Ciaossu! Perkenalkan, saia author baru di fandom ini. Ini fic pertama saia di fandom ini. Harap maklum kalo kebanyakan typo. Dan fic ini juga X-over dengan fandom KHR dan Vocaloid^^
Yosh! Selamat menikmati~
Judul : Kanda Main Opera
Genre : Humor/Fantasy/Romance
Rated : masih K+, mungkin bentar lagi berubah ke T
Pair : macem-macem. Tapi dominannya YuLlen untuk DGM, 6918 untuk KHR dan GakKai untuk Vocaloid. Dan mungkin ehem-Yu18-ehem
Disclaimer : DGM belongs to Hoshino Katsura, KHR belongs to Amano Akira dan Vocaloid belongs to Yamaha Cp.
Warn : OOC, AU, GaJe, abal, lebay, sho-ai mengarah ke yaoi, rada bashing, song fic.
Summary : Murid-murid kelas 3 Sekolah Elit Black Order Gakuen akan lulus tahun ini. Tapi selama semester akhir mereka malah harus berlatih dan berlatih untuk membuat drama opera musikal. Dan di setiap opera itu, Kanda harus ikut memainkan peran!
Kanda Main Opera
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
-x-x-x-
-x-
-x-
Chapter 1
~Opera? Hukuman?~
"Hosh.. hosh... hosh.. Hei, BaKanda! Larinya jangan cepat-cepat!" teriak seorang lelaki manis berambut seputih salju seraya ngos-ngosan karena harus berlari mengejar temannya.
"Cepat sedikit, Moyashi! Aku tak ingin dihukum lagi karena kesalahanmu!" balas teman lelaki berambut putih tadi sambil terus berlari di sepanjang koridor Black Order Gakuen.
"Aah! Aku sudah capek! Bisakah kita berhenti sebentar?" tanya lelaki yang diketahui bernama Allen Walker tersebut dan merebahkan dirinya di tengah-tengah koridor, layaknya anak kecil yang sedang mengemis.
"Bisa, kalau kau ingin diceramahi kemudian disuruh membersihkan toilet oleh Mr. Cross!" jawab temannya yang diketahui sebagai suami au-oke! Jauhkan Mugenmu, Kanda..- Yuu Kanda dengan tergesa-gesa.
"BaKanda rese, ih! Kesel!" gerutu Allen yang malah asyik-asyiknya mengutuk Kanda dengan posisi yang belum berubah dari posisi sebelumnya. Terduduk di tengah-tengah koridor layaknya pengemis kecil yang meminta uang di tengah jalan (Gak mati tuh anak?).
"Che! Terserah kaulah! Baka Moyashi," gumam Kanda sambil lalu meninggalkan Allen yang masih saja terduduk. Tapi tiba-tiba langkah Kanda terhenti karena sesosok lelaki yang lebih pendek darinya menghalanginya. Lelaki tersebut menggenggam erat sepasang tonfa di kedua tangannya.
"... Kamikorosu..." desis lelaki bertonfa itu dengan hawa-hawa tak enak yang mengelilingi tubuhnya. Dan dengan sukses wajah Allen memucat ketika melihat sosok seorang Kyouya Hibari yang berada tepat di hadapan Kanda.
'Che! Orang ini lagi,' rutuk Kanda dalam hati.
"Terlambat masuk kelas selama 10 menit 37 detik. Benar-benar tidak bisa dimaafkan," gumam Hibari dengan wajah horor dan deathglare yang amat hitam kelam. Karena merasa ditantang deathglare(?) Kandapun balik mendeathglare Hibari.
"Yuu Kanda, siswa yang sudah 18 kali bermasalah karena keterlambatan dan membolos, 11 kali bermasalah karena perkelahian, 16 kali tidak mengerjakan PR, 32 kali ketiduran di kelas, 10 kali merusak fasilitas sekolah dan 5 kali karena mengancam guru. Dan itu semua tercatat dalam kurun waktu semester ini!" jelas Hibari yang dengan hebatnya mampu mengingat data-data pelanggaran peraturan dari seorang Yuu Kanda yang telah diperbuatnya selama semester ini.
"Lalu maumu apa? Menghukumku lagi?" tanya Kanda dengan wajah menantang.
