Tittle : You're my
Author : KookieRun
Rate : T
Genre: Drama, Romance, Fluff
Pair : VKook/TaeKook/TaeJung aka Kim TaeHyung & Jeon Jungkook
Little bit MinYoon
Length : Oneshoot, Darabble, Ficlet

Words : 4354 Ms. Word
Status : Complete

Disclaimer: All of the cast are belong to God
Semua cast milik dirinya sendiri(?) milik orang tua mereka masing-masing dan managementnya masing-masing(?) kecuali plot milik author seorang ;) Yaoi – Shounen-Ai, OOC, bahasa separuh baku, EYD dipaksakan, typo(s), gaje

A/N:
Halloooooooo! Author KookieRun di sini! '-')/ berhubung author masih newbie(?) jadi mohon maaf jika bahasa dan cerita yg di pake di sini gaje alias gak jelas hehehe xD *bow* jadi buat awal-awal author bikin kumpulan darabble maupun ff oneshoot BTS yaaaa ^0^ Pairing & Rating dapat berubah sewaktu-waktu sesuai keinginan author(?) muehehee *evil laugh*
FF ini 100% murni hasil kerja keras otak author, kalau ada kesamaan tempat, alur cerita itu maaf tidak disengaja(?) Oh ya sekedar cuap-cuap, ff ini terinspirasi sama lagunya Taeyang - You're my yang pernah di nyanyiin BTS oke dari pada nunggu lama, kita cus aja ceritanyaa!
Don't like? Don't read! Author sangat menghargai segala macam review yang di berikan oleh readers-nim ^^ R&R please~! And enjoy the story~~ ^^)/

.

.

.

.

.

.

.

Tap tap tap tap

Langkah kaki seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut bistrenya terendam oleh riuh pikuk orang-orang yang berlalu lalang. Suara derit mesin beroda dua dan kuda besi beroda empat terdengar sangat dominan di selak beluk kota Seoul, Korea Selatan.
Lelaki itu terus memandang lurus sesekali melirik ke arah jam tangan hitam "rolex"nya yang bertengger manis di pergelangan tangan kiri. Seperti tak memperdulikan umpatan-umpatan yang ditujukan kepadanya karena nekat menerobos lalu lalang pejalan kaki yang berjalan berlawanan arah, lelaki itu terus melangkahkan kaki jenjangnya.
Nafasnya terengah, pelipisnya mengeluarkan sedikit demi sedikit titik-titik air yang mulai membasahi wajah dan poni rambut bistre tersebut.
Sekali lagi, ia menolehkan wajah tampannya ke arah jam tangan mewah tersebut yang menunjukan pukul 13.45 KST

"Shit!"

Sebuah kata kasar lolos dari bibir penuhnya.
Bahkan terik matahari yang mulai menyengat tidak ia hiraukan. Ia tetap terus melajukan kakinya dan menggumamkan kata "maaf" saat tanpa sengaja bahunya menabrak pejalan kaki yang lain. Fikirannya tertuju pada seseorang..

Seseorang yang begitu berkilau mengalahkan permata.

Begitu terang mengalahkan mentari.

Seseorang yang begitu ia cintai.

Sesorang yang tanpa dapat ia hindari masuk ke dalam hidup, hati dan fikiran seorang Kim Taehyung

Seseorang yang memiliki nama yang begitu indah. Oh tidak, semua yang ia miliki begitu indah

.

.
.

Jeon Jungkook, pemilik nama tersebut.

Tak beberapa lama Taehyung menyusuri jalan yang telah ia lalui, mata tajamnya menangkap sosok pria manis mengenakan hoodie longgar berwarna putih dengan celana hitam gombrang khas hip-hop yang terlihat begitu lucu.
Kepala lelaki tersebut ia sandarkan di atas meja sebuah kedai eskrim dengan lesu.

Raut kesal menghiasi wajah imutnya. Terlihat dari cara ia meniup-niupkan poninya asal dan terlihat kerucutan kecil di bibir tipis milik pria tersebut.
Bahkan eskrim vanilla pesanannya telah meleleh tak berbentuk meninggalkan jejak-jejak di tangan kanannya, membuatnya nampak seperti anak kecil berumur 5 tahun yang kehilangan bonekanya dan meratapi eskrim mencari di tangannya.

Taehyung melangkahkan kakinya mendekati pria tersebut. Dengan nafas yang tersengal dan dibanjiri oleh keringat, ia menatap sendu objek yang menjadi perhatiannya itu.

"Kookie..."

Merasa terpanggil, pria imut bernama Jungkook itu mengangkat kepalanya cepat dan menatap tajam namja tampan yang selama ini ia tunggu.
Rasa senang yang melingkupi hatinya saat ia menatap Taehyung.
Tapi tentu, siapa yang tidak kesal saat namjachingumu berjanji untuk datang pukul 13.00 dan lihat!
Ayolah..
Sekarang sudah pukul 13.50
Dan yang membuat Jungkook lebih kesal yaitu Taehyung datang dengan cengiran khas miliknya dan terlihat sama sekali merasa tidak bersalah?!

