Disclaimer: I don't own anything. I just own this story idea and imagination that push me to write it.

Warning: gaje,newbie,bahasa gak baku, typo(s),(maybe) godlike, AU, OOCl, Devil!Naru,etc.

Don't Like, Just Ignore It.

Pertandingan Peerage Rias Vs Raiser.

Setelah mati-matian menghadapi Peerage Raiser yang lainnya, kini dalam kubu Raiser hanya tinggal Raiser dan Queennya, sedangkan Peerage Rias hanya tinggal Rias, Issei, dan Asia yang lainnya sudah terkalahkan. Posisi Raiser kali ini lebih menguntungkan karena dirinya masih sehat bugar sedangkan team Rias sudah babak belur.

"Apa kau menyerah Rias?" Tanya Raiser dengan congak, tapi Rias hanya diam saja "Sekali lagi, aku tanya apa kau menyerah?" Tanya Raiser yang kini lebih keras kepada Rias.

"Aku..." Rias tidak mampu melanjutkan kalimatnya karena Rias sudah tidak bisa membendung air matanya. Ia merasa gagal sebagai pemimpin, seluruh budaknya tampak babak belur akibatnya yang dengan bodoh menolak Raiser Phenex untuk Rating Game. Secara, Raiser lebih berpengalaman dalam permainan musiman buatan Maou Beelzebub tersebut.

Ucapan Ruin Princess terpaksa terhenti setelah mendengar Raiser tertawa dengan kerasnya. Heir clan Phenex tampak senang karena ambisinya menjadikan Rias Gremory sebagai pengantinnya akan terlaksana. "Hahahaha.. tak usah kau jawab Hime, anggap saja kau kalah." Raiser tampak mengangkat kedua tangannya, seketika api muncul dan perlahan membesar.

"Dengan ini Check-..." ucapannya tergantung, Raiser segera melempar bola api raksasa itu menuju Rias, Issei dan Asia yang dibawahnya.

Great Fire Ball

Wush

Bola api itu tampak melaju tanpa ada halangan menuju Rias, Issei dan Asia yang terkejut. Hingga jarak yang tinggal 2 meter bola tersebut terpaksa bemanuver kekiri dan menabrak gedung sisi kiri. Menghantam dan membakar gedung.

Raiser dan Rias terkejut melihat hal tak terduga tersebut. Terlebih Raiser, dalam hatinya dengan satu sentuhan saja Rias akan segera Checkmate dan akhirnya kalah. Tapi muncul sosok yang tak ia duga dan menendang serangan utamanya kesisi kiri.

"Hahh.. keponakan dan murid bodoh ini tak pernah sekali saja membuatku bersantai." ucap sosok pria dewasa bersurai kuning dengan merah dibagian ujungnya, berstelan jas coklat dengan dalaman kemeja merah. dibagian bawah ia menggunkan celana coklat dengan motif garis vertikal tak lupa sepatu pantofel coklat membungkus kakinya. "Apakah kalian tak bosan membuat masalah dan selalu melibatkanku menjadi penengah Hm..?"

Rias membola, sosok didepannya merupakan salah satu sosok penting dihidupnya. Ia sangat bersyukur akhirnya ada yang menolongnya terlebih sosok tersebut penolongnya. Walaupun ia tak berharap banyak. Berbeda dengan Rias, Raiser tampak berkeringat dingin. Sosok tersebut adalah yang harus ia hindari selama ia masih bernafas.

"Hentikan tingkahmu Raiser.." ucap sosok tersebut, nyali Raiser yang besar mendadak menciut. "Bertindak bodoh lagi dengan alasan tak masuk akal hingga memusingkan Lord dan Lady Phenex."

Sosok tersebut berkata santai dengan tangan kiri ia masukkan didalam saku, sedangkan tangan kanan nya sibuk memegang cawan berisi minuman khas jepang. "Dan kau..." menunjuk Rias dengan Jari telunjuknya, sosok tersebut memutar badannya menghadap Rias. "Bocah bodoh, apakah otakmu selalu tak kau gunakan ? Raiser berulang kali memainkan Rating Game dan kau yang tak mempunyai pengalaman dengan angkuhnya menantang bocah disana Rating Game ?."

ucapan sosok tersebut menohok Rias. Rias yang mulai bisa bangkit mendadak kelu, ia tak bisa membantah ucapan sosok didepannya.

"Apakah kau tak memikirkan nasib para Peerage mu ? mereka yang tanpa pengalaman harus melawan salah satu Rookie Elit selain gumpalan otot dan bocah pengumbar nafsu untuk melawannya?. Belum lagi kecemasan kedua orang tuamu. Apakah kau tak memikirkan itu nee Rias Ojou-sama ?"

