Shinobi? Awalnya Rias takpercaya dengan eksistensi Mereka, namun kali ini dia dibuat percaya bahwa keberadaan Mereka masih ada, dengan dibuktikan-nya oleh keberadaan salah satu dari Mereka.
Naruto, seorang Remaja yang Ia temukan tergeletak di depan pintu ruangan klubnya merupakan salah satu dari Shinobi yang masih ada didunia. Tapi seiring berjalanya waktu semua tentang Naruto mulai terungkap.
.
.
.
.
.
Disclaimer : © Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi
Rated : T
Genre : Supranatural, Drama, Aksi dan sedikit Humor.
Warning : Mungkin OOC, Typo, Pasaran, Mainstream (Pasti), Semi canon, Bikin mata perih.
Suara pintu terbuka menyadarkan Rias dari lamunannya, "Ara... Ara... Disini kau rupanya." Seorang gadis berambut ungu gelap muncul dari balik pintu dan melangkah masuk menghampiri Rias dengan membawa tatakan dengan cangkir berisikan teh hangat didalamnya,
"Apa yang kau fikirkan? Akhir-akhir ini Aku sering melihatmu melamun?." sambungnya, cangkir tersebut diletakan di atas meja.
Aroma harum teh-pun tercium meresap kedalam indra peciumanya membuat Rias tergoda untuk menggerakan tangan-nya mengambil cangkir tersebut kemudian diseruput olehnya.
Menelanya sedikit dan setelah itu di letakanya cangkir tersebut di tempat semula,
"Hmmm... Kali ini rasa teh buatanmu lebih manis dari biasanya Akeno." komentar Rias kepada seorang gadis yang bernama Akeno tersebut,
"Tapi bisakah lain kali kau kurangi gulanya? Aku tak ingin tubuhku ini akan Melar nantinya." sambung Rias sambil bergaya bak seorang Juri masak yang memberikan kritik kepada salah satu Pesertanya.
Akeno mendudukan dirinya di sofa sebrang yang berhadapan dengan Rias, "Benarkah? Perasaan Aku tak memberi gula sedikit pun deh." menatap langit-langit ruangan sambil mengingat-ingat proses pembuatan secangkir beberapa menit yang lalu.
Dengan alis terangkat Rias pun kembali mengambil kembali cangkir teh dan menyeruputnya kembali.
PPPPFFFFRRRTT
ASIN
Akeno terkikik melihat keberhasilanya melakukan Trap kepada Sahabatnya sendiri, "Hihihi... Sebegitu seriusnya kau melamun? hingga tak bisa merasakan mana garam, dan mana gula."
Dengan kedua tangan memegangi perut Akeno kembali terkikik yang kali ini meningkat menjadi tawa.
"Apa yang kau fikirkan sih sebenarnya?." tanya Akeno yang kali ini kembali menjadi tenang dan kepo(?)
Melangkah menuju westafel dan berkumur untuk menghilangkan rasa asin yang terasa dimulut-nya, lalu kembali duduk diatas sofa.
"Kau mencoba membuat racun jenis baru ya?" dengan wajah sebal Rias menunjuk-nunjuk wajah Akeno,
"dan dengan Aku yang menjadi kelinci percobaanya? Huuuh... Sahabat macam apa kau ini sebegitu kejamnya dengan diriku yang takbersalah ini, Hiks... Hiks... Hiks..." sambung Rias yang seolah Dia menjadi korban yang tersakiti oleh sahabatnya sendiri.
wajah Akeno menjadi Sweatdrop seolah- olah Ia ikut bermain dalam adegan Sinetron tv dan Ia pula yang menjadi pemeran Antagonis, yah walaupun Dia memang menjadi Antagonis dalam keadaan sekarang.
"Ara... ara... Sudahlah lagi pula jebakan kuno seperti itu tak akan membunuhmu." menyilangkan tangan dan kembali menatap Rias, "dan itu bisa menjadi cara ampuh untuk menyadarkan mu dari dunia hayalan mu itu ku rasa, Fufufufu..."
Beranjak dari tempatnya semula Rias melakangkah menuju jendela, udara bertiup dengan lembut menggoyangkan Rambut merahnya. Matanya memandang pemandangan yang ditangkap oleh retina matanya, bangunan sekolah Kuoh Akademi, bangunan yang bergaya Eropa kuno ini memanglah salah satu sekolah terpopuler di kota ini. Selain populer, Sekolah ini terkenal dengan banyaknya Siswi-siswi yang cantik bak Bidadari, dulunya sekolah ini adalah sekolah khusus untuk para gender Perempuan, namun baru-baru ini sekolah ini diubah menjadi sekolah biasa, dengan sistem peraturan baru, yaitu para Siswa laki-laki dapat mendaftar masuk di sekolah ini.
Oleh sebab itu rasio perbandingan antara Laki-laki dan Perempuan terhitung menjadi tak seimbang dengan keunggulan jumlah Siswinya.
"Ara... Ara... Kamu ngambek ya?" pertanyaan Akeno membuat Rias menolehkan wajahnya, menunjukan bahwa Ia tak masalah dengan itu.
"Oh iya! Aku ingin memberi tahu hal yang penting kepadamu kurasa." sambung Akeno.
Perkataan Akeno yang ke dua membuatnya sedikit penasaran,
"Apa?" ,melakangkah kembali menuju sofa, "Apa kau menemukan sesorang untuk kita jadikan Bidak baru?" mendudukan kembali di atas sofa.
Akeno menggelengkan kepalnya dan tersenyum, "Bukan tentang itu..."
"Lalu?"
"Kau tak tau? Akhir-akhir ini para anggota dari OSIS mulai mendekati Naruto, mungkin Sona Sitri dan Queennya tertarik untuk menjadikan Naruto sebagai Bidak Mereka." menyandarkan tubuhnya kesandaran sofa, Akeno menunggu respon dari lawan bicaranya,
"kalau Aku jadi Kau, Aku tak akan membiarkan Sona mendapatkannya." sambung Akeno dengan kalimat bernada protektif keluar dari bibir nya.
"Itu lah yang sedang kufikirkan belakangan ini, Aku ingin menjadikanya salah satu dari Bidak caturku, tapi..." Rias memandang ke langit-langit ruangan , "Kau ingat kan? Saat kita menemukanya, waktu itu Aku mengira dia hanyalah Gelandangan yang kebetulan sekarat didepan ruangan klub, tapi saat Aku dekati, Aku merasakan ada Aura yang berbeda dari tubuhnya, karena itu... Aku mencoba mengunakan Evil Pieces, tapi semua Bidak ku yang tersisa tidak ada yang cocok denganya."
wajah Rias berubah murung mengingat saat pertama kali Ia menemukan Naruto yang ingin Ia miliki.
Akeno memegangi keningnya seolah berfikir, "Mungkin Naruto cocok dengan Bidak pion? Kita tau kalau seluruh Bidak pionmu telah terpakai semua untuk mereinkarnasikan Issei, sedangkan Sona masih mempunyai empat Bidak pion lagi, fufufu... Celaka-celaka."
Akeno memandang sebuah foto berbingkai yg terletak diatas sebuah meja belajar, terlihat difoto tersebut ada dua gadis sedang berpose untuk foto bersama, Rias dan Seorang gadis berwajah datar berabut hitam dengan potongan sebahu dan mengenakan kaca mata minus yang Akeno kenal bernama Sona Sitri.
Rias mengikuti arah pandangan Akeno, setelah tau apa yang di lihat, Ia melakangkah kearah meja belajarnya, membuka laci dan mengambil sebuah Spidol permanen.
"Jika seperti itu..." tangan kirinya mengambil foto berbingkai dan dengan spidol ditangan kanannya Rias mulai menuliskan sesuatu di tengah-tengah antara gambar dirinya, dan gambar Sona, "Aku tak akan membiarkan Sona dengan mudah mendapatkan Naruto!" dengan wajah bersemangat, foto berbingkai tersebut kembali diletaknya di tempat semula.
Akeno menyipitkan mata mencoba membaca tulisan yang ditambahkan didalam foto tersebut, "hmmm? Vvv... Veeerr... Sssuu... Sus... Versus, fufufufu... Boleh juga Ketua."
"Aku akan mencoba membuat Naruto sibuk dengan kelompok Kita, Agar Ia tak memiliki waktu banyak dengan Sona."
.
.
.
.
.
"Haaahhh..." ini kesekian kalinya Naruto mengehela nafas dengan bosan, ini lah yang Ia lakukan sepulang dari sekolah, menjaga dan merawat Kuil di bukit tepat di belakang Sekolahnya sebenanya yang merawat dan membersihkan Kuil adalah Bunshinya sedangkan Ia sendiri hanya bermalas-malasan diatas dahan pohon perilaku normal layaknya para Ninja.
semenjak Ia terdampar(?) di kota ini dan bertemu Rias dan Akeno yang menolongnya, untuk sementara Ia ditempatkan untuk tinggal di Kuil ini bersama dengan Akeno dan juga Naruto disekolahkan di kota ini.
Naruto tak mengerti kenapa Dia bisa pingsan dan berada di kota ini, yang Ia ingat adalah saat dimana Ia sedang bertarung melawan Pain yang saat itu Ia sedang terpojok dan takbisa berbuat apa-apa, hanya bisa melihat dan meneriaki salah satu Rekanya Hinata yang mencoba melawan Pain dan berakhir dengan penusukan pada Hinata, yang membuatnya tiba-tiba merasa begitu sangat-sangat Murka dan membiarkan seluruh Aura kebencian dari segel Kyuubi dengan leluasa mengambil alih kesandaranya. Dan saat itulah Ia tak ingat apapun.
Apakah Hinata dan Desa-nya selamat? Atau sebaliknya? Sungguh memikirkan hal tersebut membuat Naruto menjadi risau dan taktenang.
Di tengah lamunanya, Tiba-tiba Sebuah lingkaran bercahaya merah menyala muncul di atas permukaan tanah dan setelah itu munculah Akeno dari lingkaran sihirnya
"Ara... Ara... Ternyata dirimu yang Asli ada disini."
Suara lembut menyapa pendengaran Naruto membuatnya menolehkan kepalanya,
"Aah, ternyata Kau, Akeno... Err... Apakah Bunsinku melakukan perkejaan dengan baik?"
Akeno memandang sekitar Kuil melihat beberapa kembaran Naruto sedang sibuk melakukan tugas Mereka. Ada yang sedang mengepel, menyapu, mengelap meja dan berkelahi... What? Berkelahi?
"Woy kampret! Kenapa lantai yang sudah Aku pel malah kamu injak lagi?" marah Bunshin 1 si Tempramen.