Demi Tuhan!

Jungkook rasanya ingin menyumpal mulut Taehyung dengan eskrim meleleh yang ia genggam saat ini. Tidak taukah kau Taehyung, betapa kesalnya seorang Jeon Jungkook saat ini?

"Kau terlambat, hyung"

Jungkook menatap Taehyung kesal dengan kerutan kecil di dahinya yang tertutup poni berwarna hitam legam. Oh! Dan jangan lupa kerutan kecil di bibir merah mungil miliknya.
Demi apapun, Jungkook kesal setengah mati! Kemarin jelas-jelas Taehyung menghubunginya dan memberitahukannya bahwa ia ingin menghabiskan waktu bersama Jungkook dan mengatakan agar Jungkook tidak terlambat.
Tapi lihat siapa yang sekarang terlambat?
Tak hanya sekali, sudah kesekian kalinya Taehyung selalu terlambat saat membuat janji dengan Jungkook. Demi boneka pororo kesayangan milik Jungkook! Jungkook merasa ia selalu dikesampingkan oleh urusan-urusan tidak penting–menurut Jungkook–dari pada dirinya.

Egois? Mungkin
Kekanak-kanakan? Tidak.
Jungkook tentu akan memaafkan Taehyung jika ini baru yang pertama kali.

Taehyung menenggak salivanya kasar saat menatap plum merah milik Jungkook.

Oh demi apapun!

Bukannya terlihat menyeramkan, Jungkook sungguh terlihat menggemaskan! Seharusnya Taehyung meminta maaf dan merasa bersalah karena membuat little bunny ini menunggu lama. Tapi fikiran tersebut lenyap seketika saat menatap namja mungil yang berstatus sebagai 'namjachingu'nya. Kini Taehyung dibuat gemas oleh tingkah pria kelinci di hadapannya.
Rasanya ia ingin menarik Jungkook ke dalam dekapannya, menciumi plum merah milik Jungkook yang menggoda, mengigitnya pelan, meresapi rasa manis plum milik jungkook dan...
Dan...

Oh sial!

Hentikan pemikiran kotormu Kim Taehyung!

Taehyung menggelengkan kepalanya cepat, menghilangkan pikiran yang 'iya-iya' terhadap Jungkook, demi apapun hormon remajanya terkadang bergejolak saat melihat sesuatu yang ehem.. (Sebenarnya biasa saja hanya Taehyung aja yang pikirannya kotor #plak)

Oke sebaiknya Taehyung harus segera menjelaskan alasan keterlambatannya kepada pria kelinci di depannya ini sebelum ia benar-benar terlihat semakin menggemaskan.

"Kookie.. Maafkan aku, aku tadi pergi bersama Jin hyung terlebih dahulu"

Taehyung menundukan kepalanya. Ia sungguh-sungguh menyesal membuat Jungkook harus menunggu selama ini. Tapi demi apapun, Taehyung tidak bermaksud untuk membuat Jungkook menunggu, ia hanya meminta Jin untuk menemaninya, meminta untuk membeli sesuatu.
Taehyung semakin merasa bersalah saat mata tajamnya menangkap lelehan eskrim yang meleleh membasahi tangan putih milik Jungkook.
Bahkan, Jungkook tidak memakan barang sedikitpun eskrim kesukaannya tersebut.

Ini pertanda buruk, Kim Taehyung.

Jungkook melempar cone eskrim yang di genggamnya dengan kasar. Matanya memerah hendak mengeluarkan kristal bening yang sedari tadi ia tahan.

Sungguh!

Jungkook rasanya ingin berlari, menangis dan melempar jauh-jauh Taehyung dari hadapannya.
Jadi? Taehyung lebih memilih mementingkan Jin hyung dari pada dirinya?

Oh! Ternyata benar rumor yang mengatakan bahwa Taehyung dekat dengan Jin hyung dan mengatakan bahwa mereka mempunyai hubungan khusus?

Bahkan Jungkook sudah berulang kali menahan fikiran negatifnya saat melihat kebersamaan Taehyung bersama Jin.
Ia berusaha mencoba mempercayai namja chingunya yang sudah bersama-samanya selama 1 tahun belakangan ini.

Tapi sungguh, semakin lama Jungkook tidak bisa menahan kekhawatiran yang selama ini Jungkook sembunyikan, hingga akhirnya setetes air mata lolos dari mata indah milik Jungkook

"Aku membencimu, hyung!"

Tanpa memerdulikan apapun, ia belari meninggalkan Taehyung yang terus memanggil-manggil dirinya. Bahkan ia menghiraukan tangannya yang lengket akibat lelehan eskrim miliknya. Ia tidak memperdulikan orang-orang yang melihatnya aneh.

