Title : Wedding Scheme

Chapter : 1/1 (oneshoot)

Pairing : SiWookKyu

Rated : T

Genre : Romance, angst

Author : Cho Ryeona ( NynaSiEpil) yang dibantu DE ( dwaychoi)

Happy Reading ^_^

.

.


Summary : Choi Kyuhyun yang sangat mencintai Kim Ryeowook, calon istri Choi Siwon. Bagaimana cara Tuhan menentukan jalan bagi kisah cinta mereka yang rumit?


.

~tok tok tok

.

Seorang namja mengetuk pintu kayu yang menghubungkan kamar kakaknya dengan ruang keluarga dari luar. Sebentar-sebentar diliriknya jam tangan berwarna perak yang bertengger di lengan putihnya yang membuat ketukannya semakin kuat karena waktu telah menunjukkan pukul tujuh.

"Hyung, Bangun!" Teriak namja itu dengan suara baritone nya yang dingin.

.

`ceklek

.

Pintu terbuka. Menampakkan pria berkulit putih berlesung pipit dengan rambut pendek yang terlihat mengkilap karena teroles minyak rambut. Sedetik kemudian ia memutar tubuhnya yang terbalut setelan jas pilihan dengan sepatu kulit yang membuat ketampanannya semakin terpancar.

"Hyung sudah bangun dari tadi. Bagaimana penampilan Hyung?"

Namja berambut ikal di hadapannya memejamkan mata sebentar kemudian tersenyum dingin.

"Tampan"

"Jangan panggil aku Choi Siwon kalau di hari istimewaku saja aku tidak bisa terlihat setampan pangeran," ucap namja yang bernama Siwon itu menghentikan gerakan memutarnya dan menatap pria yang berstatus sebagai adik kandungnya sudah terlihat siap mengantarnya ke gereja.

Siwon berjalan cepat melewati tubuh Sang adik, "Kita jemput Ryeowook dulu Kyu…"

Namja yang dipanggil Kyu itu terdiam sebentar. Menikmati desiran jantungnya yang sedikit tak terkontrol. Tak lama kemudian ia menyusul Sang Kakak yang sudah terlebih dahulu berlari memasuki mobil.

#############

Kyuhyun terperangah. Sosok yeoja baru saja keluar dari rumah besar bak istana menatap ke arahnya. Gaun putih panjangnya tergerai menyapu tangga yang menghubungkan kamarnya dengan ruang keluarga yang tengah ia turuni. Dada Kyuhyun kembali berdesir saat yeoja yang ia ketahui bernama Ryeowook itu menyingsingkan sedikit bagian bawah gaunnya hingga menampilkan betis dan kaki mungil seputih susu yang dihiasi sepatu highhells berwarna senada, meniruni anak tangga satu persatu dengan langkah pelan. Jantung Kyuhyun semakin berdetak liar ketika wajah natural dengan make up minimalis itu hanya berjarak satu langkah darinya. Kyuhyun seolah ingin menghentikan waktu sekarang juga seandainya ia bisa. Menikmati wajah seseorang yang entah sejak kapan sangat dikaguminya dengan jarak paling dekat. Selama ini ia hanya bisa menatap wajah cantik ini dari jarak tak kurang dari dua meter.

Sedetik kemudian Kyuhyun harus kembali menelan ludah kelu. Menyadari yeoja mungil ini telah melewatinya dan justru berdiri di hadapan pria tampan yang tengah berdiri di belakangnya.

Kyuhyun terdiam, berusaha menetralisir detak jantungnya yang perlahan berubah sesak.

Sepasang manusia yang saling melempar senyum tulus ini telah membuatnya tersadar. Bahwa hari bahagia ini bukan ditakdirkan untuknya. Persiapan sempurna yang dilakukan ryeowook …sama sekali bukan untuknya.

Seandainya boleh jujur, Sampai detik ini Kyuhyun belum rela jika harus mengubur perasaannya dalam-dalam. Begitu sulit mempercayai kenyataan. Bahwa gadis yang sudah lama dicintainya harus mengucap janji suci di hadapan pastur dengan pasangan lain yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri. Sakit harus membayangkan bahkan mendengar pengucapan janji suci mereka sebentar lagi.

Seakan hati ini berkata lain. Menginginkan sesuatu yang mustahil terjadi. prosesi pernikahan yang sebentar lagi terjadi…. Kyuhyun sangat berharap ini hanya lah sebuah mimpi buruk.

'Bodoh' batinnya memarahi diri sendiri. Ia tidak mungkin menghancurkan kebahagiaan kakaknya sendiri dan juga gadis yang dicintainya.

"Kyu, kajja. Semua sudah menunggu kita" panggil Siwon membuat Kyuhyun sedikit kaget dan secepat mungkin menghapus airmata yang tiba-tiba menetes melewati pelupuk matanya.