"Kali ini kau takkan kuampuni lagi, Yuu Kanda!" sekarang Hibari sudah benar-benar marah. Diangkatnya tonfa tinggi-tinggi, kemudian diarahkannya tonfa itu ke kepala Kanda. Namun Kanda masih sempat mengelak dan meloloskan diri.
"Lebih baik kau hukum saja Moyashi itu. Aku tak ingin berurusan denganmu kali ini," secepat kilat Kanda langsung meninggalkan Hibari yang lagi-lagi mendeathglarenya dan Allen yang syok.
"..." pandangan mata raven Hibari kini beranjak ke Allen yang memasang wajah gugup. Iapun mendekati Allen sembari menyeringai.
Bravo! Sang ketua komite kedisiplin tersebut dapat mangsa baru!
"Ba-BaKan-BaKanda... Ka-kau serius meninggalkan aku di sini?" tanya Allen kepada dirinya sendiri karena pastinya BaKandanya tak mendengar suara Allen karena sudah pergi jauh.
"Heh! Kena kau, Allen Walker!" Hibari berjalan mendekati Allen.
Semakin dekat, hingga jarak mereka hanya berkisar 1 meter.
Dekat...
Mendekat...
Semakin dekat...
Dan author tak tega untuk mengatakan bagaimana nasib Allen selanjutnya.
-x-x-x-
-x-
-x-
...Kelas 3-A...
"Oleh karena itu, untuk membentuk suatu persamaan yang baru kita harus—"
Bruak!
"Hooo?" seluruh murid kelas 3-A harus bercengo ria ketika melihat sesok pria cantik –ralat- tampan berambut panjang yang diikat bak ekor kuda, yang barusan saja menendang pintu kelas itu dengan beringasnya.
"Permisi, Mr. Cross. Maaf terlambat," Kanda dengan setengah sopan(?) melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan kelas dan berjalan menuju kursinya yang berada di barisan paling pojok.
'Aah! Kanda makin lama makin keren aja, deh~' batin murid-murid cewek di kelas itu. Rata-rata dari mereka memang ngefans sama Kanda dan mendirikan Kanda FC.
'Tamat riwayat lo bentar lagi!' dan ini pemikiran dari beberapa lelaki yang ngiri sama kepopuleran Kanda dan merasakan hawa tak enak dari Mr. Cross.
Sedangkan Kanda dengan entengnya melewati Mr. Cross beserta jejeran bangku hingga sampai ke tempat duduknya.
"Yuu Kanda, pulang sekolah kau menghadap ke mejaku!" perintah Mr. Cross sambil mendeathglare Kanda. Kanda hanya menatap gurunya dingin.
Pelajaran pun dimulai kembali. Namun kali ini Kanda terlihat lebih serius dalam mengikuti pelajaran. Tidak seperti biasanya, saat pelajaran berlangsung ia malah tiduran. Namun anehnya setiap diadakan tes nilainya selalu sempurna.
"Pssst! Yuu-chan!" bisik lelaki yang duduk di sampingnya. Berperawakan tinggi ramping, rambut merah spiky, dan bereye-patch di mata kanannya. Di seragamnya tertulis nama 'Lavi Bookman Jr.' sebagai identitasnya.
"Istirahat nanti kubunuh kau!" ancam Kanda dengan death face. Tentunya dengan berbisik juga.
"Psst... Dimana Allen? Bukannya dia berangkat sekolah denganmu?" tanya Lavi sembari mendekatkan kepalanya ke Kanda. Kanda hanya mendesah.
"Mungkin dia sedang 'disiksa' oleh Hibari?" jawab Kanda dengan nada seolah-olah sedang bertanya.
"Kasian sekali anak itu. Sungguh teganya dirimu, Yuu-chan~" dan dengan sekali timpukan buku dari Kanda saja, Lavi sudah tepar di mejanya.
'Che! Baka Usagi!' Kanda kembali menikmati dengan serius(?) segala pelajaran yang diberikan oleh Mr. Cross.
-x-x-x-
-x-
-x-
. . .Istirahat. . .
"Aah~ sial! Sial! Sial! Nasibku sial!" jerit Allen frustasi sambil memegangi wajahnya yang babak belur setelah 'dipermak' Hibari.
