FORGOTTEN LOVE

Main Cast: Chanyeol, Baekhyun, Kyungsoo

Pairing: Chanbaek / T aoris / Chansoo dan Lainnya

Rated: T bisa naik sewaktu waktu

GS, DLDR.

enjoy

.

.

Chapter 1

Tak ada yang janggal dari suasana kota Beijing siang itu. Orang orang dan kendaraan hilir mudik menjalankan aktivitasnya. Di area perkantoran elit di Kawasan Beijing, berdiri lah sebuah gedung perkantoran megah yang membuat orang orang yang melawatinya berdecak kagum. Berharap dapat berkarir di perusahaan prestige tersebut. Dengan plang nama "W&B corporation" perusahaan ini tentu sudah dikenal oleh masyarakat China dan Negara Negara lain. Pemain tangguh dalam dunia bisnis, meskipun sang pemimpin masih dikategorikan usia muda.

Di sebuah ruangan megah dan elegant, seorang pria dengan jas mahal nya tampak sibuk berkutat dengan berkas berkas penting di mejanya.

Sampai tiba tiba pintu terbuka tanpa ketukan terlebih dahulu dengan seorang gadis berambut panjang berwarna magenta yang berlari ke mejanya. Mengenali sosok yang datang, si pria tersebut bangkit dari kursinya dengan senyum merekah. Membuka tangannya untuk menyambut pelukan dari si adik bungsu.

"Xiumin oppa!" kata si gadis langsung menghambur ke Pelukannya. Xiumin membalas pelukan adiknya, sambil mencium puncak kepalanya.

"Xiumin ge baekhyun. Kita sudah pindah ke Beijng.."

"ah sama saja." katanya sambil membenamkan kepalanya di dada sang kakak. Menghirup aroma maskulin dan menenangkan yang membuatnya rindu.

"jadi. Kau datang dengan siapa nona Wu?" Tanya Xiumin. Tak lama pintu kembali terbuka dan lagi lagi tanpa ketukan. Baiklah, apa sekarang ruangannya se umum itu? Seorang pria putih super tinggi dengan wanita cantik dengan tubuh sempurna masuk kedalam ruangan. Xiumin kenal sekali dengan kedua nya. Adik dan calon adik iparnya, Wu yi fan (atau lebih sering terkenal dengan nama Kris semenjak tinggal di Canada) dan Huang zitao.

"sudah ku bilang kan Baek, dia itu sepertinya lupa dengan adik adiknya. " kata Kris menyindir dan hanya dibalas dengan cengiran dari sang kaka.

"kau di Beijing saja aku susah sekali melihatmu. Sekarang bahkan setelah pulang dari perjalanan bisnismu. Kau tidak mau memberi tahu kami?" kata Tao sambil berlagak ngambek.

"bukan begitu… tapi aku baru saja sampai tadi pagi Tao. " kata Xiumin. "duduklah." Lanjutnya

Baekhyun, Kris dan Tao duduk di sofa mewah tak jauh dar meja kerja Xiumin.

"apa kabar kalian? Maaf jika aku susah dihubungi akhir akhir ini. Kau tau kan, perusahaan kita di New York sedang ada masalah. Aku dan Paman Lee harus bekerja keras disana."

"tapi apakah sudah baik baik saja disana hyung?" Tanya kris.

"ya.. sudah membaik. Tapi aku harus tetap meninggalkan Paman Lee disana untuk mengawasi"

"ah… aku selalu tidak suka dengan obrolan seperti ini. "keluh Baekhyun.

"nantinya kau juga terbisasa Baxian. Hehehe" kata tao. Sementara Baekhyun hanya mempoutkan bibirnya.

"Baek, bisa kah kau meninggalkan kami sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan dengan Xiumin Hyung." Kata Kris tampak serius, memberikan kode lewat tatapannya.

"jadi, pertemuan keluarga yang sangat jarang ini masih harus dihabiskan dengan pembicaraan pekerjaan lagi?" kata Baekhyun dengan pandangan tak percaya. Acting. Ia tau apa yang ingin dibicarakan kaka tingginya itu.

"nanti nya juga kau akan seperti ini juga Baek." Kata yang paling tua sambil tersenyum lembut.

"nah! Itu yang aku tak mau" sahutnya sebal. Baekhyun kemudian berdiri dan pamit dari ruangan itu. Baiklah, aku mau pergi makan siang dengan temanku saja. Sampai bertemu di rumah!" kata Baekhyun. Tak lupa memberi kecupan singkat di pipi Xiumin. Membuat sang pemilik pipi baozi itu tersenyum.

"kok dia tidak menciumku sih." Gumam kris iri memandang punggung Baekhyun yang menjauh

"hahaha, dia lebih sering menghabiskan waktunya denganmu ketimbang aku, Yi Fan" ledek xiumin. "jadi, apa yang ingin kau bicarakan? Apakah ada masalah dengan kantor kita di Canada?" lanjutnya."tidak hyung. Semuanya baik baik saja." "mengenai rencana pernikahan mu kah? Bukankah kalian sudah sepakat untuk menikah setelah project baru Zitao rampung?"

Kris wu merupakan seorang direktur utama salah satu perusahaan mereka di Canada, sementara Zitao adalah salah satu model dengan bayaran termahal di China dan pemilik belasan salon elit di China. Dekat dekat ini ia berencana untuk meluncurkan brand kosmetik nya. Melihat kesibukan keduanya, jelas saja mencari waktu untuk memasuki kehidupan pernikahan bukan hal mudah. Meluangkan waktu berdua saja sudah sukur.

"iya ge. Ini juga bukan tentang pernikahan kami." Jelas wanita bermata panda itu.

"lalu?" Tanya Xiumin heran.

"ini mengenai Baekhyun, hyung."

"ada apa dengan Baekhyun?" Tanya xiumin makin heran. O oh, apapun mengenai adiknya tidak bisa dia anggap remeh.

Kris mengedikan kepalanya, memberikan kode kepada Tao. Gadis itu lalu mengambil sesuatu dari dalam tas mahalnya. Sebuah map. Yang lalu dia berikan kepada xiumin. Xiumin mengambilnya dan membaca berkas di dalam map itu dengan seksama. Ada hening sebentar.

Dan…

"MWO?! Kau mendaftarkan Baekhyun kuliah di Korea? Tanpa sepengetahuanku?!" Xiumin kaget dan marah besar. Tidak. Baekhyun hanya boleh bersekolah di Beijing.

"hyung.. ini keinginan Baekhyun sendiri. Dia sudah besar. Dia bisa menentukan pilihan kuliahnya dimana pun yang ia mau."

"Tapi seharusnya kau bicarakan dulu padaku!" sepertinya amarah Xiumin sudah diubun ubun. Entah apa yang dia rasakan sekarang. Kaget tentu saja, marah apalagi. Kalau Kris bukan adiknya, sudah dia lempar manusia tinggi ini dari atap gedung.