Jungkook tidak perduli!

Sungguh, Jungkook merasa ia sudah tidak menjadi yang terpenting untuk Taehyung.
Yang ia inginkan saat ini, pergi sejauh mungkin dari Taehyung dan tidak ingin melihat wajah pria yang di cintainya tersebut.

.

.

.

.

.

Sudah 2 minggu Jungkook menjauhi Taehyung. Bahkan setiap pesan yang Taehyung kirim kepadanya tidak ia pedulikan. Jika di hitung-hitung, sudah puluhan bahkan ratusan pesan yang ia terima dari Taehyung tetapi tak ada satupun yang Jungkook buka.

Ia hanya melihat notification smartphone miliknya dan menghapus pesan tersebut tanpa membaca isinya. Puluhan kalipun Taehyung mencoba menelefon Jungkook, namun hasilnya nihil. Jungkook sama sekali tidak mengangkatnya, bahkan akhir-akhir ini smartphone milik Jungkook tidak aktif. Ia tak ingin mengangkat telefon dari Taehyung barang sedikitpun.

Saat di sekolahpun Jungkook selalu menghindar dari Taehyung. Bukannya Taehyung tidak berusaha, bahkan Taehyung selalu menunggu Jungkook di depan kelas X-A–kelas milik Jungkook –saat istirahat dan pulang sekolah, tetapi Jungkook selalu mengurung diri di kelasnya dan bahkan tidak mau keluar kelas sebelum Taehyung pergi dari kelasnya.

Sesungguhnya Jungkook rindu dengan kekasih tampannya itu.

Sangat..

Tetapi apa daya seorang Jeon Jungkook. Egonya dan sifat kekanak-kanakan yang masih di miliki oleh remaja seusianya mengalahkan segalanya.
Bahkan seperti tidak mengetahui kesalah apa yang Taehyung perbuat, Jungkook sesekali memergoki Taehyung masih menempel dengan Sunbaenya yang bernama Jin itu.

Kim Taehyung, kau bodoh atau apa?!
Rasanya Jungkook ingin mencekik dan menelan Taehyung hidup-hidup.

"Jungkookie.."

Jungkook menolehkan kepalanya malas saat namanya di panggil oleh namja "baby face" yang memanggilnya barusan.
Yeah.. Itu Jimin, Park Jimin.
Teman sekelas Taehyung yang lebih pendek dari Jungkook yang merupakan sahabat Jungkook.

Terkadang Jungkook berfikir, bagaimana seorang Park Jimin yang notabenenya berwajah imut dan lebih pendek darinya dapat meluluhkan hati seorang Min Yoongi, pria tsundere yang terkenal dengan tatapan tajam dan omongan pedas miliknya. Jungkook juga tak habis pikir bagaimana seorang Min Yoongi–sunbaenya– yang sesungguhnya memiliki wajah yang imut berbanding terbalik dengan sikapnya.
Yang membuat Jungkook semaki tidak habis pikir adalah bagaimana seorang Park Jimin dapat mendominasi hubungannya dengan Min Yoongi.
Ada yang bisa menebak? Sepertinya jawabnnya hanya satu.

Cinta

Cinta tidak memandang gender, fisik, rupa, tempat dan waktu. Ia bisa datang kapan saja, tanpa di duga dan mengubah seseorang.
Bahkan Tom&Jerry pun dapat akur karena cinta. Sungguh luar biasa!

Jimin dan Yoongi... Pasangan yang aneh menurut Jungkook.

Tapi bukan berarti Jungkook tak menyukai mereka berdua, tentu saja Jungkook sangat menyetujui hubungan mereka berdua. Apa lagi saat melihat Jimin begitu bahagia , rasanya Jungkook juga merasakan kebahagiaan temannya tersebut.

"Ada apa Jimin hyung?"

Jungkook menaruh kepalanya membelakangi Jimin di atas mejanya. Mata bulatnya menerawang ke luar jendela besar yang terletak di sebelah kirinya, menampilkan halaman Bangtan High School yang basah terguyur hujan yang cukup deras. Bukannya berniat mengacuhkan Jimin, tetapi sungguh! Moodnya sedang kacau akhir-akhir ini.
Dan tentu saja Park Jimin yang notabenenya sahabat seorang Jungkook menyadari perubahan sikap sahabatnya tersebut.

Bukannya Jimin juga tak mencoba membujuk Jungkook untuk menemui Taehyung, bagaimana membujuk? Saat Jimin menyebutkan nama 'Taehyung' saja Jungkook langsung bereaksi seperti ingin menangis. Justru hal tersebut membuat Jimin merasa tak enak hati melihat Jungkook yang biasanya selalu ceria, tersenyum menampilkan gigi-gigi kelincinya yang imut itu. Dan rasanya aneh setiap melihat Jungkook menjadi diam seperti ini.

