Lost

Author : soororo

Cast :

Do Kyungsoo

Choi Minho

Lee Taemin

Kim Jongin (Kai)

Kim Junmyeon (Suho)

Zhang Yixing

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Wu Yifan (Kris)

Rate :T

Genre :Romance, angst, hurt

Couple : kaisoo, 2min, minsoo, kaitae,

Slight sulay, susoo, chanbaek, taoris

Summary : Kau tahu, cara terbaik untuk menyembuhkan lukamu adalah berbagi dengan yang senasib denganmu. Sama terlukanya denganmu.| Dan kau tahu, Kyung? Tidak ada yang lebih menyenangkan untuk menghibur hati yang sakit selain balik menyakiti orang lain. Soo gak bisa bikin summary. Langsung baca aja. EXO SHINee ff. Genderswitch.

DISC : para cast hanyalah milik tuhan YME, orang tua, dan SM Ent, soo cuma minjem. Sedangkan ff nista ini, milik saya, berserta idenya.

Warning : Typo membabi buta, alur maksa, kecepetan. Mohon maklum, author baru :D

Hai, soororo di sini. Ini fic ke empatku. Tapi, yang pertama aku publish di sini. Agak galau memang. Tapi, inilah. Kalo nulis ffnya pagi, bawaanya, ke rate M, siang, jadi humor, malem, jadinya gloomy, angst, hurt. Eh, maaf, jadi cuhat. :D

Buat ff ini, maaf banget, tokoh Kris, Taemin, sama Minho di buat agak jahat. Mian readers. Author lagi galau. Jeongmal mianhae.

NO FLAME, NO BASH CHARA, NO PLAGIAT, NO SILENT READERS

Don't forget to leave your Review. :*

DON'T LIKE, DON'T READ!

I TOLD YOU BEFORE!

If you don't like them, or me, just click the X button

"Min..." Minho menghela nafasnya. Entah sudah berapa kali ia menghela nafasnya. Ia baru saja putus dengan yeojachingunya, Taemin. Taemin yang selama ini tampak baik dan lembut, entah kenapa tadi jadi pemarah. Ia tidak pernah melihat Taemin semarah ini.

Flashback a few hours ago

"Kim Kai!"Terdengar suara seorang anak perempuan berteriak, saat Minho sedang dalam perjalanan pulang dari sekolahnya.

"Taemin, ayolah. Aku dan Kyungsoo hanya teman."Tedengar suara anak laki laki, sepertinya ia sedang memohon. Taemin? Karena mendengar nama yeojachingunya, Minho pun mendekat. Terlihat seorang anak laki laki yang sedang memeluk anak perempuan, dan anak perempuan lain yang menangis di belakan anak laki laki tadi.

"Kalau begitu, pilih, aku atau Kyungsoo!" Seru Taemin.

"Tentu saja aku memilihmu!"Jawab Kai.

"Sekarang kau yang harus memilih, aku tau Kai."Seru Minho sambil mendekat. Taemin dan Kai terkejut mengetahui keberadaan Minho.

"Minho oppa."Lirih Taemin. Kai melepaskan pelukannya dari Taemin.

"Jawab."Perintah Minho. Taemin melirik Kai. Kai mengangguk.

"Mianhae oppa. Aku memilih Kai. Selama ini aku sudah berusaha mencintaimu. Tapi, sangat sulit."Jawab Taemin. Minho tercekat mendengar jawaban Taemin.

Flashback off.

Dan, disinilah Minho sekarang. Terdiam di bangku taman. Sudah 2 jam ia sendirian di sini. Minho meremas kaleng jus di tangannya.

"Hiks hiks."Terdengar suara tangisan tidak jauh dari posisi Minho berada. Kyungsoo. Mantan yeojachingu kai, orang yang merebut Taeminnya. Minho terdiam beberapa saat, lalu menyeringai. Ia berdiri lalu berjalan mendekati Kyungsoo.

"Kyung."Panggil Minho. Kyungsoo menengadahkan kepalanya menghadap Minho. "Gwenchanayo?" Tanya Minho. Kyungsoo mengangguk. Bohong. Hei, bagaimana bisa, kau baru putus-karena pacarmu selingkuh dan dia mencampakkanmu memilih selingkuhannya- lalu kau menangis 2 jam penuh sampai mata dan bibirmu bengkak dan memerah kau bilang baik baik saja?

