Just, why?

.

.

.

Have you ever think about what your love does? And, why?

.

.

.

runchrands, not proudly present

.

.

.

Enjoy

.

.

.

Konser yang menjadi salah satu rangkaian Wings Tour di Anaheim baru saja berakhir. Seluruh staff, crew, dan para member terlihat bergegas untuk segera beristirahat di ruangan masing-masing. Usai berkumpul serta melakukan grup hug sekali lagi, mereka memecah diri setelah sebelumnya saling merangkul. Seokjin, Yoongi, dan Hoseok berada dalam satu kamar. Sedangkan Namjoon bersama dengan Jimin, karena mereka berdua ribut saat sedang tidur -katanya. Jungkook sendiri melangkah ke kamar yang ditempatinya bersama Taehyung, kekasihnya.

Ah, iya. Membahas soal kekasih. Kemana perginya makhluk manis yang gemar menghilang itu?

Seperti saat ini, Jungkook yakin ingatannya masih sangat baik melihat Taehyung kurang dari satu menit yang lalu sedang berkeliaran di sekitarnya dan sekarang kekasihnya itu sudah tidak berada dalam pandangan matanya sama sekali. Entah ke mana lagi dia.

.

.

.

Jungkook lelah, tidak ada yang bisa menyangkal hal itu bahkan Hoseok yang selalu kelebihan energi sekalipun. Namun lautan ARMY yang memegang light stick kebanggaan mereka tampak sangat sempurna menggambarkan bintang yang melengkapi langit malam.

Kelopak mata pemilik surai sekelam arang itu menutup perlahan setelah mendudukkan dirinya di sebuah single sofa dalam kamar tidurnya. Pemandangan yang akan selalu terlihat luar biasa baginya itu setidaknya dapat mengurangi rasa lelah. Jungkook menyukai apa yang dia lakukan, dan telah melakukan apa yang dia sukai. Tak ada hal yang lebih memuaskan daripada itu.

.

.

.

Taehyung membuka pintu berwarna putih di hadapannya perlahan hanya untuk menemukan suasana kamarnya yang begitu senyap.

Jungkook terlihat sedang duduk dengan kepala sedikit menunduk. Mungkin tertidur. Taehyung memiringkan kepalanya lucu. Kaki jenjangnya melangkah kecil-kecil berusaha untuk tidak mengganggu kekasihnya yang memiliki ukuran badan dan usia yang jelas tidak sejalan.

"Sayang?" Suhu kamar mereka rendah, dan Jungkook duduk tepat di bawah hembusan air conditioner yang menyala.

"Hei." Gumamnya pelan sekali lagi semakin mendekat hingga ujung kakinya menyentuh sofa tempat kekasihnya beristirahat. Taehyung berdiri di belakangnya. Menyentuh kedua sisi pipi Jungkook hingga pemuda itu tersentak kecil.

Jungkook merasa dagunya ditarik pelan hingga kini wajahnya menengadah ke atas, berhadapan tepat di bawah Taehyung yang tengah menunduk.

"Hai, sayang." Jungkook tersenyum akhirnya dimanjakan oleh paras manis yang sudah dirindukannya, suaranya menyerak samar.

"Badanmu masih berkeringat, mandi dulu." Ucap Taehyung lembut sambil tangannya mulai bekerja pada wajah kekasihnya.

Rambutnya masih basah, bagian-bagian kecil anak rambutnya menempel menutupi sebagian dahinya. Tangan Taehyung terangkat mengusap sisa keringat di wajah Jungkook. Sementara si tampan melakukan hal yang sama dengan menangkup wajah berkeringat kekasihnya, menyingkirkan air yang membuat kulit berwarna madunya menjadi lembab.

Mata Jungkook refleks menutup ketika Taehyung mengecup sayang kening, mata, hidung, dan berakhir pada bibir tipisnya. Moodnya membaik, lelahnya sirna, dan Jungkook kembali merasa penuh hanya karena perlakukan sederhana dari kekasihnya.

Keduanya terkekeh, melakukan hal konyol yang selalu menjadi kesukaan pasangan ini sekali lagi. Saling berpandangan penuh ancaman kekanakan dengan mata yang dipaksakan membulat lucu.

.