"Ne,." Jawabnya singkat dan membalikkan badannya menghampiri Siwon dan Ryeowook.

Siwon dan Ryeowook berjalan lebih dulu, saling bergandengan tangan.

Pasangan yang serasi.

Kyuhyun tidak beranjak dari tempatnya. Menatap punggung mereka dan perlahan airmata kembali menetes tanpa diperintah. Dan sedetik kemudian ia teringat beratus orang di gereja telah menunggu mereka berdua.

'Ingat! Mereka berdua! Bukan Choi Kyuhun, melainkan Choi Siwon' Kyuhyun masih saja berusaha meyakinkan dirinya.

Seorang Kyuhyun tidak boleh sedih di hari pernikahan kakak kandungnya sendiri.

Tersenyum. Ya, itulah yang harus dilakukannya.

Sedikit demi sedikit Bibir kyuhyun bergerak melengkung ke atas. Membentuk senyum yang dari luar terlihat tulus.

"Tuan Choi, anda sudah ditunggu di luar" kata seorang pelayan rumah keluarga Kim.

Kyuhyun mengangguk dan bergegas keluar rumah.

"Maaf. Tadi ada aku terima telpon dulu dari teman" ucap Kyuhyun yang baru saja tiba dan segera berlari hendak membuka pintu mobil bagian depan.

"Siapa suruh kau duduk di situ." perintah Siwon sambil membuka pintu, mendorong paksa Kyuhyun masuk ke kursi penumpang.

"Lalu hyung?" tanya Kyuhyun bingung.

"Aku akan menyetir."

"Aniya. Hyung yang harusnya duduk disini bersama Ryeowook. Ryeowook pasti juga menginginkan hal itu kan" bantah Kyuhyun sambil menoleh ke Ryeowook yang ternyata juga menatapnya dengan ekspresi bingung.

Ryeowook mengangguk dengan penuturan Kyuhyun.

"Aku hanya ingin menyetir di hari special orang yang teramat sangat ku sayangi. Tak ada yang bisa menyebut keinginanku kali ini sebagai sebuah kesalahan. Chagi, kau tidak mempermasalahkan ini kan?" nada Siwon seperti memohon kepada Ryeowook membuat calon mempelai wanita itu sedikit mengernyit.

Ada apa ini?

Ryeowook bingung. Ia sebenarnya ingin Siwon yang menemaninya duduk di belakang tapi ia juga tidak ingin menolak permintaan calon suaminya yang terkesan sangat penting ini.

"Bagaimana, chagi?"

"Baiklah. Oppa boleh menyetir"

Jawaban Ryeowook membuat Siwon tersenyum senang. Kyuhyun hanya diam dengan perasaan antara senang dan sedih. Siwon menuntun Ryeowook untuk masuk ke dalam mobil. Kyuhyun menggeser posisinya agar Ryeowook mendapat tempat duduk.

Siwon menghela napas sejenak kemudian masuk ke dalam mobil. Ia duduk di bagian depan, tempat dimana setir kemudi berada. Ia tersenyum tipis memandang Kyuhyun dan Ryeowook lewat pantulan cermin berukuran lumayan kecil di depannya tapi tentu saja tidak menghalangi pandangannya pada jalanan di depan sana.

Siwon mulai menghidupkan mesin mobilnya dan perlahan mobil bergerak ke arah gerbang yang terbuka. Semilir angin di pagi hari sangat terasa. Suasana kota terlihat sangat tenang. Tidak seperti biasanya dengan keadaan yang bising dan mobil yang memadati jalanan. Hari ini sepertinya memang keberuntungan mereka. Jalanan terlihat sangat sepi sehingga memudahkan mereka untuk sampai tujuan. Gereja tempat dimana Siwon dan Ryeowook akan melangsungkan proses pernikahan.

Hening.

Tidak ada perbincangan di dalam mobil itu. Ryeowook menunduk dalam. Kyuhyun hanya menatap keluar jalanan. Sedangkan Siwon pun tengah konsentrasi pada jalanan.

"Mm… Kyu.." panggil Ryeowook memecah keheningan.

Siwon yang berada di depan terlihat tersenyum tipis. memilih diam. Memang hatinya sangat tidak terima dengan keadaan seperti ini. tapi keputusan yang diambilnya saat ini sepertinya sangat ia sudah memikirkan rencana ini matang-matang sejak dua hari yang lalu.

Kyuhyun menoleh, menatap Ryeowook yang kini memiringkan kepala, menatapnya polos. "Ne?"

"Uum… Kapan kau menyusul? Maksudku… Kapan kau menikah?" tanya ryeowook sedikit terbata.

