasil membungkamnya. Kazuya kelewat romantis bahkan bisa dikatakan overdosis bagi Eijun. Mengingat betapa dingin dan menyebalkannya perlakuan Kazuya pada Eijun selama ini.

Kedua tangan Eijun kembali memeluk Kazuya. Semakin erat. Terdengar isakan yang teredam dari bibir mungil Eijun. Mereka berpelukan masih diambang pintu kamar Eijun. Cukup lama. Hingga suara Kazuya meredam isakan Eijun. "Itu sebagai ganti cookies yang kadaluwarsa." Tangan kasar Kazuya mengusap pelan surai coklat Eijun. Eijun terkekeh geli mendengar pernyataan Kazuya. "Terima kasih." Mendongakkan kepalanya. Menatap lurus manik hazel Kazuya. "Aku sangat mencintaimu, Kazuya."

OMAKE 2

Esok harinya, Eijun baru membuka hadiah second season pemberian Kazuya. Dibuka bingkisan itu perlahan. Hadiah itu berbentuk persegi panjang, lebih panjang dari yang pertama namun terasa lebih ringan.

"Manga?"

Dahinya berkerut samar. Memperhatikan sebuah manga digenggamannya. Sampulnya sangat sederhana, hanya gambar dua glove dengan warna background biru langit. Satu gambar glove pitcher warna hitam dan satu lagi glove catcher warna kuning. Tentu saja otak limited Eijun belum mampu memahami itu. Tak menaruh curiga sedikitpun.

'Secret Admirer'

By : MK

"Pengagum rahasia? Kenapa judulnya begitu? Aku bahkan belum pernah mendengar nama mangakanya. Mk? Siapa itu? Darimana Kazuya mendapatkan barang seperti ini? Awas saja kalau isinya—"

"Eh?"

Eijun tertegun. Manik emasnya mengerjap beberapa kali. Terharu melihat gambar-gambar yang tercetak dalam manga. Tokoh dalam manga itu adalah Eijun dan Kazuya sendiri. Menceritakan awal mula pertemua mereka, hingga beberapa hal konyol yang dilakukan Kazuya untuk merebut perhatian Eijun. Tak lupa ada beberapa note dan curahan hati yang disusun dengan manis oleh Kazuya sendiri. Tulis tangan pula. Dan episode terakhir sama seperti apa yang dilakukan oleh mereka berdua sore tempo hari. Saling mengungkapkan perasaan dan berakhir sepakat untuk bersama. Semua momen-moment indah itu diabadikan dalam episode terakhir dengan judul, 'Dimulainya Romansa Battery'

Air mata terus mengalir dikedua belah pipi Eijun. Ia sangat bahagia. Merasa sangat terharu dengan semua usaha yang dilakukan Kazuya untuk menakhlukkannya. Tak tahu lagi harus bersikap seperti apa. Ucapan terima kasihpun dirasa tak cukup untuk mengapresiasi Kazuya. Satu yang bisa ia lakukan mulai sekarang dan seterusnya adalah mencintai Kazuya dengan sepenuh hati. Menyayanginya penuh kasih bagaimanapun keadaan mereka nanti.

OMAKE 3

"Yo, Kuramochi!" Kazuya datang dari arah belakang Kuramochi yang tengah membeli minuman kaleng. Menepuk pundaknya pelan.

"Hm?" Kuramochi hanya bergumam, enggan bersitatap dengan Kazuya.

"Terima kasih atas kerja kerasnya." Sebongkah seringai muncul diujung bibir Kazuya. "Eijun sangat menyukainya."

"Dasar licik!"

"Itu memang ideku, Mochi."

"Kau memanfaatkan tenagaku dan Okumura, Bodoh!"

"Itu hukuman karena berani bermain kotor."

"Sialan!"

"Aku anggap itu sebagai pujian."