Perfect Life part 1

By : Ela-Kyuhyunnie

Pairing : Main=Yewook. Slight KyuMin, HaeHyuk

"Cklek." Terdengar suara pintu yang terbuka. Dengan segera aku berjalan, ah bukan, lebih tepatnnya aku berlari menyongsong kedatangan sesosok yeoja yang telah melahirkanku. Namun langkahku terhenti saat aku melihat adanya sosok lain yang masuk ke rumah bersama umma-ku. Sesosok namja asing yang dengan brutalnya mencium bibir ummaku tepat di depan pintu yang masih terbuka. Seolah tak peduli kalau kelakuan yang tak pantasnya itu dilihat orang lain. Termasuk diriku.

"U-umma.." panggilku lirih, yang sepertinya tak dipedulikan oleh kedua orang dewasa yang tengah saling melumat bibir itu. Aku benci ini. Aku membenci setiap namja asing yang dibawa pulang oleh ummaku karena...

"U-ummaa~" rengekku ketika tiba-tiba tanganku ditarik oleh umma yang telah selesai berciuman dengan namja asing itu, dan..

"Argh!" ringisku sambil mengusap pantatku yang sakit saat merasakan tubuhku dilempar ke tanah yang keras di luar rumah.

"Tunggu saja diluar sana sampai pagi," ucap ummaku dengan dingin, diikuti dengan pintu rumahku yang ditutup dengan kasar, dan di kunci dari dalam.

Ya, inilah yang sangat kubenci setiap umma membawa namja asing pulang kerumah. Karena itu artinya aku harus menghabiskan malam dengan duduk di depan pintu rumah, di tengah udara malam yang dingin menggigit, tak peduli dengan betapa tipisnya baju yang kupakai. Biarpun begitu, aku tak pernah sanggup membenci umma yang dengan teganya membiarkanku semalaman di luar, karena beliau tetap saja ummaku satu-satunya. Keluargaku satu-satunya.

Jika kalian bertanya dimana appaku, aku takkan bisa menjawabnya. Karena dari yang kutahu selama ini, aku hanya tinggal berdua dengan umma yang hanya bekerja setiap malam, dan selalu pulang dengan membawa namja asing yang selalu berganti setiap harinya. Apakah aku anak haram? Mungkin saja. Aku sudah bisa menerima kenyataan itu sejak lima tahun yang lalu, saat akhirnya aku mengerti kenapa aku tak memiliki appa, kenapa aku tidak sama dengan anak-anak seumuranku yang lain, yang dengan senangnya berjalan bergandengan tangan dengan umma-appanya, yang dengan riangnya memakai seragam dan bersekolah.

Ya, aku berbeda, dan aku tak pernah mempermasalahkan itu, selama aku memiliki umma disampingku. Aku tak peduli dengan dunia luar. Duniaku hanyalah rumah ini dengan aku dan ummaku didalamnya.

Dan aku membenci setiap namja asing yang datang bersama umma. Mereka menyentuh ummaku dengan sembarangan, dan aku juga tak suka saat melihat umma yang senang hati melayani mereka. Sepanjang malam, meski aku menutup kedua telingaku rapat-rapat, aku tetap bisa mendengar suara desahan yang umma keluarkan. Dan aku...sedikit jijik dengan itu.

Pernah sewaktu dulu -saat aku tak perlu menghabiskan waktu semalaman diluar seperti ini- tanpa sengaja aku membuka pintu kamar tempat umma dan namja asing itu berduaan karena perutku sangat lapar, dan setelahnya, aku langsung berteriak dan berlari keluar seraya menahan rasa jijik dan shock melihat apa yang tengah umma dan namja asing itu lakukan. Bagaimana mungkin tidak jijik ketika melihat wajah ummamu yang bersimbah keringat namun dengan penuh semangat mengulum..ukh...kejantanan namja asing itu. Dan setelah itu, setiap malam kuhabiskan di luaran seperti ini karena umma tak suka aku mengganggu kegiatan malamnya.