Kyuhyun menarik nafas berat kemudian menghembuskannya, "setelah aku bisa menaklukkan diriku sendiri,"

"Maksudmu.. Kau sudah punya kekasih tapi tidak berani membawanya pulang?" Ryeowook berbinar,

"Atau … Kau menyukai seseorang tapi tak berani mengungkapkan?" imbuh Ryeowook yang sudah mulai mendapat keberanian untuk bertanya lebih. Mengingat Kyuhyun yang selama ini lebih banyak diam jika berhadapan dengannya.

"Mungkin yang kedua itu sedikit mendekati."

Kyuhyun menatap lurus ke depan, merasakan sesak yang kembali menyergap,

"Apa gadis itu cantik? Kkkkk. Aku sangat ingin bertemu dengannya." Ryeowook berujar dengan wajah polos tanpa dosa.

"Atau jangan-jangan aku malah mengenal gadis itu? Hihihi… Apa dia dekat dengan keluarga kita? Maksudku… Dengan keluarga Choi? Cepat kasih tahu Kyu… Atau mungkin Siwon Oppa lebih tahu?" tanya ryeowook sambil mengalihkan pendangannya pada Siwon yang hampir saja membuka suara.

"Kau tidak berhak tahu. Kau bukan siapa-siapa." Potong Kyuhyun dingin.

"Eh?" Ryeowook tersengat.

"Aku…."

'Bukan siapa – siapa ya?'

Seketika mimic Ryeowook mengeruh. Ditundukkan wajahnya dalam. Meresapi perkataan calon dongsaengnya yang terasa sangat menyakitkan. Bagaimana bisa menit-menit terakhir menjelang pernikahannya, justru adik kandung calon suaminya yang tidak bisa menerima kehadirannya sebagai salah satu anggota keluarga Choi.

Siwon meremas kemudi, kemudian menambah kecepatan mobilnya dua kali lipat.

Dalam hitungan detik Kyuhyun mengalihkan pandangannya keluar. Menatap jalanan melalui kaca yang henya dilewati satu – dua mobil saja. Ia sangat sadar pikirannya sama sekali tak berpihak pada jalanan tak bernyawa itu.

yang kau sebut bukan siapa-siapa, justru dialah yang menguasai hatimu saat ini….

Berapa kali pun kau berusaha meyakinkan dirimu, cinta yang kau rasakan semakin jelas.

Kau… Membutuhkannya. Membutuhkan balasan cinta Kim Ryeowook

Dimanapun aku berada, aku memikirkanmu

Apapun yang kulakukan, pikiranku tertuju padamu

Tidak ada yang tahu kata tak terungkapkan ini

Setiap hari aku tidak pernah bisa mengungkapkan…

Aku mencintaimu, lebih dari yang kau tahu

Seseorang yang selalu kurindu, itu kamu

Tapi kau tidak pernah tahu

Karena hatimu tertutup untuk cintaku

Siwon menghembuskan nafas yang terasa seperti berton – ton. Pikirannya kini terpenuhi dengan penemuan beberapa benda di kamar Kyuhyun tiga hari yang lalu. Semua merubah jalan hidup dan pemikirannya….

Tentang cinta….

Dan kasih sayang…

"Gerejanya masih jauh Oppa?" suara tenor ini yang selalu dimimpikan Siwon akan membangunkannya setiap pagi.

"Sekitar lima menit lagi," jawab Siwon sambil tersenyum, melihat ke belakang sebentar. Memeriksa keadaan ryeowook yang ternyata sudah bisa tersenyum kembali.

"Aku sudah tidak sabar, ingin menjadi bagian dari kehidupan seorang Choi Siwon,"

Siwon kembali menghadap ke depan. Diremasnya setir mobil itu kuat. Pikirannya kembali berkecamuk.

Bagaimana bisa ia mengorbankan cintanya?

"Mulai besok aku yang akan membangunkanmu dengan sebuah ciuman. Membuatkanmu sarapan, menyiapkan pakaian kerjamu …" Ryeowook tersenyum penuh ketulusan.

Kyuhyun mengepalkan tangannya. Mengabaikan rasa sakit pada telapak tangan akibat goresan kuku telunjuknya yang memang dibiarkan memanjang. Rupanya kepalan tangannya memang sangat kuat.

Ryeowook menangkupkan kedua telapak tangan dengan keadaan setengah mengepal sebagai penyangga dagu. "Aku juga yang akan memasangkan dasimu, Mengantarmu sampai halaman rumah, Dan… menunggu kecupan di kening sebelum Oppa berangkat. Aish…" Pipi Ryeowook semakin merona membayangkan romantisme yang sudah ia rencanakan.

"Hah? Benarkah?" Siwon balik bertanya.

"Tentu saja," Ryeowook mempoutkan bibir tak terima, "Meragukanku eoh?"

Siwon sedikit terkekeh, "Aniya aniya… Oppa mau memberi tahu satu hal lagi."