Demi apapun!

Jimin sudah tidak tahan (pikiran author ambigu #plak)

"Jungkookie.. ini sudah setengah jam dari bel pulang berbunyi. Bahkan kau tidak bergerak 1cm pun dari tempatmu sekarang?"

Jimin menatap sahabatnya sendu. Ia tak ingin membiarkan sahabat imutnya itu terus-terusan seperti ini. Jungkook membalikan kepalanya dengan tetap menyandar pada meja di depannya. Ia menatap Jimin dari bawah.

"Jim hyung, aku tidak melihat Taetae hyung belakangan ini. Aku.. Aku merindukannya, hyung"
Ucap Jungkook pelan setengah berbisik dengan tatapan kosongnya.

Dengan ruangan kelas yang hanya di isi oleh mereka berdua–Jimin dan Jungkook– Jimin tentu dapat mendengar jelas ucapan Jungkook.
Jungkook benar, Taehyung memang tidak terlihat beberapa hari belakangan ini dan Jimin tau itu. Ia ingin memberitahukan Jungkook tentang ini tapi, lagi-lagi ia merasa tidak enak hati saat menyebut nama Taehyung.

Jimin mengusap pelan rambut hitam legam milik Jungkook. Akhirnya Jungkook mengakui bahwa ia merindukan Taehyung dan akhirnya Jungkook memulai terlebih dahulu membahas tentang pria itu. Jimin tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk membuat dua sahabatnya itu kembali berbaikan dan bersama-sama kembali.

Yah tentu, Jimin juga dekat dengan Taehyung yang notabenenya Jimin lebih tua beberapa bulan dari Taehyung. Itu juga karena, Jung Hoseok–teman dekat Taehyung–adalah sepupunya.
Jadi tentu saja Jimin mengetahui semuanya tentang Taehyung dan Jungkook melalui Hoseok.

"Jungkookie.. Kau tidak tau? Taehyung tidak masuk sekolah 2 hari lalu karena ia sakit dan ku dengar sakitnya semakin parah, bahkan dari rumor yang ku dengar, Taehyung pergi ke luar negeri untuk berobat"

"Ne?!"

Refleks, Jungkook mengangkat kepalanya dan menatap Jimin dengan tatapan terkejutnya–seakan berkata 'Kau serius?'.
Jungkook sama sekali tidak tau kalau Taehyung sakit dan sekarang ia merasa menjadi seorang jahat yang tidak mengetahui bahwa kekasihnya sendiri sedang terbaring lemah.

"Ne kook, Taehyung sakit. Sebaiknya kau pergi ke apartemennya sekarang sebelum kau menyesali itu kook.."

Tanpa berfikir panjang Jungkook segera berdiri dan berlari meninggalkan Jimin. Ia harus meminta maaf kepada kekasih tampannya tersebut. Bahkan tanpa memerdulikan hujan yang deras di luar sana, Jungkook terus berlari menuju apartemen milik Taehyung yang tak jauh dari sekolahnya.

.

.

.

.

.

.

Jungkook mengetik satu per satu angka dengan tergesa-gesa. Tangannya gemetar dan berulang kali salah memencet tombol angka pada pintu apartemen tersebut.
Jungkook berharap Taehyung tidak mengganti password apartemennya tersebut. Ia berulang kali berdoa dalam hati agar dapat membuka pintu apartemen Taehyung.

9-7-0-9-0-1

Ya.. Itu adalah tanggal lahir Jungkook
Jungkook pernah bertanya kenapa Taehyung mengapa ia menggunakan tanggal lahirnya. Dengan bodohmya Taehyung menjawab bahwa ia hanya mengingat tanggal lahir Jungkook dan bahkan ia lebih mengingat tanggal lahir Jungkook dari pada tanggal lahirnya. Taehyung selalu mengizinkan Jungkook jika ingin berkunjung ke apartemen miliknya. Taehyung tinggal seorang diri, ayah dan ibunya bekerja di luar negeri untuk mengurusi perusahaan milik ayah Taehyung.

Apartemenku adalah apartemenmu juga kookie.. Jadi kapanpun kau mau datang, datanglah

Seperti itulah jawaban Taehyung saat Jungkook menanyai apakah ia boleh ke apartemen Taehyung atau tidak.

Piipp

Suara kunci password pintu sebuah apartemen terdengar. Tak perlu menunggu lama, pintu itupun terbuka dan menampilkan seorang pria yang mengenakan pakaian sekolah dengan rambut dan pakaiannya yang sungguh basah.
Wajahnya terlihat sangat acak-acakan. Tanpa melepas sepatunya yang basah ia berlari menuju ruang tengah apartemen tersebut dan berharap matamya menangkap sosok seorang pria yang sungguh ia cintai.