Minho tersenyum lembut melihat Kyungsoo. Ia menyodorkan sekaleng jus pada Kyungsoo. "Minumlah. Kau pasti haus karena terlalu banyak menangis." Ucap Minho. Kyungsoo menerima jus itu lalu meminumnya. "Kau pasti sangat kehilangan kai."Ucap Minho. Kyungsoo tidak menjawab. Ia hanya menundukkan kepalanya. "Kau tahu, cara terbaik untuk menyembuhkan lukamu adalah berbagi dengan yang senasib denganmu. Sama terlukanya denganmu."

Kyungsoo mengelihkan pandangannya pada Minho. "Maksud oppa?"Suara Kyungsoo masih serak.

"Sakit hatimu akan sedikit terobati kalau kau berbagi kesedihanmu dengan orang yang bernasib sama denganmu."Jelas Minho.

"Siapa? Teman temanku tidak ada yang seperti ini."

Polos sekali, anak ini. Batin Minho. "Aku?"Jawab Minho.

"Oppa? Memangnya oppa mau?" Minho mengangguk. "Ah, jinjja? Ah, oppa, gomawo!"Pekik Kyungsoo lalu memeluk Minho. Minho terkejut mendapati Kyungsoo yang tiba tiba memeluknya. Namun, seesaat kemudian, ia tersenyum-menyeringai- lalu membalas pelukan Kyungsoo.

Dan kau tahu, Kyung? Tidak ada yang lebih menyenangkan untuk menghibur hati yang sakit selain balik menyakiti orang lain.

.

"Oppa, ini makanannya."Kyungsoo meletakkan sepiring nasi goreng kimchi di meja makan. Minho tersenyum pada yeojachingunya itu.

"Gomawo chagi."Ucap Minho. Kyungsoo hanya mengangguk lalu duduk di hadapan Minho. Sekarang, mereka sedang ada di apartement Minho. Sudah 2 minggu Kyungsoo jadian dengan Minho. Mereka jadian setelah 1 minggu putus dari kai dan Taemin.

"Enak?"Tanya Kyungsoo. Minho mengangguk. Kyungsoo memang sering-bahkan setiap hari-datang ke apartement Minho. Pagi, ia akan datang untuk membangunkan Minho dan menyiapkan baju serta sarapannya. Siang, ia akan pulang bersama Minho, lalu memasak makan siang. Ia akan berada di apartement Minho sampai waktu makan malam tiba, lalu, setelah mencuci piring, ia akan pulang. Begitulah seterusnya setiap hari. Jika hari libur, Kyungsoo akan berada di sana seharian. Mulai dari pagi, sampai malam. Untunglah yixing, kakak sepupu Kyungsoo mengizinkan adik kecilnya itu seharian berada di rumah Minho. Toh, kalau terjadi apa apa, ia tahu siapa yang harus di salahkan.

.

"Minho!"Panggil chanyeol, teman Minho di club basket sekolahnya. Minho yang merasa di panggil, menoleh pada sumber suara. "Hari ini kau latihan?"Tanya chanyeol.

"Entahlah."Jawab Minho.

"Kau ini, kau sudah sering membolos, apa pacar barumu melarangmu untuk ikut latihan?"Tanya chanyeol.

"Ahni, aku hanya terlalu sibuk."

"Sibuk dengan pacar barumu?"Tanya chanyeol. Minho tertawa mendengar ucapan chanyeol.

"Baiklah, nanti aku latihan." Chanyeol menampakkan cengirannya yang lebar mendengar ucapan Minho.

Tanpa mereka sadari, seorang yeoja mendengarkan percakapan mereka. "Minho oppa kau, secepat itu." Lirihnya.

.

"Kyungie!"Panggil Minho.

"Oppa? Kau latihan?"Tanya Kyungsoo saat melihat namjachingunya memakai baju latihannya.

"Ne, ayo ikut."Ajak Minho. Ia mengulurukan tangannya. Kyungsoo mengangguk lalu mengamit tangan Minho. "Kajja."

Entah mereka peduli atau tidak, seorang namja berkulit tan memperhatikan mereka dengan tatapan sendu. "Kyung, bogoshipoyo."Lirihnya.

.

Drrt drrt.

"Yeobosseyo hyung. Waeyo?"

"Minho? Eodiya?"

"Ah, aku, aku di apartement. Waeyo?"

"Aku sendirian di rumah, aku ke sana, ya?"

"Kau masih takut, sendirian di rumah?"

"Hei, aku benar benar masih trauma!"

"Bahkan rumah lamamu yang terbakar sudah selesai di bangun. Tapi, traumamu masih belum juga hilang."

"Hah, sudahlah. Setidaknya aku sudah tidak takut saat melihat kompor."