"Apa?"

"antara aku dan Kyuhyun, kami seperti anak kembar. Mendapat perlakuan dan pelayanan yang sama. Baik Appa, Eomma atau pun pembantu di rumah selalu memperlakukan kami sama rata,"

"Jangan berbelit-belit. Cepat katakan maksud Oppa,"

Siwon melirik spion di atasnya yang menampilkan wajah muram Kyuhyun, "Maksudku, kau juga mau kan mengurus Kyuhyun?"

Ryeowook menatap namja yang seolah tuli di sampingnya, "Ooh… Itu urusan gampang,"

"Kau janji akan berlaku sama terhadap kami?"

"Janji," Ryeowook memperhatikan Kyuhyun yang sekarang mulai mengalihkan pandangannya ke depan.

Siwon kembali mempercepat laju mobilnya. Waktu mereka tinggal sedikit. Beberapa menit ia sibuk dengan kemudinya, sampai tiba – tiba suara dering telfon terdengar hingga mengharuskannya berkutat dengan benda kecil itu.

"Bisakah bermain HPnya nanti saja?" Kyuhyun sedikit khawatir karena Siwon tak kunjung konsentrasi pada kemudi. Hanya sebentar sebentar melirik jalan kemudian sibuk kembali dengan handphone-nya. Entah mengirim pesan pada siapa.

"Sebentar. Ini penting."

"Biar aku yang menyetir."

"Ani ani…." Siwon melihat ke belakang, tersenyum sebentar pada Kyuhyun yang duduk tepat di belakangnya, kemudian memasukkan HPnya ke dalam saku.

"Hyuuuunggg!" Teriak Kyuhyun yang tiba-tiba saja berdiri dan meraih kemudi. Mengabaikan Siwon yang mungkin tertimpa setengah bagian tubuhnya.

.

~ckiiiiiiiiiittt

~braaaaaaakkk

.

Ryeowook perlahan membuka mata. Terbatuk-batuk karena asap berkeliaran di sekitar kepalanya. Sedikit demi sedikit diangkatnya kepala sambil berusaha mengingat apa yang sedang terjadi. Seketika iris caramelnya membulat melihat mobil yang beberapa menit lalu masih ia tumpangi sekarang berada dalam posisi terbalik di tengah jalan dengan calon suaminya masih berada di kursi kemudi.

"Oppa… Uhuk.."

Entah bagaimana awalnya, Ryeowook kini terbaring di tengah jalan. Berjarak sekitar 10 m dari posisi mobil.

Ryeowook mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk berdiri, melawan rasa nyeri yang menyerang hampir seluruh persendian tubuhnya.

"Uhukk.."

Kaki mungilnya melangkah gontai. Pandangan matanya berkunang. Anggota tubuhnya seolah rontok satu persatu. Ia merasa sangat lemas, detik selanjutnya tubuhnya kembali ambruk.

"Siwon Oppa…."

'beri aku kekuatan….'

Ryeowook mengepalkan tangannya kuat. Merasakan aliran tenaga dari kepalan tangannya beredar ke seluruh tubuh. Perlahan tapi pasti Ryeowook kembali bangkit. Semangat dan kekuatannya tiba-tiba tumbuh setelah menyebut nama itu.

"Oppa…" desis ryeowook yang sekarang sudah setengah berlari mendekati mobil meski dengan langkah gontai.

Seketika pandangannya berubah sayu mendapati Siwon dalam posisi terbalik tengah meremas rambutnya. Darah segar mengalir membasahi pelipis dan rambutnya.

Lemas dan Putus asa.

Itulah yang dirasakan Siwon kini. Ia tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali. Kaki jenjang yang selama ini ia banggakan terhimpit kursi dan bagian kemudi mobil yang merengsok ke dalam karena beberapa menit yang lalu membentur pembatas jalan dan menyebabkan mobilnya terbalik seperti ini.

"Toloonggg!" Ryeowook berteriak dengan sisa suaranya. Matanya mengekor ke seluruh sudut jalan. Berharap ada seseorang yang bisa diandalkan.

"Toloong!" Ryeowook masih saja berteriak.

Dengan kekuatan yang ia punyai, Ryeowook berusaha mendorong-dorong mobil itu agar kembali tegak. Tangisnya mulai pecah. Sangat takut melihat percikan api di aspal yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

Naasnya, sampai beberapa menit sama sekali tak ada seorang pun yang lewat.

"Siapa pun tolong kami! Hikz…" Ryeowook mulai putus asa. Sedikit ditekuknya lutut dan menumpukan kedua tangan di atasnya.

Bagaimana caranya mengeluarkan Siwon dari sini?