.

.

Telapak tangan Taehyung bergerak pelan menyapu lengan kekar berotot Jungkook. Jujur saja ia selalu bertanya-tanya. Mengapa kekasihnya ini sangat suka mengunjungi tempat yang penuh dengan peralatan yang bisa membuat tubuhnya kelelahan dan jika saja otot bisa berteriak, pasti akan mengeluh sakit karena terlalu sering berkontraksi.

"Kenapa kau suka sekali membesarkan otot-ototmu itu?"

Taehyung bertanya tidak lebih karena penasaran. Hanya itu. Dan, oh, satu lagi, Taehyung bahkan sempat berpikir Jungkook melatih ototnya lebih baik dari pada dia yang membesarkan Soonshimie.

Apa karena Jungkook ingin terlihat semakin tampan?

Ingin menggait lebih banyak fans wanita lagi?

Ingin mengibarkan bendera perang pada para hyungnya yang bertubuh lebih kecil? -Untuk yang ini Taehyung juga termasuk, btw.

Atau ingin semakin mengumbar aura dominantnya?

Huh, sudahlah. Taehyung kesal hanya dengan membayangkan jawabannya sendiri, tanpa sadar memasang ekspresi lucu yang otomatis mengaktifkan otak jahil Jungkook.

.

.

.

"Hmm.. Bagaimana ya?" Jungkook bergumam, menaikkan sebelah alisnya yang menukik tajam tepat pada wajah pemuda manis yang masih berada dalam jarak kurang dari sepuluh sentimeter darinya. Tatapannya seolah mengejek, bagi Jungkook mengajak kesabaran makhluk manja ini untuk sedikit bermain tidaklah buruk.

"Issh." Taehyung mencebik kesal, disusul dengan bibir terlipat yang maju beberapa senti ke depan. Dan Jungkook tak bisa menolak untuk tidak gemas. Lalu mencuri sebuah ciuman singkat dari bibir menggoda yang selalu saja menertawakannya untuk segera dilumat. Mengundang pelototan mata bulat Taehyung diiringi tamparan sayang telapak tangannya di dahi Jungkook yang lagi-lagi menampakkan deretan gigi rapinya.

"Kemarilah." Jungkook mencubit hidung bangir Taehyung gemas. Memerintahkan kekasihnya untuk berpindah ke pangkuannya. Taehyung hanya menurut selain karena memang lelah, Taehyung selalu suka duduk di sana.

.

.

.

Hela napas puas Jungkook mengudara saat Taehyung sudah mendarat di pangkuannya. Menegakkan punggungnya sedikit untuk mencari posisi yang nyaman dengan Taehyung yang berada di atas. Pemilik kulit tan itu hanya bersandar malas di dada bidang kekasihnya. Sudah terlalu lelah dan mengantuk.

Bagian perut Taehyung terkunci rapat oleh dua lengan kekar kekasih yang lebih muda dua tahun darinya. Sementara bahunya sudah dijatuhi beban menjadi tumpuan dagu si tampan bersurai kelam. "Sudah mengantuk, sayang?"

Tak ada suara maupun gumaman, hanya pergerakan kecil anggukan Taehyung yang menutup mata terasa di dadanya cukup sebagai jawaban.

"Tidak berminat mendengar alasan mengapa aku seperti ini?"

Mendengar itu mata sayu Taehyung terbuka samar, menoleh cepat dan tersenyum kotak. "Mau!"

"Baiklah, baiklah." Jungkook mengembalikan tubuh Taehyung yang sempat berbalik ke arahnya untuk kembali menghadap ke depan hingga si tampan dapat lebih mudah merengkuh kekasih mungilnya.

"Kemarikan tanganmu." Kemudian meraih kedua tangan Taehyung dalam genggamannya, meletakkannya di atas paha si manis dan memijatnya pelan nan lembut. Lalu membalikkan telapak tangan halus kekasihnya hingga semuanya membuka dan saling menumpu dengan tangan Jungkook yang berada di bawahnya.

"Dengar baik-baik."

"Aku memiliki seorang kekasih yang sangat manis dan cantik. Berusia 22 tahun tapi jiwanya setara dengan bocah usia 5 tahun. Luar biasa ceroboh dan tidak bisa diam. Dia begitu mungil saat sedang bersamaku. Namanya Kim Taehyung, dan aku melakukan semua ini untuknya."