"Arraseo. Kemarilah. Aku juga sendirian." Pip.

.

Ting tong. Seorang anak laki laki bersurai pirang berdiri di depan apartement Minho.

"Kris hyung. Ayo masuk."Ajak Minho.

"Woah, rumahmu rapi sekali? Tumben?" Kris berdecak kagum melihat rumah adik sepupunya itu.

"Hahaha, ini berkat yeojachingu baruku, hyung."Jawab Minho bangga.

"Ah, jinjja? Anak perempuan yang waktu itu kau ceritakan?"Tanya kris sambil mendudukkan diri di sofa.

"Ne. Kau harus melihatnya. Dia sangat manis, hyung."Jawab Minho kemudian mengikuti kris yang duduk di sofa.

"Sepertinya kau benar benar menyukainya."

"Maksud hyung?" Minho mengangkat sebelah alisnya.

"Bukankah kau hanya menggunakannya untuk menarik Taemin kembali? Jangan bilang kau sudah lupa, pada Taemin."

"Ah, itu. Entahlah." Raut wajah Minho tampak berubah.

"Hei, kau tahu, sepertinya Taemin mulai melirikmu lagi."

"Jinjja? Ah, kau ini hyung. Jangan memberi harapan palsu."

"Terserah kau saja."Kris mengedikkan bahunya. "Sebenarnya, kau masih masih menyukai Taemin, tidak?"

"Tentu, hyung. Sampai kapanpun, Taemin akan selalu di sini."Minho menunjuk dadanya.

"Dimana?"

"Di hatiku. Dan di pikiranku."Minho menunjuk dada dan kepalanya.

"Bukankah kau sudah mulai menyukai Kyungsoo?"

"Ahni, Kyungsoo hanya pelampiasanku saja, hyung. Aku hanya menggunakannya untuk menarik Taemin kembali. Yah, hitung hitung, dapat pembantu gratis. Lihat, rumahku bersih, bukan?"Minho mengedarkan pandangannya. Kris hanya tersenyum mendengar ucapan Minho.

"Dasar kau ini."Kris menoyor kepala Minho. Minho hanya nyengir.

.

"Filenya sudah ku kirim."Ucap seseorang melalui sambungan telfon.

"Ah, jinjja? Gomawo oppa." Ucap seseorang di sebrang.

"Jangan senang dulu. Aku juga memiliki rekamanmu saat kau meminta bantuanku. Kalau aku tidak mendapatkan apa yang aku inginkan, jangan harap dia kembali padamu."

"Arraseo, oppa. Tenang saja, besok, baby pandamu akan kembali ke pelukanmu. Bahkan, kalau kau mendatanginya sekarang, dia akan langsung memelukmu, meminta maaf, dan mengatakan dia mencintaimu."

"Baiklah. Kalau sampai besok baby pandaku masih mengacuhkaku, jangan harap pangeran kodokmu melirikmu lagi."

"Arraseo, oppa. Ya sudah. Pay!" Pip.

.

"Whoa, oppa, aku mau naik itu!"Tunjuk Kyungsoo. Sekarang mereka sedang berada di lotte world. Mereka memutuskan untuk jalan jalan di hari minggu ini.

"Ne. Kajja."Minho menarik tangan Kyungsoo.

"Ah, oppa, aku mau beli itu dulu."Kyungsoo menunjuk sebuah stan penjual eksrim.

"Coklat?"Tebak Minho. Kyungsoo mengangguk semangat. "Kau duduk di sini dulu, ne? Antrinya panjang, nanti kau lelah. Jangan kemana mana sampai aku kembali."Minho mendudukkan Kyungsoo di sebuah bangku.

"Kalau oppa sampai nanti malam tidak kembali?" Goda Kyungsoo.

"Yah, tunggu sampai kembali."Jawab Minho.

"Kalau sampai besok pagi?"

"Tunggu sampai aku kembali."

Kyungsoo tersenyum sambil mengangguk patuh.

.

Sudah 15 menit Minho mengantri. "Yang benar saja, mengantri es krim bisa segini panjang?" Gerutu Minho melihat antrian panjang di depan dan belakangnya.

"Minho oppa?"Panggil sebuah suara.

"Taemin, apa yang kau lakukan di sini? Kenapa kau?" Minho mengusap kedua pipi Taemin.

Grep. Mata Minho melebar saat mendapati Taemin memeluknya. "Oppa, bogoshippo."Ucap Taemin.

"Eh? Bukankah kau sudah memiliki kai?"Tanya Minho. Taemin menggeleng.