"Nggk usah nyolot Aku kan nggk sengaja." jawab Bunshin 2 yang barusaja kembali dari halaman depan Kuil membersihkan kebun dengan tubuh kotor akan tanah yang menempel
"Kalau nggk sengaja kenapa masih kamu injak-injak?." ujar Bunshin 1 sambil menunjuk kaki Bunshin 2 yang entah kenapa dengan sengajanya melangkah kesana kemari.
"Kampret ngajak ribut kamu? Maju sini!" Dengan tongkat pel di genggamanya, Bunshin 1 dengan marahnya mengejar Bunshin 2 hingga menimbul kan kerusuhan dan membuat pekerjaan Bunshin lain yang hampir selesai menjadi kacau kembali.
'Konoyaro...! Dasar Bunshin kampret...! Percuma Aku mengandalkan kalian.' teriak Naruto dalam hati dengan wajah kesal.
"Fufufu... Kau menggunakan sihirmu untuk membersihkan Kuil lagi? Eerr... Bisakah kau turun terlebih dahulu Uzumaki-kun? Aku rasa akan lebih enak jika kita berbincang lebih dekat dari pada kau di atas pohon." ujar Akeno.
"Baiklah." Dengan sekali lompatan kedua kaki Naruto berhasil mendarat dengan sempurna di atas tanah berumput di bawahnya.
"Jadi... Ada apa kau mencariku?" sambungnya.
"Rias ingin bertemu denganmu." menghampiri Naruto.
"Dia membutuhkan bantuanmu, dia akan memberimu imbalan Aku yakin Kau pasti membutuhkan uang kan?" perkataan Akeno yang terakhir memang benar dia membutuhkan uang untuk keperluannya dan lagi pula uang yang biasa Naruto gunakan untuk bertransaksi di Konoha takberlaku disini.
"Hmmm, Kau benar ttebayou, apa dia akan memberiku pekerjaan?" Tanya Naruto penasaran.
"Itu lah alasanku memanggil Mu." Dan setelah itu munculah segel merah bercahaya di bawah Akeno berdiri. "Kemarilah." Pinta Akeno sambil mengulurkan tanganya menggenggam tangan Naruto. Dan Mereka berdua pun meghilang.
Tak lupa Naruto telah menghilangkan semua Bunshin yang menurutnya Kampret itu.
.
.
.
.
.
Di ruangan Supranatural Klub baru saja terjadi perdebatan antara Issei dan Kingnya Rias, Issei meminta bantuan kepadanya Untuk menyelamat kan Seorang Gadis birawati bernama Asia yang diculik oleh Malaikat jatuh untuk di ambil kekutanya. Namun, karna alasan tertentu Rias dengan tegas melarangnya.
Kiba dan Koneko pun juga tak bisa membantu Issei karena larangannya, dan lagipula Gereja yang terbengkalai bagi kaum Iblis merupakan tempat yang paling dihindari bagi Mereka karena kebanyakan tempat tersebut ditempati oleh para Malaikat jatuh, salah satu musuh bagi kaum Iblis. Jika salah satu dari katiga Fraksi berulah di daerah teritori musuh, maka tidak menutup kemungkinan akan membuat para Fraksi kembali memanas.
Kecewa karna Kingnya takmau membantunya dan melarangnya, takmembuat Issei putus asa, diapun berlari keluar dari Ruangan Club dan memutuskan untuk menyelamatkan Asia sendiri meskipun Dia tahu bahwa kemampuannya saat ini masih lemah namun dengan tekat yang kuat Dia yakin mampu menyelamatkan Asia sendiri meskipun nyawanya yang menjadi terancam.
Selang beberapa menit setelah kepergian Issei, sebuah lingkaran cahaya muncul dari atas keramik Ruangan dan menampakan Akeno yang datang bersama dengan Naruto.
"Ara ara Bochou apakah kau berhasil melarangnya?" tanya Akeno
Rias hanya diam dan seolah memikirkan sesuatu, haruskah Ia membantu Pawn-nya Issei? Ia tak mau membuat pusing dan merepotkan Kakanya yang Seorang Maou yang disegani di dunia bawah, tapi Ia tak tega membiarkan salah satu Bidaknya terluka, ini lah keistimewaan dari Klan Gremory Mereka sangat menyayangi para Pembantu Mereka layaknya keluarga Mereka sendiri.
"Jika kau tak ingin terlibat lebih jauh, kita bisa meminta bantuan dari Naruto-san." Perkataan Akeno barusan membuat Ia kembali teringat akan alasan awal Ia meminta Akeno untuk memanggil Naruto.
Rias tersenyum lembut dan menatap Naruto, "Naruto...? Aku ingin menagih hutangmu." sambil melangkah mendekati Naruto.
"Are...? Maksutnya?." Tanya Naruto tak mengerti maksut dari Hutang yang Rias bicarakan.
"Perasaan Aku tidak meminjam Uang mu deh." lanjutnya membuat Rias keringat jatuh.
"Maksutku, kau seharusnya berhutang budi kepadaku karena sudah merawat dan menyelamatkan Mu waktu itu." Dengan sabar Rias menjelaskan,
Naruto terdiam mencerna apa yang dikatakan Rias barusan, memang benar sih yang dikatakan Rias barusan, saat itu dia ditemukan sekarat ditempat ini dan Rias lah yang menolongnya bersama dengan Akeno saat itu...
"Kau benar ttebayou... Jadi apa yang bisa ku lakukan
agar bisa membayar hutangku?"
Perkataan Naruto barusan membuat Rias sumringah "Tolong selamatkan Issei."
Dengan wajah bersemangat disertai senyuman mentari Naruto menjawab "Hmmm baiklah Serahkan padaku untuk menyelamatkan Cowok mesum itu ttebayou!" sambil mengacungkan Ibu jarinyanya
.
.
.
.
.
Mengenai Issei, Naruto sudah mengenalnya karena Mereka kebetulan menimba ilmu di kelas yang sama, Dia adalah siswa yang populer karena kemesumanya bersama teman satu Gengnya Matsuda dan Motohama dan Mereka terkenal dengan julukan Trio mesum,
kegiatan sehari-hari Mereka tentu tak jauh dari hal-hal Ero, membuat Naruto jadi mengingat mendiang Gurunya Jiraya sang Gama sanin yang legendaris dan sama Ero-nya dengan Mereka bertiga, jika misalnya gurunya Jiraya dan Issei cs yang menjadi muridnya di Konoha tak menutup kemungkinan tempat Pemandian air panas di konoha menjadi bangkrut dan Mereka berempat pasti akan menjadi Orang yang paling di buru di Konoha.
Issei yang ternyata seorang Iblis baru Ia ketahui dari Rias, Issei sebelumnya pernah terbunuh oleh Malaikat jatuh karna dalam tubuh Issei terpendam sebuah kekuatan misterius yang diberikan Tuhan, sebuah kekuatan yang katanya masuk dalam kategori kekuatan terkuat.
Iblis... sebenarnya Naruto dibuat bingung dan tak mengerti akan Hal ini, yang Ia tau tentang Iblis adalah Wajah seram, Licik, penghasut, jahat, Pelenggoda dan Hal negatif lainya, namun semenjak Naruto bertemu Rias dan Akeno semua yang Ia maksutkan mengenai Iblis tadi menjadi sirna, Mereka Baik, Berwajah cantik, Peduli dengan sesama buktinya Rias sangat menghawatirkan Issei, dan Penggoda, tunggu dulu... Penggoda? Ia rasa tidak hanya Iblis saja yang seperti itu... Manusia juga memiliki sifat seperti itu.
Malaikat jatuh, Ia baru tahu jika Mereka yang terkenal patuh dan taat dengan Tuhan bisa memberontak dan berhianat yang membuat mereka dikeluarkan dari Surga.
Dalam benak Naruto selalu bertanya-tanya dimana sekarang Ia berada? Dunia apakah ini? Dan apa benar Tuhan telah terbunuh? Dari semua penjelasan Rias yang terdengar tak masuk akal mengenai kematian Tuhan membuatnya ingin tertawa. Namun, wajah serius Rias menegaskan bahwa Dia tak berbohong sedikit pun akan Hal bisa saja Dia berbohong kan? karena Iblis memang Licik berusaha meracuni fikiran manusia dengan omong kosong yang terdengar manis dari bibir Mereka.
Oleh karna itu Ia takmau terlalu percaya 100% dengan Rias dan pihak Iblis manapun jika dia belum menemukan kebenaranya mengenai Tuhan telah tiada dan segalahal yang tak masuk akal mengenai dunia ini.
.
.
.
.
.
Dengan mengunakan jubah hitam bertudung seperti Anbu saat ini Naruto sedang duduk bersila untuk berkonsentrasi mengumpulkan dan menggunakan Chakra Alam agar Ia dapat melacak dimana lokasi Gereja yang dimaksutkan berada,
setelah beberapa menit terlihat warna jingga muncul di kelopak matanya yang menandakan Ia sudah dalam mode Senin, setelah itu Naruto juga mengenakan topeng dan Ia mulai bergegas menuju Gereja.
Kenapa Naruto mengenakan Jubah dan Topeng? Itu karna permintaan dari Rias yang menginginkan dirinya untuk menutupi Identitasnya, Awalnya Naruto menolak mengenakanya. Namun karna didesak Oleh Rias dan Akeno, menurutlah Ia untuk mengenakan jubah tersebut.
Melompat dari atap ke atap Rumah Penduduk kota dan dinding gedung, baru setengah perjalananya menuju Gereja...Ia taksengaja melihat Issei tengah mengayuh Sepedanya dengan cepat menuju arah yang sama denganya.
"Issei!" Naruto sontak melompat turun kearah Issei, yang entah kenapa Ia malah mendarat tepat di garis jalur Sepeda yang di kayuh Issei.
"What...?! Awas!"
"Waaaaa!"
Terkejut dan taksiap Karna kemunculan Seseorang secara tiba-tiba berdiri tepat didepanya, membuat Issei tak sempat menghindar... dengan gerakan Slowmotion layaknya Sinetron-sinetron gemaran Ibu-ibu termasuknya Ibu Author, akhirnya Issei menabrak Orang yang baru saja tiba-tiba muncul dihadapanya tersebut.
CCCIIITTTTTT... BRAK... Begitulah kira kira suara efeknya, tak ketinggalan suara teriakan yang sudah di perlambat yang terdengar sepeti ini... "WWWUUUUOOOOHHHGGG!"
...
Issei hanya bisa meringis kesakitan setelah Ia dengan mesranya berciuman dan meniduri Aspal dengan penuh cinta dan kasih sayang, dan setelah beberapa saat Ia kembali berdiri lalu mencari Sepedanya, namun sayang sekali Kendaraan andalanya itu sudah resmi menjadi Rongsokan.
"TIDAAAK...! RC213V ku hancur sudah!"