"Tidak! Tidak boleh seperti ini!" bentak Ryeowook sambil menyapu air matanya. Buru-buru ia masuk ke dalam mobil, mengabaikan gaun yang menyapu pecahan kaca hingga akhirnya melukai kaki dan sedikit betisnya.

"Cepat chagi…. Bantu Oppa melepaskan ini," ucap Siwon yang dari tadi berusaha melepas seatbelt yang melilitnya.

Ryeowook sedikit memutar lengan kiri Siwon "Lenganmu berdarah Oppa…"

"Tak ada waktu. Cepat bantu Oppa."

"ne, ne… Kita pa…pasti bisa keluar," Ryeowook sedikit tergagap. Tanpa diperintah ia langsung mengambil pecahan kaca dan mengiris sabuk pengaman itu dengan benda tajam tersebut.

Sementara di luar, api mulai menjalar ke kaca belakang mobil. Temperatur di dalam mobil semakin meninggi. Bahan bakar mobil mulai menetes masuk ke mobil.

Siwon menarik sabuk pengaman sejauh mungkin. Berusaha keluar lewat ruang kosong yang ia ciptakan.

Ryeowook membuang pecahan kaca yang sama sekali tak membantu.

"Kyu… Dimana Kyuhyun?" Siwon susah payah menoleh ke belakang.

"Aish.." Ryeowook baru menyadari ada orang lain di situ. Ia menggerak-gerakkan tubuh tengkurap Kyuhyun yang masih bisa dijangkau tangannya.

"Kyuu! Bangun!"

"….."

"Kyuu!"

"….."

Ryeowook tiba-tiba teringat sesuatu. Diputar pandangan beserta kepalanya ke segala arah.

"Itu dia," ucap Ryeowook dengan nada sedikit lega. Diraihnya benda persegi kecil yang berada di kursi belakang. Dengan panik tangannya memencet tombol di layar persegi itu.

"Ish… Cepat angkat…" Ryeowook memencet tombol kembali, "Ck, Ayolah… Hiks.."

"Percuma," potong Siwon sambil terus-terusan menarik seatbeltnya, "Siapa pun yang kau panggil, mereka juga membutuhkan waktu lama untuk sampai ke sini,"

Ryeowook melempar hpnya dan sekuat mungkin ikut menarik seatbelt Siwon. Semakin tak mempedulikan kaca jendela yang menggores kulit mulusnya. Gaun yang ia kenakan bahkan sudah bercampur warna merah dan sedikit warna hitam.

Sebuah tangan kekar tiba-tiba membantu menarik-narik tubuh Siwon. Ryeowook yang kaget sedikit menoleh ke belakang, dan ternyata Kyuhyun lah pelakunya. Tapi sekarang,… Tak ada waktu untuk berbicara sepatah kata pun.

Beberapa menit berlalu, hampir setengah jam. mereka masih betah berkutat dengan kain panjang yang melilit sebagian dada Siwon. Perlahan tapi pasti suara kobaran api di luar semakin jelas terdengar. Nyalanya seolah menari-nari senang, menggelitik nyali apa pun benda bernyawa di sekitarnya.

..

Seandainya boleh jujur, Siwon sudah merasa sangat letih. Bosan, terhadap kegiatan tanpa hasil yang dilakukan kedua orang terkasihnya.

Seandainya boleh putus asa, Ryeowook memilih diam dan memeluk Siwon sekarang. Mati bersama orang yang sangat ia cintai tentu lebih baik.

Seandainya boleh memilih, Kyuhyun akan dengan senang hati menggantikan posisi Siwon. Baginya, mati akan lebih indah dari pada harus menghalangi kebahagiaan dua orang yang saling mencintai.

..

.

Keringat ketiganya kini mengucur deras. Tak peduli berapa tetes air mata Ryeowook yang tercampur bersamanya. Dengan sekali tiupan angin, api merembet ke seluruh badan mobil yang seluruh permukaannya sudah tertumpahi bahan bakar.

"Sudah cukup!" Bentak Siwon tiba-tiba. Tubuhnya seperti dilanda kekeringan berhari-hari. Panas.

Kyuhyun dan Ryeowook seketika menghentikan kegiatannya dan saling melempar tatapan.

"Dengarkan aku," Siwon meraih telapak tangan Kyuhyun dengan tangan kirinya, dan meraih telapak tangan Ryeowook dengan tangan kanannya. Menyatukan keduanya ke dalam sebuah genggaman.

"Menikahlah…" ucap Siwon sambil tersenyum, menatap lekat Kyuhyun. "Untukku…"

Meski begitu hati Siwon seolah teriris mengatakan ini.

Ryeowook tanpa aba-aba menyentakkan tangannya. "Apa… maksudmu? Aku tidak mau!"

"Demi aku menikahlah dengan Kyuhyun!" Siwon beralih menatap Ryeowook, sedikit memberi tekanan pada genggamannya terhadap tangan Ryeowook.