"Ya ampun, Allen-chan! Apa yang terjadi padamu?" tanya Lavi sembari memapah Allen yang bahkan sudah tak mampu berdiri lagi menuju ke kelasnya.
"Hueee...! Hari ini aku sial!" jeritan –nyaris mewek- Allen semakin keras, sampai-sampai menggema di seluruh Black Order Gakuen. Lavi hanya mendesah kecil, Kanda yang melihat dari tempat duduknya nyaris mengeluarkan Mugen karena tak tahan dengan kebisingan yang dibuat bocah berambut bak salju itu.
"Yang sabar, ya, Allen-kun," hibur Lenalee, salah satu siswa yang cukup dekat dengan Allen, sambil mengelus-elus punggung Allen. Dengan wajah horor Allen menatap wajah Lenalee, kemudian jatuh tersungkur di depannya.
"E-eh, Allen-kun? Ke-kenapa?" Lenalee khawatir dan segera berjongkok untuk membantu Allen berdiri.
"Hyaa~ kau tak pa-pa, Allen-chan?" Lavi turut membantu.
"La-la-laparr..." dan kedua orang yang berniat membantu Allen hanya bisa membatu di tempat.
"A-ah, baiklah. Kau duduk dulu di sini. Aku akan membelikanmu makanan," Lenalee dan Lavi mendudukkan Allen di bangkunya –yang tepat di depan Kanda-. Kemudian Lenalee beranjak ke luar kelas dan membelikan Allen makanan.
"Haaa~~h..." desah Allen panjang, Lavi mengambil sebuah buku tipis dan mengipas-ngipaskan ke tubuh Allen.
Halo, Lavi! Allen itu butuh obat merah, bukan kipas... =,=a
'Che! Dasar orang-orang gaje!' gerutu Kanda dalam hati dengan memasang wajah jengkel.
Hei, Kanda! Kau gak sadar ya, kalau dirimu juga gaje? *author dan narator di-Mugen*
-x-x-x-
-x-
-x-
...Kelas Khusus, Voca-Class...
"Hei, Miku-chan!" seru seorang gadis berambut hijau yang baru saja kembali dari kantin. Gadis tersebut mendudukkan dirinya di samping sahabatnya yang bernama Miku.
"Ah, Gumi-chan. Dari kantin, ya?" tanya Miku sambil tersenyum memandang Gumi yang membawa banyak makanan. Gumi hanya nyengir mendengar pertanyaan dari si rambut kuncir dua tersebut.
"Yap! Oh ya, kau tahu gosip baru, Miku-chan?" sambil melahap takoyaki yang baru dibelinya, ia memulai penyakitnya, bergosip. Miku hanya menggeleng polos.
"Uuh! Sayang sekali! Kata Tiedoll-sensei, semester depan nanti seluruh angkatan kelas 3 akan membuat opera musik! Pasti seru!" ujar Gumi dengan semangat api sambil berdiri. Miku dan beberapa murid Voca-Class kaget. Setahu mereka baru tahun ini diadakan opera yang melibatkan seluruh murid kelas 3 SMA itu. Di tahun-tahun sebelumnya hanya murid-murid Voca-Class saja yang membuatnya di akhir tahun.
"Hee? Serius, tuh?" tanya Meiko, salah satu murid Voca-Class yang mencuri dengar pengakuan Gumi. 'Apa kali ini Kepala Sekolah Reborn sudah benar-benar sinting?' pikirnya.
"Hei hei! Itu bagus, lho~" sambung Gumi yang sudah bisa membaca pikiran Meiko yang tak sependapat dengan adanya opera tersebut.
"Hmmm..." semua siswa yang ada di kelas itu nampak berpikir.
Oke! Sebelumnya mungkin harus dijelaskan terlebih dahulu. Voca-Class adalah kelas istimewa di Sekolah Elit Black Order Gakuen karena kelas ini hanya memfokuskan pelajarannya pada pelajaran musik. Tak seperti kelas-kelas lainnya, semua murid kelas ini pasti akan lulus atau naik kelas di akhir semester nanti. Dan pastinya semua murid di sini lebih pandai bernyanyi dan memainkan alat musik ketimbang kelas regular.