"Tidak. Baekhyun tidak akan pergi ke korea." Katanya final. Xiumin melempar kertas itu ke hadapan Kris. "kenapa hyung? Kau tidak bisa mengekangnya terus kan? Kau tau itu." Kata kris tak mau kalah. Tao yang berada ditengah mereka jadi bingung sendiri harus bagaimana. Jarang sekali kedua adik kaka ini berbicara dengan nada tinggi.

"Wu yi fan" kata Xiumin pelan penuh penekanan. O oh, jika sudah bicara dengan nada ini, Kris tau pasti kakanya sangat sangat murka. "Setidaknya bicarakan dulu dengan ku. Lagipula dimana otakmu, kenapa harus Korea? Kenapa tidak di Beijing? Atau Toronto. Dimanapun selama itu dekat denganku atau kau." Lanjutnya.

Kris mengedikan kepalanya lagi memberikan kode pada tao. Tao kembali mengeluarkan amplop coklat. Lama lama, Tao lebih mirip tukang pos seksi ketimbang seorang model. Xiumin mengernyit, 'barang apalagi yang akan dia keluarkan dari tasnya' batinnya.

Xiumin mengambil map itu dan membuka dengan pandangan tak minat.

"permohonan kerja sama dengan Park Land Company? Apa hubungannya dengan Baekhyun?"

"Kau tau kan Park Land Company? Perusahaan bergengsi di korea?"

"iya, perusahaan empire yang sekarang dipegang oleh generasi ke 3, Park donghae. Lalu apa hubungannya dengan kuliah Baekhyun."

"Kau tau kan anak keluarga Park bersahabat dengan Baekhyun saat kita masih tinggal di korea. Keluarga park ingin bekerja sama dengan kita untuk project selanjutnya yang akan mengambil lokasi di Korea. Mengingat kondisi ekonomi global saat ini yang seperti angin panas untuk sebagian besar pengusaha termasuk kita, ku pikir kerja sama ini merupakan kesempatan bagus untuk kita. W&b Corp dan PLC. Baekhyun sendiri yang menyetujui ini. Dia bersedia bergabung dalam bisnis untuk ini."

"jadi adik adikku sudah bersekongkol untuk ini?" Tanya Xiumin tak percaya.

"bukan begitu ge. kau tau Baekhyun tidak menyukai bisnis sedikit pun, dan dia bersedia untuk ini. Dia sendiri yang memohon kepada kami untuk dikuliahkan disana sedari dulu. Dan kebetulan keluarga Park ingin bekerja sama dengan kita. Kau tak perlu khawatir. Baekhyun akan tinggal dengan keluarga Park disana, Nyonya Park sendiri secara pribadi meminta Baekhyun ke korea dan bargabung dalam bisnis ini."

"MWORAGOOOO?! Baekhyun tinggal dengan keluarga Park di korea? Adik perawan ku?!. Dan kau bilang apa tadi? Park Yoona meminta langsung padamu?"

Kris dan Tao sempat tersentak mendengar reaksi Xiumin. Takut takut dia akan mengamuk dan menimpuk mereka dengan vas mahalnya. Meskipun lebih pendek dari Kris, kakanya itu tetap menyeramkan jika marah. Apa apa an ini. Semuanya sudah tertata rapih dan dia malah tak tahu apa apa.

"KENAPA TIDAK ADA LAPORAN UNTUK INI SEMUA WU YI FAN?"

"Karena aku tau kau tak akan menyetujuinya. Jadi kusetujui saja sendiri." Kata Kris polos. Polos dan Bodoh beda beda tipis. "hhhh. Aku tak percaya aku memercayakan mu sebagai perwakilanku. Dimana otak mu Mr. Wu?! Bagaimana jika terjadi hal hal yang tidak kita inginkan?

"ya tapi Baekhyun menyetujui ini. Kan itu yang paling penting.."

"tapi kau membiarkan adik perempuan mu tinggal bersama lelaki?! kau bodoh sekali" "ah, bukan kah dia sudah bodoh dari dulu?" gumam Tao polos, yang membuat dia mendapatkan death glare dari Kris. Sadar dengan itu Tao hanya tersenyum kikuk.

"keluarga Park memang dekat dengan kita. Tapi itu sekitar 3 tahun yang lalu Yi Fan. Kita kehilangan contact nya begitu saja, entahlah apa yang terjadi tetapi keluarga Park menutup rapat rapat keadaanya. Selama tiga taun, kepemimpinan perusahaan digantikan sementara oleh adik ipar keluarga Park, Kim Heechul. Lalu kau sekarang bilang Nyonya Park menemui mu? Tidak kah kau merasa ada yang aneh disini."

"Xiumin ge, keluarga Park sudah mengenal keluargamu sejak dulu bukan? Nyonya Park juga menyayangi Baxian seperti anaknya sendiri. Baxian sudah besar. Dia pasti bisa menjaga dirinya." Sahut Tao.

"dia begitu polos Tao. Kau tau? Bagaimana kau bisa menjamin dia tidak akan kenapa kenapa. Maksudku, dia wanita dewasa dan anak keluarga Park pria dewasa. Kau mengerti maksudku kan?"

"well, ini kan zaman modern, bukan kah hal itu lumrah?" kata Tao santai. Kali ini, dia mendapatkan death glare dari 2 pria sekaligus. "aku mengerti pandangan mu Tao. Jangan kira aku tidak tau bagaimana kalian menjalani hubungan. Tapi kau tidak bisa menyamakan dirimu dengan Baxian." Kata Xiumin menjelaskan. Sementara Tao dan Kris menjadi salah tingkah. "ah, Tao sama sekali tidak membantu" batin Kris.

"Yi Fan. Aku hanya ingin menjaga Baekhyun. Memang aku sedikit berharap dia bergabung di perusahaan. Kau tau kan, mempercayai orang di dunia bisnis tidaklah mudah. Tetapi jika situasinya seperti ini. Aku tidak mau."

"Baxian sudah lulus SHS ge. Dia berhak menentukan pilihannya. Biarkan dia kuliah di Korea. Dia pasti sangat senang." Tao juga perempuan. Sedikit banyak dia tau bagaimana perasaan Baekhyun.