Tapi nihil..

Tak ada seorang pun di sana. Bahkan ruangan tersebut sungguh gelap, tanpa ada pencahayaan apapun dari tempat tersebut.
Jungkook terdiam menatap ruangan gelap tersebut. Sesungguhnya ia sangat benci dengan kegelapan. Maka dari itu dengan resah, ia bergerak pelan mencari saklar lampu ruangan tersebut.

"Taetae hyung.."

Suaranya bergetar, bahkan Jungkook dapat merasakan giginya saling beradu. Pikirnya sungguh kacau terlebih dengan ruanga gelap seperti ini membuatnya merasa sesak.
Kakinya melemas, ia merasa seperti tulang-tulang di dalam tubuhnya remuk, hilang, sehingga ia merasa sulit untuk berdiri.
Bukan.. bukan karena baju yang basah dan udara dingin yang menerpa kulitnya. Ia takut akan kegelapan. Dan yang membuatnya semakin takut adalah..

Ia takut

Taehyung telah pergi..

"Taetae hyungg.."

Suara Jungkook terdengar kembali seperti lirihan. Tangannya terus berusaha menemukan saklar lampu ruangan tersebut. Meraba-raba dinding apartemen itu berharap menemukan benda menempel di dinding yang ia cari.

Otaknya berputar sangat cepat,

Fikirannya tidak fokus,

Jungkook merasa sangat menyesal..

Bahkan Jungkook belum melihat Wajah itu lagi.

Bahkan Jungkook belum mendengar suara itu lagi.

Bahkan Jungkook belum mengatakan bahwa ia sangat merindukan sosok Taehyung.

Bahkan Jungkook belum mengatakan bahwa ia memaafkan Taehyung.

Bahkan Jungkook belum mengatakan bahwa ia menyesal dan membutuhkan pria itu..

Jungkook sungguh mencintai Taehyungnya. Jungkook hanya tak ingin melihat Taehyung berdekatan dengan yang lain.
Jungkook merasa cemburu...

Yaa benar, Jungkook cemburu.

Jungkook tersadar bahwa ialah yang salah, ia tidak mengatakan apapun saat itu.
Ia hanya marah..
Mengatakan bahwa ia membenci Taehyung
Dan meninggalkannya..

Apa ini yang disebut dengan karma?

Saat itu, Jungkook pergi berlari meninggalkannya

Dan
Taehyung meninggalkannya sekarang. Jauh dari hidupnya, tanpa sepatah kata apapun.

Tes..

Tanpa sadar setetes air mata turun meninggalkan jejak di pipi chubby milik Jungkook.
Jungkook mendudukan dirinya, memeluk lututnya dan menundukan kepalanya dalam. Ia menangis dalam diam. Jungkook mengigit bibir bawahnya berharap isakan-isakan tidak keluar dari mulutnya.
Benar kata Jimin, seharusnya ia tidak seperti ini. Seharusnya ia mendengar penjelas Taetae hyungnya.

Seharusnya ia...

Ceklek..

Jungkook mengadahkan kepalanya saat di rasa sebuah sinar menyelusup dari celah-celah kakinya. Sesaat fokus matanya terasa kabur saat menyesuaikan cahaya yang mendesak masuk menuju retina matanya.
Jungkook mengerjap-ngerjapkan matanya saat ia melihat nuansa merah memenuhi seluruh ruangan tengah apartemen milik Taehyung.

Sejenak Jungkook berfikir..

Terakhir ia kesini, apartemen Taehyung didominasi oleh warna putih dan abu-abu tapi mengapa sekarang berubah?
Jungkook dapat melihat lilin-lilin kecil yang mulai menyala dan semerbak bau mawar merah meruak menerobos indra penciumannya.
Jungkook terdiam dengan isakan kecil yang masih tersisa. Otaknya memproses apa yang terjadi.
Terlebih saat matanya menagkap kelopak-kelopak bunga mawar yang terlihat sangat kontras karena terlihat sangat besar dan mendominasi ruangan ini berbentuk hati.

"Kookiee.."

Jungkook menolehkan kepalanya. Matanya menatap sesosok pria tampan dengan balutan sweater berwarna cokelat dan celana panjangnya yang terlihat begitu santai namun tak mengurangi kadar ketampanan namja tersebut. Jungkook mengerjapkan matanya

Sekali

.
Dua kali

.
Tiga kali

Tanpa Jungkook sadar, ia telah berlari dan memeluk erat namja yang sangat di rindukannya itu. Tangisnya kembali pecah

"Aigoo, kookie kau basah. Kenapa tidak memakai payung eum?"