Karena ini kelas khusus, muridnya pun adalah murid-murid yang sudah terseleksi. Hanya ada (*18 orang murid saja. Rata-rata dari mereka adalah anak dari musisi terkenal atau musisi muda.
"Hmm... Ini pasti akan menarik," gumam Miku sambil tersenyum kecil. Dia adalah ketua kelas di Voca-Class. Sekaligus pendiri (**Triple Baka.
-x-x-x-
-x-
-x-
. . .Pulang Sekolah. . .
"Yuu Kanda, pulang sekolah kau menghadap ke mejaku!"
"Haah, merepotkan!" keluh Kanda yang baru ingat bahwa pulang sekolah ini ia harus menghadap Mr. Cross. Iapun berjalan menyusuri lorong-lorong kelas, kemudian menuruni anak tangga dan sampailah ia di lantai 2 (Kelasnya di lantai 3). Berbelok ke kiri, dan ia akan menemukan sebuah ruangan besar berpapan-namakan 'Ruang Guru ~ Teacher's Room'.
Sembari mengetuk pintu, Kanda menggumam kecil. Tapi kata-kata yang digumamkannya benar-benar tidak patut untuk diucapkan anak berumur di bawah 18 tahun (lho?). Jadi author memutuskan untuk tidak mengetiknya *plak!*.
"Ya, masuk!" perintah orang dari dalam. Dari suaranya terdengar seperti suara guru Bahasa Inggris kelas 3, Madam Cloud.
"Permisi," sapa Kanda dingin. Menolehkan kepalanya ke segela arah, mencari keberadaan –lebih tepatnya letak- meja Mr. Cross. Ditemukannya meja itu dan berjalan ke arahnya. Tapi tak ada hawa kehidupan dari Mr. Cross di sana.
"Emm, Madam. Dimana Mr. Cross?" tanya Kanda pada Madam Cloud sopan. Madam Cloud hanya memandang sekilas Kanda dan menjawab, "Dia sedang berbincang-bincang dengan Tiedoll-sensei di cafetaria."
"Oh," respon Kanda dengan stay cool-nya.
Tiba-tiba pintu ruang guru terbuka lebar, memunculkan sosok Mr. Cross dan Tiedoll-sensei. Guru matematik dan kesenian itu nampaknya sedang melakukan perbincangan serius. Hal itu dapat dilihat dari wajah Tiedoll yang nampak membara(?) dan wajah Cross yang agak kaget. Cross melirik ke bangkunya dan melihat Kanda sudah berdiri di depannya.
"Ah, kebetulan sekali, Tiedoll! Orang yang 'pas' sudah datang!" seru Cross semangat. Sedikit seringaian membingkai wajahnya. Pertanda buruk bagi Kanda, namun suatu kesempatan yang baik(?) bagi Tiedoll dan juga Cross. Setidaknya mereka ingin membalas dendam ke Kanda.
"Hahaha, kau benar sekali, Cross!" balas Tiedoll dengan tawaan yang cukup keras.
Cross menghampiri Kanda, kemudian menyuruhnya duduk di kursi yang sudah tersedia. Kandapun duduk, Cross sendiri menyunggingkan senyumnya ke Tiedoll dan duduk di kursinya sendiri.
"Nah, Yuu Kanda. Kau tahu alasanmu dipanggil kesini?" tanya Cross memulai percakapan. Kanda mengangguk dalam diam.
"Baguslah. Menurut catatan dari nak Kyouya Hibari(?) dan Master Alaude (Ceritanya Alaude jadi guru BK), seharusnya kau sudah di-DO oleh sekolah karena pelanggaran yang kau perbuat," Cross menghela napas panjang. Kanda berkeringat dingin.
"Namun atas permintaan dari Tiedoll-sensei yang ditujukan kepada Kepala Sekolah Reborn, kau tak jadi di-DO!" lanjutnya lagi dengan mengecilkan volume suara ketika berkata 'permintaan'. Kanda kembali tenang.
"Tapi...y," dengan gaya –sok- imutnya, Cross melanjutkan kata-katanya. Kanda kembali tegang.
"...ada syarat yang HARUS kau penuhi!" oke! Sekarang Kanda mulai sweatdropp karena menunggu kelamaan.
'Lama amat nih, guru ngomong?' batin Kanda jengkel.