Sekali lagi kutegaskan, aku tak membenci umma, hanya saja aku benci dengan para namja asing itu, dan sangat tak suka dengan kegiatan malam umma. Itu sungguh...sangat menjijikkan...

"Umma..." panggilku pada umma yang sekarang sedang beristirahat di atas tempat tidurnya. Ya, umma selalu menghabiskan waktunya dengan berada di atas tempat tidurnya dari pagi hingga sore.

"Apa?" tanya umma dengan nada suara yang dingin padaku.

"Tak bisakah umma berhenti membawa namja asing ke rumah? Kalau umma butuh uang, biar aku saja yang bekerja untuk umma..." ucapku lirih pada umma yang sekarang bangkit dari tidurnya dan menatapku tajam. Entah kenapa,meskipun aku namja, aku tetap saja takut dengan tatapan tajam dari umma.

"Kau? Mau bekerja? Kau pikir anak kecil sepertimu bisa kerja apa?"Bentak umma tiba-tiba, dan langsung membuatku mengkerut ketakutan. Umma jarang membentakku, karena ia selalu menggunakan nada suara yang dingin dan datar.

"A-aku... akan bekerja apa saja... apapun yang bisa menghasilkan uang... agar umma tak perlu lagi bersama para namja itu..." sahutku pelan dan agak tersendat.

Umma terdiam. Dan kemudian, sebuah senyum manis –yang entah kenapa sedikit terlihat mengerikan untukku- terulas di bibirnya, dan umma menepuk kepalaku lembut. Sebuah perlakuan yang tak pernah dilakukan umma padaku, dan itu membuatku amat sangat senang. Tanpa sedikitpun menyadari kalau setelah ini, nerakalah yang akan terbentang dihadapanku.

Malam kembali datang menjemput. Dan yang membuatku bertanya-tanya adalah kenapa malam ini umma menyuruhku memakai baju yang agak kebesaran ini dan menunggunya dengan manis di rumah. Aku segera menyongsong ke depan begitu mendengar suara pintu terbuka. Namun alangkah kagetnya aku saat kulihat umma datang bersama 2 orang namja asing, yang dengan serta merta menarikku masuk ke dalam kamar yang selama ini di pakai oleh umma.

"Lepaskan!" berontakku dengan kuat ketika namja itu menggendongku dengan mudah. Kedua tangan dan kakiku memberontak dengan sekuat mungkin, menendang dan memukul namja yang membawaku, namun nampaknya pukulan seorang anak kecil berusia 8 tahun tak ada apa-apanya didepan kekuatan absolut seorang namja dewasa.

"Ukh!" lirihku saat aku di lampar dengan kasar ke tempat tidur besar milik umma. Kedua bola mataku membulat sempurna saat melihat namja itu mengeluarkan tali dan dengan cepat mengikat kedua tanganku pada tiang tempat tidur.

"Lepaskan! Umma, lepaskan ikatan tanganku ini~" rengekku pada umma yaang menyusul masuk ke dalam kamar, sambil tanganku tetap bergerak-gerak berusaha melapaskan diri dari ikatan tali yang sangat kencang ini.

"Benarkah ia anakmu Yoon-ah? Benarkah ia seorang namja? Manis sekali~" ucap namja yang sekarang berada di samping umma.

"Tentu saja." Jawab umma sambil tersenyum penuh kemenangan pada namja itu. "dan kulihat, kau sangat tertarik pada putraku ini."

"Haha, kau sungguh jeli Yoon-ah. Ya, aku sangat senang melihat anakmu ini. Dan rasanya tak rugi aku memberimu uang yang cukup banyak, untuk bisa 'menikmati' anakmu ini." Aku tersentak mendengar ucapan pria itu, dan menatap umma dengan pandangan tak percaya. Kurasa umma bisa menangkap tatapan tak percayaku padanya. Dan dengan dinginnya umma berucap "Apa?Bukankah kau sendiri yang bulang akan melakukan apa saja agar bisa mendapatkan uang? Dan yang bisa dilakukan anak sekecilmu hanyalah menjual dirimu sendiri kan? Nah, sekarang, layani tuan ini dengan baik." Ucap umma seraya melenggang pergi dengan namja satunya, meninggalkanku dengan satu namja yang menatapku dengan penuh nafsu.