"Mianhae oppa. Ternyata aku salah. Kaulah yang terbaik. Kai ternyata hanya seorang namja bodoh yang tidak peka. Oppa, saranghae."Jawab Taemin. Minho tersenyum mendengar ucapan Taemin.

"Nado, Taemin ah. Nado saranghae."Ucap Minho. Ia membalas pelukan Taemin.

"Oppa, aku ingin jalan jalan. Aku rindu jalan jalan dengan oppa."Taemin menengadahkan kepalanya menghadap Minho.

"Ne, aku juga rindu. Kajja. Sebaiknya kita keluar. Kita ke cafe yang biasanya saja."Ajak Minho. Taeminpun mengangguk lalu mengamit tangan Minho.

.

"Hah, Minho oppa, lama sekali."Gerutu Kyungsoo. Ia melirik arlojinya. 19.00 kst. "Hah, yang benar saja, aku sudah menunggu selama ini? Ah, bagaimana, ini?" Kyungsoo mengacak rambutnya.

"Kyungsoo? Sedang apa kau di sini?"Tanya sebuah suara.

"Suho oppa? Suho oppa masih bekerja di sini?"Tanya Kyungsoo. Suho mengangguk.

"Kau sedang apa di sini?"Tanya suho lagi.

"Aku menunggu Minho oppa. Tadi dia bilang dia membelikanku eskrim."Jawab Kyungsoo.

"Eskrim? Bukankah stannya tutup 4 jam yang lalu?"Tanya suho.

"Ah, jinjja? Lalu, Minho oppa ke mana?"Tanya Kyungsoo. Suho hanya dia melihat wajah cemas Kyungsoo. "Bagaimana, ini?"

"Sebaiknya kau pulang."Saran suho.

"Tapi, tadi Minho oppa bilang, aku harus menunggunya."

"Sampai semalam ini?" Kyungsoo mengangguk.

"Hah, baiklah. Aku temani. Tapi, hanya sampai jam 9. Kalau jam 9 dia masih belum kembali, kau harus pulang."Ucap suho sambil duduk di samping Kyungsoo. Kyungsoo hanya mengangguk. "Sepertinya akan hujan. Apa tidak sebaiknya kita mencari tempat yang teduh saja?" Saran suho. Kyungsoo menggeleng. "Haah, kau ini, keras kepala sekali. Baiklah, aku beli payung dulu. Kau tunggu di sini." Kyungsoo mengangguk.

.

"Oppa, terimakasih, ne, sudah mau menemaniku."Ucap Taemin. Minho mengangguk sambil tersenyum. "Oppa tahu, aku sangat merindukan oppa, tadi. Lalu, aku pergi ke lotte world, tempat oppa menyatakan cinta padaku dulu. Aku ingat, dulu aku bahagia sekali, menjadi yeojachingu oppa."

"Kalau sekarang? Lalu sekarang, apa kau sama bahagianya dengan saat dulu kau menjadi yeojachinguku?"

"Tentu, oppa. Aku sangat bahagia bisa menjadi yeojachingu oppa lagi. Ternyata, firasatku benar. Aku pergi ke lotte world dan bertemu dengan oppa yang sedang mengantri membeli es krim, seperti yang oppa sering lakukan dulu." Seketika Minho tercekat mendengar ucapan Taemin. Mengantri membeli eskrim? Untuk? KYUNGSOO! "Oppa? Waeyo?"Tanya Taemin.

"Ahni. Eh, sudah malam, kajja aku antarkan kau pulang."Ajak Minho. Taemin lalu mengangguk dan menggandeng tangan Minho.

.

"Oppa, lama sekali."Gerutu Kyungsoo. "Huah, sebentar lagi-

Bress.

-Hujan"ucapan Kyungsoo terpotong. "Hua, bagaimana, ini? Sudah hujan! Aduh, bagaimana, ini?"Kyungsoo mengacak acak rambutnya.

"Kyungsoo!"Panggil sebuah suara.

"Minho oppa? Kau lama sekali!"Seru Kyungsoo sambil memanyunkan bibirnya.

"Mianhae, Kyungsoo ya. Kajja kita pulang."Ajak Minho. Kyungsoo mengangguk.

.

"Kyungsoo? Kyungsoo? Eodiya? Ini payungnya."Suho mencari keberadaan Kyungsoo. Ada 2 payung di tangannya. Satu terbuka, ia pakai untuk melindungi tubuhnya dari hujan, yang satu-rencananya- untuk Kyungsoo. Tapi, sakarang, Kyungsoo tidak ada di sini.