Rias tak bisa membantah lagi, ucapan sosok didepannya benar. Ia tak pernah belajar membaca keadaan berbeda dengan sahabatnya, Sona. Ia juga tak memikirkan keadaan peerage nya bila bertanding melawan Raiser yang merupakan seniornya dalam Rating Game.

Ruin Princess hanya bisa menundukkan kepala setelah melihat keadaan Akeno, Yuuto dan Koneko yang babak belur menghadapi peerage Raiser. Belum lagi Issei, bocah mesum yang menghabiskan stock Pawn miliknya tak jauh berbeda dengan bidak-bidak lainnya. Hanya saja Issei masih diberi kesadaran walaupun babak belur. Belum lagi ia melihat Asia, gadis biarawati suci yang baru saja ia rekrut tampak tersiksa mental setelah melihat teman-teman barunya dihajar habis-habisan oleh Raiser.

Mendengar seseorang atau makhluk dihadapannya membuat Issei menggeram, 'Siapa pria ini ? berani sekali merendahkan Boucho ?." batinnya berontak. Untuk seukuran iblis baru, ia sangat mengagumi sosok Rias sebagai pemimpin. Pemimpin baik yang selalu menjaga para budaknya tetapi pikiran Naif itu harus dikalahkan dengan keadaan sesungguhnya.

"Siapa kau ?." tanya bocah mesum yang entah dapat kekuatan dari mana ia mulai bertanya pada sosok tersebut. "Siapa kau berani-beraninya merendahkan Boucho !."

"..." sosok tersebut mengalihkan pandangan kearah Issei yang berusaha berdiri. "Walaupun kuberitahu identitasku, untuk seukuran iblis baru sepertimu. Kau tak mungkin percaya bocah."

Issei terdiam, ucapan sosok tersebut benar. Ia baru beberapa minggu menjadi Iblis dan untuk ke Underworld ia pun baru kali ini. Itupun harus melakukan pertandingan Rating Game untuk menyelamatkan masa depan salah satu haremnya.

Tetapi, ucapan sosok tersebut yang merendahkan Boucho tercintanya tak biasa dibiarkan. Ia tak terima akan hal itu. "Benar yang kau bilang, aku memang baru direkrut Boucho dan baru menginjakkan kaki di Underworld. Tetapi, persetan siapa kau bila berani merendahkan Boucho kutendang bokongmu pria tampan menjengkelkan."

"Hoo.. ?." pria itu tampak tertarik akan keloyalan pemuda bersurai coklat dengan style ala Main Chara di anime Captain Tsubasa. "Benarkah itu ?"

Wajah Issei berubah merah padam, ia tak terima direndahkan. "K-kau !! Boosted Gear." lengan Pawn Rias Gremory tampak diselimuti sebuah sarung tangan dengan cakar khas naga berwarna merah dengan berlian hijau ditengahnya. "Hyyyaaaaa..." Issei berlari menuju pria tampan menjengkelkan dihadapannya. Kepalan tangannya ia arahkan menuju pria itu.

Hingga saat akan sampai menuju badan sosok yang menurutnya menjengkelkan. Issei melebarkan matanya, Tinjunya di tahan dengan telapak kaki oleh sosok tersebut.

Belum sadar akan keterkejutannya ia terpaksa menerima sentilan keras hingga membuatnya terlempar kebelakang. Dan hal mengejutkan tersebut membuat Rias dan Asia melebarkan matanya.

"Issei/Issei-san." ucap mereka kompak melihat tubuh Issei menabrak dinding dibelakang mereka.

Wush..

"Cough.." rasa remuk dipunggungnya masih menempel, Issei terpaksa menerima cekikkan dileher hingga membuatnya tak bisa bernafas. Pelaku tak lain adalah sosok yang ingin ia tendang bokongnya tadi. Sosok superior yang bisa membelokkan serangan pamungkas Raiser tersebut memandang Issei dengan malas.

"Kau ingin menendang bokongku bocah ? butuh 1000 tahun untuk melakukannya."

"Kuhargai keloyalanmu terhadap King-mu. tetapi itu saja belum cukup !!! Kau harus kuat !! sebagai budak, kau harus kuat. Kau nantinya akan berada digaris depan untuk melindungi King-mu."

Issei terdiam, ucapan sosok tersebut benar. Tak selamanya Boucho melindunginya dan seharusnya ialah yang harus melindungi Boucho-nya.

"Dengan kekuatan seperti ini kau ingin menendang bokongku. Kheh.. jangan buat aku tertawa bocah." Issei merasakan ia tak menginjak tanah lagi, itu terbukti ia mengayunkan kedua kakinya hanya udara yang terasa ringan.