Lihat saja kondisinya, roda depan sudah takberbentuk lingkaran, ditambah Stang kemudi seperti layaknya Orang yang sedang mengalami patah tulang dan beberapa kerangka yg bengkok. Hei tunggu dulu... Perasaan dia hanya menabrak seorang Manusia? Kenapa Sepedanya bisa rusak parah seperti itu? Apa Orang yang barusan Ia tabrak adalah Manusia super layaknya Superman atau Hulk mungkin? Atau jangan-jangan Malaikat jatuh yang ingin menghalanginya untuk menyelamatkan Asia? Issei mulai menerka-nerka kemungkingnan terburuk jikalau yang Ia tabrak adalah seorang Musuh.
Tapi...
wajar saja jika sepedanya menjadi penyok, karna Orang Ia tabrak adalah Naruto yang sedang dalam mode Sanin, dalam Mode ini fisik Naruto menjadi lebih kuat. Dan juga ditambah Issei yang notabenya berfisik Iblis mengayuh sepeda dengan kecepatan dua kali lipat dari seorang Atlit pesepeda.
Dengan wajah mengeras Issei mulai membuka suara "Siapa kau?!" dengan sikap was-was jika Orang dihadapanya Malaikat jatuh.
Sedangkan Naruto yang saat ini dalam posisi menungging membokongi Issei seolah-seolah mengejeknya hanya menggerutu sebal dari balik topeng yang Ia kenakan "Dasar pengendara sepeda amatiran...! Idiot!" Sambil mulai berdiri kembali dan melototi Issei dari balik topengnya.
Dengan muka sewot tak mau disalahkan Issei juga membalas "Hah? Kau yang Idiot...! Seenaknya muncul didepanku, seenggaknya kalau ingin bunuh diri tabrakan saja dirimu ke Pengendara mobil! Dasar jomblo patah hati merepotkan orang saja."
Perkataan yang terakhir berhasil Menohoknya. Membuat Naruto pundung di pinggir jalan dengan di selimuti Aura kelam, membuat Issei swetdrop. Apa perkataanya yang barusan tadi keterlaluan?
"Eeeh... Aku takber- ."
"Kau juga Jomblo... Dan Mesum pula."
[DONG]
Dan Issei pun dibuat dongkol juga dan pundung dipinggir jalan besebrangan dengan Naruto.
.
.
.
.
.
"Jadi...?" Kali ini susana kembali serius setelah kejadian tabrak lari ala sinetron tadi,
"Yaa... Aku tetap harus menolongnya." dengan Intonasi yang seolah meyakinkan, menghadap Naruto yang telah membuka Tudung beserta Topengnya menunjukan Identitas di hadapan Issei. Namun dari balik kayakinan kata yang Ia ucapkan, dari sorot Matanya tak menunjukan Hal yang sama, ada keraguan yang terlihat oleh mata Biru Naruto yang kali ini sudah dalam Mode normal.
Issei mulai mengambil langkah untuk berlari namun perkataan Naruto membuat langkah kakinya tertahan, "Apa kau yakin bisa menyelamatkan-nya sendiri dengan kemampuan mu saat ini yang bisa dibilang lemah...? Bahkan, untuk melindungi diri saja kau masih takmampu." di sertai wajah mengeras Naruto mulai melangkah mendekati Issei, menyentuh pundaknya dan memutar tubuh Issei berhadapan Dengan Wajahnya, Agar Ia tau keseriusan dari Raut wajahnya dan sorot matanya.
Naruto kembali membuka suara "Kau hanya akan menjadi Sasak tinju yang hanya bisa menerima pukulan tanpa bisa membalas bagi Mereka Issei... Kau belum bisa disebut sebagai Seorang lawan Kau akan Mati dengan Sia-sia tanpa sempat menolong-nya." perkataan Naruto membuat tubuh Issei melemas seolah terkena Kejutan listrik, melemahkan keyakinanya untuk bisa menyelamatkan Asia akan berhasil menjadi sirna tergantikan oleh bayang-bayang dimana justru Ia tergeletak dilantai yang tergenang oleh Darahnya sendiri, Sekarat dan Mati untuk yang kedua kalinya dengan Sia-sia tanpa bisa membebaskan Asia.
Namun seketika bayangan tersebut sirna, tergantikan oleh Wajah Asia yang meminta tolong kepadanya, berharap penuh kepadanya, hanya Ia lah Orang menurutnya bisa menolongnya. Bayangan akan Asia membuat Issei kembali yakin, membangkitkan sebuah Keyakinan dan tekat baru dalam Hatinya.
Menatap Naruto dengan keyakinan Issei mulai membuka suara "Kekuatan ku memang lemah, Namun. Kekuatan ku akan menjadi lebih kuat, apabila melindungi Orang yang berharga bagiku."
Kata-kata Issei barusaja membuat Naruto Seolah tertampar oleh Sebuah ingatan sebuah Kata dengan Kalimat berbeda namun memiliki Arti yang sama. Ingatan yang saat itu Ia masih seorang pengecut yang hanya bisa gemetar melihat dua orang Bandit menyerang Timnya dalam Misi perdananya. Hingga Ia bertemu Seorang Wanita, yang menjelaskanya apa itu Kekuatan, dan Keberanian.
Seseorang yang kenyataan pahitnya adalah Musuhnya sendiri, seorang Musuh yang takragu mengajarkan Lawanya tentang apa itu kekuatan dan bagaimana mengunakan kekuatan itu dengan benar. Kata-kata itu... Seolah kalimat Sihir ajaib yang dapat merubah Jiwa dan mentalnya yang lemah menjadi keras melebihi Elemen apapun yang ada di Muka Bumi ini.
Melihat Naruto yang sepertinya tak memberi balasan akan perkataanya, Issei mulai memutar tubuhnya dan mulai berlari menuju Gereja tempat Assia berada.
Naruto hanya mematung ditempat yang sama, hingga Ia tersadar Issei sudah mulai menjauh, "Tunggu!" Hingga akhirnya Ia membuka suara dengan keras membuat Issei kembali berhenti dan menoleh kearahnya.
"Aku tak tau, apa yang Aku lakukan melanggar perintah dari Rias atau tidak..." ada jeda sesaat dari perkataan Naruto membuat Issei ingin bertanya namun Ia urungkan karna Naruto kembali melanjutkan perkataanya. "Melihat keyakinanmu Aku memutuskan untuk membantumu Issei...!"
Seolah terharu berat, Issei mulai berteiak "Naruto-san...!" dengan Air mata yang melucur deras dan Ingus yang meler dari hidungnya Issei mulai berlari kencang kearah Naruto, membuat perasaan Naruto menjadi tak enak,
"Hei hei...! Jangan coba-coba ya!" membalikan badan dan mulai berlari menghindari Issei yang ingin memeluknya.
Dan setelah selesai melakukan hal yang tak penting, Mereka berdua kembali bergegas bersama untuk menyelamatkan Asia.
.
.
.
.
.
Melompat, berkoprol, memutar dan zig-zag itu lah yang dilakukan Naruto, menghindari serangan yang dilancarkan oleh tiga Malaikat jatuh dengan sesekali melakukan serangan balasan dengan melempar beberapa Shuriken ke arah lawan dengan bertujuan mengalihkan perhatian dan memancing Mereka agar menjauh dari Gereja,dan memudahkan Issei menyelesaikan tugasnya.
"Khe khe khe khe... Sungguh Aku sangat terhibur dengan aksi dari Topeng monyet ini, Ayo...! terus lah melompat." Sebuah suara bariton terdengar dari Satu-satunya Lelaki yang menjadi Lawanya, Seorang pria dengan postur tinggi besar berpakaian layaknya Seorang Detektif.
"Sayang sekali sepertinya kau terdesak." Kali ini sebuah suara dari balik tubuhnya, seorang Datenshi wanita betubuh Moe dengan belahan dada berukuran super yang terlihat menantang.
"Hihihihi... Suduh cukup main kejar-kejaranya Nii-san." dan terahir Seorang Datenshi versi Gadis kecil yang terkikik seolah mengejeknya,
"Sangat-sangat bodoh sekali, Ingin menggagalkan rencana kami sendirian? Yang benar saja... Kau hanya akan mati Sia-sia Topeng monyet, kenapa Kau tak kembali saja ke Majikanmu dan meminta pisang heh?" Pria detektif kembali berbicara mengejeknya yang membuat Rekan-rekanya ikut tertawa
Topeng monyet? Sudah Naruto duga Ide Rias untuk mengunakan kostum menyebalkan ini pasti bukan Ide yang bagus, membuatnya menjadi bahan ejekan Lawanya.
"Oh ya?! Kalau begitu Kau majulah secara Jantan Kampret! Akan ku hajar bokongmu!" tantang Naruto dari balik topeng yang masih menyembunyikan wajahnya Yang sudah memerah kesal menerima ejekan Dohnasek.
" Woow... Pria yang menarik, Dia menantangmu Dohnasek... Uh Aku menjadi penasaran seperti apa Wajah dibalik topeng itu khu... khu... khu..."
Naruto mengangkat Alisnya mendengarkan perkataan Wanita moe dibelakangnya tadi.
Dohnasek melangkah kedepan "Khe khe khe... kau bernyali juga ya?" ujar Dohnasek dengan aroganya.
"Akanku layani Kau." sambung dohnasek dengan wajah berubah kejam.
Dohnasek mengumpulkan kekutanya membuat Tombak cahayanya untuk memulai serangan, "Asal kau tau saja, Aku akan jadi Orang yang akan mengahiri jejak kehidupan Mu di bumi ini..."
sambil terus berbicara Ia juga berkonsentrasi mengumpulkan kekutan terbaiknya, membuat Angin bertiup kencang menggoyangkan pohob di area sekitar. Rekan-rekanya Kalawarner dan Mitteld takjub seolah takmenyangka Dohnasek memiliki kekuatan lebih dan begitu bernafsu tukmenghabisi lawanya.
"Dengan ini akan Kuselesaikan dengan cepat. Heaah! Mati Kau." Dohnasek menembakan Tombak cahayanya melesat dengan cepat ke arah Naruto yang hanya terkejut diam ditempat seolah mati langkah.
DUAARR
serangan tersebut meledak menghancurkan tempat Naruto berdiri sebelumnya menimbulkan Asap tebal.
Asap tersebut perlahan-lahan menipis dan menghilang.
Namu betapa terkejutnya hingga membuat wajah Arogan Dohnasek seketika sirna, karna Ia hanya melihat sebuah potongan kayu seukuran tinggi manusia yang hangus terbakar hasil dari seranganya tadi. Hal tersebut juga membuat Rekan-rekanya merasakan keterkejutan yang sama.
"Jurus Rasa sakit seribu tahun...!"