"Kau harus menjalani H-U-K-U-M-A-N-M-U!" sambung Cross. Dan diakhir kalimatnya ia mengeja dengan jelas kata yang author beri strip.
"Hah?" Kanda cengo. Apalagi sih, ini?
"Tiedoll-sensei, minta selebarannya," pinta Cross pada Tiedoll sambil menengadahkan tangannya. Tiedollpun memberikan secarik kertas yang dinamai dengan 'Selebaran' tersebut. Cross mengambilnya dan memberikannya ke Kanda untuk dibaca dan dipahami.
.
"Pengumuman! Pengumuman!"
"Bagi seluruh murid kelas 3 Sekolah Elit Black Order Gakuen, diwajibkan untuk mengikuti DRAMA OPERA MUSIKAL yang diadakan setiap bulan dalam semester depan."
"Setiap kelas hanya perlu mengikutsertakan minimal 3 siswa untuk mewakilkan diri dalam acara tersebut."
"Setiap bulan dalam semester depan akan diadakan 1 DRAMA OPERA MUSIKAL yang memiliki tema berbeda. Jadi total keseluruhan acara ada 5 DRAMA OPERA MUSIKAL."
"Setiap bulan perwakilan setiap kelasnya boleh diganti. Namun siswa Voca-Class wajib turut serta semua!"
"Diharapkan para siswa yang akan mengikuti acara ini menjalin hubungan baik dengan siswa kelas lain yang juga ikut serta."
"Untuk pendaftaran bisa langsung menghubungi ketua kelas masing-masing, seksi kesenian sekolah, dan guru kesenian kelas 3, Froi Tiedoll dan Winter Zokaro."
"Terima kasih."
Tertanda,
Kepala Sekolah Elit Black Order Gakuen,
Reborn
"P.S. : Bagi siswa yang bernama Yuu Kanda dari kelas 3-A, WAJIB mengikuti kelima DRAMA OPERA MUSIKAL tersebut! Kalau tidak, Anda akan di-DO alias dikeluarkan dari sekolah!"
.
Kanda membaca berulang-ulang selebaran tersebut. Mungkin ada sekitaran 3 kali ia mengulangnya. Oke! Yuu Kanda yang terkenal anti sosial tersebut WAJIB mengikuti acara gak jelas macam ini? Entah apa yang dipikirkan kepala sekolah psiko itu. Mungkin dunia sudah mulai mempermainkannya.
"I-ini..." Kanda benar-benar sweatdropp besar sekarang. Wajahnya memucat dan ia kehabisan kata-kata.
"Kau mengerti, kan?" tanya Tiedoll yang tiba-tiba nyambung. Kanda melemah.
"Silakan tanda tangan di sini. Jika kau tidak menandatanganinya, secara otomatis kau akan dikeluarkan dari sekolah," ujar Cross enteng sembari memberikan selembar kertas perjanjian. Intinya kertas itu berisi perjanjian dia yang harus mengikuti acara itu jika tak ingin dikeluarkan. Jika ia melanggar, maka ia akan dikeluarkan dengan cara yang tidak terhormat.
'Oh, sh*t! Kayaknya mulai semester depan gue bakal stress, deh?' batin Kanda nelangsa.
Dengan tangan bergetar, ia menandatangani kertas perjanjian itu. Rasanya masih amat sangat tak rela ia menorehkan tinta pulpennya ke kertas 'jahanam' itu. Benar-benar tak rela.
"Heh!" Cross menyeringai kejam. Mencoba menahan tawa.
"Mppht.." Tiedoll menutup mulutnya. Mencoba menahan tawa juga.
"Che!" Kanda melengos kesal.
Dan dari balik pintu, seorang lelaki paruh baya yang mengenakan topi fedora dan jas hitam serta memiliki jambang halus yang meliuk-liuk(?) tersenyum nista setelah melihat suasana mengharukan(?) barusan.
-x-x-x-
-x-
-x-
...Mading Sekolah...
"Ne ne, Jyuudaime! Coba lihat ini," seorang remaja berambut keperakan memanggil seorang temannya yang berambut coklat. Anak yang diketahui bernama Tsuna itu menghampiri temannya yang bernama Gokudera tadi.