"menjaganya… tidak melulu dengan mengaturnya hyung. Dia juga ingin bahagia. Dia juga ingin menentukan pilihan. Kau memang sangat memanjakannya hyung. Kau memberikan semua yang dia minta, kecuali pilihannya. Kau lupa, dulu dia juga tidak ingin pindah ke Beijing. Tapi dia menurutimu. Dia tidak pernah membantah meskipun dia tidak terima. Kau memang memanjakannya untuk segala keinginannya. Tapi tidak kebebasannya. Tidak kah kau sayang pada adikmu? Dia adiku juga. Tentu aku ingin menjaga nya. Tetapi aku juga ingin dia bahagia. " Papar Kris seolah menohok Xiumin. Kris tidak tau apa yang menjadi pertimbangan Xiumin selama ini. Belum saatnya kris tau

"entah kau akan menyetujuinya atau tidak. Aku akan tetap mengirimnya ke Korea. Semuanya sudah siap. Aku hanya ingin memberi tahumu tentang ini. Maaf menggangu waktumu. " kata Kris kemudian. Dia tau semakin lama disana, Xiumin akan semakin murka dan menggorok lehernya. Kris dan Tao memutuskan untuk pamit.

Tak lama setelah Kris dan Tao pamit, Xiumin kembali ke mejanya. Berfikir sambil memandang sebuah foto yang tertata di meja kerjanya. Foto sebuah keluarga dengan 3 orang anak. Xiumin mengambil foto itu, ia memandang lekat penuh rindu. terlihat sepasang suami istri dengan 3 orang anak yang memiliki tinggi berbeda. Wu Xiumin, Wu Yi Fan dan Wu Baekhyun yang masih kecil pada saat itu. Xiumin saat itu masih duduk di kelas pertama JHS. Mr Wu merupakan pria berdarah Cina dan Canada, sementara Mrs Wu merupakan keturunan asli Korea dari keluarga terpandang, keluarga Byun. Hanya Wu yi fan yang mewarisi bentuk tubuh sang ayah, sementara si sulung dan bungsu mewarisi tubuh mungil ibunya. Yi Fan, memang dari kecil sudah tinggi, kontras sekali dengan kedua saudaranya.

1 tahun setelah foto itu diambil, Tuan dan Nyonya Wu meninggal dalam penerbangan mereka ke Yunani. Xiumin yang masih remaja harus di bebankan tugas kepemimpinan ayahnya. Masa masa indah sekolah tak lagi dilewati dengan berkumpul dengan teman melainkan belajar dan belajar. Selama kekosongan pemimpin, orang kepercayaan keluarganya, Paman Lee lah yang mengambil alih sambil mempersiapkan Xiumin untuk memimpin perusahaannya.

Sebagai anak sulung, dia selalu ditekankan untuk melindungi adik adiknya. Saat itu, ia berjanji pada dirinya, meskipun kedua orang tuanya sudah tidak ada, ia tak akan membiarkan Yi Fan dan Baekhyun merasa tidak aman. Dia harus menjaganya. Terlebih si bungsu. Namun Xiumin juga sadar bahwa Baekhyun sudah dewasa sekarang. Dia tidak bisa mengaturnya lagi. Dia juga ingin adiknya bahagia. Namun tetap saja, perasaan protektif seorang kaka terhadap adiknya tak akan bisa hilang.

"ibu.. apa yang harus kulakukan?" lirihnya sambil mengelus wanita cantik yang ada di foto itu.

Setelah perdebatan kecil dalam hatinya. Ia memutuskan pilihan. Xiumin mengambil ponselnya mencari sebuah kontak dan dengan sedikit tergesa,menghubungi nomor tersebut.

"…."

"Maaf mengganggumu. Aku ingin bicara. Aku butuh bantuanmu"

"….."

Jika ia ingin memberikan kebahagiaan kepada adiknya. Haruslah dengan caranya sendiri.

ooo

"kau tau, ucapan terakhirmu kurasa terlalu berlebihan." Kata Tao saat mereka berada di dalam lift menuju basement.

"berlebihan bagaimana?"

"apakah kau tak melihat reaksi Xiumin ge terakhir?"

"tapi itu memang benar kan? Kau juga menyutujui ide ini."

"tapi tidak dengan berbicara seperti itu dengan kakakmu!"

Kris menatap wanita cantik disampingnya dengan tajam. "lalu aku harus bilang apa? Setidaknya bukan aku yang keceplosan macam macam"

Tao membelalakan mata pandanya. Jadi naga bodoh ini menyindirnya?

"kau… membuat ku malu." Lanjut kris memalingkan wajahnya. Menyembunyikan wajahnya yang memerah. Kontras sekali dengan penampilan manly nya.

"malu? Apa yang kuperbuat?"

"kau… hampir keceplosan" katanya Masih enggan memandang Tao. Tao tersenyum jahil. Ia merapatkan badannya ke pemuda disampingnya. Merangkul lengan si tinggi dengan manja, sambil sengaja menempelkan dadanya ke lengan pria itu.

"memang… aku hampir keceplosan apa?" Tanya tao seduktif.

"kau seolah mengajari Baekhyun tentang.. kau tau.. itu" sialan. Dia jadi kikuk sendiri.

"baiklah.. maaf kan aku tuan Wu. Tapi apakah itu salah? kau tampak begitu menyukai hal itu. Kau sendiri yang biasanya memin-" ucapan Tao terpotong karena pintu lift terbuka. Seorang pria masuk ke dalam lift sambil membungkuk sopan pada keduanya. Tapi, naluri seorang pria tidak bisa ditutupi, melihat nona Huang yang cantik dan sexy pria itu jadi curi curi pandang.

Mengetahui kemana arah pandang si lelaki itu, kris merangkul pinggang tao posesif sambil menarik tubuh tao mendekat. "tunggu hukuman mu di apartemen nanti, nona Huang." Bisik kris. Sementara Tao hanya tersenyum malu sambil memeluk pinggang Kris dengan manja.

Sementara si pria asing di lift hanya mendesah iri.

ooo

Baekhyun baru saja memarkirkan mobil mewahnya di sebuah restoran mahal tak jauh dari kantor kakanya, dengan sedikit tergesa, ia masuk ke dalam restoran itu. Menghampiri seorang wanita yang sudah menunggunya dari tadi. Wanita berambut berponi. Bandana birunya sangat kontras dengan rambut pirangnya. Kulitnya putih membuatnya terlihat seperti boneka. Wanita itu tampak sibuk dengan ponselnya.

"hai Luhaeeennnnn! Maaf ya aku terlambat" kata Baekhyun dengan senyuman mata bulan sabitnya.

"aku sudah biasa dengan kebiasaan burukmu itu Baxian." Sindir Luhan.

Tak lama pelayan datang dan memberikan menu kepada kedua wanita itu.

"jadi. Bagaimana kah progressnya?" kata Luhan setelah mereka selesai memesan makanan.

"entahlah, Kris oppa baru memberi tau Xiumin oppa."

"lalu dimana kaka mu yang sexy itu?"

"siapa yang kau maksud? Kaka ku 2 2 nya kan sexy."

"oh iya benar. Maksudku Kris ge. Aku jarang sekali bertemu Xiumin ge. Jadi.. aku tak begitu mengenalnya."