Taehyung terkikik kecil. Menabrakkan punggungnya sekali pada dada Jungkook. Terlebih saat gigitan kecil Jungkook menjepit gemas cuping telinganya. Satu kecupan mendarat cepat di pipi berisi Taehyung sebelum suara Jungkook kembali terdengar.

"Aku punya beberapa alasan."

"Yang pertama,-" Jungkook menekuk satu ibu jari Taehyung dengan jarinya membuat mereka terlihat seperti bocah yang baru belajar berhitung. "Otot pahaku, yang sedang kau duduki sekarang."

"Aku selalu melatih otot pahaku agar cukup kuat untuk menahan bobot badannya. Karena kekasihku sangat suka dipangku."

Satu ibu jari Taehyung telah menekuk sempurna, disusul satu jari telunjuk kemudian. "Kedua, otot punggungku, aku harus menjaganya tetap kuat karena kekasihku selalu ingin digendong."

"Tiga, otot dadaku, harus selalu kupastikan dia merasa nyaman, karena kekasihku sangat suka bersandar di atasnya."

"Empat, otot lengan yang sering kau cubit. Kekasihku itu seperti bayi yang gusinya gatal karena akan ditumbuhi gigi. Dia sangat suka menggigit. Dan aku suka dia yang menggigit ototku daripada harus melihatnya menggigit orang lain. Aku cemburu." Pengakuannya sendiri terdengar tulus, -dan memang begitu. Jungkook tidak suka ketika Taehyung menempel pada orang lain dan menggigitnya sembarangan. Siapa yang bisa menahan diri pada makhluk manis seperti Kim Taehyung? Hampir tidak ada.

"Lima, otot bahu yang selalu kulatih, agar aku bisa menghiburnya kapanpun dia mau. Karena kekasihku akan tertawa bahagia tiap kali aku mengangkatnya dengan bahuku." Kali ini Taehyung refleks mengangguk kecil, mengayunkan lucu kakinya yang menggantung.

"Enam, otot leherku, ingat yang kukatakan kekasihku itu kekanakan? Karena dia suka sekali bergelantungan seperti bayi koala."

"Tujuh, otot kaki, kekasihku adalah orang yang sangat lincah cenderung tidak bisa tenang jadi aku harus lebih cepat. Kalau tidak, dia pasti akan hilang lagi. Mengatakan dirinya pandai menuntun arah tapi nyatanya berjalan sedikit saja pasti tersesat." Jungkook tertawa di akhir kalimatnya. Taehyung mendengus.

"Delapan, otot perut. Nah, sepertinya ini adalah bagian yang paling dia sukai. Karena kekasihku suka memeluknya, berbaring diatasnya, duduk, bahkan bergelung hingga tertidur. Manja sekali."

"Sembilan, otot yang menggerakkan jemariku, dia suka memegang dan memainkannya. Tapi aku lebih suka untuk menggenggam tangannya lebih erat. Menyalurkan rasa hangat yang selalu dia cari karena tangannya sendiri begitu mungil." Kini sembilan jari lentik Taehyung telah menekuk.

"Dan yang terakhir, sepuluh-" Jungkook melipat jari kelingking Taehyung yang tersisa hingga kedua tangan kekasihnya membentuk dua kepalan sempurna. Dibantu oleh pergerakan otot padat jemari Jungkook dua kepalan itu kini menyatu dalam genggaman hangat tangan besarnya. Mengangkatnya pelan dan mengecupnya singkat. "-terlepas dari semua yang disukai kekasihku, aku melakukan ini untuk melindunginya. Aku harus menjadi kuat untuk bisa selalu menjadi tempat teraman baginya. Karena kekasihku sangatlah berharga dan aku sangat mencintainya."

"Itu jawabannya."

Taehyung merasakan kecupan hangat Jungkook mendarat di tengkuknya beberapa kali usai memuaskan rasa penasaran yang tadi berlarian di kepalanya.

Sudut bibir secerah mawarnya tak pernah berhenti tertarik membentuk kurva indah senyuman yang akan selalu menjadi favourite Jungkook. Dari awal berbagai alasan Jungkook terlontar, Taehyung sudah tersenyum.