Taehyung–namja yang di peluk itu– mengusap rambut hitam legam kekasihnya yang basah itu. Ia terkejut saat menyadari bahwa Jungkook hujan-hujanan dan terlebih lagi saat Jungkook tiba-tiba memeluknya. Taehyung tidak memperdulikan sweaternya mulai basah karena seragam Jungkook yang basah, ia sungguh merindukan sosok mungil yang ada di dekapannya saat ini. Setiap malam ia memimpikan untuk memeluk kembali tubuh mungil yang terasa begitu nyaman saat di peluk. Dan saat ini, mimpinya terwujud..
Taehyung merengkuh erat tubuh Jungkook seakan tubuh itu akan lenyap saat tangan kekar Taehyung tidak memeluknya erat.

"Pabbo.. Kau hiks a-aku kira kau sudah.. Hiks sudah meninggalkanku.. Ji-jimin hyung bilang hiks.. Kalau kau sa-sakit dan... Dan-"

"Sstt sstt.. Kookie, sudah jangan di fikirkan lagi. Aku tidak pergi, kau lihat? Aku ada di sini.. Di hadapanmu, Kookie. Aku baik-baik saja"

Ucapan Jungkook terhenti saat Taehyung menangkup pipi chubby Jungkook dan menghapus jejak-jejak basah di pipi Jungkook. Sungguh Taehyung merasa senang Jungkook kembali kepadanya tetapi Taehyung juga merasa seperti di tinju tepat di hatinya saat melihat Jungkook menangis seperti ini dan Taehyung lebih memilih Jungkook yang sedang marah dari pada menangis seperti ini.

Jungkook menganggukan kepalanya pelan dan mulai berhenti menangis walaupun tetap, isakan kecil lolos dari bibir mungilnya. Taehyung menatap Jungkook dalam. Sorot matanya memancarkan rasa bersalah, rindu dan menyesal melihat namjachingunya yang seperti ini.

"Kookie.."

Hening..

Hanya terdengar isakan kecil dari bibir Jungkook dan suara gemercik air hujan yang lolos dari dinding apartemen Taehyung.
Jungkook terdiam menatap Taehyung, ia sungguh tidak dapat berbuat apa-apa saat di tatap dalam oleh Taehyung dengan wajah yang sedekat ini. Bahkan Jungkook dapat merasakan deru nafas hangat Taehyung menerpa wajahnya.
Terlebih suara itu..

Suara husky sexy milik Taehyung yang terdengar begitu indah saat memanggil namanya. Dapat di pastikan bahwa Jungkook sudah memerah sekarang..
Jungkook resah dan menikmati sensasi rasa saat berhadapan dengan Taehyung seperti ini.

"Kookie, aku meminta maaf sungguh. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu menunggu lama. Aku tau aku salah kook, kau pasti sungguh kesal menungguku selama itu, kan?..."

Taehyung tertawa hambar saat ia menyadari betapa bodohnya dirinya saat itu. Membuat malaikat kecilnya marah.

"Saat itu aku meminta Jin hyung menemaniku untuk membeli suatu barang untukmu. Sungguh kook, aku.. aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan Jin hyung..."

Jungkook hanya terdiam mendengarkan penjelasan Taehyung, ia merasa bersalah dengan kesimpulan sepihak yang ia buat.

"A-aku minta maaf kookie.. Ku mohon jangan menghindariku lagi. Aku membutuhkanmu, aku sungguh merasa gila saat kau mengacuhkan panggilanku, mengabaikanku saat di sekolah, tidak membalas semua pesanku..."

Jungkook dapat melihat kesungguhan yang terpancar dari kedua mata tajam milik Taehyung dan itu membuat dadanya menghimpit, terasa sesak.

"Kau ingat? Sekarang tepat hari jadi kita yang 1 tahun kook.. Aku sungguh senang memilikimu, melihatmu tepat di hadapanku saat ini. Aku sungguh merasa beruntung dapat merasakan hal ini padamu. Dan yang harus kau tau, kook. Aku... sungguh merindukanmu..."

Taehyung mengeluarkan sekotak kecil berwarna merah dan menghadapkannya pada Jungkook yang terdiam sedari tadi. Belum sempat Jungkook benar-benar mencerna apa yang terjadi, Jungkook sudah dikejutkan oleh sebuah kalung dengan dua pasang cincin sebagai bandulnya.
Jungkook menatap cincin dan Taehyung secara bergantian.
Sungguh! Jungkook merasa seperti ingin menangis kembali, ia sungguh bodoh telah salah paham pada kekasihnya tersebut.
Taehyung mengeluarkan kalung dari kotak tersebut dan mengenakannya pada leher Jungkook. Jungkook hanya lagi-lagi terdiam seribu bahasa. Matanya terpaku pada sosok tersenyum yang ada di hadapannya ini. Pada sosok yang begitu mempesona..
Begitu menyilaukan..

Dan Jungkook beruntung, ia memilikinya..

"Hadiah untukmu saat aku meminta Jin hyung memilihkan hadiah untukmu.."