"aku saja yang adiknya sendiri, susah bertemu dengan nya apalagi kau. well, yeah, Kris oppa sedang di Beijing. Kan kau tau sendiri, pacarnya masih menetap disini. Tapi katanya sih, dia akan kembali ke Canada 2 minggu lagi."

"oh.. begitu. Lalu kemana dia? Kau tidak mengajaknya ikut?"

"aah. Tidak mau. mengajaknya hanya membuatku dilihat oleh orang orang. Dan kau tau sendiri naga itu suka sekali tebar pesona. Dia pasti sedang senang senang dengan pacarnya"

"ya ya ya. kakakmu yang narsis itu. Pasti kau sangat merindukan kakamu semenjak dia semakin sibuk di Canada"

"kangen sih. Tapi aku lebih kangen Xiumin oppa. Dia paling susah ditemui. Sementara Kris oppa meskipun dia di Canada, dia masih sempat bertemu atau video call. Tapi Xiumin oppa tidak. Dia berpindah pindah terus. Kurasa berkas kerjaannya lebih menarik daripada aku."

"hahaha, jangan begitu Baxian, walaupun begitu, Xiumin ge kan sangat sayang padamu. Dia memanjakanmu kan."

"iyasih… tapi tetap saja…".

Luhan hanya mengangguk angguk mengerti.

"oh iya kau sudah menentukan pilihan mau kuliah dimana? Kau kan sudah diterima di 2 universitas."

"ah iya. Di Beijing dan di New York. Kupikir aku akan melanjutkan kuliah ku di Columbia saja. Pasti menyenangkan berada di lingkungan baru. Ku doakan rencana mu kembali ke korea berhasil. Tak ku sangka kau bersekongkol untuk kabur dari kakakmu. Xiumin ge kan baikk…"

"baik sih. Tapi….." baekhyun memajukan badannya, memberikan kode dia ingin membisikkan sesuatu. "aku diawasi terus."

Dia tau benar sahabat konglomeratnya ini selalu diawasi orang suruhan kakanya. Berbeda dengannya yang bisa berkeliaran sesuka hati. Orang tuanya masih sangat muda saat menikah, oleh sebab itu mereka mendidik Luhan dengan santai.

"hmm sebenarnya aku heran Baxian, kenapa kau sangat ingin sekali bertemu sahabatmu. Dan mengapa Xiumin ge sangat protektif dengan mu. Memangnya apa sih yang terjadi di Korea dulu? Jangan jangan kau melakukan Kriminal." Kata luhan kelewat serius.

"pertanyaan bodoh macam apa itu. Aku hanya ingin menemui sahabat ku saja. Dan aku sangat rindu Korea"

" Kau tau, kupikir kau menyukai si tuan muda park ini. Awalnya kupikir ada yang aneh dengan mu. Kau selalu menolak brtemu pria."

"aneh bagaimana?"

"kau tau… kupikir kau tertarik dengan…. Diriku. Habisnya kau kemana mana pasti maunya Cuma denganku sih. Ya tak sepenuhnya salahmu sih, aku kan menarik, lucu, mengge-"

"yak! Bicara apa kau. Tak kupercaya kau diterima di Columbia dengan otak idiotmu itu."

Dia tidak begitu paham apa itu jatuh hati. Dia tidak pernah menjalin hubungan. Memang sih ada suatu hal yang terjadi di korea, yang membuat hatinya berdebar setiap mengingat itu. Namun, Baekhyun hanya menafsirkan itu sebagai rasa rindu. Oh, Baekhyun yang polos, kau tak tau saja kau sudah jatuh hati pada tuan muda Park sedari dulu.

Pikiran Baekhyun kembali lagi ke beberapa saat sebelum kelulusan nya. Saat peluang kembali ke Korea, berada di depan matanya.

Flashback

"hai adikkuuuuu. Kau merindukanku?" sembur Kris saat Baekhyun baru saja mengangkat panggilan masuk dari Kakanya itu.

"hai naga bau. Hmm tidak juga. Mengingat beberapa hari lalu kita baru saja bertemu di Toronto"

"ah.. sedihnya. Padahal aku punya hadiah untukmu."

"hadiah apa? Aku sudah punya banyak hal. Bahkan Xiumin oppa bisa membelikan yang lebih mahal."

"ooh.. sombong sekali kau. Kau tau, hadiah yang ku berikan ini tidak bisa diberikan Xumin hyung. Kau harus memelukku erat dan menciumku untuk ini."

"ah.. tidak sudi. Cepat katakan. Kau membuatku penasaran."

"hahaha. Tunggu lah, aku sedang dalam perjalanan pulang ke Beijing. Sampai bertemu dirumah adik kecil." Pip. Dan sambungan dimatikan.

Sebenarnya Baekhyun saat itu tidak begitu peduli. Kadang kejutan Kris jayus sekali. Paling, dia memberikan tas baru atau sepatu mahal atau liburan bersama. Yang ujung ujungnya tidak seru karena dia harus melihat Kris dan Tao berpacaran

"MWO? Keluarga Park mengajukan kerja sama ?dan apa kau bilang tadi? Nyonya Park bahkan memintaku kembali ke korea dan tinggal bersama mereka? untuk mempersiapkan kerja sama ini? Astaga ini benar benar hadiah terbaik oppa!"

Kata Baekhyun nyaris menjerit sambil memeluk Kris. Saat itu mereka sedang berada di ruang keluarga di mansion mereka, Tao yang saat itu juga berada disana hanya geleng geleng kepala sambil tersenyum.

"baiklah Baxian sayang. Tapi dengan sebuah perjanjian. Jika kau mau menyetujuinya, aku dan Kris akan berusaha untuk mengirimmu kesana. Tentu kau paham Xiumin harus mengetahui ini semua. Apalagi ini menyangkut dirimu. Kau tak mau kan jika tiba tiba Xiumin tau kau di Korea dan dia menggantungku dan Yi Fan di Tiang"

"apa syaratnya Tao eonnie?"

"kau harus menyetujui untuk bekerja sama dengan keluarga Park. Bergabung dengan perusahaan dan berwenang dalam project ini. Berkuliahlah di Korea Hanya itu satu satunya cara untuk kau pergi."

"IYA IYA AKU SETUJU." Katanya sambil melompat kegirangan kearah Tao. Dan menghujaninya dengan ciuman.

"tapi kau harus merahasiakan ini sampai kau diterima disana. Aku akan membantumu mempersiapkan semuanya." Kata Kris

"siap kapten!" kata Baekhyun sambil berlaga hormat.

"okay. Kau harus bersabar dan menunggu Xiumin pulang. Saat hyung pulang, dankau sudah diterima aku baru akan memberi tahunya."

"wow. Kau memang partner in crime ku yang sejatiiii."