JLEB
belum sempat Dohnasek sembuh dari rasa kagetnya, Ia kembali dikejutkan dengan teriakan dari Lawanya yang muncul dari dalam tanah dan memberikan serangan balasan berupa Tusukan yang Wauw dengan tepatnya menusuk di bagian tengah belahan Ehm maaf tepat mengenai Duburnya, membuat Sebuah Rasa yang apa bila Orang lain saja merasa ngilu dan Nyut-nyutan(?) melihatnya apa lagi Dohnasek yang menjadi Korbanya. Rasa sakit penuh warna dan rasa yang menjalar dari bagian bawah hingga ke Ubun-ubunya membuat wajah aroganya memutih seputih kertas dan Ia pun Pingsan seketika dengan mulut menganga seolah tersiksa tanpa sempat berteriak meluapkan rasa Cenat-cenut yang Ia rasakan.
Kalawarner dan Mittled pun dibuat cengo takmenyangka akan serangan Kampret tak masuk akal dari Lawanya tadi yang berhasil merobohkan Dohnasek yang Notabenya seorang Malaikat jatuh.
"Dasar bodoh!" rasa kagum akan kekuatan Dohnasek seketika sirna digantikan rasa kesal nan kecewa karna memiliki rekan yang sama bodohnya dengan Ayam.
Sambil berkacak pinggang dengan air mata bahagia mengalir dari balik topengnya Naruto berteriak "Hahahahaa...! Kakashi-sensei, Aku berhasil mendapatkan korban Jutsu kampretmu itu!" kata Naruto dengan background Guru bermaskernya mengacungkan dua jempol kearahnya seolah mengatakan 'Bagus Naruto Kau memang Murid terkampret ku.'
Suara tawa yang terdengar menyebalkan dari Naruto membuat Kalawarner dan Mitteld kembali memfokuskan bola mata Mereka kearah Naruto, tak terima rekanya dikalahkan ralat maksutnya dilecehkan begitu saja... Mereka berdua pun melesat menyerang Naruto,
Namun Dengan gesit Naruto melompat tinggi diudara berhasil menghindari pukulan Kalawarner,
saat diudara Ia telah di tunggu Mitteld dengan Tombak cahayanya.
"Kena Kau." di lemparkanya Tombak tersebut kearah Naruto, Namun berhasil di tangkis menggunakan Kunai digenggamanya.
"Sudah cukup membuang-buang waktunya." Menggabungkan dua jari tanganya Naruto mulai membuat segel.
"Taju Kagebunshin no Jutsu!" Setelah berteriak mengucapkan Jutsunya, Asap putih mengepul menutupi Area pertarungan dan menampakan para Clone identik dari Naruto mengepung Kalawarner dan Mitteld dari segala arah.
"S-sial! Sihir apa yang Dia gunakan?" Kalawarner mulai merasa Ia dan Mittled terpojok, namun karna tak mau menerima kekalahan dari Lawanya, Ia mulai membuat Pedang cahaya dengan rasio kekuatan yang lebih kuat.
Sedangkan Mittlet hanya sibuk menggerakan bola matanya, mencari mana yang asli dari sekian banyaknya Tiruan dari Naruto yang ada.
"Menyerah lah...kami bisa mengalahkan kalian tanpa harus melakukan kontak fisik." Suara serentak dari para Clone Naruto membuat Kalawarner dan Mittled yang kali ini juga membuat sihir cahaya menjadi semakin Waspada.
Dengan seksama Para Clone Naruto membentuk segel kembali "Harem no jutsu!"
Asap kembali mengepul membutakan pandangan Kalawarner dan Mittled.
Tiba-tiba Mereka berdua merasa seperti terhimpit sesuatu dan merasakan ada tangan kekar melingkari tubuh Mereka masing-masing namun tidak hanya satu pasang tangan melainkan lebih.
"Tch, Gawat!" Ujar Mittlet
Asap mulai menipis dan tiba-tiba kedua mata Kalawarner dan Mittled Sama-sama membulat terkejut dengan wajah memerah, karna yang memeluk Mereka berdua adalah para lelaki Ikemen dengan wajah tampan dan sexy mengerubungi Mereka berdua tanpa sehelai benangpun, hanya asap - asap tipis saja yang menutupi bagian intim Mereka.
"Ah mari kita mulai Ojou-sama." kalimat bernada sensual secara bersamaan keluar bibir para lelaki tersebut.
CCCRRROOOTTT!
Seketika kedua lubang hidung Kalawarner dan Mittled mengalami pendarahan hebat dan Mereka berdua pun jatuh pingsan dengan wajah mesum dan hidung yang masih mengeluarkan darah juga mata yang melotot.
"Hahaha... Misi sukses!." Naruto tak menyangka Ia bisa melawan ralat mengerjai 3 malaikat jatuh dengan Jutsu laknat dan kampret miliknya akan berhasil membuat musuh nya tumbang dengan mudah.
"Ternyata Malaikat jatuh memiliki sifat mesum juga, apa mungkin ini yang menjadi alasan kenapa Kalian di depak dari Surga? Huuuh... Malang sekali ttebayo."
Naruto Menghilangkan jutsunya setelah itu Ia mulai bergegas untuk menyusul Issei, namun baru beberapa langkah Ia kembali berhenti.
'Tunggu dulu... Jika Malaikat jatuh saja bisa tumbang dengan Harem no Jutsu miliku, apa mungkin Pain juga bisa tumbang juga? Ah kampret...! Kenapa Aku nggak sempat menggunakanya?' Itulah yang di fikirkan dalam benak Naruto, yang entah kenapa mulai menyadari kelebihan dari Jutsu Nista miliknya...
.
.
.
.
.
Beberapa menit yang lalu...
Issei memperhatikan ketiga Datenshi yang bertugas menjaga pintu depan gereja itu terbang mengikuti Naruto yang sudah mulai melompat dan berlari menjauh dari tempat itu. Ia menggigit bibir, khawatir dengan rekan sekelasnya, namun kata-kata Naruto kembali muncul dalam ingatan nya.
...
"Prioritas kita yang utama adalah keselamatan Asia, Issei... Jangan perdulikan Aku, Aku akan menyusulmu segera, Kita tak punya banyak waktu..."
...
Issei memaksa dirinya untuk berhenti, dan membuang rasa cemas itu jauh-jauh di benaknya yang terdalam. Pekataan Naruto benar, dia datang ke sini dengan tujuan menyelamatkan Asia, dan untuk sekarang, tak ada hal yang lebih penting dari tujuan tersebut.
Setelah sosok Naruto dan tiga Datenshi itu menghilang dari pandangannya, Issei keluar dari persembunyiannya dan berlari ke pintu gereja yang bisa ia buka dengan begitu mudahnya.
Dengan langkah cepat dan matanya yang selalu memperhatikan keseluruhan isi ruang kudus seteliti mungkin, mengantisi spasi kemungkinan mereka memasang jebakan dan lain sebagainya.
Issei Point of view...
Suara tepuk tangan bergema diseluruh ruang-kudus ini.
Seseorang yang kelihatan seperti pendeta muncul dari balik tiang.
Ketika melihat wajahnya, aku langsung merasa muak.
"Pertemuan kembali! Sebuah reuni! Sungguh emosional!" ujarnya.
Dia adalah pendeta berengsek berambut putih! Aku ingat namanya adalah Freed. Ternyata dia. Dia adalah salah seorang musuh kami. Dia masih punya senyum memuakan seperti biasa.
"Sebelumnya aku belum pernah bertemu Iblis yang sama dua kali! Kenapa? Karena aku sangat kuat, aku memotong-motong lawanku ketika pertama kali kami bertemu! Kalau bertemu Iblis langsung aku potong dia ditempat! Kemudian aku mencium mayatnya dan mengucapkan selamat tinggal! Itulah cara hidupku biasanya! Tetapi sejak kalian merusak kebiasaanku, aku jadi resah! Ini tidak benar! Tidak baik merusak gaya hidup orang lain! Karena itulah aku jengkel sekali pada kalian! Aku harap kalian bisa mati! Tidak, Matilah kalian para Iblis Sampaaaaaaah!"
Dia marah sekali dan mengeluarkan pedang dan pistolnya, membuatku menjadi siaga.
BOOOM.
Muncul pedang cahaya. Akan merepotkan kalau tertebas pedang itu. Juga pistolnya juga sangat mengerikan. Tetapi kali ini berbeda dengan waktu itu. karna Aku yang kali ini akan mengalahkanya.
"Kau kesini untuk menyelamatkan Asia-tan, kan? Hahahaha! Kamu Iblis-sama punya hati yang sangat besar untuk datang menyelamatkan wanita jalang sepertinya yang bisa menyembuhkan Iblis! sepantasnya karena telah bergaul dengan Iblis, suster-gereja itu layak mati!"
Mati? Apa maksudnya!?
"Hey, dimana Asia!?"
"Ada tangga rahasia di bawah altar itu. Kamu bisa menuju ke tempat mereka mengadakan ritual dengan tangga itu."
Aneh memang, Orang ini langsung mengatakan tempat rahasia menuju ruang bawah tanah dengan menunjuk pada altar. Apakah Dia memang bodoh? Memberi info kepada lawanya sendiri dengan entengnya.
"Sacred Gear!"
Selaras dengan teriakanku, sarung tangan merah muncul di lengan kiriku. Selesai memasang Sacred Gear! Aku pun melesat maju.
Dia menodongkan pistolnya yang diisi dengan peluru cahaya padaku. Pistol itu menembakkan pelurunya tanpa mengeluarkan suara.
"[Promotion], Menjadi Bidak Benteng!"
Peluru cahaya itu menghilang setelah gagal menembusku.
"[Promotion]!? Bidak Pion!?"Pendeta itu kelihatan terkejut.
"Ya!, Aku memang Pion". Pion yang akan menghajarmu! Lanjut ku dalam hati.
"Kelebihan dari Bidak Benteng! Pertahanan super dan juga...!"
Tinju kiriku menghantam wajah si pendeta. Tetapi aku merasakan ada benda keras di tinjuku. Tetapi aku tidak memperdulikannya dan aku meninjunya sekeras mungkin. Pendeta itu langsung terlempar kebelakang!
"Serangan super." Aku tertawa sambil menarik bernafas.
"Itu balasan karena kamu telah memukul Asia waktu itu. Sekarang aku jadi merasa lega telah berhasil memukulmu sekali."
Pendeta itu bangkit perlahan dan meludahkan darahnya ke lantai. Pipi kanannya tampak membengkak.
Cuma begitu? Aku naik pangkat menjadi bidak Benteng, tetapi sepertinya aku tidak mendapatkan kekuatan sebesar Koneko-chan.
Tidak, setelah kulihat lagi, pedangnya yang hanya tinggal gagangnya saja jadi rusak. Apakah dia menggunakannya sebagai perisai tepat sebelum aku meninjunya? Jadi itulah benda keras yang kurasakan. Reaksinya refleknya cepat sekali.
"Hmmmmm... Huh...? Iblis sampah, Jangan macam-macam denganku!."
