Janji
Kuroko no Basuke (c) Fujimaki Tadatoshi
Dibuat hanya kesenangan semata, tidak ada keuntungan lain yang didapatkan.
warning: midoaka / midorima x akashi. au. boys love.
MIDOAKANTOLOGI #1 - Fall
crossposted from ao3
.
.
.
.
.
.
Ada suatu cerita di musim gugur, tentang dua anak lelaki yang mengucap janji. Daun-daun yang gugur menjadi saksi, serta para pion shogi dan dua buah apel yang sudah digigit.
Hari itu si kedua bocah lelaki ini bermain seperti biasa di taman rumah anak lelaki merah. Angin terus menerus berhembus kencang, mereka sama-sama memakai syal.
"Hei, Midorima. Maukah kau berjanji?"
Bocah hijau menelan apel yang telah ia kunyah, maniknya menatap sang kawan. "Janji apa, nodayo?"
"Janji. Bahwa sampai musim berganti pun, kita―"
Kedua mata terbuka, menampakkan iris zamrud dibalik lensa kacamata yang dipakainya.
Kata-kata itu. Apa yang dikatakan si bocah merah selanjutnya?
Hari demi hari, ia selalu mengingat hari di mana mereka mengucap janji.
(Karena ia takut. Takut jika sehari saja ia tidak mengingat hari itu, mungkin ia akan melupakannya.)
"Sampai musim berganti pun, kita―"
Mendengus pelan, ia membetulkan letak kacamatanya. Tangan kanan menyingkirkan dedaunan yang terjatuh tepat di atas nisan di hadapannya.
Akashi, kenapa aku tidak ingat apa yang kau katakan waktu itu?
Pertanyaan itu selalu ia simpan, tak pernah lolos dari bibirnya.
"Sampai musim berganti pun, kita ..."
Bagaimana Midorima dapat berjanji, jika ia tidak dapat mengingat perkataan lelaki itu?
"Janji." bocah merah itu berkata. "Berjanji bahwa sampai musim berganti pun, kita―"
.
.
.
.
"―jangan saling melupakan, ya?"
.
.
.
END