"Junmyeon?"Panggil sebuah suara.

"Yixing? Kau sedang apa di sini? Bukannya seharusnya kau ada di china?"Tanya suho. Yixing hanya tersenyum manis.

"Aku sekarang bertugas di korea. Tadinya aku ingin melepas rindu, jalan jalan berkeliling korea, tapi, malah terjebak hujan."Jawab yixing.

"Ini, pakai payung ini kalau kau mau."Suho menyerahkan payung yang tadinya mau ia berikan pada Kyungsoo.

"Gomawo."Ucap yixing sambil menerima payung itu. "Kau mau menemaniku mengelilingi seoul?"Tawar yixing.

"Jangan pernah berharap lebih padaku, yi. Aku memberimu payung ini karena gadis yang akan aku beri payung ini sudah pulang. Bukan sengaja membelikanmu."Jawab suho dingin.

"Sepertinya memang sudah takdirmu untuk di tinggalkan."

"Memang. Tapi, untuk yang ini, aku tidak akan membiarkannya pergi."

"Untuk apa kau mengejarnya kalau aku sudah kembali?"

"Sayangnya aku tidak bisa menerimamu kembali."Jawab suho seraya pergi.

"Bogoshipoyo."Lirih yixing bersamaan dengan terbentuknya sungai kecil di pipinya.

.

"Oppa? Oppa eodiya? Kajja kita pulang."Kyungsoo masuk ke kelas Minho. "Kosong? Ah, Minho oppa benar benar menyebalkan. Akhir akhir ini aku sering di tinggal."

"Kenapa tidak kau tinggalkan saja, dia?" Tanya sebuah suara.

"Taemin?"

"Kenapa tidak kau tinggalkan saja Minho oppa?"

"Maksudmu? Dia kan namjachinguku?"

"Oh, jinjja? Lalu, apa ini?"

Taemin mengeluarkan handphonenya lalu memutar sebuah rekaman suara.

"Kris hyung. Ayo masuk."

"Minho oppa?"Tanya Kyungsoo. Taemin mengangguk.

"Woah, rumahmu rapi sekali? Tumben?"

"Hahaha, ini berkat yeojachingu baruku, hyung."

"Ah, jinjja? Anak perempuan yang waktu itu kau ceritakan?"

"Ne. Kau harus melihatnya. Dia sangat manis, hyung." Kyungsoo tersipu mendengar ucapan Minho.

"Sepertinya kau benar benar menyukainya."

"Maksud hyung?"

"Bukankah kau hanya menggunakannya untuk menarik Taemin kembali? Jangan bilang kau sudah lupa, pada Taemin."

"Ah, itu. Entahlah."

"Hei, kau tahu, sepertinya Taemin mulai melirikmu lagi."

"Jinjja? Ah, kau ini hyung. Jangan memberi harapan palsu."

"Terserah kau saja. Sebenarnya, kau masih masih menyukai Taemin, tidak?"

"Tentu, hyung. Sampai kapanpun, Taemin akan selalu di sini."

"Dimana?"

"Di hatiku. Dan di pikiranku."

Kyungsoo membelalakkan matanya. Ia melihat Taemin yang tersenyum kemenangan.

"Bukankah kau sudah mulai menyukai Kyungsoo?"

"Ahni, Kyungsoo hanya pelampiasanku saja, hyung. Aku hanya menggunakannya untuk menarik Taemin kembali. Yah, hitung hitung, dapat pembantu gratis. Lihat, rumahku bersih, bukan?"

"Oppa.."Air mata Kyungsoo mulai turun.

"Lupakan Minho oppa. Dia lebih memilihku dari pada dirimu."Ucap Taemin.

"Geotjhimal!"Seru Kyungsoo.

"Untuk apa aku berbohong? Kau tahu? Kemarin aku bertemu Minho oppa di lotte world dan dia menyatakan cintanya padaku saat aku bilang aku merindukannya. Kemarin kami menghabiskan waktu kami berdua. Ah, mengasikkan sekali."

"Jadi, kemarin Minho oppa bersamamu?"

"Ne, bahkan dia meninggalkanmu untukku. Sudahlah, lupakan saja. Kau memang bukan levelku. Bahkan kai dan Minho oppa lebih memilihku."Ucap Taemin sinis.

"Oppa.."Kyungsoo kembali menangis.

"Kyungsoo."Panggil Minho dari depan pintu kelasnya. "Kyung- eh, Taemin?"Minho terkejut melihat Kyungsoo yang sedang menangis dan Taemin.

