NE MINA-SAN, INI CERITA BERGENRE YURI, CATAT YU-RI ATAU BISA DAN MAMPU DIKATAKAN LESBI. TOKOHNYA NARUKO x SASUKO (NARUSASU)
KALAU ADA YANG MAU SILAKAN BACA, KALAU TIDAK YA WHATEVER.
KALAU BISA KASI REVIEW
Oh ya buat cerita yuri ini, karena memang disamping saya lesbian, saya habis nonton majisuka gakuen, lalu terpesona Matsui Jurina ( center ) ngomong gini " Watashi ni, omae wa suki da" sama Watanabe Mayu (Nezumi)
Ssstttt rahasia ya, sejak nonton majisuka gakuen, aku jadi ngoleksi fotonya RENA MATSUI (Gekikara)
Nyahahahahahahahaaaaaa, love love =='' (Shut up!)
Watashi ni, omae wa suki da
Aku , suka kamu
Shibuya, 7 Januari 2006
Hah
Hah
Hah
hah
Sasuko berlari sekuat tenaga karena bus yang dinaikinya terjebak salju, berlari dan terus berlari ditengah tumpukan salju. Hingga pada akhirnya Sasuko terpeleset dan dipastikan jatuh.
"kyaaaaa!" Terjatuh kan, dibilang juga apa! Orang yang berlalu lalang terus melewati dan beranggapan tak melihat gadis dengan rambut hitam bob terlihat kesakitan memegangi kakinya.
"Oii onee-chan? Daijoubu ka?" Naruko yang kebetulan lewat berhenti dan berjongkok di depan Sasuko berada.
"hic… aku, aku harus pergi sekarang, aku .. hic aku ingin masuk kesana juga hic hic.." Sasuko terisak tak mampu menahan tangisnya lagi
"O.. o.. oii, jangan menangis, kau mau kemana?" Sasuko terus menangis dan hanya menggelengkan kepalanya, Naruko kemudian melihat tangan Sasuko memegangi pergelangan kaki kirinya. Naruko kemudian melepaskan tangan Sasuko yang memegangi pergelangan kaki kirinya, kemudian dengan cekatan mengangkat badan Sasuko yang memang lebih kecil ke punggungnya.
"A… A… Apa yang kau lakukan?!" Sasuko terkejut dengan dirinya yang tiba-tiba digendong.
"Nah, kau mau kemana." Naruko menolehkan wajahnya hingga tepat berpas-pasan dengan wajah Sasuko. Selama perjalanan Sasuko berpegang erat pada gadis berambut pirang yang sedang berusaha berjalan cepat untuk mencapai tempat tujuan Sasuko, mendengar nafas terengah dari seorang gadis yang menggendongnya, dengan salju yang terus turun.
Sampai ditempat tujuan, Naruko langsung menurunkan Sasuko di sebuah tempat duduk yang juga ada beberapa gadis mengantri untuk suatu hal.
Naruko mengambil cuter dari dalam tas sekolahnya, kemudian menyobek baju atasan seragamnya, lalu mengambil kembali sebuah kotak kecil seperti saleb, lalu di oleskan ke pergelangan kaki Sasuko yang nampak sedikit membengkak karena terkilir, kemudian Naruko membalutkan kain putih yang ia sobek dari seragamnya. Sangking cekatanya, bahkan Sasuko tak mampu berkata karena tiba tiba saja pergelangan kaki kirinya sudah terbalut kain putih, dengan sensasi dingin di dalamnya.
"Nah, onee-chan, jangan menangis lagi." Naruko yang berjongkok dibawah Sasuko tersenyum, walaupun nampak jelas nafasnya yang tak teratur.
Tokyo, 7 November 2011
Naruko berjalan-jalan di daerah Shibuya, dengan rambut blonde tergerai, kaos oblong warna hitam, celana jins panjang.