Taehyung mengecup lembut kening Jungkook dan lagi-lagi Jungkook hanya terdiam dan memejamkan matanya saat merasakan bibir lembut Taehyung menyentuh permukaan kulitnya.

"Jika kau menyukai cokelat, maka kau adalah cokelatku..."

You're my chocolate
My sweetest chocolate
I really wanna have you

"... Jika kau menyukai eskrim, maka kau adalah eskrimku..."

You're my ice cream
My sweetest ice cream
I really wanna have you

"...Jika kau menyukai lolipop, maka kau lolipop termanisku... "

You're my candy
Lollipop candy
I really wanna kiss you

Taehyung mendekatkan wajahnya pada wajah Jungkook. Jungkook yang menyadari itu, ia hanya terdiam dan menutup wajahnya seakan mengetahui apa yang selanjutnya terjadi..
.

.

.

.

.

.

.

.

"Saranghae, kookie-ya.."

Sebuah kata yang terucap saat bibir itu menyentuh bibirnya.
Sebuah kecupan manis melambangkan cinta yang sungguh mendalam.
Kecupan manis dimana kedua insan merasakan hal yang begitu luar biasa. Merasaka gejolak begitu besar di dalam dadanya.
Jungkook menikmati saat saat ini, saat dimana ia merasakan wajahnya memanas

Jantungnya berpacu lebih cepat membuat aliran darah di tubuhnya seperti mendesir..

Seperti tersengat ribuan volt saat Taehyung mengusap pipi chubbynya pelan dan lembut..

Sebuah rasa yang meluap-luap dari dalam hatinya saat Taehyung mulai menghisap pelan bibirnya..

Saat ribuan kupu-kupu bergerilya menggelitik perut Jungkook membuatnya seperti melayang saat matanya terbuka menatap wajah tampan itu yang sedang terpejam..

.

.

.

.

.

.

.

Nado saranghae Taetae-ya..

Ucap jungkook dalam hati sebelum ia kembali terpejam menikmati waktu-waktunya bersama Taehyung.

.

.

.

.

.

END

Haahh *lap keringat* akhirnya selesai jugaaa \(^0^)/ maaf ya kalau kurang panjang, alurnya kecepetan, atau kurang sweer Review please? :) author masih butuh banyak saran dan kalau emang kurang bagus author gak bakal lanjut next pair lagi(?) hihihi *ngancem* xD
Sekalian deh minta saran readers-nim buat next pairing yaaa ^0^

Oke sekian dari author! Terimakasih yang udah nyempatin diri buat baca dan review ❤❤❤

See you next timeee ~~! Xoxo ❤

Bonus Story [MinYoon]

Jimin terkekeh menatap Jungkook dengan segala wajah paniknya yang begitu menggemaskan.
Ia segera mengambil smartphone di saku celananya dan mengetik sebuah pesan kepada seseorang.

To: Taehyung

Mission complete! Ingat? Kau harus menraktirku besok, Tae. Awas sampai tidak, aku menunggu traktiranmu~ dan bersenang-senanglah :*

Jimin menyentuh tombol sent pada layar lebar smartphonenya dan menaruhnya kembali ke dalam saku celananya.
Jimin kembali terkekeh..
Ia tidak menyangka Jungkook akan bereaksi berlebihan–menurut Jimin–seperti itu.

Oh tentu saja!

Jimin melupakan satu fakta bahwa Jungkook terlalu polos..
Jimin tidak menyangka bahwa sahabatnya itu benar-benar sangat polos.
Kenapa Jimin berfikiran seperti itu?

Oh ayolaahh..

Siapa yang akan percaya hal aneh yang Jimin ucapkan tadi?
Alien 4D yang tidak bisa diam semacam Kim Alien Taehyung mengidap penyakit keras?!

Hahahahahahahahaha!

Jimin tertawa sangat keras saat ini, sampai-sampai ia memegangi perutnya. Matanya yang sipit semakin menyipit membentuk eye-smile yang mengagumkan dan air mata mengalir pelan dari ujung mata sipit milik Park Jimin.

Oh Tuhan...

Rasanya Jimin ingin pipis di celana saat ini juga
Bahkan Jimin tidak menyadari kehadiran sosok makhluk manis yang sedang memandanginya datar.

"Yak! Park Jimin! Kau mau ku sumpal sepatu ku huh? Apa yang kau bicarakan pada
Jungkook sampai-sampai dia seperti itu?"

Itu Min Yoongi atau yang lebih di kenal dengan sebutan Suga karena wajah manis yang di milikinya. Jimin tersentak sesaat saat Suga sudah menjitaknya keras dan berteriak tepat di telinganya. Suga mengetahui semua hal tentang Taehyung dan Jungkook dari kekasihnya, Jimin. Ia juga sedari tadi menonton aksi bohong-membohong Jimin kepada Jungkook dari luar kelas Jungkook. Suga sempat terkejut saat melihat wajah panik Jungkook saat itu berlari keluar kelas, Suga berfikir pasti Jimin berkata hal yang aneh-aneh pada Jungkook.