Oh no! Pendeta itu berteriak keras. Sepertinya dia kali ini benar-benar marah
"Jangan macam-macam denganku! Dasar Iblis rendahan! Aku akan membunuhmu! Aku pasti akan membunuhmu! Aku akan memotong-motongmu! Berengsek!"
Pendeta itu memasukan tanganya kedalam kantong di sesuatu.
"Wow, wow. Bukankah ini disebut dengan krisis? Bagiku terbunuh oleh Iblis itu tidak boleh, jadi aku sebaiknya mundur saja, aku tak sudi mati di tangan Iblis sampah sepertimu."
Pendeta itu mengeluarkan sesuatu berbentuk bulat dan melemparkannya ke lantai. Seketika itu juga mata ku dibutakan oleh cahaya yang menyilaukan. Sialan! Bom cahaya!? Ketika pandanganku mulai pulih, aku melihat sekeliling dengan padanganku yang masih setengah pulih, tetapi pendeta itu sudah hilang.
"Pertarungan yang cukup singkat."
Issei point of view end...
Setelah partarungan singkat tadi, Issei lalu melangkah menuruni tangga dibawah altar.
"Issei tunggu!" namun sebuah suara yang famliar membuat Issei menolehkan kepalanya.
"Naruto-san? Syukurlah kau kembali dengan selamat." ujar Issei merasa lega karna rekan sekelasnya datang tanpa luka yang berarti.
"Are? Tentu saja... Melawan tiga Orang seperti mereka adalah perkara mudah bagi ku hehehe..." Ujar Naruto dengan nanda sombong yang keluar dari balik topengnya.
"Ngomong-ngomong, apa kau mendapatkan informasi dimana Asia berada?" tanya Naruto
"Sepertinya diujung lorong ini..."
Itulah yang dikatakan Issei sambil menunjuk ujung lorong.
'Jadi Asia ada disana?' . Seketika itu Issei langsung termotivasi. 'Tunggu aku Asia. Aku akan segera datang!' ujar Issei dalam hati
Setelah berjalan cukup jauh Mereka sampai pada sebuah pintu besar.
"Jadi disini?" Tanya Naruto sambil menatap pintu besar dihadapannya.
"Mungkin. Aku yakin didalam ada sekelompok [Eksorsis] dan Datensi didalam sana." ujar Issei
"Baiklah. Akan kubuka pintunya... Bersiaplah!"
"Ha'i...!"
Ketika Naruto mau membuka pintu, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri membuat mereka berdua terkejut. Dan setelah mengeluarkan suara keras, ritual didalam ruangan itu terlihat.
"Selamat datang para Iblis." Datenshi Reynare mengatakan itu dari ujung ruangan. Di ruangan itu ada banyak pendeta.
"Waduh! Mereka masing-masing membawa pedang bercahaya." kata Naruto yang menatap ngeri wajah-wajah lawanya.
"Asiaaaaa!" teriak Issei melihat ke seorang perempuan yang terikat di sebuah salib.
"...Issei-san?" Asia mendengar suaranya dan meliatnya.
"Ya! Aku datang menyelamatkanmu!" Issei tersenyum padanya dan air mata menetes dari mata Asia.
"Sungguh pertemuan yang menyentuh hati, tetapi sudah terlambat. Ritualnya sudah hampir selesai."
"Ritualnya selesai? Apa maksudnya...?" Tiba-tiba tubuh Asia bersinar.
"...Aaaaaah, tidaaaaaaaak!" Asia menjerit kesakitan.
"Asia!" Issei mencoba menerobos kerumunan pendeta. tetapi para pendeta mengepung mereka berdua.
"Minggir, kalian semua! Aku tidak punya waktu mengurusi kalian!" Teriak Issei
DUUK!
Terdengar suara keras. Itu suara Naruto yang baru saja memukul terbang salah satu pendeta yang mencoba menebas kepalanya.
"Sepertinya aku harus langsung serius dari awal... Taju kagebunshin no jutsu!"
POOF!
Asap mengepul dan menampilkan clone dari Naruto yang langsung merangsek dan menghajar para Pendeta.
"Kalau begini, jadinya seimbang kan? Ini akan menjadi pertempuran habis- habisan!"
...
"Tidaaaaaaak...!"
Diwaktu yang sama, cahaya besar keluar dari tubuh Asia. Reynalle menangkap cahaya itu dengan tangannya.
"Ini dia! Ini dia kekuatan yang kuiginkan sejak lama! Sacred Gear! Dengan ini, aku akan dicintai!" Dengan ekspresi ekstasi, Reynare memeluk cahaya itu. Kemudian cahaya terang menyelimuti seluruh ruangan ritual itu.
"Fufufu. Ahahahahaha! Akhirnya aku mendapatkannya! Kekuatan super! ...Dengan ini aku akan menjadi Datensi super! Dengan ini aku bisa membalas mereka yang telah menghinaku!" Datensi itu tertawa lebar.
Issei tidak menghiraukannya dan langsung menuju ke tempat Asia. Para pendeta mencoba menghalangi, tetapi para Bunshin Naruto membantunya menghajar mereka, memberi jalan bagi Issei.
"Terima kasih, Naruto-San!"
Asia, yang terikat di salib, tidak bergerak. "Tidak, masih sempat!" Issei melepaskan ikatan tangan dan kakinya, menurunkannya dan menggendongnya.
"...I...Issei-san..."
"Asia, aku datang menjemputmu."
"...Iya."
Asia menjawab dengan suaranya kecil dan lemah.
"Percuma saja" Reynare tersenyum dan menepis semua harapan Issei.
"Pemilik Sacred Gear, yang diambil [Sacred Gear]nya akan mati. Perempuan itu juga akan mati."
"Kalau begitu kembalikan Sacred Gear miliknya!" Ia berteriak padanya, tetapi Reynare hanya tertawa.
"Tidak mungkin aku mengembalikannya. Aku bahkan sampai berbohong pada atasanku untuk memperolehnya. Aku juga akan membunuhmu untuk menghilangkan semua bukti."
'Sialan. Kamu sama sekali tidak mirip dengan Yuma-chan yang aku ingat."
Mendengar itu, Reynalle tertawa keras.
"Fufufu, Waktu yang kuhabiskan bersamamu sangat menyenangkan."
"...Padahal kamu adalah pacar pertamaku."
"Ya, melihatmu aku jadi merasa gemas. Senang sekali rasanya bermain-main dengan laki-laki yang sama sekali buta akan perempuan."
"...Padahal aku sungguh serius akan menjagamu."
"Fufufu. Ya, kamu memang menjagaku. Ketika aku dalam masalah, kamu segera membelaku dan memastikan aku tidak terluka. Padahal, tahukah kamu kalau aku sengaja melakukannya? Karena lucu sekali melihat wajahmu yang kebingungan."
"...Padahal aku telah merencanakan dengan baik kencan pertama kita. Untuk memastikannya agar jadi kencan yang hebat."
"Ahahaha! Iya, kamu benar! Itu memang kencan yang hebat! Karena itu, aku sampai jadi bosan!"
"...Yuma-chan."
"Dan akhirnya, aku memutuskan untuk membunuhmu. Indah bukan? Bagaimana menurutmu, Issei-kun?"
Kemarahan Issei telah melewati batasnya.
"Reynareeee!" Teriak Issei dengan kemarahnya.
"Ahahaha! Aku tidak ingin bocah busuk sepertimu memanggil namaku!" ujar Reynare membuat Issei membencinya membuat jantungnya seolah menggelap.
"Aku tidak pernah menemui orang seberengsek seperti dia selama hidupku. Dialah yang seharusnya pantas disebut Iblis." Ujar Naruto yang melihat sosok Reynare yang berhadapan dengan Issei.
"Issei! Segera naiklah keatas! Aku akan membukakan jalan untukmu!" ujar Naruto sambil menghajar para pendeta. Masih ada banyak pendeta yang tersisa, jadi melawan DaTenshi sambil melindungi Asia akan sulit.
Issei menatap tajam Reynare, kemudian merapatkan gendongannya dan meninggalkan tempat itu.
"Semuanya! kita bukakan jalan untuk si Mesum!"
"""Siap bos!"""
Naruto dengan para kembaranya menghajar para pendeta yang ingin menghalangi. Berkat bantuannya, Issei dengan mudah bisa mencapai pintu masuk ruangan ritual.
"Naruto-san!"
"Pergilah duluan! Kami akan menangani yang disini!" bukan hanya satu Naruto yang menjawab.
"...Cepatlah pergi."
"Tapi!"
"Pergilah! Kampret!"
"Sialan! Naruto-san dengan Sihirnya memang keren! Tetapi sekarang aku harus mengandalkan mereka. Aku yakin dia tidak akan mati dengan mudah."
"Naruto-san! Jika kita sudah kembali, aku janji akan mentraktir mu makan sepuasnya!"
Ujar issei yang sempat melihat beberapa dari Bunshin Naruto mengacungkan jempol. Issei segera meninggalkan ruangan itu dan menuju ke lorong.
.
.
.
.
.
Issei menaiki tangga sambil membawa Asia keluar ke ruang-kudus. Ada yang tidak beres dengan Asia. Wajahnya pucat pasi. Issei membaringkannya di salah satu bangku.
"Bertahanlah sebentar! Sebentar lagi kamu akan bebas, Asia! Sebentar lagi kamu bisa bermain denganku lagi!"
Asia tersenyum mendengar perkataan Issei Dia menggelengkan kepalanya.
Issei tidak merasakan sedikitpun tenaga atau kehangatan dari tangan yang di genggamnya.
"Saya... Senang sekali...Karena akhirnya...Mempunyai teman...Walaupun cuma sebentar..." Asia tetap tersenyum walaupun dia kesakitan.
"Kalau saya bisa terlahir kembali... Maukah Issei-san menjadi temanku lagi...?"
"Bicara apa kamu...!? Jangan bicara seperti itu! Mari kita pergi bersenang-senang! Aku akan menyeretmu kalaupun kamu tidak mau! Kita akan pergi ke karaoke! Game Center! Juga bermain bowling! Juga kebanyak tempat lainnya! Ke sana! Dan kesini...!"
Air mata tidak bisa berhenti mengalir. Ia tahu, Ia sudah mengerti, Perempuan ini sekarat. Dia akan mati. Tetapi, walapun begitu, Issei tidak ingin mempercayai gurauanya sendiri...
"Kita adalah teman! Selamanya! Oh iya! Aku akan mengenalkanmu dengan Motohama dan Matsuda! Mereka memang sedikit mesum tetapi mereka berdua orang baik! Mereka pasti bisa menjadi temanmu! Pasti! Kita akan bersenang-senang bersama! Sebanyak kita mau!"
"Kalau Saya terlahir di negeri ini.. Dan bisa sekolah di sekolahan yang sama dengan Issei-san..."