Oh tuhan, jika dia boleh meminta satu hal saja. Dia ingin sekali kembali ke Korea. Sementara Kris merutuki dirinya. Minum apa dia saat itu sampai mengiyakan tawaran keluarga Park.

ooo

Hari itu sudah malam, baekhyun sedang bermalas malasan diruang keluarga di Mansionnya. Kris masih dalam perjalanan pulang dari apartemen tao. Dia hanya sendiri dengan beberapa maid di mansionnya. Suara langkah kaki terdengar menghampiri ruang keluarga yang sunyi. Xiumin baru saja pulang dan menemukan adiknya sedang tiduran di sofa, mendengarkan lagu dengan headset sambil bermain dengan ponselnya

"selamat malam tuan putri. Apakah aku mengganggumu." Kata Xiumin sambil duduk didekat kaki Baekhyun. Menyadari sosok yang baru saja duduk. Baekhyun melepas headsetnya dan tersenyum sumringah.

"hai oppaaa. Akhirnya kau pulang juga. Kau akan menetap di Beijing untuk waktu lama kan? Apa kau sudah makan? Kau lelah?" katanya sambil memeluk kakanya dengan manja. Xiumin hanya tertawa pelan. Baekhyun akan selalu seperti ini. Manja.

"sudah Baek. Iya aku akan menetap disini sementara. Beberapa Minggu aku akan menetap disini sampai memulai bussinis trip berikutnya. Omong omong Dimana Kris?" kata xiumin

"dijalan pulang, kau tau kan. Dari apartemen pacarnya."

Xiumin mengangguk angguk mengerti. Tak lama Kris sampai juga di rumah.

"AKU PULANGGGGG" Teriaknya dari lantai bawah yang terdengar sampai ruang keluarga di lantai dua. Suara langkah kaki nya terdengar saat menaiki tangga. Kris langsung menjatuhkan dirinya di sofa besar dekat Xiumin dan Baekhyun.

"aku lelah sekali."

"memangnya kau habis ngapain?" kata Baekhyun polos. Mendapat Glare dari Xiumin, Kris hanya tersenyum bodoh. "em.. membantu Tao renovasi apartemennya." Jawab Kris sekenanya. Baekhyun lebih memilih percaya saja daripada harus menatap tampang bodoh kakanya itu.

"Baek.. ada yang ingin kubicarakan padamu" kata Xiumin tiba tiba serius. Melihat raut kakanya, Kris dan Baekhyun sepertinya paham Xiumin ingin bicara apa.

"aku ingin bertanya padamu. Apakah kau benar benar sudah diterima di Seoul University?" yah, inilah Xiumin, selalu bicara to the point. Baekhyun mengangguk takut takut.

"baiklah jika itu maumu Baek. Kau akan bersekolah disana. Jaga lah dirimu dengan baik. Sampaikan salamku pada keluarga Park." Kata Xiumin kemudian. Baekhyun dan Kris melongo tak percaya.

"be-benarkah?". Tanya Baekhyun tak percaya Xiumin mengangguk. "kau yakin?" Xiumin kembali mengangguk, kali ini dengan tatapan lebih meyakinkan. "Terima kasih oppaaaa" katanya sambil memeluk Xiumin sangat erat. Xiumin hanya mengelus punggung Baekhyun dengan sayang.

"aku lelah. Aku istirahat duluan ya." Kata Xiumin sambil bangkit berdiri menuju kamarnya. Kris saling pandang dengan Baekhyun. Siapa laki laki ini. Dia tak seperti Xiumin biasanya

"semudah ini?" kata Kris tanpa suara. Baekhyun haya mengangkat bahunya. Kris pun bangkit dan membuntuti kakanya. Semudah ini? Kok tak mungkin ya rasanya.

Baru saja Xiumin menutup pintu kamarnya. Tiba tiba Kris menghambur masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Xiumin sempat terlonjak kaget. Ampun deh, apakah dia tak bisa punya privasi sedikit pun. Apa adik adiknya lupa cara mengetuk pintu.

"Semudah itu kah?" sembur Kris. "ya. Semudah itu. Kau mau apa? "aku hanya.. heran." Kata Kris dengan tampang bodohnya (lagi). Jujur saja, dia pikir dia akan berguling di tanah sambil dihujani tinju dari kakanya atas ide nekatnya ini.

"anggap saja omongan kau tadi ada benarnya Yi Fan. Sekarang keluar lah. Aku ingin istirahat. Dan ingat. Jika ada sesuatu pada Baekhyun, kau orang pertama yang ku buru. Kau bertanggung jawab penuh atas ide gila mu itu." Kata Xiumin sambil melepas dasinya. Bersiap berganti baju.

Ya, tentu saja tak akan semudah itu. Ide bodoh itu harus dibayar dengan nyawanya. Kadang ia bingung, Xiumin sayang tidak sih padanya.

"tentu saja! Terima kasih hyung! Kau terbaikkkk!" katanya super sumringah. Dan si naga bodoh itu masih berdiri disana. Xiumin melemparkan pandangan 'keluar bodoh. Aku ingin istirahat'

Dan Kris pun keluar sambil berlari kembali ke ruang keluarga menghampiri Baekhyun. Dirinya hampir terjungkal karena kaki panjangny terkadang susah sekali diajak kerjasama.

"BAEK! KITA BERHASILLL!" Katanya. Sementara Baekhyun ikut teriak gembira tanpa mereka sadari bahwa Xiumin mendengar semua itu dari kamar. Ia hanya menatap jendela kamarnya dengan tatapan datar.

ooo

Hari keberangkatan Baekhyun pun tiba. Xiumin dan Kris tak bisa mengantar karena mereka ada urusan pekerjaan yang mendesak, mereka terpaksa terbang dengan private jet pagi sekali. Sementara Luhan sudah berada di New York. Dan berakhirlah dia di bandara ditemani Tao.

"Baek.. aku hanya bisa mengantarmu sampai sini, aku harus mengejar pesawat untuk pemotretan di Prancis. Maafkan aku. Nanti akan kujenguk kau disana." Kata Tao sambil memeluk baekhyun.

Baekhyun hanya mengangguk sambil memeluk Tao. "terima kasih eonnie" kata nya tulus. Tao sudah seperti kaka perempuannya sendiri.

Dan Baekhyun pun masuk untuk pemeriksaan tiket. Ia sudah tak sabar kembali ke Korea. Tak henti hentinya ia tersenyum. Beberapa orang yang melihat mungkin akan menganggapnya aneh.

Kata Kris, sesampainya dia di Korea, dia akan dijemput oleh Kepala maid keluarga Park. Benar saja, saat dia keluar, ada Sesosok pria yang memegang kertas bertuliskan namanya, seperti seorang tour guide yang menunggu kedatangan pesertanya.

Baekhyun menghampiri pria itu. "Annyeong hasseo. Aku baekhyun." Katanya ramah lengkap sambil membungkuk. "Ah! Nona Wu. Aku cho Kyuhyun kepala maid keluarga Park. Mari silahkan ikuti aku nona." Katanya setelah membalas dengan sama sopannya. Ia pun menunjukan jalan sambil membawa troli barang barang Baekhyun.