Ryeowook lagi-lagi menyentakkan tangannya, "Jangan bicara macam-macam. Hikz… Kita harus segera keluar dari sini…"

Kyuhyun hanya terdiam memperhatikan Ryeowook kembali mengoyak-ngoyak seatbelt semakin keras. Tubuhnya yang ringkih seolah tak kehilangan semangat.

"Dengarkan aku dulu!" Siwon perlahan melepas genggaman pada tangan Kyuhyun, meraih kedua lengan Ryeowook dan menempelkan di dadanya.

Ryeowook menatap dalam Siwon, mengerti ketakutan yang dialami kekasihnya lewat detak jantung yang menyalur ke tangannya.

"Kyuhyun… Dia mempunyai cinta yang lebih besar untukmu." Siwon melirik Kyuhyun sejenak, "Jangan membantah! Aku hanya punya waktu sebentar!" bentaknya ketika Kyuhyun sudah mulai membuka mulut.

"Kyuhyun…. Seseorang yang selalu merindukanmu tanpa bisa melakukan apa pun, untuk menyentuhmu pun, ia tak pernah bisa. Ia ingin sekali memelukmu, seperti aku memelukmu setiap hari. Ia sangat ingin ketika ia bangun, seseorang yang menelfonnya pertama kali adalah kau… Kim Ryeowook."

Ryeowook menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha menangkap kebohongan Siwon. Tapi nampaknya ia tak cukup beruntung kali ini.

"Aku… Dosa yang ku perbuat sangat besar…" rutuk Siwon semakin mengeratkan erat memeluk pergelangan tangan Ryeowook. "Bahkan sepertinya Tuhan enggan memberiku kesempatan untuk menebus kesalahanku …" Siwon tersenyum sejenak, kemudian merogoh saku celananya. Mengeluarkan kotak kecil berwarna merah.

Bukankah seorang kakak mempunyai tanggung jawab menjadi orang tua kedua bagi adik-adiknya? Bukan malah menyakitinya selama bertahun-tahun seperti ini.

"Kau tak pernah tahu betapa terlukanya Kyuhyun melihatmu tersenyum untuk ku setiap hari. Kau tahu kenapa? karena hatimu tertutup. Sekarang buka matamu. Lihatlah cinta yang lebih besar telah menantimu." tutur Siwon sedikit serak sembari membuka kotak kecil yang berisi sepasang cincin emas bertuliskan Kyuhyun-Ryeowook.

"Apa… maksud tulisan di cincin itu?" Kyuhyun sedikit tergagap karena sepertinya Siwon sudah cukup banyak tahu dan mempersiapkan ini jauh-jauh hari.

"Hari ini hari pernikahan kalian, aku menyiapkan ini sejak dua hari yang lalu," Siwon tersenyum sangat tulus.

Ryeowook membulat. Kotak kecil itu sekarang sudah berpindah ke dalam genggamannya.

Kyuhyun seketika menggeleng keras. Ia memang mencintai Ryeowook. Tapi bukan dengan cara seperti ini!

"Waktu kita makin sedikit. Kyu…. Kau mendengarku?"

"Ne,"

"Berjanjilah untuk menjaga Ryeowook. Aku mempercayakannya padamu. Aku tak ingin dia jatuh ke tangan orang yang salah, Dan kau Wook-ah," panggil Siwon sambil menatap Ryeowook tepat di manic mata, "Kau sudah berjanji akan merawat Kyuhyun sama persis dengan merawatku. Aku sudah mendengar janjimu dan tak boleh ada bantahan."

"Aniya!" Ryeowook menggeleng keras.

"Terima kasih telah menjadi bagian dari hidupku… Hanya mencintaimu sampai akhir… Tak ada tujuan hidup yang lebih sempurna dari pada ini." Dada Siwon semakin sesak. Matanya perlahan memerah dan cairan bening keluar dari pelupuk matanya.

"Kau ditakdirkan untuk masuk ke dalam keluarga Choi. Bukan melalui seorang Choi Siwon, tapi melalui Choi Kyuhyun." Siwon masih tersenyum meski air mata yang keluar juga semakin banyak. "melalui kematian… Beginilah cara Tuhan menunjukkan jodoh di antara kita… "

Kyuhyun merasa jengah. Siwon tak hentinya bicara seolah dia akan pergi jauh. Didobraknya pintu mobil belakang sampai terbuka dan secepat mungkin keluar.

"Pegang tanganku, Ryeowook!" perintah Kyuhyun sambil mengulurkan tangannya melalui kaca jendela yang sejajar dengan tempat ryeowook.

"Aniya!" tolaknya tetap memegang erat tangan kekasihnya.