"Oppa!"Seru Taemin girang lalu mengamit lengan Minho. "Kajja kita pulang!"Ajak Taemin. Minho yang terkejut melihat tingkah Taemin pun tidak bisa menolak. Ia hanya bisa melihat kyungsoo yang menangis di belakangnya.

"oppa kenapa?"lirih kyungsoo.

.

Bruk. Kyungsoo menjatuhkan tubuhnya di kasur empuknya. Matanya bengkak. Terlalu banyak menangis. Ia menangis sepanjang jalan, menghiraukan pandangan aneh orang orang yang melihatnya.

"Kyung, ayo makan."

"Nanti saja, jie."Jawab Kyungsoo.

"Waeyo, Kyung?" Yixing yang melihat gelagat tidak beres dari adik sepupunya itu pun mendekati Kyungsoo lalu mengusap surai hitam milik Kyungsoo. "Ceritakan pada jiejie. Ada apa?"

"Hiks hiks. Kenapa Kyungsoo bodoh sekali, jie?"

"Maksudmu?"

"2 kali, Kyungsoo mengalami hal ini."

"Hal ini?"

"Namja yang Kyungsoo sayangi, meninggalkan Kyungsoo dan memilih Taemin. Hiks hiks."

"Eh? Maksudmu? Minho kembali kepada Taemin?" Kyungsoo mengangguk.

"Kenapa Kyungsoo bodoh sekali, jie? Hiks hiks."Kyungsoo masih terus menangis. "Kenapa.. Kenapa rasanya sakit sekali, jie?" Lirihnya. Yixing memeluk Kyungsoo. Ia tidak bisa melakukan apapun. Karena ia juga pernah melakukan hal ini. Berkali kali. Pada suho. Sesakit inikah? Batin yixing.

"Menangislah. Setidaknya, itu yang bisa kau lakukan sekarang."Bisik yixing.

.

"Kai!"Panggil chanyeol.

"Waeyo, hyung?"Tanya kai.

"Kau, sudah putus dengan Taemin?"Tanya chanyeol. Kai mengangguk. "Ah, pantas, tadi aku melihat Taemin bejalan bersama Minho."

"Jinjja? Bukankah Minho hyung jadian dengan Kyungsoo?"Tanya kai.

"Molla."Chanyeol mengedikkan bahunya.

"Yeolli!"Panggil sebuah suara.

"Eh? Baekki!"Seru chanyeol saat melihat yeojachingunya berlari ke arahnya.

"Kai! Kenapa kau di sini? Ah, jahat sekali, kau ini! Kenapa kau biarkan Kyungsoo menangis sepanjang perjalanan pulangnya? Kasihan sekali dia!"Cerocos baekhyun.

"Maksud noona?"Kai masih bingung.

"Ah, kau ini! Tadi aku melihat Kyungsoo menangis, keluar dari sekolah. Sepertinya ia menangis sampai rumahnya. Kau ini, namjachingu macam apa?" Sepertinya baekhyun tidak tahu mengenai hubungan Kyungsoo-kai-Taemin-Minho.

"Jinjja?"Seru kai. Baekhyun mengangguk. Kai langsung berlari meninggalkan chanyeol dan baekhyun.

"Semoga Kyungsoo tidak mati rasa."Gumam chanyeol.

"Eh? Maksudnya?"Tanya baekhyun.

"Kau ini. Yeoja, tapi tidak update. Aku saja yang namja tahu."Gerutu chanyeol.

"Ish, itu memang kau saja, yang suka menggosip."

"Bukan. Karena ini masalah Kyungsoo."

"Ah, iya, yeoja yang selalu kau kagumi."

"Walaupun sekarang aku sudah tidak ada perasaan apa apa padanya, aku masih penasaran pada dia."

"Walaupun sekarang sudah ada aku, kau masih menjadi stalkernya."

"Kau cemburu?"Baekhyun menggeleng.

"Untuk apa aku cemburu pada orang yang jelas jelas mengalahkanku dalam hal merebut perhatian namjachinguku?"

"Hei, tapi kau selalu menang dalam hal merebut hatiku."Goda chanyeol.

"Kau ini, yeolli!"Baekhyun memukul pundak chanyeol. "Baiklah, ceritakan padaku. Ada apa ini?"

"Kai, dia selingkuh di belakang Kyungsoo dengan Taemin. Lalu, kai dan Kyungsoo putus. Beberapa hari kemudian, Kyungsoo dan Minho jadian. Eh, kemarin, Minho dan Taemin kembali. Sepertinya Kyungsoo tadi menangis karena Minho memilih Taemin."