Tak lama mereka pun sampai di mansion keluarga Park. Baekhyun sempat bingung, kok berbeda ya dari mansion yang dulu. Tapi yasudah lah. Baru saja turun dari mobil Beberapa maid menyambutnya dan membantu membawakan koper koper baekhyun yang lebih mirip lemari sebenarnya. Entah apa yang dibawa wanita ini. Karena saat itu malam hari, suasana mansion sangat sepi. Baekhyun memandang sekeliling mansion keluarga Park. Sama besarnya dengan mansion miliknya. Kecuali gaya arsitektur yang mereka pilih.

"akan aku antar kau ke kamarmu Nona Wu. Kau pasti lelah. Nyonya dan Tuan Besar ada urusan mendadak, sementara Tuan Muda sepertinya sedang ada acara penting dengan teman temannya. mohon maaf kami tidak menyambutmu dengan seharusnya." Jelas Kyuhyun.

"ah tak apa apa. Aku juga ingin berbenah lalu istirahat."

"baiklah jika begitu. Semua keperluanmu sudah di dalam kamar. Jangan sungkan memanggilku dan maid yang lain jika ada yang anda butuhkan. Sekarang mansion ini rumahmu juga." Kata kyuhyun. Baekhyun hanya tersenyum sambil mengucapkan terima kasih.

Kamarnya berada di lantai dua, persis di sebelah sebuah kamar yang Baekhyun tak tau itu kamar siapa. Baekhyun masuk kedalam kamar barunya. Kamar itu luas dengan warna salem, dilengkapi dengan kamar mandi mewah, jendela besar dan balkon. Mirip seperti kamarnya di Beijing.

Ia mengaktifkan ponselnya dengan kartu baru yang sudah dibelinya tadi. Ia segera menghubungi kedua kakanya, Tao dan Luhan. Yang berakhir dengan jawaban yang sama "hati hati", "jaga dirimu." "kabari jika ada sesuatu." "terus kabari kami." "selamat menikmati kuliahmu" dan paling bodoh dari luhan. "katakana padaku jika ada lelaki disana yang berhasil membuatmu berpaling dariku," ya. Luhan dan kebodohannya.

Selesai berbenah barang barangnya dan mandi, ia pun memutuskan untuk tidur. Suasana kamar yang asing membuat dirinya aga susah untuk terlelap. Beberapa memori berputar dikepalanya, saat dia bertemu dengan keluarga Park pertama kali.

Baekhyun memiringkan badannya, menatap bola kaca dengan pemandangan Sidney. Lama sekali dia memandangi bola itu sampai akhirnya ia jatuh terlelap.

Esok paginya, sebuah ketukan terdengar dari pintunya,

"masuk" sahut Baekhyun dengan suara parau khas baru bangun tidur. Nyonya Park, Park Yoona, masuk dengan senyum mengembang. Baekhyun aga salah tingkah ditemui saat baru bangun seperti ini. Buru buru dia bangun dan merapikan penampilannya yang kusut.

"selamat pagi Baekhyun. Apa kabarmu." Kata Yoona, sambil berjalan kearah Baekyun dengan senyuman yang tak hilang hilang. Segembira ini kah dia. Bekhyun makin salah tingkah saja.

"baik Nyonya Park, senang bertemu denganmu". Yoona memeluk Bekhyun dengan rindu. "hey. Mengapa seformal itu. Panggil aku dengan sebutan bibi saja Baek, seperti dulu. Bibi dan Paman? Arra?" katanya sambil melepaskan pelukan. Baekhyun mengangguk.

"maaf ya semalam aku tak menyambutmu. Kau tau kan Donghae selalu meminta ditemani kemanapun." Baekhyun hanya tersenyum mengerti. Ah pasangan ini, tak pernah tak terlihat mesra. Sedari dulu Baekhyun sudah tau itu.

"bersiap lah. Kami ingin sarapan bersama denganmu." Kata Yoona. Lalu ia bangkit untuk meninggalkan Baekhyun bersiap siap. Setelah selesai mandi dan bersiap, Baekhyun turun kebawah. Beberapa maid yang lalu lalang menunjukan kemana arah ke ruang makan. Sungguh ia lupa ia tidak berada dirumahnya. Ia jadi bingung mau kemana.

Di ruang makan tampak sibuk dengan maid hilir mudik membawakan makanan, terlihat Park Donghae yang sedang membaca Koran pagi dan Yoona yang sedang mengambilkan makanan untuk suaminya.

"ah! Kemari sayang, duduklah disini." Kata Yoona saat melihat Baekhyun datang, menepuk bangku disampingnya. Baekhyun mengangguk sambil tersenyum. Mendengar suara istrinya, Park Donghae melipat korannya, melihat sosok Baekhyun yang menghampiri mereka dengan sedikit salah tingkah, Ia pun berdiri sambil tersenyum ramah.

"selamat datang Baekhyun. Ku harap kau betah disini. Anggap saja kami orang tuamu ya. " kata Donghae lengkap dengan elusan hangat di pundak Baekhyun.

"tunggulah sebentar. Chanyeol sebentar lagi turun." Kata Yoona. Ya, chanyeol, sahabatnya. Alasan Baekhyun kemari dan mengambil kuliah bisnis menyebalkan.

"bagaimana kabar kakak kakamu Baek?" kata Park donghae membuka percakapan. "baik Paman. Meskipun Xiumin oppa semakin sibuk sih akhir akhir ini. Tapi kami senang atas rencana kerjasama yang paman ajukan." Jawab Baekhyun sopan. Donghae tersenyum mendengarnya. 'ya sangat snenag karna aku bisa kembali ke Korea' batinnya

Tak lama, seorang pria tinggi dengan mata bulatnya berjalan karah mereka dengan ponsel yang menempel di telinga elf nya. Penampilannya masih berantakan khas bangun tidur. Kaos dan celana pendek serta rambut hitam legam yang tak beraturan. Tapi Baekhyun menyukai hal itu. Jantungnya berdetak tak beraturan. Ia sampai mengacuhkan potongan roti yang Yoona taruh di piringnya.

"….. aku tutup duluya. Nanti kutelfon lagi."

"…."

"arrasso. Daahh " katanya sambil menutup telponnya. Sayup sayup Baekhyun bisa mendengar Obrolan Chanyeol. Dan ucapan terakhir yang tak begitu terdengar jelas karena Yoona mulai mengajaknya bicara.