Wush.. Braakk..

"Berlatihlah !." ucap sosok tersebut yang tanpa dosa melempar Issei menuju Rias. "Berlatihlah hingga tahap dimana kau tak mampu menggerakkan badanmu lagi, bila kau menemukan kekuatanmu, datanglah padaku dan tendang bokongku."

Issei, Rias dan Asia terpaku mendengar ucapan sosok tersebut. Berbeda dikelompok Gremory, Raiser hanya menyeringai. Entah seringainya ia tujukan kepada siapa. Dan tak butuh waktu lama seringai itu berubah menjadi decihan.

"Raiser, hentikan niatmu !! kau kutunggu ditempat biasa." dan sosok tersebut menghilang.

"Cih.. dasar Sensei menyebalkan." Raiser segera mengangkat tangan. "Grayfia, aku menyerah."

"Dikarenakan Raiser-sama menyerah, pertandingan kali ini dimenangkan Rias Ojou-sama. Dan ini membatalkan pertunangan antara Raiser Phenex-sama dengan Rias Gremory Ojou-sama."

Sebuah suara tampak terdengar lantang diarena tersebut, Raiser hanya memandang Rias beserta peerage yang tersisa dengan datar.

"Penghinaanmu saat di Academy dulu tak kulupakan Rias, Itu adalah saat aku termotivasi hingga berada dilevel ini." Raiser mulai menciptakan lingkaran sihir dibawah kakinya. "Dan saat rencanaku untuk mempermalukanmu akan terlaksana, aku harus menemui batu sandungan dipuncak rencana tersebut." perlahan lingkaran tersebut melahap kaki Raiser dan merambat keatas. "Bila batu sandungan tersebut bukan sosok yang kuhormati, mungkin mulai saat ini kau akan merasakan neraka. Dan ingat itu Ruin Princess, Penghinaanmu dulu tak akan kulupakan walaupun aku musnah sekalipun." dan ucapan Raiser mengiringi tubuhnya tertelan sepenuhnya oleh lingkaran sihir.

Skip Time

Rias dan peerage nya yang pulih berkat Phoenix Tears pun segera berjalan kearah keluarganya dan keluarga Raiser sedang bercengkrama. Suasana yang ditunjukkan Lord dan Lady Gremory kepada Lord dan Lady Phenex terlihat biasa, mereka sibuk membicarakan politik clan yang bahkan kedatangan Rias tak dirasakan.

"Otou-sama..." Zeoticus Gremory, Lord Gremory sekaligus ayah Rias menoleh. Ia tersenyum kecil melihat Rias dan peeragenya berjalan menuju kearahnya.

"Selamat akan kemenanganmu ne Rias-chan." puji Zeoticus, tetapi hanya senyuman masam yang dihadiahi oleh Rias.

"Terima kasih Otou-sama, tetapi bila Naruto Nii-sama tak datang. Mungkin Raiser yang jadi pemenangnya."

Zeoticus hanya menganggukkan kepalanya. Ia paham apa yang terjadi didalam arena tadi. Sosok pria bernama Naruto memanglah sosok yang tak dapat diprediksi. Melihat sifat keponakan nya yang selalu menjadi penengah, ia memaklumi sifat malas Naruto dalam memberi solusi. Ia lebih suka turun tangan ketimbang berucap panjang lebar dan membuat pusing.

Pria tampan yang menyandang marga Phenex dan Gremory tersebut adalah salah satu iblis dengan tingkat kebebasan yang luar biasa. Salah satu sosok 7 Supernova yang memenangkan Civil War beberapa tahun yang lalu.

Supernova merupakan gelar yang diberikan oleh Rezivim Livan Lucifer selaku Maou dari golongan Old Satan kepada 7 orang pemuda pemudi golongan Anti Old-Satan yang berjuang digaris depan. Tak lain mereka adalah Sirzech Gremory, Serafall Sitri, Ajuka Astaroth, Falbium Glasya-Labolas, Naruto Phenex Gremory, Ruval Phenex dan Grayfia Lucifuge. Mereka mampu memukul mundur pemerintahan sekaligus golongan Old Satan dari Underworld.

Mungkin terlalu mainstream, tapi Naruto sendiri dilahirkan oleh Kushina Gremory, adik kesayangan Zeoticus Gremory dengan Minato Phenex kakak dari Menma Phenex selaku Lord Phenex sekaligus ayah Ruval, Rafaela, Raiser serta Ravel.