Siwon yang mengerti maksud Kyuhyun berusaha melepas pegangan tangan Ryeowook. Tapi upayanya sia-sia karena tiba-tiba Ryeowook memeluknya dengan sangat erat.

"Aku tidak akan meninggalkan, oppa!"

"Kau harus cepat keluar!" bentak Siwon membuat Ryeowook terperangah kaget.

"Kita, bukan hanya kau. Kita semua akan keluar dari mobil ini," Kyuhyun berusaha meyakinkan Ryeowook. "Jangan mengulur waktu, cepat pegang tanganku."

Yeoja mungil itu menggeleng keras. Didekapnya tubuh tegap Siwon sambil terisak. Ucapan Kyuhyun terdengar sangat tidak mungkin.

Suara api semakin berkobar di luar. Tapi bahkan hati ini terasa lebih panas dibandingkan nyala api itu sendiri.

Mati bersama adalah yang terbaik bagi semuanya.

"Aku juga akan keluar, percayalah… Bukankah kau selalu percaya pada Oppa?" Siwon sedikit melunak, merenggangkan pelukan Ryeowook dan kembali menatap yeoja bermata caramel itu dalam jarak tak lebih dari 15 centi. Beberapa titik darah segar Siwon menetesi pipi Ryeowook.

"Kau pernah bilang kan cinta kita membuatmu kuat." Ucap Siwon sembari mengelap pipi putih Ryeowook. Tak akan membuatnya terkotori oleh apa pun. "Sekali pun aku nanti pergi, cintaku tak akan pernah ikut mati… kau tidak akan pernah kehilanganku chagi… karna cintaku akan selalu hidup… Menguatkanmu. Terima kasih untuk cinta yang tak sepantasnya ku dapatkan. Aku selalu mencintaimu…"

Perlahan tapi pasti, Siwon mendekatkan wajahnya pada wajah Ryeowook yang semakin sesenggukan. Mendekat… Sampai benar-benar tak ada jarak.

Ryeowook terpejam menikmati sentuhan bibir Siwon pada bibirnya. Sudut matanya tak pernah berhenti mengeluarkan air. Nafasnya tersengal, seperti penderita asma. Membalas ciuman Siwon dengan dipenuhi rasa takut yang teramat sangat.

Ryeowook terpaksa membuka mata ketika sebuah tangan putih dan kekar menarik punggungnya. Melepas paksa ciuman keduanya dengan tergesa. Gadis itu menggeleng keras. Ditumpukan tubuhnya hingga mencapai beban terberat. Tangannya terus meraih lengan Siwon yang sedikit demi sedikit semakin menjauh hingga akhirnya benar-benar terlepas. Terpisahkan oleh nyala api.

"Andwaee! Oppaaaa!" Ryeowook berteriak histeris. Tubuhnya meronta kuat dengan posisi tengkurap. Tangan itu semakin kuat menarik punggungnya. Membawanya menjauh, meninggalkan Siwon yang tersenyum menatap ke arahnya.

Pandangan mereka terhalang kobaran api yang semakin tak manusiawi.

Tarikan di punggung ryeowook mulai terlepas. Dengan tergesa Kyuhyun mendekati mobil. Melepas jas nya dan mengibaskannya pada api yang merembet pada jendela yang baru saja ia lewati. Dengan segenap keberanian, Kyuhyun merunduk, mengulurkan tangannya melewati kobaran api yang memisahkannya dengan tubuh Siwon.

Siwon menggeleng dan mendorong tangan Kyuhyun dengan sisa tenaga yang ia miliki. Menyebabkan Kyuhyun yang tak mempunyai kekuatan seberapa, terhuyung ke belakang hingga terbaring di jalan.

Namja tegap di dalam mobil itu kembali menatap Ryeowook. Memamerkan senyum dengan lesung pipit menghiasi kedua pipinya.

Hanya ingin melihat gadis yang ia cintai untuk terakhir kali. Tanpa ada penghalang satu pun…

Perlahan tangannya terangkat. Melambaikan tangan.

Seolah berkata 'selamat tinggal…'

Detik selanjutnya Ryeowook mendengar dentuman yang sangat keras. Menulikan siapa pun yang berada di dekatnya. Pantulan warna kuning-merah kini terlihat memenuhi iris caramelnya.

Ryeowook menjerit pilu. Kakinya tak lagi mampu menopang berat badannya.

Terduduk lemas. Hanya mampu menangisi kobaran api menelan nyawa. Nyawa seseorang yang sudah menjadi separuh hidupnya.

.

"Setelah menikah nanti, aku ingin membuat anak sebanyak-banyaknya."

"Mempunyai anak kembar sepertinya menyenangkan,"

"Ani ani. Kelihatannya sangat merepotkan. Anak kembar membuatmu tak cukup punya waktu untuk mengurus Oppa,"

.

"Bukankah Joowon nama yang bagus untuk aegya kita nanti?

