~ AceLu Ficlet #1


One Piece © Eiichiro Oda

Strange Waiter © Viero D. Eclipse

Pairing: Ace x Luffy

Genre: Romance/Humor

Rated: T

Word-count: 1046

Warning: AU, Hint of Shounen-Ai

Don't like? Don't read!


Waiter baru itu. Meski ia begitu polos, bodoh dan merepotkan, tapi di mata Ace, ia benar-benar begitu... menarik.


Polos.

Sedikit bodoh.

Merepotkan.

.

.

Mungkin itulah spekulasi awal yang ditangkap oleh Ace di saat kedua matanya terarah pada sesosok figur pemuda. Sesosok figur pemuda yang menjadi seorang waiter baru di restoran tempat Ace bekerja.

Restoran Shirohige.

Sebuah restoran kelas elit yang dimiliki oleh Gold Roger, ayah kandung dari Ace sendiri. Ia menjadi kepala manajer di restoran ayahnya itu. Sebuah pekerjaan yang mengharuskan ia untuk mengawasi keadaan restoran dan kinerja setiap orang yang bekerja di sana.

Menyusahkan? ...mungkin.

Itu karena Ace bukanlah tipe orang yang suka direpotkan. Apalagi di saat waiter baru itu datang dan bekerja di restorannya. Sesosok figur pemuda yang masih berumur sembilan belas tahun dan berstatus sebagai mahasiswa tanpa pengalaman magang kerja sedikitpun. Sudah pasti ia masuk dalam golongan amatiran.

"Dia adalah cucu dari Garp, sahabat lama ayah. Garp ingin agar ia memiliki pengalaman dalam bekerja meskipun hanya sekedar magang sebagai waiter di tempat ini. Tolong kau awasi dia, Ace. Ia masih belum berpengalaman dalam hal ini."

Cih. Sungguh mudah sekali ayahnya berkata dan memberi perintah seperti itu padanya. Hanya karena pemuda itu adalah cucu dari sahabat dekat ayahnya, bukan berarti pemuda itu harus diberi perlakuan spesial, bukan?

Sekali pekerja, tetaplah pekerja.

Ya, itulah prinsip Ace. Tak ada istilah pilih kasih. Semua orang yang bekerja di Restoran Shirohige sama rata. Apapun tingkatan profesi mereka. Juru masak, waiter, waiterss bahkan satpam sekalipun...

Semua sama di mata Ace.

Mereka haruslah bekerja secara profesional di restoran ini. Tak ada sebuah pengecualian.

Tapi pemuda ini...

Waiter baru yang ia awasi ini...

"Luffy! Tolong antarkan makanan ini di meja nomer delapan belas! Pastikan makanannya sampai pada pelanggan!"

"Ah, aku mengerti, Sanji!"

"E-Eh! Tunggu, Luffy! Jangan kau sentuh makanannya seperti itu! Tanganmu kotor!"

"Go-Gomen!"

BRUAAKK!

"Hei! Lihat-lihat kalau jalan, Bocah!"

"Ah, maaf-"

"LUFFY! KENAPA MAKANANNYA BISA JATUH BEGINI, HAH!"

"Sa-Sanji, aku-"

"DAN KENAPA DAGINGNYA KAU MAKAN?"

Lagi-lagi kekacauan.

Ace hanya bisa menggeleng miris saat menatap Sanji, juru masak utama Restoran Shirohige yang kini tampak kelabakan mengurus waiter baru itu. Ia bisa mengerti perasaan kalut yang dirasakan oleh koki berambut pirang itu.

"Maaf, Sanji. Aku agak... ceroboh."

Waiter itu hanya menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Ia terlihat canggung. Sesekali ia terkekeh dan lantas membantu Sanji untuk memperbaiki segenap kekacauan yang ada. Ace bertopang dagu dan menatap pemuda itu dalam diam.

Monkey D. Luffy.

Itulah nama yang diemban oleh waiter itu. Sebuah nama yang terdengar aneh bagi Ace. Tak pernah terlintas di nalarnya, mengapa ada saja orang yang membubuhi nama "Monkey" dalam marganya? Kepala manajer itu hanya dapat bertampang aneh di saat mendengar nama itu diucapkan oleh ayahnya pertama kali. Dan Ace pun memiliki firasat bahwa pasti ada yang aneh dengan pemuda bermarga "Monkey" itu.

Dan firasatnya benar.

Perilaku waiter baru itu sepertinya benar-benar sesuai dengan nama marga yang ia emban.

Berbuat kekacauan. Ceroboh yang tak pernah bisa lepas. Dan mungkin... terlalu lugu?

Hah, anak itu terlalu aneh.

Dan yang lebih aneh lagi bagi Ace adalah...

Anak itu berhasil menarik perhatiannya.