Dan alasan inilah kenapa sosok Naruto memanggil Rias dengan sebutan keponakan. Berbeda dengan Rias, Raiser selalu ia panggil dengan sebutan murid bodoh. Karena Raiser sendiri berada dibawah naungan pelatihan Naruto selama 10 tahun. Heirs clan Phenex yang digadang-gadang mampu menyamai level Ruval dikemudian hari itu sangat menghormati Naruto sebagai Sensei-nya bukan sebagai paman.

Sebagai pemegang nama Phenex, pasti ia memiliki Demonic Power elemen berupa Api. Tingkatan penguasaan elemen api milik Naruto tak bisa diremehkan, bahkan Ruval selaku Heirs pada masa-nya dulu tak mampu menyamai level Naruto. Pria tampan menyebalkan sebutan Issei kepada Naruto itu bahkan mengembangkan Elemen Api miliknya menjadi Magma. Tingkat dimana Kakek Buyut sekaligus pendiri clan Phenex saja yang mampu menembusnya. Dan inilah mengapa Naruto menjadi sosok superior bahkan namanya tertera dalam 10 Strongest beings in the World dan menduduki peringkat ke 5 bersama King of Gods Indra.

10 Strongest beings in the world (DxD)

1. Dragon God "Ophis", Apocalypse Dragon "Great Red" and Apocalyptic Beast "666 Trihexa"

2. "Shiva" the Destroyer

3. "Vishnu" the Preserver

4. "Brahma" the Creator

5. "Indra" the King of God's and Lord of Heaven Captain 7 Supernova "Naruto Phenex-Gremory".

6. Crimson Satan "Sirzech Lucifer" and Genius "Ajuka Beelzebub"

7. God of Death "Hades"

8. God of Thunder "Thor"

9. High King "Lugh" the Hero God and "Aten" Aspect of Ra

10. Father of Beasts "Typhon"

Change Scane.

Disebuah ruangan, tampak sosok Naruto tengah duduk santai disofa panjang dengan Raiser yang berdiri dihadapannya. Naruto hanya memandang bosan Raiser, keponakan sekaligus muridnya ini tak henti-hentinya membuat masalah dan harus melibatkan ia sebagai penengah.

"Slruupp.. aahh.." Naruto tampak menyeruput isi cawannya, rasa hangat cairan tersebut membasahi kerongkongan nya. "Haaahhh... nee Raiser, apa kau tau kesalahanmu ?" tanya nya.

"Aku tau sensei." Raiser menundukkan kepala. Ambisinya untuk membalas Rias telah tertanam didalam hatinya semenjak ia dilatih Naruto. "Tetapi apakah salah bila aku memang ingin menikahi Rias ?."

"Hik.. sepenuhnya tidak !!." Naruto tampak mengangkat cawannya kembali. "Aree.. sudah habis ?."

"Maksud sensei ?."

"Begini bocah bodoh, apakah kau tau isu yang menerpamu selama ini ?." Raiser tampak berpikir, isu ? isu apa yang ia dapat ?. "Kau di-cap sebagai Heirs yang hanya berlindung dibawah naungan Phenex.. sllrruupppp.. aaahhhhh.. Belum lagi, kau sering menggunakan otoritermu untuk melakukan hal sesukamu. Dan kau tau sendiri."

"Benar."

Naruto memandang Raiser serius, guratan malas dan tak pedulinya hilang sepenuhnya dan membuat Raiser meneguk ludahnya kasar.

"Raiser, ada hal yang ingin kusampaikan." Heirs Phenex hanya mengangguk patuh. "Aku tau niatmu kepada Rias, Niatanmu untuk balas dendam sebaiknya kau hilangkan !." Naruto mulai berdiri dan berjalan menuju jendela sembari melihat keluar. "Segala pengetahuan dan kemampuan yang kuajarkan kepadamu hanya untuk melindungi dirimu sendiri dan sebagai syarat bahwa kau pantas memegang title Heirs, tetapi bila kau salah gunakan mungkin kelak akan menjadi bumerang bagimu sendiri. Dan saat itu tiba, aku tak akan datang membantumu."

"Karena aku tak ingin ada pertikaian bagi kaum kita lagi. Cukup Civil Wars yang memakan banyak korban, aku tak ingin terulang kembali. Aku tak ingin bila masalah yang kau buat akan akan membuat kedua keluarga akan merenggang."

"..." Pemuda itu hanya diam mendengarkan ceramah Naruto.

"Aku menasehatimu bukan sebagai sensei, aku disini sebagai pamanmu. Kuharap kau memikirkannya Raiser." dan perlahan Naruto menghilang menyisakan Raiser yang terpaku.

'Apa yang harus kulakukan Irene.'

TBC