"Mari! Mari datang kesekolahku!"
Tangan Asia membelai pipinya.
"Issei-san bahkan menangis untuk seseorang seperti aku...Sekarang...Saya...Bisa..."
Tangannya yang membelai pipinya jatuh perlahan.
"...Terima kasih..."
Itulah kata-kata terakhirnya.
Dia meninggal dengan tersenyum. Issei kehilangan kekuatanya. Ia berdiri diam disana memandang wajahnya. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Mengapa? Mengapa perempuan ini harus mati? Padahal dia perempuan baik. Perempuan baik yang rela menyembukan siapa saja yang terluka. Mengapa tidak ada yang mau berteman dengannya? Mengapa aku tidak pernah ada disisinya?
"hey Tuhan? Kamu ada disini kan? Ada iblis dan [Tenshi], jadi kamu juga ada kan? Kamu melihat kami kan? Kamu melihat semua ini kan!?"
Dengan kesedihanya Issei berteriak ke atap gereja. Ia tidak tahu siapa yang akan menjawab. tetapi Ia tetap berteriak ke langit, berharap Tuhan mendengarnya.
"Aku mohon jangan ambil nyawa perempuan ini!? Aku mohon! Dia sama sekali tidak bersalah! Dia hanya menginginkan teman! Aku akan menjadi temannya selamanya! Aku cuma ingin perempuan ini tersenyum selamanya! Tolonglah, Tuhan!
Walapun Ia beteriak ke langit, tidak ada jawaban satupun.
"Apakah semua ini terjadi karena aku telah menjadi Iblis!? Apakah engkau meninggalkannya karena aku menjadi temannya!?"
Issei merapatkan giginya. Ia lemah sekali... Ia sama sekali tidak berdaya. Kalau saja Issei punya kekuatan sedikit sebagai seorang iblis... Kalau saja Dia punya kekuatan untuk menyelamatkan Asia...Tetapi walaupun Dia menyesalinya sekarang, Asia tidak akan pernah tersenyum kembali.
"Hah? Ada seorang Iblis sujud di tempat seperti ini? Apakah kamu berdoa memohon sesuatu?"
Suara yang terdengar dari arah belakang Issei adalah Reynare. Ketika Issei berbalik Datensi itu tersenyum padanya.
"Coba lihat ini. Ini luka yang disebabkan dari pemuda Bertopeng itu ketika aku naik kemari."
Reynare meletakkan tangannya kelukanya. Cahaya hijau muda menyembuhkan luka itu.
"Lihat. Menakjubkan bukan? Aku bisa menyembuhkan luka apapun. Bagi kami para Datensi, yang kehilangan perlindungan Tuhan, kekuatan anak itu adalah hadiah istimewa. Ujar Raynare dengan bangga seolah kekuatn tersebut murni miliknya.
"Seorang Datensi yang bisa menyembukan Datensi lainnya. Pangkatku akan naik. Aku bisa membantu mereka. Tuan Azazael-sama dan Samyaza-sama yang agung! Tidak ada yang lebih hebat dari ini! Aaaah, Tuan Azazel-sama...Seluruh kekuatanku adalah milikmu..."
"Aku tidak peduli." Issei menatap Reynare dengan amarah.
"Aku tidak peduli tentang semua itu. Datensi, Tuhan, ataupun Iblis...Semua itu tidak ada hubungannya dengan perempuan ini." sambungnya
"Tidak, tentu saja ada hubungannya. Karena dia adalah manusia terpilih yang memiliki Sacred Gear."
"...Walaupun begitu, seharusnya dia dapat hidup tenang. Dia seharusnya bisa hidup normal!"
"Tidak mungkin. Mereka yang memiliki Sacred Gear unik akan dikucilkan oleh dunia. Karena mereka memiliki kekuatan yang besar. Karena mereka memilik kekuatan yang unik dibandingkan dengan lainnya. Kamu juga tahu kalau manusia tidak menyukainya kan? Padahal ini adalah kekuatan yang menakjubkan."
"...Kalau begitu akulah yang akan melindungi Asia, sebagai temannya!"
"Ahahaha! Itu tidak mungkin! Karena dia sudah mati! Kamu tahu kalau dia sudah mati kan? Tidak ada gunanya lagi melindunginya atau tidak. Kamu telah gagal melindunginya! Kamu sungguh laki-laki yang aneh! Menarik sekali!"
"Aku tahu. Karena itulah, aku tidak bisa memaafkan dirimu... Dan juga diriku."
Issei tidak bisa memaafkan semuanya. Reynare yang telah membunuh Asia, Kemudian Ia teringat kata-kata Kingnya.
...
"Keinginan. Kekuatan Sacred Gear dipengaruhi oleh keinginan pemiliknya. Itu juga menentukan tingkat kekuatannya."
...
"Kembalikan..."
...
"Meskipun kamu sudah menjadi iblis, hasratmu tidak hilang. Semakin besar keinginanmu, semakin besar respon Sacred Gear mu."
...
"Kembalikan Asia!"
[DRAGON BOOSTER!]
Sacred Gear ditangan kiri Issei bereaksi dengan teriakanknya. Permata yang muncul di sarung tangannya bersinar terang. Dan tanda misterius muncul diatasnya. Dan disaat yang sama... Issei juga bisa merasakan suatu kekuatan mengalir dalam tubuh. Dari lengan mengalir sampai keseluruh tubuh.
Ia maju untuk meninju Datensi yang mencemoohnya itu. Tetapi Reynare dengan mudah menghindarinya.
"Aku akan menjelaskannya lagi agar orang bodoh sepertimu pun bisa mengerti. Singkatnya ini karena perbedaan kekuatan kita. Aku punya kekuatan sebesar 1000, sedangkan kamu hanya 1. Kamu tidak akan bisa melompati jurang pemisah kekuatan kita. Walaupun kamu menggunakan kekuatan Sacred Gear itu untuk menggandakan kekuatanmu, hasilnya cuma akan menjadi 2. Lalu bagaimana caranya kamu mau menang melawanku"!? Ahahahahaha!"
[BOOST!]
Suara lain terdengar dari permata di lengan Issei. Tanda di permata pada sarung tangan mekaniknya berubah dari [I] menjadi [II].
DEG
Issei merasa ada perubahan lagi dalam tubuhnya. Kekuatan baru... Sesuatu yang bisa untuk mengalahkan lawan didepannya.
"Aaaaaaaaaa!"
Issei maju lagi untuk meninjunya dengan kekuatan barunya.
"Wow! Sepertinya kekuatanmu meningkat sedikit? Tetapi masih belum cukup!"
Pukulan Issei meleset lagi. Kemudian dari tangan Reynare cahaya berkumpul dan membentuk tombak.
"Aku memasukan banyak energi ke dalam serangan ini! Terima ini!"
JLEB
Tombak cahaya itu menembus masuk kedua betis kaki Issei Walaupun dengan atribut pertahanan Bidak benteng Ia tetap tidak bisa menahannya.
"Guaaaaaaaaah!"
Issei menjerit. Rasanya sakit yang luar biasa menjalar keseluruh tubuhnya. Ia tidak boleh tumbang hanya karena hal seperti ini.
Issei langsung mengenggam tombak cahaya itu.
CRESS
"Guaaaaaaah!"
Tangan Issei langsung melepuh begitu memegang tombak itu. Dan asap keluar dari telapak tangan dan luka di betisnya..
Reynare tertawa melihat usaha Issei mencoba mencabut tombak itu.
"Ahahahaha! Seorang iblis mencoba mencabut tombak cahaya sungguh sangat bodoh! Asal kau tau... Bagi iblis cahaya adalah racun. Hanya dengan menyentuhnya tubuhmu akan terbakar. Itu adalah rasa sakit terhebat yang hanya bisa dirasakan Iblis rendahan sepertimu...!"
"AAAGGHHRR!"
Issei berteriak sekuat tenaga, dan mengenggam tombak itu lebih erat dan mencabutnya, sedikit demi sedikit. Rasa sakit menjadi terasa berkali-kali lipat sampai Issei hampir kehilangan kesadarannya.
"Rasa sakit ini, tidak ada apa apanya dibandingkan dengan apa yang dialami Asia!"
Issei mencabut sedikit demi sedikit tombak itu sampai air mata dan keringat bercucuran keluar dari seluruh wajahnya. Seolah-olah mencabut benda itu sama dengan mencabut nyawanya.
"Jangan remehkan aku!"
ZOOOM ZWESH
Dengan suara yang buruk, Issei berhasil mencabut benda tersebut dari kakinya, kemudian dibuangkanya benda tersebut.
SPLAS
Benda tersebut menghilang sebelum menyentuh tanah.
"Fufufu... Mengagumkan. Iblis sepertimu mampu mencabut kekuatan cahaya Datenshi ku, walau milikku tak seberapa, amun kekuatan cahaya yang kumiliki dapat berguna sebagai pedang cahaya untuk para pendeta."
Seperti biasa, Reynare mengatakan hal yang tidak dimengerti dengan panjang lebar.
"Cahaya itu akan menjalar keseluruh tubuhmu, dan melukai seluruh tubuhmu. Kalau kamu terlambat mengobatinya, kamu akan mati. Kamu cukup tangguh juga ya?"
Issei merasakan sakit diseluruh bagian dalam tubuhnya. Ini bukan sakit karena dipukul, tetapi lebih parah.
Ia merasa seolah-olah otot dan tulangnya meleleh karena panasnya. Rasa sakitnya langsung disalurkan ke syaraf.
Kemungkinan terburuk Issei akan mati kalau tidak segera mengobati lukanya tetapi... Issei tidak bisa terus duduk disini. Berusaha untuk bangkit Tetapi kedua kakinya sama sekali sudah tidak mempunyai tenaga lagi.
"Sialan!"
Issei menoleh ke Asia yang terbaring tenang. "Maaf kalau aku berisik. Ya, aku tidak apa-apa. Aku masih tidak apa-apa. Aku ini cukup kuat. Jadi tidak ada masalah. Lihat? Aku akan segera menuntaskan penyesalanmu yang tertinggal Asia."
"Disaat seperti ini, apakah seharusnya kita berda kepada Tuhan?"
Issei berbicara sesuatu.
"?" Reynalle kelihatan bingung.
"Tetapi percuma saja. Tuhan tidak mendengarkanku tadi, dia juga tidak menolong perempuan baik hati seperti Asia. Hahahaha Tuhan yang tidak berguna."
"Bicara apa kamu? Apakah kepalamu sudah terbakar juga?"
"Kalau begitu, dia. Mungkin Maou mau mendengarkan doaku? Dia ada kan? Apakah engkau mendengarkan? Aku ini juga Iblis, jadi maukah engkau mendengarkan doaku?"
"...Anak ini sudah gila. Dia berbicara sendiri ditempat seperti ini."
