CHAPTER 1

Cast :

Choi Minho

Lee Taemin

Kim Jungmo TRAX as Choi Jungmo

Minho menutup notebooknya pelan. Dilihatnya sekeliling. Tak ada seorangpun di ruangan guru selain dirinya sendiri dan lampu yang menyala disana. Sepi. Bulu kuduknya naik dan ia memutuskan untuk segera keluar dari tempat tersebut.

Udara dingin sedikit menusuk tubuh Minho yang sudah tertutup mantel tebal dan syal rajutan khusus yang dibuat oleh kekasihnya Eunsoo saat tahun baru setahun lalu. Minho tersenyum. Rasa hangat mendadak menyeruak begitu ia mengingat betapa indah dan manisnya hubungan mereka. Yang ia inginkan saat ini adalah menyelesaikan kuliahnya dan segera menikahi Eunsoo, sunbaenya saat sekolah dulu.

Choi Minho. 21 tahun. Mahasiswa Universitas Seoul jurusan pendidikan matematika yang tengah menjalankan kerja prakteknya di Gwangil High School. Hari ini adalah hari ketujuhnya menjalankan tugas sebagai seorang guru di sekolah tersebut. Sedikit susah, namun memang ini pilihan hidupnya. Ia memang menginginkan menjadi seorang guru sejak kecil. Dan sedikit lagi ia menggapai cita2nya tersebut.

Getaran ponsel di kantung mantelnya membuat Minho sejenak tersadar dengan lamunannya barusan. Ia mengangkat telepon tersebut.

"Ne appa?" sapa Minho begitu melirik nama ayahnya tertera disana.

"Ada yang mau appa bicarakan. Bisakah kau segera pulang?" tanya ayahnya pelan. Ia tahu benar nada suara yang baru saja ia dengar. Ia juga tahu betul ayahnya ingin mengatakan hal penting yang teramat serius.

Minho pun berlari menuju tempat pemberhentian bus. Ia naik bus terakhir yang menuju arah rumahnya. Otaknya berkecamuk. Ia yakin kali ini kakaknya kembali membuat ulah. Apakah ia membuat onar di kantor ayahnya? Ataukah kakaknya itu menabrak seseorang lagi hingga meninggal?

Lelaki bertubuh jangkung itu turun dari bus dan berlari menuju rumah keluarganya. Rumah keluarga Choi yang terlihat besar dan mewah bahkan dari kejauhan. Lalu mengapa Minho hidup sesederhana ini?

Choi Minho. Anak bungsu dari keluarga Choi. Yang ia inginkan hanyalah hidup bahagia seperti pesan terakhir kakeknya sebelum meninggal. Dan Minho berjanji akan menjalankannya. Menjalankan hidup paling bahagia yang kelak akan ia lewati seumur hidupnya.

"Appa.., museum iriya?" tanya Minho dan terkejut melihat kakak laki-lakinya Choi Jungmo kini tengah terduduk di atas sofa dengan bibir sedikit berdarah.

"Hyung..," teriak Minho lalu menghampiri Jungmo. Ia bersihkan darah yang menempel lalu wajahnya beralih pada ayahnya.

"Appa.., bisakah kali ini kau tidak menggunakan kekerasan?" keluh Minho dengan suara bassnya. Sementara Jungmo hanya tersenyum sinis dan beranjak dari tempat duduknya.

"Biarkan laki2 tua ini melakukan hal yang ia inginkan. Aku benar2 tidak kuat lagi berada di tempat ini," balas Jungmo lalu keluar sambil membanting pintu rumah tersebut.

Mr. Choi kini terduduk lemas. Lelaki tua itu kini hanya bisa meratapi nasib malang di usianya yang sudah tidak muda lagi. Istri yang teramat ia cintai ternyata selama ini berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perusahaannya yang berada di ambang kehancuran. Dan Jungmo yang baru saja mengakui bahwa dirinya…,

"Sebenarnya ada apa Appa?" tanya Minho menaruh tangannya di dengkul ayah yang amat ia sayangi tersebut.

"Kakakmu itu hendak menikah dengan seorang laki2…," jelas Mr. Choi dan membuat Minho sedikit shock.

Jungmo dengan seorang lelaki?

"Benarkah itu Appa?" tanya Minho memastikan. Ayahnya mengangguk pelan lalu berjalan menuju kamarnya meninggalkan Minho seorang diri berada di ruang tamu rumahnya.

Minho diam. Iya. Dia diam. Berkutat dengan pikirannya sendiri. Entah sudah berapa kali Jungmo selalu terlihat 'menyebalkan' di hadapan orangtuanya. Mulai dari kekacauan yang selama ini ia buat hingga detik ini…, Jungmo pun bersikap layaknya anak-paling-nakal-sedunia. Dan sukses membuat Minho menjadi anak-paling-penurut-sedunia.