"Ber-berhenti..." ucapku lirih dengan air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipiku, ketika melihat namja itu mulai mendekat ke arahku yangtak bisa apa-apa karena terikat dengan kuat di tempat tidur.

"Hen-HENTIKAAAN!"

Kubuka dengan cepat kedua mataku dengan nafas yang tidak beraturan. Kuperhatikan sekelilingku dengan cepat. Hanya ada aku sendirian di kamar dan tempat tidur yang berukuran kecil ini. Tak ada tempat tidur besar, dan tak ada namja yang akan berusaha untuk...sudah hentikan! Tadi hanya sebuah mimpi buruk!Mimpi buruk dari masa lalu yang tak ingin lagi kuingat.

KKRRIIIINGGG!

Aku kembali terlonjak kaget mendengar suara dering alarmku. Cepat-cepat aku menoleh ke arah alarm itu dan-

"OMONA! Sudah jam setengah enam pagi! Aigooo~ jangan sampai aku terlambat!" Aku segera bangkit dan berlari menuju ke kamar mandi. Tak lama kemudian aku segera keluar dari kamar mungilku dan berlari keluar. Saking terburu-buru dan tak berhati-hatinya, aku tak sadar ada seseorang yang juga tengah berjalan dengan terhuyung-huyung, dan tabrakan pun tak terhindarkan.

"Akh...appo~" Seru orang yang kutabrak itu. Aku yang sedang menusap-usap pantatku yang sakit segera mendongakkan kepala begitu mendengar suara yang sangat familiar bagiku.

"Ah, gwaenchana? Mianhae Sungmin hyung. Aku sedang terburu-buru, karena sepertinya akan terlambat." ucapku dengan penuh rasa bersalah sambil menundukkan kepala dalam-dalam dan membantu Sungmin hyung-orang yang kutabrak barusan- berdiri.

"Ne, nan gwaenchana Wookie. Sudahlah, cepat sana ke tempat kerjamu. Jangan sampai kau di pecat karena terlambat. Oke?"

"Umm! Gomawo Sungmin hyung. Aku pergi dulu!" ucapku sambil mulai berjalan lagi.

"Ya, Wookie! Jangan lupa hari ini bar buka lebih dini. Jadi usahakan kau jam 5 sore sudah pulang. Arrasseo?"

"Arrasseo, Sungmin hyung! Aku berangkat dulu! Salam untuk Kyu mesummu yang meninggalkan banyak kissmark di lehermu itu!" Balasku sambil berlari cepat, karena sedeik kemudian...

"YA! WOOKIE! AWAS KAU!"

Aku tertawa sepanjang perjalanan menuju tempat kerjaku. Senang sekali rasanya bisa menggoda sungmin hyung pagi-pagi begini. Kupikir, aku sudah terkontaminasi ke-evilannya Kyu deh. Ah, maaf, aku lupa memperkenalkan diri. Namaku Kim, ah bukan, namaku adalah Park Ryeowook. Seorang namja biasa yang tengah menjadi siswa tingkat akhir di SM Senior HighSchool. Dan namja yang kupanggil Sungmin hyung tadi adalah hyung angkatku, yang juga merangkap 'istri' dari salah satu bosku, Cho Kyuhyun. Ah, kalian bingung? Baiklah, akan kujelaskan dengan lebih rinci. Sungmin hyung atau Park Sungmin atau sekarang Cho Sungmin, adalah hyung angkatku, kami jadi saudara angkat karena sama-sama berasal dari panti asuhan Blue Sapphire yang di kelola oleh Park Jung Soo ahjusshi, atau yang biasa kami panggil umma.