"Enngghhh lelah sekali hari ini!" Naruko mengangakat keduat tanganya keatas untuk meregangkan otot-ototnya sehabis bekerja sambilan di sebuah kedai ramen.
"Loongg.. tolong … siap….." Naruko berhenti karena mendengar suara meminta tolong tapi kemudian menghilang, Naruko memundurkan beberapa langkahnya, nampaklah dua orang laki-laki sedang berbuat sesuatu terhadap seorang gadis di ujung gang gelap.
"Oi.. oi.. sedang apa kalian?" Naruko berjalan mendekat tanpa keraguan sedikitpun.
"Hey one-chan, kau mau bergabung juga?!" seorang dari mereka mendekati Naruko.
"Haii…"
BUG! BRAAKK!
Naruko memukul laki-laki yang mendekatinya hingga terjatuh menimpa tong sampah, perkelahianpun terjadi, dan dimenangkan oleh Naruko yang memang belajar bela diri.
"Ahh! Fuck you!" Naruko mengumpat karena dirinya juga kena pukul, hingga menimbulkan ujung bibirnya berdarah. Naruko mendekati gadis yang masih menggunakan seragam high school di jam segini.
"Oii, onee-chan, daijoubu ka?" Naruko berjongkok karena gadis dengan rambut bob di depanya kini hanya duduk sembari memegangi pergelangan kaki kirinya.
"Hah.. haha ahahahaa.. hahahaa.. haha!" Naruko tertawa keras sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.
"haaaaahhh… haaahhhh… daijoubu?" Naruko melepaskan tangan si gadis, dan kemudian si gadis mengangkat wajahnya, begitu dekat hingga Naruko juga terkejut, padahal dirinya tak tau kenapa terkejut.
"Kau.. kau tak mengenalku?" Si gadis berambut bob memecahkan keheningan diantara mereka, Narukopun tersadar dan sepertinya tersadar juga setelah beberapa detik tak bernafas.
"Tidak, hanya saja dulu saat malam bersalju, ada gadis kecil sepertimu menangis sembari memegangi kakinya seperti yang kau lakukan tadi." Naruko menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari cengar-cengir, sedangkan gadis bob di depanya menampakan raut wajah terkejut.
"Itu aku bodoh! Wajar jika aku tak mengenalimu, namun jika kau yang tak mengenaliku, itu tak wajar, karena aku bahkan sudah go international, Sasuko Uchiha, leader AKC48 bagian A." Sasuko menjelaskan panjang lebar, dan hanya mendapatkan tanggapan wajah dari Naruko yang bertambah bingung. Karena memang Naruko tak tau tentang sebuah girl band yang sedang mendunia ini.
"Kau masih tak mengerti?" Nampak wajah Sasuko yang sedikit kesal, Idol seperti dirinya tak dikenal oleh Naruko, seorang gadis yang bahkan sangat ingin Sasuko tunjukan bahwa dirinya sudah mampu membesarkan namanya sekarang.
"Haha hai hai.. yang lebih penting kakimu dulu." Naruko tertawa melihat ekspresi gadis di depanya yang sangat lucu. Seperti dulu Naruko menggendong Sasuko di punggungnya, hanya saja sekarang Sasuko terasa berat.
"Rumahmu? Atau kerumahku yang sudah dekat?"
"Ru.. rumahmu." Akhirnya Sasuko diboyong kerumah Naruko, bukan rumah melainkan kontrakan sebuak ruangan kecil, dengan dapur kecil, kamar mandi kecil.
"Yup selesai, siapa namamu tadi?" Naruko yang baru saja membalut kaki Sasuko dengan perban setelah diolesi saleb masih tetap dalam posisinya yang berjongkok dihadapan Sasuko.
"Sasuko." Jawab Sasuko singkat sembari membuang muka karena masih kesal.
"Haha, jangan marah, aku berada dijepang baru 6bulan ini, setelah menolongmu itu, esoknya aku kembali ke Indonesia, jadi maaf." Naruko melepaskan celana jinsnya, dan berganti dengan celana boxer.