Choi Jungmo. 26 tahun. Ia bukanlah seorang anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Ia mendapat seluruhnya. Perhatian dari seluruh keluarga. Posisinya sebagai pewaris perusahaan Choi. Hingga wajah tampan dan otak encer yang dikagumi banyak orang. Sebuah kejadian saat ia berumur 10 tahun membuatnya berubah. Jungmo melihat Ibunya berciuman dengan orang lain, dan saat itulah ia berubah. Menjadi salah satu dari sekian anak pemberontak di luar sana.

Minho menghela nafas. Ia meratapi nasib keluarganya. Mengapa semuanya mendadak terjadi dalam sebulan ini? Ibu yang selama ini menjadi panutannya ternyata berselingkuh. Hal itu cukup menyakitkan bagi Minho yang bukan anak kecil lagi.

Lelaki berhidung mancung itu melirik ke arah ponselnya. Terdapat fotonya tengah mencium pipi Eunsoo hangat. Cinta mereka berdua yang teramat suci menurut Minho. Setidaknya hal itulah yang membuatnya masih tersenyum di saat2 seperti ini. Di masa2 kritis seperti ini.

Minho memutuskan untuk mengambil sepedanya dan beranjak menemui kekasihnya tersebut. Pukul 10 malam, Minho pikir Eunsoo belum tidur. Saat2 seperti ini yang Minho inginkan adalah melihat senyum indah dari bibir kekasihnya yang berambut panjang itu.

Ia mengayuh sepedanya pelan sambil menikmati angin malam yang seharusnya menusuk bagi seluruh orang, namun mengingat ia melakukan hal tersebut untuk menemui Eunsoo, perasaan itu Minho buang jauh-jauh. Beberapa menit kemudian ia sampai di depan rumah Eunsoo. Ia parkirkan sepeda itu asal dan segera menekan bel, berharap bahwa Eunsoo benar2 belum tertidur dan membukakan pintu untuknya hanya untuk tersenyum. Minho membutuhkan sebuah senyuman.

Minho menekan bel berkali-kali.

1

2

3

Tak ada balasan. Tubuhnya berbalik dan hendak pergi dari sana, namun seseorang membuka pintu dan membuat Minho berbalik kembali ke tempat asalnya.

Ia tersenyum. Minho tersenyum. Tidak. Senyum Minho hanya sesaat.

Ia terkejut saat menatap Eunsoo mengenakan piyama dengan kancing yang terpasang tidak berturan. Rambutnya berantakan dan bibir serta lehernya penuh dengan tanda merah.

Minho terdiam. Kali ini ia benar2 terdiam.

"Noo…na…, "sapa Minho pelan dan kembali terkejut melihat seorang laki2 ikut meramaikan suasana mereka berdua yang sedikit canggung.

"Nuguya?" tanya laki2 tersebut dan memeluk Eunsoo dari belakang.

"Minho-ya.., sebenarnya.. aku ingin mengatakan ini sejak dulu…," jelas Eunsoo lalu melepaskan pelukan dari laki2 di belakangnya.

Minho kembali terdiam. Bibir tebalnya kini tidak berani mengucapkan sepatah katapun.

Suara menderu kencang setiap malam terdengar dari ruangan tersebut. Orang2 sibuk menari seirama dengan musik yang diperdengarkan. Club Zion. Tempat para manusia membunuh jiwa2 luar mereka dan memasuki dunia di dalam sini. Iya. Dunia kecil yang bisa juga disebut neraka dunia. Tempat dimana para wanita mempertontonkan tubuh mereka, lelaki hidung belang bercengkerama dengan orang manapun yang mereka inginkan. Di tengah kekacauan dunia yang berkumpul menjadi satu itulah, terselip seorang lelaki cantik yang 2 tahun terakhir ini menggantungkan hidupnya disana.

Lee Taemin. 18 tahun. Perpaduan wajah cantik dan manis yang menjadi satu. Ditambah perilakunya yang lembut dan sedikit innocent. Benarkah itu?

Nyatanya kini Taemin tengah bergumul di atas sofa yang terletak di dalam sebuah ruangan VIP dan telah disewa khusus oleh pelanggan tetapnya selama 2 tahun ini. Mereka berciuman panas. Tangan lelaki itu sibuk membuka kancing kemeja tanpa lengan yang dipakai Taemin, sementara Taemin telah meremas junior laki2 tersebut dengan keras hingga ia mengerang.

"Taem~~, kau.., angh…, benar2…,"

Taemin tersenyum sinis. Ia lepaskan ciuman mereka. Ia buka kancing kemejanya sendiri satu persatu. Lalu ia turunkan celana kulit ketat berwarna hitam yang ia kenakan tadi. Kini tubuhnya hanya tertutupi oleh celana dalam putih yang sedikit transparan, hingga miliknya dengan mudah mengintip dari balik sana.

Lelaki itu. Jungmo. Pelanggan tetap Taemin selama dua tahun ini. Ia menggigit bibirnya dan membayangkan apa yang akan kembali ia lakukan bersama benda kenyal milik kekasihnya tersebut.

Jungmo dan Taemin? Kekasih? Iya. Mereka telah resmi berpacaran selama seminggu ini. Love after sex. Yeah. Metode seperti itulah yang sekiranya diterapkan oleh mereka. Namun seks seperti apakah yang mereka lakukan?