"Astaga hyung! Kau mengagetkanku.." Ucap Jimin sambil mengusap-usap pelan dadanya.

Ia terlalu asik tertawa sampai tidak menyadari kekasih gulanya sudah berada di hadapannya saat ini. Suga hanya memutar bola matanya malas meliat reaksi Jimin yang menurutnya berlebihan. Jimin terkekeh dan mencubit gemas kedua pipi kekasih gulanya itu. Menurut Jimin, segala ekspresi yang dikeluarkan oleh Suga terlihat lucu dan menggemaskan. Membuatnya ingin ehem.. memakan ehem.. Maksudnya mencubit hehehe

"Yak! Lepaskan jari-jari kotormu dari wajahku, pabboo!" Ucap Suga ketus, walaupun tak dapat di hindari bahwa semburat merah kini menghiasi pipi putihnya. Jimin kembali tertawa, bukannya marah mendengar ucapan ketus dari Suga, Senyuman Jimin semakin merekah.
Kadang orang-orang yang melihat mereka berdua merasa heran. Bagaimana bisa seseorang tertawa senang saat dirinya di hina oleh orang lain?
Oh sepertinya Jimin tertular virus alien milik Taehyung.

"Ne ne nee arrasseoo.." Jimin melepaskan cubitannya dari pipi gembil Suga.

"Jadi? Apa yang terjadi chim?"

"Eum tidak ada. Aku hanya mengatakan bahwa Taehyung sakit keras dan akan segera pergi ke luar negeri untuk berobat"

"MWOYA?! Jungkook percaya begitu saja?"

Suga memekik kaget dan memasang wajah terkejut saat mendengar hal itu dari bibir kekasihnya.
Demi apapun!
Bahkan Office Boy sekolah, rumput-rumput halaman sekolah, kucing belang milik Bang si kepala sekolah ini tak akan percaya jika seorang Kim Taehyung sakit keras.

Oh Jungkook

Suga baru benar-benar menemukan fakta baru
betapa polosnya dirimu Jungkook..

Jimin yang di suguhi pekikan keras dari kekasihnya dan wajah terkejutnya membuat Jimin merasa gemas. Lagi-lagi Jimin mencubit kembali pipi gembil Suga yang sepertinya selalu menjadi sasaran empuk tangan jahil Jimin.
Suga kembali merengek tanpa mengurangi kekejaman omongannya yang menusuk hati siapapun yang mendengarnya, kecuali namja bermarga Park yang semakin gemas dibuatnya.

"Yak hyung.. Jangan berteriak seperti itu, kau seperti sedang aku perkosa asal kau ta–Aww!"

Suga mencubit keras pinggang Jimin saat mendengar omongan mesum seorang Park Jimin. Tak bisa di pungkiri lagi, pipi Suga sudah merona hebat dan terlihat semakin manis di mata Jimin.
Jimin kalah telak dengan rasa sakit yang ia rasakan di pingganya. Ia memohon kepada kekasih gulanya untuk tidak mencubitnya lagi karena..

Sungguh! Demi Park Jimin yang tampan mengalahi Seok Jin, Cubitan Suga lebih menyakitkan dari capitan kalajengking berbisa sekalipun.
Merasa kasihan dengan Jimin, Sugapun melepaskan cubitannya dari pinggang Jimin dan membuang mukanya ke sembarang arah. Suga berusaha untuk menyembunyika pipinya yang masih setia memanas.

Melihat hal itu, Otak polos–ralat, mesum–seorang Park Jimin mulai bekerja.
Perlahan tanpa di ketahui oleh Suga Jimin mendekatkan dirinya pada Suga.
Dan saat Suga menolehkan dirinya, ia di kejutkan oleh Jimin yang sudah berada sangat dekat dengannya. Reflek, Suga memundurkan dirinya membuatnya ia tertidur di atas meja kosong di belakangnya.
Jimin yang melihat hal tersebut semakin berniat menggoda kekasih manisnya itu. Jimin mencengkram erat kedua sisi lengan Suga dan mengunci pergerakannya. Sudut bibir kanan Jimin tertarik keatas menimbulkan smirk yang membuat tubuh Suga menegang dan merinding sekaligus. Ia menatap horor Jimin yang ada di atasnya.
Sial sial siaaal! Bahkan wajah Jimin terlihat semakin tampan dan Suga tak dapat menahan panas di pipinya.

"Hyung.. Bagaimana kalau aku memperkosamu?"

"YAK PARK JIMIN"

BUGH

"ARGHH HYUNG! KAU MENENDANG MASA DEPANMUUU!

.

.

.

.

.

END