TONGGAK
James T Kirk dan S'chn T'gai Spock adalah kepunyaan Gene Roddenberry dan untuk versi yang lebih baru J.J. Abrams – Paramount, dan juga didasarkan dari Star Trek: Future Begins novelization dari Alan Dean Foster
Rate K+, family/friendship
Tonggak adalah fanfiksi dua bagian, satu berasal dari Star Trek: Future Begins, dan satu lagi berasal dari Star Trek Into Darkness. Keduanya bisa dibaca terpisah.
-o0o-
I
Di jaman ancient, konon tersebutlah sebuah anekdot. Seseorang berdiri di perempatan jalan, di malam hari. Ia melihat ke atas, melihat ke langit. Keningnya berkerut, seolah sedang memikirkan sesuatu. Dan matanya nyaris tak berkedip, tanda sedang tertarik pada sesuatu di atas sana.
Maka biasanya orang-orang lain yang lewat, akan berhenti. Lalu ikut melihat ke atas. Mencari-cari, apa gerangan yang menarik perhatian si orang pertama. Kemudian lewat yang lain lagi, berhenti lagi, melihat juga ke atas. Demikian seterusnya. Hingga di perempatan akan ada banyak orang, melihat ke atas, entah apa yang sedang mereka lihat. Beberapa orang akan mulai bertanya-tanya. Entah apa reaksi mereka jika si orang pertama tadi menjawab: 'tak ada apa-apa. Cuma pengin melihat ke atas saja—'
Tapi Spock jelas tidak sedang berdiri di perempatan. Berdiri di sebuah jendela Enterprise, melihat langit tak berbatas, memang. Keningnya seperti biasa berkerut, menandakan ia sedang memikirkan sesuatu.
Dan walau Kirk melewatinya, dan berhenti, ia bukan orang-orang yang lewat di perempatan, yang penasaran akan apa yang sedang diperhatikan Spock.
Ia menunggu.
"Aku sudah bertemu dengan—diriku yang lain. Sebelum penerbangan Enterprise—" Spock menyahut pelan tetapi jelas, tanpa menoleh pada Kirk.
"Apa—yang terjadi? Bukankah kalian tak boleh bertemu, karena akan mengacaukan linimasa?" Kirk seperti menunggu lanjutan kalimatnya, akan tetapi ia tak bertahan lama.
Spock menggeleng.
"Tidak seperti itu cara kerjanya, Jim."
Kirk menghela napas, nyengir. "Baguslah jika kalian sudah bertemu. Berarti kau bisa yakin apa yang kuucapkan padamu saat itu—berasal dari dirimu sendiri—"
Spock menghela napas, "Sebenarnya aku sudah curiga saat aku masuk ke pesawat jellyfish itu. Bagaimana bisa sensor mengenaliku sebagai Ambassador Spock? Saat aku menanyakan tahun pembuatannya—setengah pertanyaanku sudah terjawab."
Spock menoleh pada Kirk, "Bagaimana kau bisa percaya padanya, padahal kau dan aku sedang—tidak berada dalam kondisi komunikasi yang baik?"
Kirk mengangkat bahu. "Mana kutahu. Saat aku dilemparkan ke Delta Vega, dia—kau menolongku dari monster itu, dan saat aku akan mengucapkan terima kasih, dia—kau malah memanggil namaku."
"Aku bayangkan kau terkejut—"
"Yeah, seusai dikejar-kejar monster, lalu orang yang mengaku sebagai dirimu malah mengaku sahabat baikku. Dari dulu, dan akan selalu, menjadi sahabat baikku. Mungkin aku terkena bisa monster itu dan semua menjadi kacau-balau begitu—"
Wajah si setengah-Vulcan-setengah-Manusia itu biasa-biasa saja, dingin dan lempeng, tapi dari sudut matanya Kirk tahu dia sedang menahan tawa.
Tapi Kirk sendiri, tetiba wajahnya mengeras, serius.
"Menurutmu, menurut Spock-yang-lain-itu, dalam kehidupannya, ayahku masih ada saat aku dilantik menjadi Captain—" suaranya menggantung.
Spock kembali menoleh, kali ini matanya tepat memandang Kirk.
"—dan aku selalu bercerita tentang ayahku padamu, bagaimana ia menjadi inspirasiku untuk masuk Starfleet—"
Hening sejenak.
Spock memecah suasana.
"Kau boleh menceritakan seperti apa ayahmu padaku, kalau kau mau."
Kirk menggeleng, "Tak banyak yang bisa kuceritakan tentangnya. Mom hanya menceritakan saat kelahiranku, yang bersamaan juga dengan kematiannya—"
Suaranya melirih.
"Bagaimanapun, kau kini Captain. Dan ada Admiral Pike, yang kukira selama ini selalu menjadi figur ayah untukmu?" Spock menetralkan suasana.
Kirk mengangguk. "Pike-lah yang menginspirasiku untuk masuk Starfleet. Tepatnya, mengompori," ia tersenyum. Lalu menoleh, "Kau sendiri, apakah ayahmu yang meng—" tapi ia cepat-cepat meralat, "ah! Tentunya ibumu yang mendorongmu masuk Starfleet?"
Spock menggeleng. "Mother tak menyuruhku masuk Starfleet. Ia merestui apapun pilihanku—"
Kirk kali ini yang menoleh. "Kau mau bilang, kalau kau sendiri yang memutuskan untuk masuk Starfleet?"
Spock mengangguk.
"Karena kau setengah-Vulcan-setengah-Manusia?"
Spock sudah akan mengangguk lagi ketika Kirk tetiba menyambung, "—jangan bilang kalau karena anak-anak Vulcan asli itu menggencetmu!"
Spock tidak bicara sepatah katapun, tetapi Kirk mengangguk-angguk, sambil menyeringai, "Sudah kuduga!" tapi segera berusaha mengubah seringainya tatkala terlihat perubahan raut wajah Spock, bertambah kusut, "sori, sori—" tapi ia tak bisa mengubah seringainya cepat-cepat, dan menjadikannya serius kembali.
"Lagipula, pilihanmu tepat, bukan? Kau betah kan, di Starfleet?"
Spock melipat tangannya di dada, "Sehubungan dengan dihancurkannya planet kami, tadinya aku berniat mengundurkan diri dari Starfleet, dan kembali untuk membantu mengurus Vulcan. Tetapi—"
Kirk mendengarkan.
"—Spock-yang-lain, diriku yang lebih tua, mengingatkan agar aku tidak hanya mementingkan logika, tetapi juga—perasaan—"
Kirk mengikuti Spock, melipat tangan di dada. "Kurasa, kurasa Spock-yang-lain itu sudah terkontaminasi temannya selama berpuluh-puluh tahun—"
Bibir Spock sama sekali tidak tersenyum, tetapi ujung matanya mengisyaratkan lain.
'Anjungan pada Captain, ada kapal Klingon mendekat—'
"Kembali bekerja," Kirk mengangkat bahu, "ETA1), Sulu?"
"Satu menit—"
"Okidoki!" seru Kirk, sambil berjalan menuju Anjungan, bersama Spock. "Lagipula, ada Uhura," sahutnya sambil mengedip, "belum lagi Bones, Sulu, Chekov, Scotty! Mereka keluarga kita, bukan?"
Spock mengangguk. "Keluarga kita," sahutnya pasti.
FIN
(untuk bagian Star Trek: Future Begin)
AN:
1) ETA: estimated time of arrival
