Kuroko adalah seolah jenius namun sayang dia adalah hikikomkri otaku. Lalu bagaimana kisahnya dengan ke 5 pangeran sempurna yang akan menghiasi kehidulannya? Baca ajahulu (^font face="Nimbus Mono L, monospace"span lang="zh-CN"~/span/font^)
.
Kuroko merupakan seorang mahasiswa di universitas terkemuka di tokyo namun tidak menghapus kenyataan bahwa dirinya adalah seorang hikikomori otaku.
kuroko sangat jarang pergi ke kampus, ia hanya akan ke kampus bila memang benar benar harus. Ia mengambil jurusan programer agar setelah kerja ia tidak harus pergi ke luar rumah.
Pekerjaan programmer memang tidak harus berada di kantor karena itu Kuroko mengambil jurusan ini.
.
Bagaimana kuroko bisa bertemu dengan para pangeran kampus?
Kenapa?
Dan dimana?
Mari kita simak dengan seksama."ψ(font face="Nimbus Mono L, monospace"span lang="zh-CN"`∇/span/font´)ψ
Hari itu adalah hari yang mendung, hari yang sempurna untuk Kuroko pergi kekampus karena ada tugas yang harus di kumpulkan mau tidak mau ia harus keluar dari area nyamannya.
"Hyuga-sensei, sungguh menyebalkan. Dia yang menyuruhku ke kampus sedang dia sendiri tidak ada. Alhasil aku harus menunggu di sini (perpustakaan) sampai dia sampai kampus"
'Padahal ada anime yang harus aku download buru buru' Ucap Kuroko di dalam hati. Karena tidak ingin ada yang tahu kalau dirinya aebenarnya adalah seorang otaku.
Untuk menghabiskan waktu ia duduk di kursi dan mengambil beberapa buku seni sastra maupun sejarah dunia.
Kadang buku seperti itu cukup menarik perhatiannya.
'Kenapa di kampus ini tidak ada satupun light novel! Sungguh menyebalkan. Apanya yang kampus tekemuka light novel saja tidak punya' gerutu Kuroko di dalam hati.
"Menyebalkan!" tanpa di sadari apa yang di pikirkan keluar dari mulut.
"Ssttt, jangan berisik nodayo. Ini perpustakaan" tiba tiba pria di depan Kuroko mengingatkan dengan sambil membenarkan kaca matanya.
"Go-gomennasai" ucap kuroko lalu mengambil bukunya - menaruhnya kembali ke rak dan pergi.
'Pria tadi siapa? Tampak sangat tegas sebaiknya jangan berurusan' ucap kuroko keluar perpustakaan.
Ia lalu pergi ke taman sambil memakai headset bukan mendengarkan lagu biasa tapi mengdengarkan beberapa film yang ia convert manjadi mp3 dengan begitu dimana saja dan kapan saja ia bisa menonton eh maksudnya mendengarkan anime kesukaannya.
"Awas!"
"Eh?"
Tak biasanya ada yang mengadari keberadaannya tanpa pikir panjangpun Kuroko menoleh asal suara itu.
BUKKKKKK
Bola basket indah mendarat di wajah Kuroko cukup keras namun tidak sampai membuat Kuroko terjatuh, walau gini gini Kuroko juga adalah seorang laki laki!
"Maaf apa kau baik baik saja?" tampak pria dengan rambut crimson mendekat di ikuti oleh ke 3 orang lainnya.
"Aku baik baik saja" Ucap Kuroko langsung menunduk sedikit lalu hendak beranjak pergi namun-
Tes tes tes
"Da-darah-ssu?" ucap pria berambut blonde tampak ngeri saat melihat hidung Kuroko mengeluarkan darah segar.
"Oi Murasakibara" ucap pria berkulit hitam berambut navy blue seperti memberi kode.
"Cukup bawa ke UKS kan~" ucap pria berbadan titan langsung menggendong Kuroko seperti barang.
"A-aku baik baik saja tolong turunkan" ucap Kuroko tidak mau berteriak karena itu akan menguras tenaganya.
"Kamu mimisan sebaiknya di obati dulu di UKS" ucap pria paling pendek.
"Benar kata Akashicchi, are kamu? Aku tidak pernah melihatmu, mahasiswa baru-ssu?" ucap kise menyadarkan ke 3 temannya akan hal yang sama.
"Enak saja aku adalah mahasiswa semester tengah. Jurusan pemrograman Kuroko Tetsuya desu" ucap kuroko masih dalam genggaman si titan.
"Kuroko Tetsuya?" ucap ke 4 orang itu gampir bersamaan.
"Si jenius Kuroko Tetsuya yang hampir sama dengan para kireki no sedai itu-ssu?"
"Kiseki no sedai?"
"Jangan jangan kau juga tidak tahu lagi kiseki no sedai?" ucap pria berkulit paling hitam itu sambil negorek kupingnya dengan kelingking.