"Ternyata, Kyungsoo lebih menyedihkan dari pada aku."

"Setidaknya aku lebih memilihmu."

"Akan lebih baik kalau kau lebih memperhatikanku."

"Akan ku coba."

"Cobalah selagi kau masih bisa. Jangan sampai kau menyesal saat kau tidak bisa lagi mencoba karena aku meninggalkanmu." Jawab baekhyun.

.

Ting tong. Kai berdiri di depan pintu rumah Kyungsoo.

"Kai?"Yixing menautkan dahinya melihat siapa yang datang.

"Yi jie? Kyungsoo ada?"Tanya kai.

"Kyungsoo sedang tidur. Keadaannya sedang tidak baik."Jawab yixing.

"Jie, jebal. Aku harus menemui Kyungsoo."

"Untuk mendapatkan hatinya, lalu menyakitinya lagi?"

"Ahni. Aku tidak ingin sepertimu yang membuat suho hyung mati rasa." Yixing tercekat mendengar ucapan kai. "Jebal jie. Aku harus menemui Kyungsoo."Mohon kai.

"Hah, baiklah."Yixing memberi jalan agar kai bisa masuk. Kai langsung berlari ke arah kamar Kyungsoo.

"Kyung?"Panggil kai. Kyungsoo yang mendengar suara kai pun menghentikan tangisnya, lalu mengalihkan pandangannya pada sumber suara.

"Kai? Kau, kenapa kau ada di sini?"Tanya Kyungsoo. Hati kai sakit melihat keadaan kyungsoo saat ini. mata bulat dan bibirnya bengkak dan memerah karena menangis, rambutnya acak acakan. Hah, sepertinya acara menangis kyungsoo tadi cukup hebat, penampilannya jadi berantakan begini hanya karena menangis.

"Kyung, mianhae. Aku benar benar menyesal telah meninggalkanmu. Seharusnya aku memilihmu. Bukan si rambut jamur itu. Kyung, mianhae. Jeongmal mianhae." Kai memeluk Kyungsoo. "Kyung, kau mau, kita kembali seperti dulu lagi?"Tanya kai.

Kyungsoo menggeleng. "Tidak sekarang, kai."

"Tapi, boleh, aku memulai dari awal? Menjadi kai yang mengantar dan menjemputmu pulang, menggodamu sampai wajahmu memerah dan kau menendang bokongku. Boleh, aku mulai dari awal?"

"Kai, aku..."

"Aku hanya butuh kesempatan kedua, Kyung. Kau boleh meninggalkanku, bahkan membakarku hidup hidup kalau aku meninggalkanmu lagi."Mohon kai.

"Aku akan mengulitimu sampai kau berani mengecewakan adikku lagi."Sahut yixing.

"Bahkan yi jie merestui aku."Ucap kai.

"Hah, baiklah. Kita mulai dari awal. Bersiaplah untuk kesulitan duduk, karena aku akan menendang bokongmu setiap hari."Jawab Kyungsoo. Kai tersenyum mendengar ucapan Kyungsoo.

"Kyung, sebaiknya kau mandi. Atau setidaknya cuci mukamu. Kau terlihat sangat jelek kalau habis menangis." Goda Kai. Kyungsoo membulatkan matanya.

Plak! Kyungsoo memukul kepala kai.

"belum 3 detik aku memaafkanmu, kau sudah berani mengejekku?" seru Kyungsoo.

"aku bukan mengejek. Tapi, kau benar benar terlihat jelek kalau begini. Mata dan bibirmu bengkak, wajahmu merah, rambutmu acak acakan. Kau jelek sekali, kyung!"jawab Kai.

"KIM KAI!"seru kyungsoo sambil memukuli tubuh kai. Kai hanya bisa melindungi tubuhnya dari pukulan kyungsoo dengan kedua tangannya. Sebenarnya tidak sakit, tangan mungil begitu, mana bisa sakit?

"hahaha, sudah, kyung. Sudah. Ampun ampun!"seru kai. Kyungsoo menghentikan pukulannya.

"rasakan!"kyungsoo menjitak kepala kai.

"auw! Kau ini, yeoja tapi pukulannya seperti namja."kai mengusap kepalanya yang kyungsoo pukul. Kyungsoo yang melihat kai kesakitan, agak prihatin juga.

"kai, sakit, ya?"tanya kyungsoo.

"sangat, kalau kau mau tahu."jawab kai.

"mianhae."lirih kyungsoo sambil menundukkan kepalanya.