"Kenapa kau selalu saja membuat kekacauan, Luffy? Ini sudah kelima belas kalinya kau menabrak orang, menjatuhkan makanan dan memakan daging yang terjatuh di lantai seperti itu!" Sanji memijat dahinya secara perlahan. Frustasi sudah pasti ia rasakan saat ini. Juru masak itu tampak bingung. Ia sungguh tak tahu lagi bagaimana menghadapi Luffy yang notabene adalah sahabatnya sendiri.

Ia sungguh lelah.

Dan Luffy, waiter amatir itu lagi-lagi hanya dapat terkekeh dan menggaruk rambutnya. Dengan entengnya, ia hanya menjawab, "Maaf atas segenap kecerobohanku, Sanji. Dan soal daging yang kumakan itu... karena aku lapar, jadinya aku makan. Ehehehe."

"Lapar? Aku sudah memberimu jatah daging dan daging sisa di dapur dengan porsi lima piring dan kau masih bisa berkata bahwa kau LAPAR? Muatan perutmu sebesar apa, hah?"

Ace berusaha menahan diri agar simpulan senyum tak tersimpul pada mulutnya. Waiter baru itu ternyata lucu juga. Ia sungguh tak menyangka bahwa pemuda kurus itu ternyata nafsu makannya begitu tinggi.

Waiter itu menyimpan banyak kejutan.

"Uhh... maaf? Kenapa kau memandangiku seperti, Ne? Apa ada yang salah dengan penampilanku?" tak terasa kedua obsidian yang begitu lebar itu telah tertuju pada Ace. Ia benar-benar tampak kebingungan. Dan simpulan senyum ambigu pun terlukis di paras sang kepala manager. Dilangkahkan kedua kakinya itu untuk berjalan menghampiri sang waiter.

"Monkey D. Luffy, benar?"

"Eh? Ba-Bagaimana kau bisa tahu namaku, Ne?" Luffy menautkan kedua alisnya, heran. Ace hanya terkekeh dengan respon yang sudah dapat ia tebak itu.

"Jika kau sudah selesai bekerja nanti, temui aku di ruangan itu. Aku adalah Gol D. Ace. Kepala manager di restoran Shirohige ini. Aku memiliki tugas untuk mengawasi kinerjamu."

"Na-Nani? Ki-Kinerjaku, Ne?" Luffy terbelalak kaget. Dan Ace menganggukkan kepalanya.

"Benar. Sebaiknya kau turuti kata-kataku. Dan juga..." Ace mulai mempersempit jarak beberapa inci dari Luffy. Jemarinya lantas menyentuh hamparan pipi Luffy perlahan-lahan, sebelum pada akhirnya, Ace menjilat hamparan jarinya sendiri. Luffy terbelalak melihat itu. Serpihan rona merah menjalar di parasnya.

"A-Apa yang baru saja kau lakukan?"

"Pipimu belepotan bumbu daging. Sebaiknya kau menemuiku dengan keadaan bersih, Monkey D. Luffy. Dan jangan memakan daging pesanan pelanggan sembarangan lagi. Karena jika tidak..." seringai terlukis di paras kepala manajer itu. Ia pun lekas membisikkan sesuatu di telinga Luffy untuk sesaat.

Membisikkan sesuatu... yang membuat wajah Luffy berkali-kali lipat lebih merah dari sebelumnya.

"Kau mengerti?"

"Ah, i-iya. Aku mengerti, Ne."

"Bagus. Kutunggu kau di ruanganku, Luffy." Dan Ace pun berlalu pergi. Sanji tampak menautkan alisnya melihat itu. Rasa penasaran pun tumbuh di dalam nalarnya.

"Apa yang baru saja ia bisikkan padamu, Luffy?"

"Eh?" yang ditanya mendadak gelagapan. Luffy lekas menggeleng dengan cepat dengan wajah yang benar-benar semakin memerah. "Ah, bu-bukan apa-apa, Sanji. Sebaiknya aku antarkan pesananku dulu, Ne!"

Luffy lekas berlari masuk ke dalam dapur untuk membawa pesanan yang baru. Sanji benar-benar heran dengan sikap gugup yang melanda kawannya itu. Rautnya juga tampak kemerahan, seperti menahan malu. Dan pada akhirnya, Sanji hanya dapat menggelengkan kepalanya. Pasrah jika rasa ingin tahunya tak mendapat jawaban.

Satu hal yang terpatri dalam nalarnya.

"Ace-san pasti tertarik pada Luffy."


A/N: Bisa ditebak, apa yang sudah dibisikin Ace ke Luffy?

Hahahaha! Iseng aja bikin kumpulan ficlet AceLu begini. Padahal fic yang ini pada awalnya pengen saya jadiin oneshot yang utuh tapi nyatanya gak berlanjut. Daripada saya buang, lebih baik dimodifikasi jadi ficlet. Dan kenapa saya gak menyebut ini sebagai drabble? Karena jumlah word-nya udah lebih dari 300 kata. Ficlet mungkin kapasitasnya 1000 word ke atas. Setahu saya begitu...

Wokeh, sampai jumpa di ficlet selanjutnya. If you don't mind, please REVIEW~ Arigato! :3