Setelah Sungmin hyung lulus dari SM Senior High School, tiba-tiba saja Kyu, datang ke panti dan langsung melamar Sungmin hyung untuk menjadi istrinya. Aku langsung bersorak gembira mendengar lamaran dari Kyu. Karena memang aku tahu kalau Sungmin hyung dan Kyu sudah menjalin hubungan sejak lama. Namun sayangnya, umma menolak dengan tegas, karena melihat usia Kyu –yang seumuran denganku, yaitu- 2 tahun dibawah Sungmin hyung, ditambah lagi mereka sama-sama namja. Namun dengan penuh percaya diri, Kyu menegaskan kalau ia sangat mencintai Sungmin hyung, tak akan membiarkan Sungmin hyung terluka sedikitpun, dan ia juga sudah mampu menghidupi Sungmin hyung. Dan itu memang bukan bualan semata, karena buktinya, memang Kyu sudah mengelola sebuah bar semenjak kelas satu, dan kini usahanya telah berhasil. Barnya selalu ramai setiap malamnya, dan memberikan pendapatan yang tak bisa dibilang kecil setiap harinya.

Setelah melakukan perdebatan alot ditambah dengan segala bujuk rayu yang aku dan Sungmin hyung keluarkan, akhirnya umma menyetujui hubungan Kyu dan Sungmin hyung. Rasanya aku masih bisa mengingat betapa terharunya aku saat menghadiri upacara perikahan mereka berdua, yang hanya dihadiri oleh anggota panti asuhan Sapphire Blue saja, karena memang kedua orang tua Kyu sudah meninggal karena kecelakaan saat ia berada di junior high school. Meninggalkan Kyuhyun sendirian, dengan warisan yang menumpuk.

Nah, dan karena Sungmin hyung tak mau berpisah dengan dongsaeng kesayangannya, yaitu aku, maka aku ikut di boyong serta tinggal bersama Kyu dan Sungmin hyung, yang ternyata berkediaman di lantai tiga gedung bar yang dikelola oleh Kyu. Nah, karena aku bukan tipe namja yang suka menganggur, jadi setiap harinya, setelah usai sekolah, aku akan membantu di bar milik Kyu. Sebagai bartender tentunya, karena posisi Dj sendiri sudah di pegang oleh Kyu sendiri. Dan Sungmin hyung dengan tegas melarangku untuk mengambil posisi sebagai waiter. Yaah, Sungmin hyung memang cukup protektif aku cukup senang mendapati kenyataan itu.

Nah, sepertinya kalian sudah cukup paham kan? Karena sekarang ini aku sedang terburu ke tempat kerja pertamaku. Ya, setiap pagi aku bekerja untuk mengantarkan susu dan surat kabar ke rumah-rumah. Ini adalah pekerjaan yang sudah kuambil semenjak aku mulai masuk ke SM Senior High School.

Setelah meyelesaikan pekerjaan rutin pagiku, aku segera menuju ke Blue Sapphire. Kegiatan adalah membangunkan seluruh yeoja dan namdongsaengku di tempat ini, dan setelah itu memasakkan sarapan pagi untuk mereka semua. Sebenarnya, umma sudah melarangku untuk melakukan ini. Tidak perlu lagi, katanya, karena bagi yang sudah meninggalkan panti, mereka sudah tak terikat peraturan dan tugas-tugas di panti lagi. Tapi dengan tegas aku berkata aku ingin membalas budi bagi tempat yang telah memberikanku rumah selama 9 tahun ini. Dan umma sudah sangat tahu, kalau aku sudah memutuskan, maka akan sangat sulit membuatku untuk mengubahnya. Jadilah aku terus melakukan kegiatan rutinku ini.

Haah, tak terasa sudah pukul 7. Sudah saatnya aku kembali ke bar, dan bersiap untuk berangkat sekolah bersama dengan Kyu. Sudah kubilang kan, kalau Kyu itu 2 tahun di bawah Sungmin hyung, jadi dia itu seusia denganku. Jadinya, setiap hari kami berangkat sekolah bersama. Dan tahukah kau, apa yang paling menyebalkan jika aku berangkat bersama evil Kyu satu itu? Ya, aku harus menyaksikan adegan per adegan yang memamerkan kemesraan mereka sebagai suami-istri. Dari Kyu yang selalu memeluk-meluk pinggang Sungmin hyung, hingga good bye kiss yang berupa long french kiss yang membuatku malu sendiri setiap kali melihatnya. Seperti yang tengah kusaksikan sekarang ini.