Bahagia yang membuncah di rongga perut dan dadanya menari-nari hingga aliran darahnya mengalir cepat dengan satu tujuan yang sama -pipi gembil tempat paling menyenangkan untuk melukis rona merah di sana. Pipinya bersemu, memerah samar dalam hitungan detik. Ditambah perlakuan Jungkook yang kini bekerja mengecupi seluruh bagian wajah cantiknya.

Entah sejak kapan tautan tangan mereka terlepas dan posisi Taehyung yang sudah berubah.

.

.

.

"Bagaimana? Masih ingin ikut ke gym bersamaku, sayang?"

Jungkook menggoda Taehyung yang kini duduk berhadapan di pangkuannya.

"Tidak, terimakasih. Kau tahu aku tidak suka olahraga." Lihat, bibir plum itu mengerucut lagi.

"Makanya jangan coba-coba untuk meniruku. Sudah seharusnya kau begini."

"Ramping." Tangan besar Jungkook yang bertengger di pinggang Taehyung meremasnya pelan.

"Chubby." Mencubit kedua pipi gembil kekasihnya sedikit keras. "Yaaafff! Ssaaaphhiitt! (Ya! Sakit!)" Yang dibalas rontaan tak terima dari si manis.

"Dan ini yang paling aku suka-" Taehyung tenggelam. Tenggelam dalam dekapan hangat Jungkook yang merengkuh tubuhnya sempurna.

"Mungil."

Jungkook merasakan Taehyung tersenyum di ceruk lehernya. Diikuti lingkaran hangat dua lengan yang turut melingkupi lehernya.

"Kalau begitu aku akan terus makan banyak."

"Tentu. Kau harus makan banyak karena nenek suka pipi gembilmu yang lucu."

"Baiklah, setelah ini temani aku makan, oke?"

Jungkook terkekeh, tak pernah bosan mendengar celotehan Taehyung terlebih soal makanan.

"Call, tapi harus mandi dulu. Karena kau pasti akan tertidur setelah makan." Jungkook menepuk-nepuk gemas bokong Taehyung beberapa kali. Seolah memberi ancaman pada anak kecil.

"Hihi. Ayey captain!" Taehyung tertawa polos, menjauhkan tubuhnya sedikit dan menyengir kotak. Mendaratkan ciuman singkat di bibir kekasihnya. "Taelion sayang Koonochu."

"Koonochu lebih sayang Taelion." Satu kecupan terselip, lagi. "Sekarang ayo mandi."

Taehyung mengangguk antusias. "Gendong!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Kita mandi pakai sabun bayi ya? Aku bawa yang strawberry!"

"Tidak."

"Apel?"

"Tidak."

"Jeruk?"

"Tidak, tidak."

"Permen karet?"

"Tidak. Demi tuhan Kim Taehyung!"

"Oke, turunkan aku, tidak mau mandi!"

"Hah... Baiklah. Strawberry."

.

.

.

.

Kkeut

.

.

.

APA INIIIIIIH *FLIP TABLE* DEMI APA NGGA JELAS BANGET KAN? KAANN? KAAAAANNN? IYA EMANG NGGA JELAS SAMA NGGA JELASNYA WITH THESE TWO THINGS/? TANTE MESYUM YANG OBSESI BUNGKUS TAETAE UCUL browniesVanilla SAMA INI NIH, INIIIIH AKAR DARI FF GAJE INI, taetaevya ANAK/? DURHAKA YANG NYEPAM OTOT TUMPAH TUMPAH PAPA JEON OMA JADI NGGA TENANG TAU GEGARA KERJAAN KURANG KERJAAN/? KAMU TUH NAK BISA APA DIRIKU MAH KALAU UDH KENA DADDY JEON'S ATTACK LANGSUNG TEWAS DITEMPAT#NGGA

OKEH, MAAF BUAT capslockNYA YAH AKU CUMAN GEMES AJAA MAAFKAN FF NYA YANG BERANTAKAN JUGAAAAAA T_T OKEH, UDAH.

LASTLY, LETS SPREAD KOOKV LAVV

AYAFLUUU

THANKIES:) :*