"Aku akan menghajar sampah didepanku ini, jadi bisakah engkau membuat agar tidak ada yang akan menghalangi? Aku benar-benar tidak ingin diganggu siapapun. Aku juga tidak butuh bantuan. Aku akan melakukannya sendiri. Dan kakiku juga masih tidak apa-apa. Aku akan bangkit dengan tenagaku sendiri. Jadi aku mohon jadikanlah ini pertarungan satu lawan satu. Aku rasa aku bisa melupakan rasa sakitku dengan amarahku. Cukup satu pukulan saja OK? Buatlah aku berhasil memukulnya..."
Issei berusaha menggerakan kakinya yang sudah mati rasa. Menggerakkannya sedikit saja sudah membuatnya merasa amat kesakitan. Tetapi kedua kakinya masih bergerak. Tubuhnya bergetar tiada henti, berusaha untuk bangkit, sedikit demi sedikit.
"Tidak mungkin! Tubuhmu seharusnya sudah tidak bisa bergerak lagi! Karena pengaruh kekuatan cahaya...?" Raynare terkejut melihat lawanya masih mampu berdiri.
Issei mendekati Reynare yang memasang wajah terkejut. Akhirnya Issei mampu bangkit sepenuhnya tepat didepan wajah Reynare.
"Hey, mantanku. Aku mengalami banyak hal buruk karenamu."
[EXPLOSION!]
Seketika Suaramuncul dari permata di sarung tangannya yang terdengar kuat. Permata itu bersinar terang. Cahaya yang sangat terang menyilaukan mata.
'Jadi ada juga cahaya yang baik bagi Iblis?' Issei maju kedepan. Darah memuncrat dari lukanya, Ia juga memuntahkan darah.
Tetapi bagi Issei hal tersebut tak apa-apa, karena Ia masih bisa bergerak. Sarung tangannya masih penuh dengan kekuatan.
Tidak mungkin. Apa ini...? Hal seperti ini tidak mungkin terjadi... Sacred Gear itu seharusnya cuma "[Twice Crtical]", Sacred Gear yang mengkali duakan kekuatan pemiliknya...! Tidak mungkin...! Kenapa kekuatanmu bisa melebihiku...? Level kekuatan sihir yang kurasakan.. Gelombang kekuatan Iblis ini milik Iblis level pertengahan... tidak... milik Iblis level tinggi.."
'Kekuatanku setara dengan Iblis level tinggi? Apakah karena [Sacred Gear]ku? Huh? Bukannya fungsinya seharusnya untuk mengkali duakan kekuatanku? Satu-satunya Iblis level tinggi yang pernah kutemui hanya Buchou, jadi artinya kekuatanku setara dengan Buchou?'
"Bohong! Ini semua bohong! Aku adalah Datensi dengan kekuatan penyembuhan! Aku menjadi mahluk perkasa dengan memperoleh "[Twilight Healing]" ini! Aku sudah punya hak untuk dicintai oleh tuan Azazel-sama! Aku tidak mungkin dikalahkan Iblis rendahan seperimu...!"
Sekali lagi reynare membuat tombak cahaya di kedua tangannya.
TING
Issei menepisnya dengan mudah Tombak cahaya itu menghilang. Raut wajah Reynare menjadi pucat pasi setelah melihat Dia mementalkan tombaknya.
"Tidak ...!" Reynare mengeluarkan sayap hitamnya bermaksut untuk terbang.
TAP
Namu Issei berlari dengan cepat menghentikanya, di genggamnya tangan mungil Dantenshi tersebut dan kemudian Ia menarik tangan tersebut kearahnya.
"Aku tak akan membiarkan mu lolos, bodoh...!"
Sarung tangannya meledakkan semua energinya. Seluruh kekuatan di lengan kiri terpusat di tinjunya. Dan dengan tinju itu Issei meninju telak musuh yang Ia benci.
BUAGH!
Pukulannya mengeluarkan suara keras. tepat memukul wajahnya, dan mendorongnya terbang jauh! Reynare terlempar mundur karena pukulan supernya
BRUAK!
Datensi itu jatuh menabrak dinding dengan sangat keras. Dinding itu hancur dan menciptakan lubang yang besar. Debu mulai menyebar di mana-mana. Setelah debu debu mulai menghilang, tidak ada siapapun di arah dimana Issei menerbangkan Reynare. Lubang ditembok itu menghubungkan tempat ini dengan halamn luar geraja tempat Reynare terkulai ditanah. Dia tidak bergerak lagi. Issei tidak tahu apakah dia sudah mati tapi dia tidak akan bisa bergerak untuk sementara waktu.
"Rasakanlah itu."
Ia tersenyum dari lubuk hatinya. Pukulan tadi rasanya begitu nyaman. Namun segera setelah itu, Ia menangis lagi.
"...Asia"
Asia, Dia tidak akan pernah tersenyum lagi.
Ketika Issei hampir pingsan setelah memukul sang Datensi...
TAP
Seseorang menopang tubuhnya. Ternyata dia adalah Naruto.
"Kerja hebat. Kamu benar-benar bisa mengalahkan Orang jahat bersayap itu." Naruto tersenyum yang kali ini takmengenakan topenya lagi dan juga Ia kelihatan berantakan dengan jubah yang sobek di beberapa bagian.
"Kamu terlambat Naruto-san..."
"Hahaha, Buchou mu menyuruhku agar tidak mengganggu."
Buchou?
"Ya. Dia yakin jika kamu bisa menglahkan Orang jahat bersayap itu sendirian."
Ketika Issei berbalik, Tampak Rias berjalan mendekatinya sambil tersenyum. Yang datang besama anggotanya
"Buchou? Dari mana datangnya buchou?"
"Dari ruang bawah tanah. Aku dan yang lain sedikit membantu Naruto disana, jadi aku menggunakan lingkaran sihir untuk berpindah kemari. Huh... Tegang juga rasanya pertama kalinya berpindah ke gereja.
Jika Rias membantu Naruto berarti para Pendeta dapat dikalahkan dengan mudah.
Kemudian Koneko berjalan melewati mereka semua.
"Mau kemana dia?" tanya Naruto
Rias berdiri didepan Issei.
"Jadi kita berhasil menang?." tanya Issei takpercaya seolah keberhasilanya melawan Datenshi hanyalah mimpi belaka.
"Fufufu, Bagus sekali. Memang begitulah seharusnya pelayanku." Rias menyentuh hidung Issei
"Ara. Gereja ini jadi berantakan. Apakah ini tidak apa-apa buchou?" kata Akeno memasang wajah khawatir.
"Memangnya kenapa?" Naruto bertanya kembali kepada Rias.
"Gereja adalah milik Tuhan atau agama yang berkaitan dengannya, tetapi ada juga kasus seperti ini dimana gereja malah dipakai oleh DaTenshi. Kalau para Iblis sampai merusak gereja, kita bisa dikejar kejar para pembunuh untuk membalas dendam."
"...Serius nih?"
"Tetapi kali ini tidak akan begitu."
"Mengapa?"
"Gereja ini sudah ditinggalkan. Jadi kelompok Datenshi datang kemari dan menggunakan tempa ini sesukanya. Dan kebetulan saja kita bertarung ditempat ini. Jadi kita tidak benar benar masuk ke markas musuh untuk mengajak perang. Ini cuma pertikaian kecil antara Datenshi dan Iblis. Dan hal ini sering terjadi dimana saja dan kapan saja. Begitulah."
"Begitu ya... Perang... Jadi tidak hanya ditempatku saja yang mengalami peperangan."
Wajah Naruto seketika berubah murung, sontak hal tetsebut menjadi perhatian Bagi Rias yang berdiri dihadapanya. Membuatnya semakin penasaran akan rahasia tersembunyi darinya.
"N-Naru..." panggilan Rias terpotong oleh Koneko yang tiba-tiba muncul kembali.
"Buchou, aku seudah membawanya."
Koneko muncul dengan menyeret sesuatu. Dia muncul dari balik tembok yang berlubang, dan menyeret sayap hitam Reynare yang pingsan karena pukulan Issei. Dia bilang membawanya Seperti biasa Koneko menggunakan kata yang aneh untuk seorang perempuan pendiam.
"Terima kasih Koneko. Sekarang, Akeno, bangunkan dia."
"Siap."
Akeno mengangkat lengannya. Kemudian air muncul di udara. Akeno menjatuhkan air buatannya itu ke atas Reynare
SPLASH
"Uhuk! Uhuk!"
Reynare terbatuk-batuk setelah disiram air dari sihir Akeno. Dia bangun dan membuka matanya, Rias memandanginya.
"Apa kabar, Datenshi, Reynare?"
"Kamu, anak dari keluarga Gremory?"
"Halo, namaku Rias Gremory. Aku adalah penerus keluarga Gremory. Walaupun untuk waktu yang singkat, senang berkenalan denganmu."
Rias menyalaminya dengan senyuman, tetapi Reynare menatap tajam padanya. Kemudian dia terseyum.
"Kalian pikir sudah mengalahkanku? Sayang sekali. Walaupun rencana ini dirahasiakan dari para pimpinan, tetapi bersamaku ada Datenshi lainnya. Kalau aku dalam bahaya mereka akan..."
"Mereka tidak akan datang menolong."
Rias langsung menepis kata-kata Reynare.
"Karena aku telah membasmi tiga Datensi lainnya, kalawarner, Dohnasek dan Mitelt."
Perkataan Rias Barusan membuat Naruto menolehkan kepalanya. "Kau membunuh mereka?"
Rias menjawabnya dengan senyuman.
"Bohong!" Reynare menolak kata-kata Riaa sambil duduk tegak. Kemudian dilihatnya Rias mengeluarkan tiga bulu hitam.
"Ini sisa bulu mereka bertiga. Kamu bisa langsung mengenalinya karena kalian sejenis bukan?"
Harapan Reynare hancur setelah melihat bulu-bulu itu. Sepertinya Ia mengatakan hal yang sesungguhnya. Reynare menjadi frustasi dan menggigit bibirnya.
"Sebelumnya Mereka pernah meremehkanku hanya karena yang mendatangi mereka adalah dua orang perempuan. Jadi aku meminta hadiah perpisahan. Fufufufu, mereka langsung menceritakannya tanpa tahu siapa yang akan pergi mati. Benar-benar gerombolan Datenshi yang bodoh. Dengan membantumu, itu berarti mereka juga adalah rendahan."
Rias memikirkan keseluruhan insiden ini juga.
"Sekali terkena serangannya tidak akan ada yang tersisa dari mereka. Putri bangsawan yang memilik kekuatan "Penghancur". Buchou adalah Iblis kuat yang disebut juga sebagai jenius diantara para Iblis muda." Kiba berkomentar menyombongkan tuannya.