'Pasti menyusahkan bila berurusan dengan mereka lebih dari ini'
'Wangi? Wangi manis permen?'
"Ano kalau kamu melepaskanku, aku akan memberikan permen ini" ucap Kuroko dengan satu tangan mengeluarkan permen dan satunya menahan hidung agar darah tidak keluar lagi.
"Permen~"
"kiseki no sedai itu terdiri dari-"
"Atsushi diaman orang itu?" ucap pria bernama Akashi.
"Dia memberikanku permen ini kalo aku melepaskannya~" Muraskibara membuka permen itu lalu-
"Murasakibaracchi itu bukan permen biasa itu PELOCAN! PELOLIPOP CANDY-SSU"dan peringatan dari kise terlambat.
BRUKKK
"Atushi/Murasakibara/-cchi!"
Satu tumbang, pelocan adalah permen dengan rasa yang beraneka ragam dan yang di makan Murasakibara adalah rasa ati sapi + vanilla sake.
"Pria bernama Kuroko Tetsuya, tangguh!" ucap pria berkulit hitam yang menatap terkaparnya Murasakibara di aspal kampus dengan wajah sudah setengah mati pucatnya.
Setelah itu Kuroko bergegas pergi ke kantor ruang dosen, berharap Hyuga-sensei sudah berada di tempat.
Selesai dengan urusan kampus Kuroko pergi ke toko buku berniat membeli beberapa komik dan light nover yang baru rilis, namun dia teringat kalau belum makan karena itu ia berniat ke majiba namun di batalkan karena-
"Omae, yang di perpus itu bukan?" ucap pria dengan kacamata ternyata sudah ada di belakang Kuroko
"Eh?" ucap Kuroko terkejut namun tidak di tampilkan, dia hanya menghindari Midorima yang berada di belakang
Keributan yang di akibatkan Kuroko dan Midorima menarik perhatian para kisedai yang lain.
"Omaeee! Permen yang kau berikan sangat mengerikan~ menyebalkan, aku akan emnghancurkanmu" ucap Murasakibara mencengkam kepala Kuroko kuat.
"Itai desu, yamete kudasai!" ucap Kuroko menghindar.
"Atsushi cukup sampai di situ.(akashi memperingatkan sang titan) kita bertemu lagi Tetsuya" ucap Akashi tanpa senyum.
"Akashi-kun tolong jangan sok akrab seperti itu" ucap Kuroko tampak membuat ke 4 pria lainnya terkejut terkecuali Akashi sendiri.
"Kalau begitu maafkan aku, kita berjumpa lagi Kuroko" ucap Akashi meralat.
"Iya Akashi-kun"
"Apa hidungmu sudah baik baik saja? Tetsu"
"Ya, ano?" ucap Kuroko tidak marah pada Aomine karena namanya di panggil berbeda dengan Akashi tadi.
"Aku Aomine Daiki, yoroshiku" ucap Aomine mendekat.
"Hidung nodayo?" ucap Midorima yang merupakan mahasiswa kedokteran mulai tertarik dengan pembicangan mereka.
"Iya Midorimacchi tadi Kurokocchi kena bola basket yang kami mainkan-ssu" ucap pria bernama Kise Ryota si model majalah remaja.
"Apa kau sudah memeriksa ke rumah sakit?" ucap Akashi memandang Kuroko lagi.
"Bukan luka serius jadi-" ucap Kuroko langsung di potong oleh Midorima.
"Coba ku lihat dulu nodayo, bu-bukannnya aku perduli hanya saja bisa repot bila ternyata luka serius nodayo" ucap midorima menarik wajah Kuroko cepat menuntunnya ke depan Midorima, di li hatnya seksama hidung Kuroko memakan waktu cukup lama sekitar 2-4 menitan.
"Anno?" ucap Kuroko jadi salah tingkah.
"..." entah kenapa waktu yang di gunakan justru lebih banyak di gunakan untuk memandang kedua mata aquamarine Kuroko dan bukan hidungnya.
"Shintaro, jadi bagaimana keadaan Kuroko?" ucap Akashi menyadarkan Midorima dari kelakuannya.
"Ku-kurasa tidak ada yang perlu di khawatirkan, hanya saja untuk beberapa hari ke depan jangan meminum dingin terlebih dahulu nodayo" ucap Midorima melepaskan wajah Kuroko.
"Tetsu bukannya kau kesini karena ingin membeli sesuatu?" ucap pria bernama Aomine sok akrab.
"Tadinya aku mau membeli vanilla sake tapi karena Midorima-kun berbicara seperti itu aku tidak jadi membelinya" ucap Kuroko dengan nada sedikit murung.
"Kalau begitu kenapa tidak makan bersama kami sekalian saja-ssu" ajak pria bernama Kise.
