Pria berambut merah itu terduduk manis di sofa ruang klub. Diselonjorkan kakinya agar lebih rileks. Di pangkuannya, terduduk manis sebuah gitar listrik yang ia beri nama Isabel.
Pria—yang bisa dibilang keren itu—bernama Hayato Akaba. Saat ini ia tengah membaca salah satu buku sari sekian banyak buku yang dimilikinya, entah buku apa saja. Ia membaca dengan tenang, sampai pintu ruang klub Bando Spiders itu terbuka.
Srek!
Di balik pintu muncul seorang gadis. Refleks Akaba menoleh ke arah pintu.
An Eyeshield 21 Fanfic!
Eyeshield 21 © Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata.
Story © nasaka
Warning: Typo, OOC, pendek, dll.
Selamat membaca!
Gadis itu adalah Julie Sawai, manajer Bando Spiders. Julie menghampiri Akaba., gadis berambut biru muda itu duduk disamping Akaba. "Hey, Akaba," sapa Julie sambil tersenyum manis.
Akaba hanya menjawab, "Fuu, iya," tanpa menoleh dan meneruskan bacaannya.
"Kau sedang membaca apa?" tanya Julie sambil melirik buku yang dipegang Akaba.
"Ah, ini buku tentang amefuto," jawab Akaba.
"Amefuto, ya? Ehm, Akaba, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Julie ragu.
Akaba menaikkan sebelah alisnya, "Hm, apa? Tanyakan saja."
"Baiklah. Akaba, sejak dulu aku penasaran akan hal ini," gantung Julie, "itu, kenapa dulu kau tidak jadi pindah ke Teikoku dan malah kembali ke Bando?" lanjutnya.
Deg!
Akaba sedikit tersentak mendengar pertanyaan Julie. Akaba melepas kaca mata nya, ditutupnya buku yang sedari tadi dibacanya. "Fuuu, aku hanya lebih suka membangun sebuah tim dari nol bersama teman-teman yang memiliki tekad yang besar," jelas Akaba, senyum penuh makna terpampang di wajah tampan sang Tight End ini.
Julie menganga, dia tidak percaya dengan jawaban Akaba. Akaba begitu menghargai Bando, sekalipun Bando bukan tim kelas satu, pikirnya. "Wah, Akaba, aku kagum!"
Akaba tersenyum tipis ke arah Julie, "Yah, awalnya aku sendiri tidak mengerti apa alasanku kembali ke Bando, tetapi, setelah melihat para pemain Deimon saat melawan Teikoku, perlahan aku mengerti."
"Ng? Maksudmu?" tanya Julie yang belum paham.
"Rasa percaya. Aku percaya, bahwa suatu saat nanti, kick team Bando Spiders akan menuju Christmas Bowl," jawab Akaba.
Julie tersenyum simpul, "Y-ya, kau benar! Bando pasti akan ke Christmas Bowl!" seru Julie.
Srek!
Pintu ruang klub itu dibuka—atau lebih tepatnya ditendang—oleh seorang pria berjambul, Kotaro Sasaki—kicker Bando. "Hey, Akaba, bukannya latihan malah santai-santai tidak smart!" marah Kotaro sambil menunjuk Akaba dengan sisirnya.
Akaba dan Julie saling pandang bingung, lalu Akaba berkata, "Yah, mungkin karena Kotaro juga, sia salah satu orang yang menyadarkanku tentang rasa percaya."
Akaba bangkit dari kubu—ralat, dari duduknyadan berjalan ke arah Kotaro, "Fuuu, ayo latihan, kita akan menuju Christmas Bowl, 'kan?" tanya Akaba percaya diri.
"Hm? Tentu saja! Ayo!" seru Kotaro setengah berteriak.
"Hey, tidak perlu berteriak, 'kan? Ritmemu itu memekakan telingaku, bodoh," ledek Akaba.
Kotaro yang tidak terima diledek membalas, "Enak saja! Aku ini smart, tahu! Dasar Akaba tidak—"
"Sudahlah kalian berdua, barhentilah bertengkar, katanya mau latihan?" lerai Julie.
Akaba tidak menjawab, sementara Kotaro berkata, "Cih! Yasudah, tapi menurutmu, aku ini smart, 'kan, Julie?" tanya Kotaro narsis.
"Ya, ya, ya. Sekarang berhentilah bersikap bodoh seperti itu!" kata Julie.
Mereka bertiga pun akhirnya berjalan bersama menuju lapangan.
FINny! XD
Fic aneh apa lagi ini yang saya buat? Hadeeeeeh-_- Mind to review? Tysm!
