—Pertemuan mereka bukanlah suatu kebetulan, melainkan takdir.
Disclaimer:
Kuroko no Basuke © Fujimaki Tadatoshi
Story © Kurotori Rei
Warning:
AU, OOC, typo(s), light shounen-ai, et cetera
.
.
.
Don't Like? Don't Read!
.
.
.
Happy Reading, minna-sanm
.
.
.
Musim dingin sudah berakhir, digantikan dengan musim semi. Bunga-bunga sakura dan plum bermekaran dengan indahnya sembari menyambut musim semi. Orang-orang bergegas untuk menyambut musim semi dengan makan bersama di bawah pohon sakura, ohanami.
Tetsuya sedang berada di rumahnya, melirik ke arah bunga-bunga sakura yang sedang mekar tersebut. Lelaki bersurai baby blue itu ingin sekali keluar sana dan mengajak teman-temannya untuk melakukan festival ohanami bersama.
—sayangnya, itu dulu.
"Kurokocchi, ayo kita pergi melihat pohon sakura bersama dengan yang lainnya!"
"Betul kata Kise, musim semi sudah datang loh, Tetsu!"
Tetsuya tersenyum miris mengingat hal tersebut, masa lalu tidaklah sama dengan masa depan. Semua orang pasti berubah, lagipula … teman-temannya tidak ingin melihat sakura kembali, semuanya sudah termakan oleh ego masing-masing.
Tetsuya berjalan bersama Ryouta dan Daiki, diiringi dengan suara tawa mereka. Pergi bersama untuk melihat sakura yang sedang bermekaran, apa salahnya?
"Kuro-chin, kami semua sudah menunggumu loh."
"Kau lama sekali, Kuroko. Tetapi, b-bukannya aku peduli denganmu!"
"Sudah kuduga kau akan datang, Kuroko. Dengan begini, semuanya lengkap."
Masa-masa mereka bersama memang lebih menyenangkan daripada masa-masa mereka berpisah. Tetsuya ingin sekali, melihat sakura bersama mereka. Walaupun hanya sebentar—ia ingin membuat kenangan bersama mereka kembali.
"Aominecchi, jangan makan terlalu banyak! Nanti yang lain tidak kebagian!"
"Biarin. Lagipula makanannya enak kok, Kise!"
Ryouta dan Daiki sibuk berdebat tentang makanan, Atsushi hanya duduk sambil memakan cemilan yang ia bawa, Tetsuya, Seijuurou, dan Shintarou berbicara dan tertawa bersama.
—semuanya di bawah pohon sakura.
Entah kenapa saat Tetsuya melihat orang-orang berlalu lalang di jalanan, membuatnya ingin segera pergi ke luar. Sekarang pukul tiga sore, matahari tidak banyak menampilkan cahayanya. Pantas saja—Tetsuya berpikir dalam hati.
Sekali saja… Tetsuya mengambil beberapa uang di dompetnya, kemudian ia berganti pakaian dan segera pergi ke luar. Batinnya berkata agar ia segera pergi ke tempat waktu mereka bersama dulu melakukan ohanami.
Walau hanya sendiri, tidak apa-apa.
.
"Hei, kita semua akan selalu bersama 'kan?"
Saat Tetsuya bertanya, semuanya menoleh ke arah lelaki bersurai baby blue tersebut. Respon pertama dikeluarkan oleh Daiki, ia mendekat ke arah Tetsuya sambil mengelus-elus surai baby blue tersebut. "Kau ini bicara apa, Tetsu? Tentu saja kita akan selalu bersama!"
"Aominecchi benar. Kita selalu bersama, Kurokocchi! Bersama dengan Aominecchi, Midorimacchi, Murasakibaracchi, dan Akashicchi juga!" timpal Ryouta sambil merangkul bahu Tetsuya.
"Aku setuju dengan ucapan Kise."
"Aku juga setuju dengan ucapan Kise-chin. Karena ada kami, Kuro-chin tidak akan kesepian lagi…"
Yang terakhir, Seijuurou tersenyum lembut ke arah Tetsuya. "Kaudengar itu, Kuroko? Semuanya mempedulikanmu. Jangan berpikir tidak ada yang mempedulikanmu, kita pasti selalu bersama. Kita 'kan Kiseki no Sedai."
Tetsuya tersenyum tipis. Ia sangat menyayangi teman-temannya lebih dari apapun—sangat. "T-terima kasih, teman-teman. A-aku, sangat menyayangi kalian…"
Tetsuya melangkahkan kakinya ke salah satu taman sakura, ia bisa melihat banyak orang di sana yang sedang bersama dengan keluarganya ataupun teman-temannya.
Persetan dengan orang-orang yang melihatnya sendirian, persetan dengan orang-orang yang melihatnya tidak membawa apapun, ia hanya ingin merasakan kehangatan pada musim semi sekarang.
Padahal Tetsuya sudah mengikuti keinginannya sendiri; duduk di bawah pohon sakura yang bermekaran. Tetapi, kenapa rasanya … rasanya sepi sekali?
Tetsuya memejamkan matanya, ia mengingat memori-memori saat ia masih berada di Teikou. Saat semuanya masih belum berubah, ia tersenyum di antara lautan kebahagiaan.