"Oh, ayolah. Sampai kapan kalian mau berciuman? Sampai bel sekolah berbunyi?" Ucapku kesal, yang akhirnya membuahkan hasil berupa dorongan dari sungmin hyung yang membuat Kyu mengerucutkan bibirnya tak puas.

"Sudah Kyu, ini saatnya kau berangkat sekolah. Hati-hatilah ya, nae yeobo." Ucap Sungmin hyung yang membuatnya mendapat hadiah berupa kecupan dari Kyu di pipi kanannya.

"Baiklah. Aku berangkat dulu. Sampai jumpa nae aegyo yeobo~" ucap Kyu seraya memasuki mobil sedan hitamnya. "Ayo Wookie, cepat naik atau kau kutinggal." Ancam Kyu kejam.

"Dasar! Yang membuat ini jadi lama kan kau juga Kyu!" dumelku, sambil mengecup pipi kiri Sungmin hyung, yang mendapakan death glare dari Kyu. Tapi, apa peduliku, Sungmin hyung toh hyungku. "Dadah hyuung~"

At School

"Wookieeeee~~!" Panggil sesosok ikan*plak* sesosok namja yang berlari dengan semangat 45 menyongsong kedatangan kami berdua.

"Oh, hai Hae. Mana Hyukkie? Kenapa kau berangkat sendiri?" Aku memberondong Hae dengan pertanyaan-pertanyaan begitu hae sampai tepat didepan kami berdua.

"Hyukkie hari ini tidak berangkat bersamaku. Ia akan berangkat bersama hyungnya yang akan menjadi songsaenim baru di sekolah kita." Aku mengernyitkan dahi mendengar ucapan Hae.

"Hyung? Memangnya Hyukkie punya hyung?" Tanya Kyu yang seolah mewakili pertanyaan-pertanyaan yang berputar di kepalaku. Tentu saja aku bingung, karena setahuku, Hyukkie adalah anak tunggal.

"Ah, bukan hyung kandung, tapi saudara sepupunya yang baru kembali dari London." Jelas Hae yang memuatku dan Kyu mengangguk-anggukkan kepala.

"Memang kau tak cemburu Hae? Hyukkie sampai bela-belain tak berangkat bersamamu hanya demi hyungnya yang ini kan?" goda Kyu sambil memperlihatkan evil smirknya yang terkenal, yang langsung membuat Hae memanyunkan bibirnya.

"Dasar evil Kyu. Aku tak cemburu, karena aku yakin 100% kalau cinta Hyukkie memang hanya padaku." Jawab Hae mantap. Ya, memang kedua sahabatku yang bernama Hae, atau lebih lengkapnya Lee Donghae sangat mencintai namjachingunya, Lee Hyukjae, atau yang sering kami panggil Hyukkie.

Belum tuntas kami bercakap-cakap sambil berjalan menuju gedung sekolah, sebuah deru mobil yang sangat kencang menarik perhatian kami. Segera kami bertiga menoleh ke arah asal suara, dan menemukan sebuah mobil sedan mewah berwarna merah dengan lambang kuda jingkrak -ferrari- melaju dengan cepat di pekarangan sekolah kami. Kontan saja kedatangan mobil itu menjadi pusat perhatian karena di sekolah ini,rasa-rasanya tak ada yang memiliki mobil jenis tesebut.

Kami masih terpaku pada kedatangan mobil itu. Penasaran siapakah yang berada di balik kemudi mobil mewah tersebut. Kami semua tersentak kaget saat mendapati Hyukkielah yang keluar dari pintu penumpang mobil tersebut dan melambai serta memanggil nama Hae dengan riangnya.