"Another blow job, hun?" tanya Taemin yang dengan lekas menurunkan celana jeans milik Jungmo lalu menarik boxernya hingga miliknya keluar. Yang selama ini ia mainkan. Yang selama ini ia puaskan.

Hubungan mereka hanya sebatas blow job. Taemin berjanji tidak akan membiarkan seorang lelakipun memasuki lubangnya hingga mereka berada dalam ikatan resmi. Dan beruntunglah Taemin bahwa pelanggan tetap sekaligus kekasihnya Jungmo mengerti akan hal tersebut. Bagaimanapun juga Taemin masih ia anggap kecil untuk menerima perlakuan tersebut.

Benarkah Taemin masih kecil? Lalu untuk apa Taemin kini berjongkok sambil mengulum dalam2 milik Jungmo dengan lihai?

Malam ini…., Minho merasa bahwa ini merupakan titik terberat dalam kehidupannya. Perusahaan Mr. Choi yang sedang mengalami masa krisis hingga berujung pada perceraian kedua orangtuanya…, ditambah Jungmo yang baru saja mengakui kepada seluruh keluarga bahwa dirinya adalah seorang gay. Dan kini Minho harus menerima kenyataan pahit lagi, kekasihnya Eunsoo akan segera menikah dengan lelaki yang selama ini telah dijodohkan dengannya.

Pembicaraannya dengan Eunsoo selama setengah jam tadi cukup membuatnya tersadar dari kehidupan 'bahagia'nya yang kamuflase. Kebahagiaan? Benarkah ia telah mendapatkannya? Cinta Ibunya kepada ayahnya bahkan terasa palsu di mata Minho. Begitupula dengan kisah kasih dirinya dan Eunsoo yang pada akhirnya memilih laki2 pilihan orangtuanya dan mungkin saja berakhir di ranjang?

Bullshit dengan segala kebahagiaan yang diucapkan kakeknya sewaktu ia masih kecil. Ia membuang anggapan tentang hal tersebut dan meneguk belasan soju yang ada di hadapannya sejak 2 jam yang lalu.

Hingga seorang gadis cantik muncul di hadapannya sambil tersenyum manis.

Cantik sekali pikir Minho.

Bagaikan seorang bidadari yang akan membantunya menghilangkan kegundahan ini.

Rambutnya yang panjang sebahu, mata senyumnya yang melengkung seperti bulan sabit, tubuh mungilnya yang hanya berbalutkan kaos putih yang kebesaran.

Dan satu lagi…

Bibir tebal dan lembutnya…, kini menyentuh bibir Minho

Manis sekali….

Benar2 manis. Bahkan ia merasa beban hidupnya yang baru saja bertumpu pada bahunya. Lenyap begitu saja.

Karena sepercik senyuman.

Dari gadis itu….

Minho terbangun dari tidur panjangnya. Setidaknya itulah yang ia rasakan saat ini. Ia terduduk dan menyaksikan matahari masuk dengan beraninya ke dalam ruangan yang sama sekali tidak dikenali olehnya. Ia menoleh ke kiri dan menemukan jam tangannya tersusun rapi di meja nakas. Pandangannya turun ke bawah dan menemukan kemeja, mantel dan celana panjang serta syalnya berada tidak karuan. Pandangannya kini beralih ke arah kanan. Ia menemukan seseorang tengah tertidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

Minho shock. Ia kini mengintip ke bagian bawah tubuhnya sendiri. Polos. Tidak tertutup apapun. Bahkan tubuhnya lengket dengan cairan yang ia kenal betul cairan apakah itu.

Kini Minho menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Bagaimana mungkin ia meniduri seorang gadis yang tidak ia ingat siapa orangnya. Minho memberanikan diri membuka selimut perempuan di sampingnya secara perlahan.

Sekilas Minho bisa melihat jelas rambut gadis itu. Berwarna almond dan terlihat lembut. Minho pun membuka lagi selimut itu hingga punggungnya terekspos bebas.

Putih dan mulus. Sejenak Minho mengagumi bagian tubuh belakang wanita tersebut. Indah tanpa cela. Ia penasaran dengan wajah wanita yang semalam kemungkinan besar ia tiduri tersebut.

Wanita itu berbalik dan membuat Minho memalingkan wajahnya ke kiri. Ia tidak berani melihat wanita tersebut, hingga sebuah suara menyadarkannya dari keadaan canggung tersebut,

"Morning Choi Sonsaengnim…," sapa suara lembut namun cenderung rendah itu.

Minho menoleh dan mendapati orang yang ia kira perempuan itu ternyata laki2. Dan ia… benar2 cantik.

Minho menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali. Ia perhatikan jakun yang menghias di leher namja cantik tersebut. Ditambah dadanya yang rata lengkap dengan nipple mungilnya yang berwarna pink.

Minho menelan ludah.

Dan satu lagi…,

Bagaimana mungkin namja itu mengenali dirinya yang seorang guru?

Dan bagaimana mungkin ia bisa tidur dengan seorang laki2?

== TBC ==