"Jadi? hasinya berhasil ya, syukurlah, kau bisa jadi Idol sekarang." Naruko ikut duduk disamping Sasuko yang menundukan kepalanya.
"Ya, kalau bukan karenamu, aku takan bisa seperti ini, jadi terimakasih.." Naruko bisa memandang jelas kalau gadis disampingnya ini sedang malu, nampak dari wajahnya yang bersemu merah, walaupun tertutup rambut hitamnya yang lurus dari samping, Naruko masih mampu melihatnya.
"Aku akan membalasnya, jadi.. jadi kau mau apa?" Naruko mengangangkat tubuhnya yang tadi ikut sedikit membungkuk untuk memandang wajah Sasuko.
"Umm… bagaimana jika membarkanku menciummu sekali, di bibir tentunya." Sasuke melonjak kaget dan sedikit menjauhkan tubuhnya, Naruko hanya tersenyum melihat reaksi Sasuko.
"Nah, sedari tadi kulihat wajahmu bersemu merah, kupikir kau menyukaiku, jadi aku meminta berciuman, hehe asal kau tau Sasuko-chan, aku itu… Lesbian".
Naruko mendekatkan tubuhnya ke tubuh Sasuko yang sudah kepentok tembok, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Sasuko, semakin mendekat, Sasuko memejamkan matanya sembari menggenggam seprei kasur.
"Pfftt.. ahahahaa.. haha.. Bercanda hahaha!" Naruko tertawa keras, sembari guling-guling di tempat tidur.
"Aku menyukaimu, jadi cium saja." Naruko terdiam mendengar beberapa kata dari Sasuko yang membelakanginya.
"Heii, aku bercanda soal ciuman, tapi aku serius soal aku yang lesbian."
"Aku juga serius." Sasuko sudah berada di atas Naruko dengan wajah merah padam dan berusaha menunjukan keseriusanya, mau tak mau Naruko juga ikut bersemu merah dirinya ditindih seorang wanita cantik yang baru saja menyatakan perasaanya.
Naruko menarik pelan kepala Sasuko agar mendekat ke wajahnya, mentautkan bibirnya ke bibir merah Sasuko, memasukan lidahnya kedalam ruang mulut Sasuko, mencoba menggerakan lidah Sasuko yang nampaknya belum pernah sekalipun berciuman, dengan sensasi rambut lurus berwarna hitam sebahu yang menutupi samping wajahnya, mata Sasuko yang terpejam, hingga enampakan bulu mata yang lentik dan panjang, kemudian terasa lidah Sasuko yang ikut bergerak dan mencoba menghisap lidah Naruko, ciuman yang biasa menjadi memanas. Naruko melepas ciumanya, kemudian mendorong Sasuko untuk tiduran, Naruko kini berganti berada di atas Sasuko, menahan tubuhnya dengan lutut dan siku agar tak terlalu menimpa gadis dibawahnya ini. Nampak wajah Sasuko yang masih merah padam.
Naruko meraba bibir merah Sasuko dengan tangan kananya, kemudian turun ke leher, turun lagi ke dada yang tak terlalu besar, membuka kancing baju seragam Sasuko, tampaklah bra berwarna hitam dengan hiasan pita pink kecil di kedua ujungnya, Naruko mencium kembali bibir Sasuko, sembari tangan kananya meraba terus setiap inci tubuh Sasuku.
"Gghhh!" Sasuko terkejut disaat Naruko jemari Sasuko memegang bagian dalam roknya, Naruko juga merasakan cengkraman tangan Sasuko kebajunya, Naruko tak menghiraukan dan terus melumat bibir Sasuko, memasukan jemarinya kedalam celana dalam Sasuko, terasa cengkraman Sasuko makin erat, Naruko melepas ciumanya dan menarik kembali tangan kananya dari celana dalam Sasuko.