Di mana kebahagiaan dan kebersamaan bukanlah delusi semata.
"Hari ini, bunga sakura bermekaran dengan indahnya, langit senja yang menenangkan…" gumam Tetsuya pelan. Semilir angin pada saat itu sangatlah sejuk, yang Tetsuya butuhkan hanyalah ketenangan.
Sampai ia mendengar suara yang tidak asing lagi baginya.
"Eh, Aominecchi! Lihat, itu 'kan Kurokocchi!"
"Mana, Kise? Eh, oh, itu Tetsu!"
"Itu Kuro-chin 'kan? Aku tidak salah melihatnya…"
"Kuroko…?"
"Eh, Kuroko?"
Tetsuya bisa mendengar namanya disebut-sebut oleh teman-temannya, para Kiseki no Sedai. Ah, sepertinya ia sedang berhalusinasi sampai ia tidak bisa membedakan yang mana realita yang mana ekspetasi.
"Kurokocchi! / Tetsu!" Ia merasakan dua orang memeluknya, iris aquamarine itu terbuka dan terbelalak saat menyadari ada dua lelaki bersurai navy blue dan blonde di depannya. "K-Kise-kun? Aomine-kun?"
Tetsuya tidak mempercayai ini. Bagaimana mungkin? Ini hanya suatu kebetulan 'kan? Ryouta tertawa lebar, "Sudah lama aku tidak bertemu dengan Kurokocchi. Rasanya kangen sekali…"
"Kuro-chin," Tetsuya bisa mendengar suara Atsushi memanggilnya. "ini ada vanilla milkshake untuk Kuro-chin." Tetsuya menerimanya dan tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih.
"Kuroko, kita bisa bertemu kembali di sini." Tetsuya bisa melihat Seijuurou sedang membawakan beberapa makanan di dalam sebuah keranjang dan berjalan ke arah tempatnya. Bahkan, Seijuurou sudah kembali seperti semula kembali. "Hei, jangan terkejut begitu."
Ini cuma imajinasi—? Ataukah—
Kemudian, Tetsuya bisa merasakan pelukan hangat dari belakangnya. "Kuroko, ini realita. Jangan kau berpikir ini hanyalah sebuah imajinasi…" Suara yang sangat dikenalnya, dan orang yang sangat disayanginya. "Lucky item Aquarius hari ini adalah bunga sakura. Kebetulan sekali ada pohon sakura di sini."
"Akashi-kun? Midorima-kun?! Bagaimana kalian bisa—"
"Kami ke sini hanya ingin melihat bunga sakura dan melakukan ohanami bersama saja." jawab Seijuurou santai. Mereka berenam duduk membuat lingkaran dengan posisi Shintarou-Tetsuya-Seijuurou-Daiki-Ryouta-Atsushi. Shintarou menambahkan, "Sepertinya ini takdir, eh?"
Tetsuya menatap mereka tidak percaya, iris aquamarine-nya berkaca-kaca. Ini—kembali terulang. Makan bersama di bawah pohon sakura, menikmati awal musim semi yang indah. "Aa—Kalian—"
"Lagipula, kita takkan melakukan ohanami bersama kalau salah satu dari kita tidak ada," kata Ryouta dengan cengirannya yang biasa.
"Aku rindu melakukan hal ini dengan kalian semua, terutama bersama dengan Kuro-chin." ujar Atsushi sambil menguyah cemilannya. Sifatnya tidak berubah, tetap seperti anak-anak.
"Semuanya tidak akan lengkap tanpa adanya Tetsu." ucap Daiki singkat sambil menepuk pundak Tetsuya.
Tetsuya sudah tidak bisa membendung air matanya lagi yang pada akhirnya tumpah. Ia baru tahu, selama ini teman-temannya peduli kepadanya. Walaupun tidak terlihat, ia sangat berterima kasih karena masih ada yang peduli kepadanya. "Terima kasih—aku sangat berterima kasih kepada kalian. Kita bisa duduk di sini bersama lagi setelah lama tidak melakukannya."
"Tentu saja, Kuroko. Kita semua menyayangimu, jangan berpikir kita tidak peduli denganmu." ucap Shintarou sambil menaikkan kacamatanya. Wajahnya memerah, ia berusaha menutup sisi tsun-nya dan membiarkan dere-nya yang mengambil alih.
Seijuurou tersenyum hangat. "Bagaimana kalau kita melakukan festival ohanami seperti dulu lagi? Kita sudah berkumpul bersama di sini. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini."
Semuanya mengangguk dan pada akhirnya kebahagiaan terpancar dari mereka semua, membuat hari-hari Tetsuya menjadi lebih berwarna.
Karena hari ini lebih baik daripada hari-hari yang kemarin, Tetsuya lebih berharap masa depan mereka yang cerah. Ia takkan melupakan masa-masa hari ini…
.
.
.
END.
A/N: asdfghjkl. Selamat musim semi, selamat ulang tahun Mayuzumi. Saya gak bisa masukin charanya ;w; Hanya ficlet pendek yang abal.
Krisar dan flame di terima. Penulisan saya masih kacau dan pastinya alurnya kecepatan.
RnR?