"Ah..ha-hai Hyukkie.." sahut Hae dengan gagap karena masih dalam masa trans antara shock, kaget dan bingung. Dan tak lama kemudian pintu bagian pengemudi terbuka, dan aku segera menahan nafas melihat sosok orang yang turun dari mobil itu. Satu kata yang dapat kugambarkan adalah 'Tampan dan Berkelas'. Dengan helaian berwarna raven yang tertata dengan berantakan, memberikan kesan cool dan elegan. Kacamata hitam yang menambah pesona dan memberikan aura cool yang tak terelakkan. Setelan jas yang dengan jelas terlihat kalau itu semua adalah buatan dari armani. Serta sikap yang cukup acuh dengan sekeliling, membuat wajahku memanas, dengan aku sendiri tak tahu kenapa.

Hyukkie segera menarik namja yang mampu membuat jantungku berdetak tak karuan itu ke arah kami, sambil terus melambai ke arah namjachingunya dengan muka berseri. Hyukkie segera melepaskan gandengannya kepada namja tak dkienal itu dan langsung memeluk Hae dengan manjanya, membuat seulas senyum tipis tergaris dibibir tipis sang namja. Dan melihat senyum itu, rasanya seluruh aliran darahku mengalir terbalik dan terkumpul semua diwajahku. Aigoooo~ apa yang sedang terjadi padaku?

"Hae~ Bogoshippeoo~" ucap Hyukkie manja. Hae yang sadar, segera membalas pelukan Hyukkie dengan erat. " Nado Hyukkie. Nado bogoshippeo." Balas Hae. "Ngomong-ngomong, siapa dia, Hyukkie?" tanya Hae yang seolah mewakili kami semua.

"Ah, aku lupa memperkenalkan. Hae, Wookie, Kyu, ini Kim Yesung, hyungku yang kuceritakan itu." Jelas Hyukkie sembari melepas pelukannya pada Hae. "Dan Yesung hyung, ini Hae, Lee Donghae, dia—"

"-namjachingumu yang sangat kau cintai itu kan Hyuk?" sambar namja yang ternyata bernama Kim Yesung itu dengan suara baritonnya yang membuat seluruh tuburhku bergetar, dan membuat wajah HaeHyuk memerah. "Halo Hae, aku hyung dari monyet satu ini. Senang bertemu denganmu." Lanjut namja itu sambil menjabat tangan Hae.

"Ah, dan ini Kyu, Cho Kyuhyun, sahabatku, dan juga Wookie, Park Ryeowook." Lanjut Hyukkie dengan wajah yang masih semerah kepiting rebus. Aku dan Kyu jadi terkikik melihatnya.

"Hello, Cho Kyuhyun-ah. Nice to meet you." Sapa namja itu dengan bahasa Inggrisnya yang fasih, dan langsung di sambut Kyu dngan bahasa Inggris yang tak kalah fasih.

"Dan salam kenal juga padamu, Park Ryeo—" aku memiringkan kepalaku bingung ketika dia mmenghentikan kalimatnya dan menatapku dengan terkejut. Itu semua terbaca dari perubahan raut wajahnya, meski kami semua tak bisa melihat wajahnya. Dengan tiba-tiba, namja itu melepas kacamata hitamnya, memperlihatkan sepasang onyx kembar yang begitu dalam dan menghanyutkan. Kemudian ia tersenyum dengan lebar yang membuatku semakin bingung. "Dan salam kenal untukmu, Kim Ryeowook." Ucapnya sambl menjabat tanganku erat.

"Ah, mian. Namaku bukan Kim Ryeowook, tapi Park Ryeowook." ralatku cepat. Karena memang aku sangat tak suka kalau namaku kembali ditambahi dengan nama marga 'Kim'

"Ah, tak salah. Karena kau akan menjadi istriku, dan akan kupastkan kalau sebentar lagi kau akan menyandang nama Kim sebagai nama margamu." Ucapnya yakin dan langsung meninggalkan aku yang terbengong dengan suksesnya.

-TBC-

Hyaaa! Akhirnya post juga~~

Author baru nih..

Banyak banget biki fic, tapi gak pernah publish satu pun..

akhirnya memberanikan diri publish salah satu cerita fav author, YeWook!

Review please~ biar ngerti bagus enggaknya, atau dimana kekuarangan fic author~

Gomawo~