"Aku berjanji tidak akan sakit." Naruko tersenyum manis, Sasuko terdiam sejenak kemudian mengangguk, setelah mendapat persetujuan, Naruko memerosotkan badanya kebawah, menyibakan rok Sasuko, menjilat dengan sedikit tekanan ke celana dalam Sasuko, hingga beberapa kali Naruko merasakan basah di celana dalam Sasuko. Naruko duduk kembali, menjilati jari telunjuk beserta jari tengahnya sendiri, kemudian mendekatkan wajahnya kembali ke wajah Sasuko, mencium bibir merah Sasuko kembali, lalu memasukan telapak tanganya kedalam celana dalam Sasuko, menyelipkan jari tenganya ke sela belahan kecil Sasuko yang tak berambut, menggosoknya perlahan, sesekali memainkan biji kacang kecil milik Sasuko, Naruko kemudian melepaskan bibirnya dari bibir Sasuko.
"Ahh.. ahh ahn.. ahh!" Sasuko mendesah kencang karena memang Naruko mempercepat gerakan jarinya. Naruko hanya terengah sembari memandangi wajah Sasuko yang begitu menggoda.
"Ahhh.. aahh, hah ahh ma.. nam.. kau ahh!" Kedua tangan Sasuko mencoba meraih Naruko yang sedang duduk, Naruko mendekatkan wajahnya "Naruko." Naruko berbisik kecil, yang kemudian kedua tangan Sasuko menarik lehernya dan dipeluk erat.
"Ahh Ruko.. Naruko.. Naru ahh! Naruko.. Naruko, lu.. ah.. keluar aahhh ahh haaahh hhhh!" Naruko merasakan cairan yang lumayan banyak keluar dari vagina Sasuko, dan juga cengkraman Sasuko yang lumayan membuat lehernya sakit. Naruko menarik keluar tanganya dari dalam celana Sasuko yang basah, melepaskan pelukan Sasuko lalu mengambil tisu yang tergeletak di lantai tak jauh darinya, melap tanganya yang basah, kemudian melepaskan celana Sasuko, yang berencana akan dilap dengan tisu.
"Bii.. Biar kubersihkan sendiri." Sasuko yang mengetahui itu berusaha mengangkat tubuhnya yang tak bertenaga, Naruko mendorong kembali tubuh Sasuko agar beristirahat, kemudian melap setiap bagian yang basah, Sasuko menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan sangking malunya.
"Daijoubu hehe." Naruko yang sudah selesai, kemudian membuka celananya sendiri tentu dalam keadaan basah juga, walaupun tak disentuh oleh Sasuko, hanya dengan memandangi ekspresi wajah Sasuko sudah mampu membuatnya puas.
"Kau mau ikut mandi Sasu-chan?"
"Tidak." Jawab Sasuko singkat, kemudian Naruko memasuki kamar mandi. Sasuko beranjak dari tempat tidur, kemudian memandangi sekitar kamar Naruko yang sangat tidak bisa dikatakan bersih, cup ramen, bra bergantungan di jendela, celana dalam di atas tv, buku berserakan, karena tak tahan Sasuko melancarkan aksinya, setidaknya memisahkan yang kotor dengan yang bersih, mengumpulkan sampah.
"Huh? Ahaha maaf, kau tak perlu membereskanya Sasu-chan." Naruko keluar kamar mandi hanya menggunakan celana dalam tanpa bra atau beberapa kain yang menempel dibadanya.
"Cerewet, bantu aku dobe!"
Akhirnya malam itu Sasuko menginap dirumah Naruko hanya untuk membereskan ruangan yang tak terlalu besar namun memang seperti gundukan sampah, sampai jam 3 pagi barulah selesai, dan Sasuko yang tak tahan tertidur sejak tengah malam, sisanya Naruko yang menyelesaikan dengan segenap kemalasan hingga jam 3 pagi.
