Yo minna, saya buat cerita baru. Maaf buat yang menanti fic kehidupan baru naruto, saya buat fic ini sebagai selingan supaya saya tidak bosan. Lansung aja ke review.

Welcome to The Family

Naruto n' chara lain ©Masashi senpai

This fic ©me

Genre : bingung? Kasih tau dong? #Puppy eyes no jutsu

Warning :Abal,gaje,typo OOC team Seven dll

Malam itu, malam yang paling mengerikan dalam sejarah klan Uchiha. Pasalnya, malam itu terdengar jeritan memilukan dari komplek pinggir desa itu. bukan hanya satu orang, melainkan puluhan orang berteriak minta tolong, namun ajal sudah menjemput mereka. Dan yang lebih memilukannya lagi adalah…. Perantara dari mereka untuk bertemu ajal adalah…... Uchiha Itachi. Saudara satu klan mereka. Semua orang di komplek itu sudah terbantai. Hanya menyisakan sebuah rumah milik pemimpin klan itu. sang pembantai tersebut masuk ke dalam rumah tersebut yang merupakan rumahnya sendiri. Setelah itu ia dikejutkan dengan penghuni rumah yakni dua orang pasutri yang mengabaikan teriakan diluar rumah. Mereka malah asyik minum teh hijau beralaskan tatami. Kemudian sang suami menoleh. Melihat Itachi dengan senyum yang terpampang.

" kemarilah, Itachi! Duduklah!" suruh sang pria tersebut yang tak lain adalah Fugaku aka. Ayah Itachi. Itachipun duduk disebelah ayahnya. Setelah merasa nyaman, ia bertanya.

" ada apa, Tou-san?"

" kudengar kau menjalankan misi membunuh semua klan dan memata-matai akatsuki. Apa benar?" tanya Fugaku lembut. Itachi sontak kaget oleh pernyataan ayahnya.

" bagaimana ayah tahu?" tanya Itachi kemudian.

" aku memang sudah tahu akan berakhir seperti ini. Para tetua klan memang keras kepala. Aku sulit menghentikannya. Oh ya. Kami telah selesai minum tehnya. Sekarang kau harus menuntaskan misimu. Tou-san bangga padamu, nak." Ucap Fugaku setelah selesai minum the.

" ibu juga sayang. Bagaimanapun, kau tetaplah anak ibu. Jadi jaga kesehatanmu, ya." Ucap sang wanita yang ternyata ibu Itachi.

" terima kasih, Tou-san, Kaa-san." Ucap Itachi seraya tersenyum tulus.

" sama-sama, sayang." Dan itulah kata terakhir yang keluar dari sepasang pasutri tersebut karena pedang sang anak telah menancap di perut mereka.

" maafkan aku, Tou-san, Kaa-san." Ucap Itachi sebelum menghilang.

Seorang anak berrambut raven menantang langit sedang berjalan santai setelah berlatih. Namun ia mulai merasa tak enak ketika melihat lampu-lampu di kompleknya belum menyala. Ia kemudian berlari menuju kompleknya. Alangkah terkejutnya ia karena menemukan mayat-mayat penduduk komplek tersebut tergeletak.

' Jii-san, Baa-san, ji-san, ba-san…..'

" siapa yang telah melakukan ini?!" teriaknya. Kemudian ia melesat menuju rumahnya. Dan ia lebih terkejut lagi. karena menemukan kedua orang tuanya tergeletak di lantai. Kemudian ia samar-samar melihat siluet seseorang. Kemudian siluet tersebut maju dan cahaya bulan menampakkan wajahnya. Terlihat seorang pria dengan sepasang kerutan di masing-masing pipinya. Ia adalah…

" Nii-san….. apa yang sebenarnya terjadi? siapa yang melakukan ini?" tanya bocah tersebut yang ternyata adalah Sasuke. Namun bukan sebuah jawaban yang ia dapatkan, melainkan sebuah shuriken yang merobek bahu kirinya. Ia meringis. Kesakitan. Jelas.

" nande? Kenapa kau melakukan ini, Onii-san?" teriak Sasuke.

" selama ini aku hanya berpura-pura padamu. Dengan menjadi kakak yang paling kau inginkan. Namun semua itu adalah sebuah kebohongan. Aku yang sebenarnya adalah seperti ini…." Ucapnya memberi jeda.

" aku membantai seluruh klan hanya untuk mengukur sejauh mana kekuatanku." Lanjutnya lagi.

" lalu kenapa kau tidak membunuhku?" tanya Sasuke yang sudah emosi.

" karena kau lemah. Kau lemah. Jadi tak ada gunanya aku membunuhmu. Jika kau ingin membalaskan dendam ayah dan ibu, bencilah aku. Bencilah Nii-sanmu ini. Kau akan kuat jika kau membenci terhadapku. Dan jika kekuatanmu cukup untuk membunuhku, datanglah kepadaku." Ucap Itachi.

" hiks…hiks…. Kenapa…..hiks….. kenapa kau melakukan ini?" teriak Sasuke lagi.

" adik yang bodoh…. Mangekyou sharingan." Ucap Itachi, kemudian matanya berubah dan menanamkan genjutsu pada adiknya sendiri. Sasuke yang terkena genjutsu Itachi melihat adegan pembantaian klannya. Ia menjerit. Kemudian ambruk. Ia bergumam tak jelas.

" kenapa, Nii-san?... setelah semua ini….." ucapnya sebelum ia mulai melihat titik-titik ungu dan mulai tak sadarkan diri. Namun sebelum benar-benar tak sadarkan diri, ia melihat anak sungai di wajah kakaknya. Kemudian dunia terasa gelap baginya.

Empat Hari Kemudian

Sasuke's POV

Ingatan tentang pembantaian itu terngiang terus di kepalaku. Aku langsung membuka mataku secara tiba-tiba. Akibatnya rasa perih menjalar ke mataku. Aku pun menutup mataku kembali. Kemudian membukanya lagi. dan terlihat sebuah ruangan yang serba putih.

' rumah sakit? Siapa yang membawaku kemari? Bukankah aku semalam di rumah?'

Samar-samar kudengar suara dua orang suster yang ada diluar.

" hei, di ruangan ini ada anak yang selamat dari insiden empat hari lalu di komplek Uchiha. Kudengar hanya tiga orang saja yang selamat. Namun dua orang diantaranya kritis. Kasihan ya." Ucap salah seorang suster.

" iya kasihan sekali anak itu." ucap suster yang lain.

Aku terbelalak. 'Jadi ayah dan ibu selamat. Tapi sayangnya mereka koma. Tapi mengapa?... mengapa Nii-san melakukan ini?... mengapa ia membantai hamper seluruh klannya untuk mengukur kekuatann saja?'

' tunggu dulu! Aku sempat melihat wajah Nii-san sedikit berbeda….. coba kuingat….. mattaka! Nii-san….. menangis? Ia berbohong padaku. Ia membohongiku. Tapi sayang, rencananya membohongiku gagal. Aku harus mencari tahu…. Ya! Aku harus mencari tahu.'

TBC

Cuplikan chapter selanjutnya.

" tak kusangka aku akan setim dengan sekelompok penipu ulung."

" apa maksudmu, Teme?"

" iya, apa maksudmu , Sasuke-kun."

" apa kalian tuli? Aku bilang aku setim dengan para penipu ulung."

" kau kalau bicara dijaga, Teme!"

" bukankah benar? Seorang idiot imitasi, seorang fansgirl gadungan. Bahkan akting kalian mampu meyakinkan semua teman-teman."

Sudah. Cukup. See ya.

Wassalamu'alaikum

Review Please!