"Kamu tidak tahu tahu? Salah satu julukan Buchou adalah "Si Putri Kehancuran Berambut Merah Darah", itulah lawan yang kamu tantang."
Akeno mengatakannya sambil tersenyum. 'Pu...Putri Kehancuran... Julukan yang mneyeramkan... Kalau begitu aku adalah salah satu anggota Kelompok Putri Kehancuran Berambut merah Darah. Wow... Mengerikan... Buchou melihat lenganku. Sepertinya dia memeriksa sarung tanganku.' Kata Issei dalam hati merasa beruntung menjadi salah satu kelompok Rias.
Rias mendekati Issei matanya tertuju pada Sarung tangan yang tepasang di tangan kirinya. "Naga merah. Sebelumnya tanda ini tidak ada... Jadi begitu... Sekarang aku tahu alasan utama kekalahanmu Reynare.
Reynare dan juga Naruto tidak mengerti apa yang Rias katakan.
"Sarung Tangan Raja Naga Merah, [Boosted Gear]. Ini adalah Sacred Gear yang terlangka dari yang terlangka. Tanda Naga merah di sarung tangan ini adalah buktinya. Kamu juga pernah mendengar ini bukan?"
Reynare terkejut mendengar perkataan Rias.
"[Boosted Gear]... Salah satu dari 13 [Longinus], Kemampuan untuk melampui [Maou] ataupun Tuhan dalam satu rentang waktu... Sacred Gear terkutuk itu dimiliki anak itu!?" Reynare tak menyangka atas kepemilikan Boosted Gear oleh Issei.
"Menurut legenda, kemampuan Sacred Gear ini adalah menggandakan kekuatan pemiliknya setiap sepuluh detik. Walaupun kekuatannya berawal dari 1, jika terus dikalikan dua setiap sepuluh detik, pasti akan melampaui level pimpinan Datensi dan Iblis level tinggi sekalipun. Kalau bisa menguasai Sacred Gear ini, dia bahkan bisa mengalahkan Tuhan."
Perkataan Rias membuat Naruto terkejut. Bertapa mengerikanya Sacred Gear milik Issei. "Mengalahkan Tuhan?"
"Kau lebih kuat dari ku Issei." Aku Naruto.
"Kalau begitu aku bisa mengukir legenda sebagai Iblis?" Tanya Issei
"Tetapi walaupun itu adalah Sacred Gear yang kuat, ada resiko besar menggunakannya. Tidak akan ada lawan yang mau menunggu sampai pemakainya menjadi semakin kuat. Karena kamu meremehkannya inilah hasilnya."
Benar juga kata Rias, Tidak akan ada lawan yang mau menunggu musuh nya sampai bertambah kuat. Jadi meskipun kuat, Sacred Gear Issei masih punya kelemahan.
Rias mendekati Issei. Rambut merahnya tercium harum.
PAT PAT.
Tangan Rias mengelus kepala nya.
"Menarik sekali. Memang beginilah seharusnya pelayanku. Issei benar-benar anak yang menarik sesuai dugaanku. Fufufu, mulai sekarang aku akan lebih memanjakanmu lagi."
Rias tersenyum padanya. Senyum yang hangat, tetapi agak menakutkan.
"Buchou?" Issei membuka suara dengan canggung.
"Ada apa?"
"Maafkan aku. Aku mengatakan kalau aku akan menyelamatkan Asia dan juga mengatakan hal-hal buruk tentangmu karena tidak mau membantu... Tetapi ternyata Buchou juga bekerja... Dan aku..."
Issei sungguh menyesal. Ia mengira Buchounya adalah Iblis berhati es. Jadi Ia terus mengumpatinya. Issei menunjukan betapa menyesal nya Ia. Tetapi Buchou nya masih mengelus kepalanya. Issei langsung menangis. karena kegagalannya mencapai tujuannya datang kemari.
"Buchou...Aku...Gagal...Menyelamatkan Asia..."
"Tidak perlu menangis. Tidak akan ada yang menyalahkanmu setelah melihat semua ini."
"Tetapi aku..."
Rias menyeka air mata Issei dengan jarinya.
"Tidak apa-apa. kamu memang masih belum berpengalaman sebagai Iblis. Karena itu, jadilah lebih kuat. Mulai sekarang aku akan membuatmu bekerja lebih keras, Issei Bidak Pionku."
"Y..ya."
"Dasar cengeng!" perkataan Naruto yang memapahnya malah membuat Issei menangis kembali. Sontak membuat lain nya menjadi Sweatdrop.
"Duh... Maaf-maaf, di hina begitu saja kamu kok nangis sih Issei?" Naruto mencoba menenangkan Issei. Yang mulai merasa tak enak melihat Hidung Issei yang mulai mengeluarkan lendir.
"B-bukan itu..." Issei menyeka Air matanya sendiri.
"Terima kasih Naruto-san, kamu mau membantuku juga sampai sejauh ini.
"Ooowh... Hahahaa iya sama-sama... Lagi pula sudah kewajiban bagiku untuk membantu teman-temanku."
Teman-temanku? Entah kenapa mendengar kata yang terakhir diucapkan Naruto, membuat hati Rias merasa senang, bukankah itu berarti Naruto mau menerima Ia dan kelompoknya yang notabennya Iblis sebagai temannya?
"Fufufu... Aku juga ingin mengucapkan terimakasih padamu Naruto yang telah mau membantu Pion ku." Rias membelai pipi kanan Naruto dan mencubitnya sedikit. Rias makin tertarik akan Naruto.
"Aaww..."
Rias melepaskan cubitanya, kemudian berbalik menghadap Datenshi di depanya. Matanya menjadi tajam dan kejam.
"Sekarang kamu harus musnah. Nona Datensi-san."
Kalimat yang dingin dan penuh hawa membunuh.
"Tentu saja, Sacred Gear itu juga akan aku ambil."
"Jangan bercanda!? Kekuatan penyembuhan ini adalah untuk tuan Azazel-sama dan Samyaza-sama..."
"Hidup demi cinta memang sungguh indah. Tetapi kamu terlalu kotor untuk itu. Kamu tidak elegan. Dan aku tidak suka."
Rias mengarahkan tangannya ke arah Reynare. dia akan membunuhnya dengan satu serangan.
Namun sebelum itu terjadi, suara lain terdengar.
"Wah wah..."
Muncul bayangan dari balik tembok yang berlubang. Pendeta Freed Selzan. Si pendeta gila. Dia sebelumnya melarikan diri.
"Wow! Atasanku dalam bahaya! Apa yang akan terjadi selanjutnya!?"
Reynare langsung berteriak ke arah pendeta itu.
"Cepat tolong aku, aku akan memberimu hadiah nanti!"
Freed tersenyum jahat.
"Hmmm. Hmmm. Aku diperintah oleh Datensi cantik. Huh? Jadi kamu bisa mengijinkanku berhubungan sex denganmu? Bagiku berhubungan sex dengan Datensi adalah penghargaan terbesar. Derajatku akan naik."
"Jangan banyak bergurau dan selamatkan aku!"
Wajah Reynare penuh dengan amarah. dia sangat panik. Dia mungkin berpikir kalau manusia tidak akan menghianatinya.
"Ararararara, Kamu tahu kan kalau aku serius... Maksudku, ayolah hal kecil seperti itu tidak apa-apa kan, nona Datensi? Jadi kamu tidak mau? Kalau begitu aku akan pergi sekarang. Dilihat bagaimapu, posisiku tidak menguntungkan disini, jadi aku mundur saja."
Freed mengatakannya dengan nada aneh dan memutar-mutar tubuhnya.
"Kamu itu pendeta bukan!? Sudah seharusnya kamu menolongku! Aku ini Datenshi..."
"Aku tidak butuh atasan yang kalah dari Iblis sampah, kamu memang cantik tetapi kurang perencanaan dan terlalu keras kepala. Kamu hanya bermanfaat sebagai bahan masturbasi saja. Jadi mati sajalah. Seorang Datenshi yang ditinggalkan Tuhan tidak akan pergi ke surga ataupun neraka tetapi kembali ketiadaan. Mungkin satu pengalaman musnah akan membantumu belajar? Oh itu tidak mungkin ya? Karena tidak akan ada yang tersisa lagi darimu. Jadi tidak mungkin, hahahaha!"
Setelah mengatakan itu dia mengalihkan pandangannya, seakan-akan tidak berminat lagi pada Reynare Dan Reynarepun menjadi depresi. Dia kelihatan kacau.
"Issei-kun.. Kamu punya kemampuan yang luar biasa. Aku jadi semakin tertarik padamu. Kamu sangat berharga untuk kubunuh. Kamu sekarang masuk di daftar Lima Teratas Iblis Yang Ingin Kubunuh jadi bersiaplah OK? Lain kali bertemu, kita akan bertarung romatis sampai mati, OK?"
Dia tersenyum tetapi hawa membunuhnya terasa sekali. Tantangan untuk Issei.
"Kalau begitu! Bay-bay! Ingatlah untuk menggosok gigi sebelum tidur!"
Freed menghilang dari tempat ini setelah melambaikan tangannya pada mereka. Namun sebelum itu Dia juga menatap Naruto dengan pandangan Mata yang misterius.
"Wah, wah, Reynare sang Datenshi yang ditinggalkan anak buahnya. Kasihan sekali."
Kata-kata Rias tidak mengandung sedikitpun rasa simpatik padanya. Reynare mulai merinding.
"Siapa saja Tolong selamatkan aku... Berikan aku kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki diri...! Aku tak mau mati.. Aku masih ingin hidup..."
"Sayang sekali sepertinya riwayat mu akan berakhir... Sekarang!"
Dengan penekanan di akhir kalimatnya Rias menembakan sihir merahnya.
TAP
BANG
Serangan Rias meleset, bukan karna akurasi tembakanya yang buruk namun melainkan targetnya yang berpindah... Semua terkejut.
"Naruto apa yang kamu lakukan?!" Teriak Rias marah karna Naruto lah yang menggagalkan eksekusi atas Reynare.
Apa yang terjadi?
.
.
.
...
.
.
.
.
Bersambung...
AN : Halo semuanya... Saya tahu kalau fic seperti ini memang sangat-sangat Mainstream, sebenarnya ini fic lama kemudian saya rubah sedikit karna dulu gaya bahasa saya sangat buruk...
sebelumnya saya kenal Fanfiction sejak 2011. Dan baru kali ini punya keberanian dan Niat buat jadi Author. Bisa di bilang sih saya orang lama disini hehehee...
Inspirasi saya buat nulis itu dari kalian Semua... Saya belajar banyak dari kalian.
...
Untuk Fic ini.. Saya mencoba untuk mengikuti versi canonnya dengan sedikit ada perubahan karena ini Fic Crossover Naruto & Highschool DxD... Jadi ada Naruto nya nyempil nyempil gitu...
Sampai jumpa chapter depan... ^^