.

"Mulai besok aku yang akan membangunkanmu dengan sebuah ciuman. Membuatkanmu sarapan, menyiapkan pakaian kerjamu …"

"Aku juga yang akan memasangkan dasimu, Mengantarmu sampai halaman rumah, Dan… menunggu kecupan di kening sebelum Oppa berangkat. Aish…"

.

Bagai sebuah flashback, kata-kata manis yang mereka lontarkan seperti sebuah mimpi.

Ya, tak akan pernah terjadi….

Hatinya sudah mati… Cintanya kini sudah pergi….

Bermimpi memang manis… Tapi pada akhirnya, kenyataanlah yang akan menjawabnya.

Ketika satu kata dingin darimu itu membuat hatiku tersentuh

Di pupil mataku tanpa kuketahui menetes jatuh membasahi

Dari mana, bagaimana hal ini terus menerus terbentuk akupun tidak tahu

Aku banyak tersakiti, hanya itu yang ku tahu

Hari yang hangat perlahan-lahan menjadi sangat dingin

Aku tidak dapat berkata apapun, bagaimana cara menahannya pun aku juga tidak

Tahu….

Bagaimana? apa yang harus kulakukan

Bagaimana jika aku tidak dapat melihatmu lagi, apa yang harus kulakukan

Aku ingin meninggalkan kesan yg baik dan senyuman kepadamu, tetapi ketika aku

melihatmu

Pada akhirnya air mataku jatuh menetes

(Cr : .com)

"Saudara Choi Kyuhyun, maukah kau menerima saudari Kim Ryeowook sebagai istri anda dalam suka maupun duka?"

Kyuhyun mengeratkan jabatan tangan pada pastur di hadapannya. Menatap dalam sang pastur tanpa senyum, "ya, aku menerimanya,"

"Baiklah. Dengan ini aku menyatakan kalian sebagai sepasang suami istri…" ucap sang pastur yang langsung diiringi tepuk tangan para tamu. "Tuan Choi, kau boleh mencium istrimu,"

Kyuhyun melepas jabatan tangan, mengalihkan pandangan dan melempar senyuman pada sosok mungil yang terus berurai air mata di sampingnya. Meski bimbang, Kyuhyun perlahan meraih dagu, memaksa Ryeowook menatap wajahnya.

Hanya diam. Dalam hati yeoja ini terus mengingat pria yang harusnya mendampinginya saat ini.

Merasa tak mendapat persetujuan, Kyuhyun menjauhkan tangannya kemudian membalikkan badan. Membungkuk beberapa kali ke arah para tamu tanpa mengurangi kadar ketulusan senyumnya.

Baginya… memenuhi permintaan terakhir kakaknya adalah sebuah kewajiban. Tak peduli dia akan bahagia atau tidak dengan kehidupannya bersama Ryeowook nantinya.

Meski perih, Kyuhyun tak bisa memaksa Ryeowook menuruti kehendaknya.

Meski sangat ingin, bukankah lebih baik mengorbankan keinginan dari pada membuat malaikat kecil kita sakit hanya karena sebuah ciuman?

Ryeowook berhak mencintai siapa pun. Sekali pun orang yang sudah meninggal.

Ryeowook sudah seperti jantung bagi seorang Choi Kyuhyun. Sangat dekat tapi tak bisa disentuh. Sebesar apa pun sang jantung menyakiti hatinya, Kyuhyun akan tetap berada bersamanya. Karena pada akhirnya seorang Choi Kyuhyun akan rapuh ketika Tuhan menghentikan proses hidup Sang pemilik jantung.

Kyuhyun hanya meyakini satu hal yang menguatkan batinnya dalam menjalani rumah tangga nantinya.

Tuhan.

Dia tak akan membiarkan hamba-Nya berlama-lama menderita.


Nekat bikin yang sad-sad an. Hahahaha… Ini sebenernya mo bikin semacam songfict. Hihi. Tapi jadinya amburadul dengan lagu tak karuan.

Jelek pake banget. Mian yah? Kkkkk.

Ni buatnya aku dibantuin temen. Judulnya dipilihin juga. Dia Siwook Shipper baru Loh… Dia seorang Siwoners. Dia dulu anti shipper. Tapi karena saya setiap saat cerita ini itu ttg Kyuwook lah, Siwook lah, Haewook, blab la bla dia jd tertarik ama Siwook. Hahaha…. Udah jadi shipper, yaoi pula, buruk banget nasibmu nak *puk puk Dway*

Pengen kenal? Ni tak kasih twitnya ( dwaychoi)

Yang udah baca sampai baris ini, review yah? Hihi…

Aku nulisnya penuh perjuangan Loh.. *nodong*

Jadi luangin waktu dan pulsa sejenak untuk menulis review :-)