Kai menyeringai. "akan ku maafkan, tapi ada syaratnya." Kyungsoo mengangkat kepalanya menghadap kai. "kau harus mau pegi denganku, kita ke kedai es krim milik paman jongdae. Dan kau mentraktirku eksrim coklat, eotteo?"

"eh? Mana bisa begitu?"seru yixing yang sejak tadi dia memperhatikan adegan kaisoo di depannya. "kau ini namja, kai. Seharusnya kau yang membayar. Bukan kyungie."

"arra. Aku yang membayar."kai mendengus kesal. "cepat mandi pororo."kai menoyor kepala kyungsoo seraya keluar dari kamar kyungsoo.

"ish, kau ini kasar sekali, sih?"yixing menjitak kepala kai.

"kalian, yeoja juga kasar."jawab kai sekenanya. "sudah cepat."

.

"Yi?"Panggil suho.

"Suho? Ada apa?"Tanya yixing yang agak terkejut saat melihat suho ada di ambang pintu rumahnya-rumah keluarga Kyungsoo.

"Kyungsoo, eodi?"Tanya suho.

"Kyungsoo jalan jalan dengan kai. Waeyo?"

"Ah, ya sudah. Aku pulang dulu."Suho membalikkan badannya. Grep. Yixing memeluk suho dari belakang. "Yi, lepaskan."

"Suho, jebal. Beri aku satu kesempatan lagi. Aku janji, aku tidak akan mengecewakanmu atau meninggalkanmu lagi."Ucap yixing.

"Sudah terlalu banyak kesempatan yang aku berikan, yi."Jawab suho dingin.

"Satu lagi, kalau aku mengecewakanmu, tinggalkan aku. Jangan pernah lihat wajahku lagi."

"Sudahlah, yi, kesempatanmu sudah habis. Aku tidak bisa menjadi namjachingumu."

"Kalau begitu, ijinkan aku menjadi tetanggamu yang mengantar makan ke rumahmu setiap hari, membangunkan dan menyiapkan bajumu setiap pagi. Menemanimu saat kau pulang kerja sampai kau tertidur. Ijinkan aku menjadi tukang pijatmu saat kau merasa kakimu akan patah karena terlalu banyak berjalan di tempat kerjamu."Mohon yixing.

"Kau masih keras kepala seperti dulu, yi."

"Memang."

"Arraseo. Kau boleh menjadi koki, pembantu, dan tukang pijitku lagi."Jawab suho. Yixing tersenyum mendengar ucapan suho.

.

"Eugh."Berkas berkas cahaya matahari menyeruah masuk mengganggu tidur Minho. "Jam berapa, ini?"Tanya Minho entah pada siapa. 06.00. "Kyung? Eodi?"Panggil Minho.

Minho bangkit dari tempat tidurnya lalu keluar kamar, mencari keberadaan yeojachingunya. "Kyung?"Panggil Minho. Mata Minho melebar mengingat apa yang terjadi. Ah iya, ia sudah putus dari Kyungsoo. Sudah seminggu ia dan Kyungsoo berpisah.

Minho merindukan Kyungsoo. Kyungsoo yang membangunkannya, menyiapkan pakaianya, memasak sarapan, makan siang, dan makan malamnya, menemaninya sepanjang hari, memarahinya saat melihat rumahnya berantakan. Minho merindukan Kyungsoo yang mengisi harinya.

.

"Oppa, nanti, kita ke cafe, ya?"Ucap Taemin. Minho hanya mengangguk.

"Ya, kim jong in! Kutendang bokongmu!"Seru Kyungsoo.

"Oh, jinjja? Tendang saja bokongku! Kalau kau bisa mengejarku dengan kaki pendekmu itu!"Ejek kai.

"Kau!"Pekik Kyungsoo lalu mengejar kai. Kai yang menyadari hal itu langsung berlari menjauhi Kyungsoo.

Minho memandang Kyungsoo dengan tatapan sendu. Ia merindukan Kyungsoo, pelukan Kyungsoo, senyuman Kyungsoo, teriakan Kyungsoo. Ia merindukan setiap hal yang ada dalam diri Kyungsoo.

Kau tahu, terkadang, kau baru bisa merasakan memiliki ketika kau sudah kehilangan. Terutama, cinta, kasih, sayang, dan perhatian.

End

hah... *menghembuskan nafas lega*

akhirnya, selesai juga. maaf, endingnya agak aneh (sebenernya mulai awal sampe akhir, aneh semua -..-)

tapi, jangan lupa tinggalin reviewnya, ya?