"…. Ada tamu dan dia belum bersiap. Maafkan dia ya Baekhyun, dia memang suka semaunya."
oh, Yoona sedang meminta maaf atas penampilan Chanyeol ternyata. Ah, tak masalah yoona, Baekhyun. selalu mengagumi anakmu bagaimanapun dia kok

Chanyeol mengambil tempat disamping ayahnya, berhadapan dengan ibunya. Baru saja ia bersiap duduk, mata nya menangkap seorang gadis yang duduk disamping ibunya, memandang dirinya antusias. Chanyeol mengerjapkan matanya beberapa kali. 'siapa dia'

"eomma.. aku yang salah lihat atau memang ada perempuan yang duduk disampingmu?" kata Chanyeol masih memandang Baekhyun lekat. "OH IYA! Chanyeol, ini Wu Baekhyun. Temanmu yang eomma ceritakan. Dia dari W&B Corp. Dia akan tinggal dan kuliah disini untuk mempersiapkan kerjasama yang ibu ceritakan padamu."

Chanyeol mengerjap lagi. 'ooh!'

Chanyeol membungkuk sambil tersenyum "annyeong hasseo, aku Park Chanyeol. Senang bertemu denganmu. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik" kata Chanyeol lalu duduk dibangkunya. Baekhyun yang bingung hanya mengangguk kikuk.

Ada yang aneh. Ia terdiam beberapa detik sampai akhirnya Yoona menyuruh baekhyun untuk sarapan. Sarapan dilewati dengan suasana diluar dugaan. Baekhyun menyentuh makanannya sedikit dan menjawab obrolan keluarga Park jika diperlukan, sementara pikirannya memproses kejadian tadi.

Chanyeol tidak mengenalinya? Mengapa sekaku itu?

Sadar dengan ekpresi Baekhyun, saat sarapan selesai Nyonya Park memegang pundak Baekhyun lembut. "bisakah aku bicara denganmu?" Tanya nya. Baekhyun mengangguk. Keduanya pun pergi ke halaman belakang, sementara Donghae kembali ke kamar dan Chanyeol masih sibuk memainkan ponsel di meja makan.

Kini Baekhyun dan Yoona sedang dipinggir halaman, duduk disebuah Gazebo. Di mansion park yang dulu, mereka juga memiliki Gazebo yang biasa digunakan Baekhyun dan Chanyeol untuk bermain bersama.

"Baek.. ada yang ingin kuberitau kepadamu." Kata Yoona berubah serius.

"aku tau kalian pasti bingung mengapa keluarga kami tiba tiba menghilang. Putus kontak dengan keluarga Wu lalu kembali lagi dengan mengajak kerjasama."

Ada jeda sedikit, Yoona menarik nafasnya dalam dan menghembuskan perlahan sebelum melanjutkan bicaranya. "Sebenarnya saat itu Chanyeol kecelakaan mobil dan mengakibatkan dia amnesia ringan. Beberapa ingatanya hilang dan sampai sekarang belum sembuh. Donghae berpikiran bahwa jika hal ini diketahui public, saingan bisnis nya akan menggunakan hal itu untuk kesempatan menyakiti keluarga kami. Maka dari itu, kami vakum dan pindah rumah, sementara adikku mengurus perusahaan saat chanyeol menjalankan terapi." Katanya sambil menerawang. Mengingat kembali kejadian pahit dalam hidupnya.

"Sekarang Chanyeol sudah membaik dan Donghae mengira saat ini sudah cukup aman untuk kembali. Secara pribadi aku memintamu tinggal disini bukan hanya keperluan bisnis saja. Tetapi.. untuk membantuku. Kau mau kan baek?" lanjutnya sambil menatap Baekhyun dengan pandangan memohon.

Baekhyun memproses segala ucapan Yoona yang tiba tiba. Dia baru tau Chanyeol amnesia, kenyataan ini serasa menohok dadanya. Pantas saja Chanyeol tak mengenalinya. Pantas saja Chanyeol tak mencarinya. Tapi Chanyeol adalah alasan dia kesini. Entah mengingatnya atau tidak, dia ingin bertemu Chanyeol.

"tentu bibi, aku akan sangat senang jika dapat membantumu. Apa yang bisa kulakukan?"

"bantulah Chanyeol untuk mengingat kembali semuanya. Kau begitu special. Saat kau pergi Chanyeol merengek untuk bertemu denganmu. Ia ingin terbang ke Beijing juga. Tapi pindah tak semudah itu. Sampai suatu saat, ia sedang berkendara dan kecelakaan itu terjadi." kata Yoona, raut mukanya berubah sedih. "hanya kau yang bisa Baekhyun. Hanya kau kepingan yang masih hilang. Aku ingin anak ku kembali seperti dulu. Menjadi pria tangguh. Bukan hanya untuk melanjutkan perusahaan tapi juga menjaga dirinya."

Baekhyun menggenggam tangan Nyonya Park untuk menenangkannya. Yang dibalas dengan senyuman tulus dari Yoona.

"akan aku lakukan sebisaku bibi, Chanyeol sahabatku, aku pasti membantumu." katanya kemudian.

Lama berbincang dengan Nyonya Park, Baekhyun memutuskan kembali ke kamar, Yoona juga harus bersiap untuk menemani suami pergi keluar negeri untuk urusan bisnis. Sesampainya di anak tangga yang terakhir, ia melihat Chanyeol baru saja keluar dari pintu kamar persis disamping kamarnya dengan pakaian rapih. Ia beberapa kali merapihkan bajunya, baru saja ia mau berjalan, ia melihat Baekhyun yang sedang memandangnya.

"hei Baekhyun-sshi, apakah kau mau ikut denganku? Aku ada janji dnegan teman temanku. Aku ingin mengenalkanmu pada mereka. Kau tau kan, sebentar lagi hari pertama kuliah, aku rasa bagus jika kau berkenalan lebih dulu." Ajaknya ramah. Baekhyun aga aneh dengan embel embel sshi. Sejak dulu mereka sudah dekat, rasanya semakin asing saja.

"ba- Baiklah. Aku akan berganti baju dulu." Katanya.

"oke. Aku tunggu kau dibawah." Kata Chanyeol sambil bersiap turun. "Oiya Chanyeol" panggil Baekhyun. Chanyeol berhenti melangkah lalu menoleh kearah Baekhyun. "panggil aku Baekhyun saja. Dan bolehkan aku memanggilmu Chanyeol saja?" Tanya Baekhyun sambil tersenyum manis. Chanyeol sempat lupa berkedip sampai akhirnya ia mengangguk dan membalas senyuman Baekhyun. Baekhyun masuk kedalam kamarnya, menutup pintu dan segera bersiap. Hari pertama jalan jalan dengan Chanyeol pasti akan menyenangkan

ooo

Mereka berdua sekarang berada di dalam mobil mewah Chanyeol, Baekhyun sendiri tak tau mereka kemana. Sepanjang perjalanan Chanyeol menanyakan banyak hal. Seperti apakah dia punya shabat di Beijing, apakah dia punya kegiatan yang dia sukai. Bagaiman kehidupannya disana. Baekhyun sempat gatal untuk meneritakan kehidupan nya dengan Chanyeol dulu. Kau tau, mengenang masa Nyonya Park menitip pesan untuk tidak memaksakan Chanyeol mengingat, hal itu akan membuatnya pusing tiba tiba. Mengobati chanyeol harus lah perlahan.