"Iie, ada tempat yang harus aku kunjungi kalau begitu aku pamit, Akashi-kun, Midorima-kun Murasakibara-kun Aomine-kun Kise-kun, mata" ucap Kuroko keluar majiba setelah berpamitan.
"Eh?" ucap Murasakibara dengan suara aneh.
"Ada apa Murasakibara?" ucap Midorima.
"Apakah kita tadi memperkenalkan nama lengkap kita pada orang itu? Kenapa dia bisa tahu nama lengkap kita nee~"
"Murasakibaracchi benar-ssu apa sebenarnya dia tahu kita siapa sebenarnya dan pura pura saja tidak kenal-ssu." ucap Kise sedang Akashi hanya diam tak ambil pusing.
"Kau benar, hanya aku yang menyebutkan. Nama lengkap. Ahh~ diakan salah satu mahasiswa jenius di kampus ingat" ucap a Aomine santai.
'Ahhh aku harus buru buru ke toko buku sebelum kehabisan' ucap Kuroko dalam hati sambil mendengarkan anime hasil convert miliknya.
"Dan ke lamaan milik alhasil pulang ke meleman" ucap Kuroko berjalan di tengah keramaian distrik pertokoan tokyo.
Waktu sudah menunjukan pukul 11 malam sudah saatnya dia pulang, dengan belanjaan di kedua tangan satu buku buku dan satu lagi cup ramen dengan berbagai rasa.
Dan lagi lagi takdir mempermainkan Kuroko.
Tampak tak jauh dari Kuroko, pria berambut pelangi tengah berjalan menarik perhatian para pejalan kaki khususnya para wanita.
"AOMINECCHI AYO KITA MINUM LAGI-SSU!"
"Aho! Berhenti mengeluarkan suara keras" ucap Aomine sambil memukul Kise.
"Aku juga harus pulang ini sudah telalu larut~"ucap Murasakibara.
"Kau benar nodayo, sebaiknya cukup acara minumnya-, oi Akashi ada apa nodayo?" ucap Akashi yang tiba tiba terpaku pada sesuatu.
"Hmp bukankah itu Kuroko?" ucap Akashi melihat ke arah Kuroko di depan mereka tengah membawa barang yang cukup banyak.
"Ah kau benar Akashi, selarut ini apa yang tengah dia lakukan nodayo?" padahal meteka sediri blum pulang juga.
"Kalau begitu aku akan menyapsnya dulu-ssu" ucap Kise langsung berlari dalam keadaan set mabuk.
" OI KISE!" ucp Aomine terlambat mencegah.
.
"KUROKOCCHI!"
BRUKK
Semua barang bawaan Kuroko seketika jatuh berserakan, lebih dari 30 novel dan komik bercampur dengan cup ramen kini mencium tanah akibat tingkah bodoh Kise.
"Ahhh Kisechin apa yang kau lakukan~" ucap si titan.
"..." Kuroko langsung membereskan.
"Biar kami bantu, Kuroko" ucp Akashi mendekat.
"Ti-dak usah!"
"A-apa ini?" ucap Midorima dengan kaca mata retak seribu menutupi wajahnya yg memerah.
"BL, DOUJIN, SHOJO, SHONEN, SPORT MANGA? ROMANCE MANGA, A-PAINI? MENJIJIKAN" Ucap Aomine tanpa pikir panjang.
"Daiki jaga bicaramu" Akashi yang mendengar salah satu temannya berkata kasar mengingatkan.
"..."sedang Kuroko tanpa menghiraukan mereka tetap mengambil buku dan cup ramen yang berserakan.
"Ehh Kurochin otaku nee" ucap Murasakibara cukup membuat Kuroko syok!
'Ketahuan!'
"Otaku nodayo?" Midorima baru mendengar istilah itu begitu juga dengan Akashi.
"Aku tidak mengurusi urusan kalian lalu mengapa kalian harus repot repot mengurus urusanku!" ucap Kuroko berjalan cepat setelah barang barangnya kembali ke tempatnya. Untuk pertama kali Kuroko menampakkan ekspresi yang begitu ketara, AMARAH.
'Ahhh aku membuang terlalu banyak tenaga saat marah' gerutu Kuroko dalam hati.
"Ku-Kurokocchi marah-ssu?" ucap Kise mulai setengah sadar.
"Apa aku sudah kelewatan?" ucap Aomine merasa tidak enak hati sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Sebaiknya besok kau minta maaf padanya nodayo, Aho Mine"
"Huft merepotkan" ucap Aomine mengeluh
"Daiki!"
"Aku tahu aku tahu, yang penting besok aku minta maaf kan"
"Minechin aho~" timbal Murasakibara.
"..." dari tadi Kise diam saja dan ternyata.
"OI KISEE JANGAN TIDUR SAMBIL BERDIRI NODAYO!"
TBC
A/n
Gomen ya padahal fanfik yang lama belum selesai tetapi inspirasi muncul gitu ajah
(∩_∩)