"Ada apa, Gokudera-kun?" tanya Tsuna yang penasaran. Nampaknya sahabatnya tersebut sedang membaca sesuatu yang tertempel di papan mading dengan serius. Tsuna ikut membaca dan cengo.
'Re-Reborn-sama membuat sesuatu lagi~' batin Tsuna yang merasakan hawa buruk. Untungnya ia bukan murid Voca-Class atau seseorang yang bernama Yuu Kanda itu. Jika iya, maka ia wajib mengikuti acara gaje macam itu.
Tiba-tiba Allen, Lenalee dan Lavi melewati kedua siswa tersebut. Karena penasaran, mereka menghampiri papan mading dan membaca selebaran yang dibaca Gokudera. Merekapun membatu.
"HEEE? BAKANDA IKUT DRAMA OPERA MUSIKAL?" jerit Allen histeris. Tsuna dan Gokudera jawdropps, para murid yang belum pulang pun mengerumuni papan mading.
"Gak mungkin," gumam Lenalee yang syok berat.
"Cubit pipiku, Lenalee! Aku tak percaya ini! Mungkin ini hanya mimpi," gumam Lavi sambil menyenggol-nyenggol sikut Lenalee. Tanpa sadar Lenalee mencubit pipi Lavi dengan kekuatan yang maha dahsyat sehingga Lavi jingkrak-jingkrak kesakitan.
"Auwww! Ternyata aku gak mimpi!" teriak Lavi histeris hingga kejedot tembok.
"Euh! Gomen ne, Lavi-kun," ujar Lenalee yang merasa bersalah. Tapi toh Lavi sendiri kan yang minta dicubit?
Dan sekarang para fans Kanda mengkhayal yang tidak-tidak tentang Kanda yang berada di atas panggung opera sambil bernyanyi menggunakan kostum Alice dari Alice In Wonderland.
-x-
-x-
-x-x-x-x-
TO BE CONTINUED
(* Di sini para anggota Vocaloid berumur sama. Dan akan ada tambahan beberapa chara Utauloid dan Voyakiloid. Sama seperti Tsuna dan kawan-kawan juga berumur sama dan sama-sama kelas 3.
(** Trio yang beranggotakan Miku Hatsune, Neru Akita, dan Teto Kasane. Trio tersebut juga sekelas di Voca-Class dan sedang naik daun di Jepang.
.
.
...At Backstage...
Akachii : Ahk! Kok jadi gini? Ancur banget! _ *pundung*
Kanda : Kaichu Ichigen! *nyerang Akachii*
Akachii : Kyaaa! *mental*
Kanda : Che! Author laknat! Enak aja gue dijadiin OOC gitu? Lagian kok gue menderita banget sih kayaknya?
Allen : He he he... Kasian sekali nasibmu, nak Kanda! Wkwkwkwk! :P
Kanda : ... *kisu Allen*
Allen : Mmmpphttt...
Akachii : *muncul lagi* Kyaaa~! Yullen~~! *semaput*
Gokudera : Dame-Akachii! Bangun woi! *gotong Akachii* =,=a
Allen : Lepasin! Hoek!
Kanda : *stay cool*
Hibari : Heh lu! (Hibari pake lu-gue?) Bacain surat wasiat dari herbivore neh! *nyerahin secarik kertas ke Kanda*
Kanda : Ng? *ngebaca surat dari Akachii* "Trimakasih banyak buat yang udah baca fic abal gaje ini. Maaf banget kalo banyak kesalahan di fic ini. Dan saya mohon untuk diripyu ficnya. Onegai~~ *mata blink-blink*" Uhk! *muntah darah*
Hibari : Mana ekspresimu, hah? *deathglare* Pasang wajah ehemimut!
Kanda : Hemoh aku ngeluarin tampang melas kayak gitu!
Miku : Tring! (=,=a) Buat readers-tachi, authornya minta untuk ripyu tuh! Kasih kritik juga ga pa-pa. Tapi jangan flame^^~
Lavi : Oh ya, authornya minta saran nih! Bagusnya untuk drama ntar pake drama apa, ya? Mungkin readers sekalian ada ide?
Gumi : Yap! Segitu aja deh dulu~!
Tsuna+Allen+Miku : Sampai jumpa di chap depan~