Sampai akhirnya mereka tiba disebuah rumah tak kalah mewah. Chanyeol memarkirkan mobilnya dan masuk seolah itu rumahnya sendiri.

Disebuah ruang keluarga besar tampak 2 orang laki laki duduk lesehan di karpet Bulu sambil asik bermain virtual game. "hallo. Maaf aku terlambat." Kata Chanyeol sambil menghampiri keduanya dan duduk di sofa, tepat dibelakang mereka.

"ya ya. aku tak peduli." Kata pria berkulit tan. Ia sedang sibuk memainkan console nya. Tampang nya kelewat serius untuk bermain game. "harusnya kau datang lebih cepat dan melihat si bodoh ini kalah berkali kali." Kata pria satu lagi dengan suara khas nya sambil cekikikan.

"ah, aku sih sudah bosan melihat hal itu." Kata Chanyeol, Bakehyun yang mengekorinya hanya bisa berdiri kikuk dekat sofa. Melihat kecanggungan Baekhyun, Chanyeol baru sadar dia datang dengan Baekhyun. Tak lama permainan berakhir dan si pemuda kulit tan melempar console nya frustasi sementara pria satu lagi asik tertawa. Di detik berikutnya, mereka berdua sudah saling bergulat dikarpet. Tampaknya pemuda tan ini tak bisa menerima kekalahan.

"oh iya aku lupa. HEY KALIAN. KENALKAN INI TEMANKU BAEKHYUN. DIA DATANG DARI BEIJING." Seketika kedua lelaki yang sibuk mengunci satu sama lain itu menoleh bersamaan.

Baekhyun tersenyum sambil membungkuk. "halo. Aku Wu Baekhyun. Senang bertemu denganmu." Katanya. Si pemuda hitam buru buru bangun dan menghampirinya. "Aku Kim jongin pria paling seksi di Korea. Panggil saja Kai." Katanya sambil mencium tangan Baekhyun. Baekhyun membelalakan matanya kaget. Well, baru pertama dia diperlakukan seperti ini.

"cih. Pemuda seksi darimana, omong omong aku Jongdae. Kau bisa bermain game? Kalo bisa, ayo bermain denganku. Si hitam ini payah sekali." Katanya.

"TENTU! Aku sangat hebat. Game apa yang kau mainkan." Diluar dugaan, Baekhyun menjawab super semangat, Chanyeol melongo. Sejak kapan perempuan suka bermain game. Sepanjang perjalanan hidupnya bertemu dengan wanita, jarang sekali ada yang menyukai game.

Baekhyun pun bergantian dengan Kai untuk melawan Jongdae.

"dimana Kyungsoo?" Tanya Chanyeol. "dia sedang mandi" jawab Jongdae sekenanya sambil memilih avatarnya. Game pun di mulai, Dan tanpa di duga Baekhyun sangat ahli! Chanyeol yang memerhatikan mereka jadi seru sendiri. Dan permainan berakhir dengan kekalahan telak Jongdae. Berkali kali ronde dan Jongdae tetap kalah

"wah memalukan sekali., kau kalah dari wanita Jongdae! Hhahaha" kata Kai puas. "kau wanita yang menakjubkan" lanjut Kai dengan pujian murahannya."diam kau kkamjjong." Celetuk Jongdae sebal. "darimana kau belajar ini?" Lanjutnya takjub sambil memandang Baekhyun.

"dulu kalau aku sedang bosan aku biasanya bermain game dengan kakaku Kris jika dia di Beijing dan tidak sibuk. Kadang aku bermain sendiri atau dengan kepala maid ku." Katanya polos.

"wah… kau boleh juga. Ayo ganti permainan yang lain. Kita lihat seberapa kemampuanmu!"

"Challenge accepted."

Dan kemenangan kembali berakhir di tangan Baekhyun. Jongdae jadi malu sendiri. Sementara kai puas sekali melihatnya. Tertarik dengan permainan, Chanyeol memutuskan untuk melawan Baekhyun.

"baiklah, sekarang coba kau lawan aku. Aku ingin tau apakah ada orang yang berhasil mengalahkanku." Katanya sombong. Baekhyun mendengus. "sehebat itu kah kau?"

"wow Baek, Chanyeol rajanya bermain game dan olah raga ini-itu. Kau harus hati hati dengannya" kata Kai. "benarkah?" kata Baekhyun mengangkat alisnya, memberikan tatapan remeh pada Chanyeol.

"sudah, buktikan saja jika kau merasa lebih hebat dariku" kata Chanyeol sambil menyunggingkan senyum liciknya, yang sialnya sangat menawan.

Baekhyun pun mengiyakan tantangan Chanyeol, mereka bermain dengan sengit. Jongdae dan Kai menonton mereka dengan serius, seperti melihat pertandingan tinju secara langsung. Sekali kali mereka malah teriak teriak tak jelas.

Saat detik detik kemenangan hampir tiba, tiba tiba saja seorang perempuan dengan mata burung hantu dan rambut panjang hitam legam menghampiri mereka. Chanyeol yang sadar dihampiri seseorang itu memutuskan kontaknya dengan layar tv dan menoleh ke si perempuan. Sementara Baekhyun masih focus.

"kau sudah datang?" Tanya nya lembut pada Chanyeol. Tanpa disadari Baekhyun, Chanyeol sudah bangkit untuk menyambut si perempuan itu.

"YEAY aku menang Chanyeollll." Katanya sumringah lalu menoleh untuk menatap Chanyeol. Dan yang ia lihat, Chanyeol sedang berdiri, mencium kening si perempuan sebagai sebuah sapaan mesra.

Perempuan itu memandang Baekhyun. "nugu?" katanya pelan pada Chanyeol. Baekhyun masih melihat mereka dengan pandangan tak dapat diartikan. Lalu saat ia sadar, ia langsung berdiri daan tersenyum.

"Kyungsoo, kenalkan ini Baekhyun temanku dari Beijing. dia tinggal bersama ku untuk urusan bisnis keluarga."

"annyeong hasseo, wu baekhyun imnida." Katanya sambil membungkuk dan tersenyum ramah seperti biasanya.

"Baek, ini Kyungsoo, kekasihku." Kata Chanyeol tersenyum sambil mengelus punggung Kyungsoo. Dan senyuman Baekhyun pun perlahan menghilang..

TBC/END

halo, aku author baru disini. aku tau sih ini cacat banget ceritanya. but aku bakal coba nulis sampai beberapa bab kedepan. mohon reviewnya ya kaka kaka;).

-moza