HOW DARE YOU ARE

Rated : T -Indonesian-

Pairing : Sasuke U.& Hinata H.

Disclaimer : om Masashi Kishimoto

Warning: Typo(s), OOC, dll.

HAPPY READING

Ting Tong Ting Tong

"Mohon Perhatian. Waktu ujian telah selesai, bagi semua murid silahkan meninggalkan ruangan kelas. dan Kami ucapkan selamat menikmati liburan 1 bulan kedepan. Untuk melihat nilai, silahkan kunjungi web resmi kami. Terimakasih". Suara operator.

"Nah baik bell menandakan waktu kalian untuk mengerjakan soal selesai. Letakan soal kalian di meja masing-masing. Silahkan meninggalkan ruangan." Kata Iruka Sensei sebagai pengawas di ruang yang bertuliskan 007 di pintunya. Seketika kelas pun menjadi sepi karena semua langsung keluar ruangan tanpa ada yang tawar menawar.

"hah, akhirnya hampir berakhir semester ini. Huft jalan-jalan yuk ngilangin stress nih." Ajak Mahasiswi berambut pink yang diketahui bernama Sakura kepada keempat kawan-kawan sefakultasnya yang sedang menuju kantin. Mereka mahasiswi dari Fakultas Bahasa.

" ah boleh tuh, ayo ah jalan-jalan." Kata mahasiswa dengan rambut blondenya yang lebih dikenal dengan nama Ino.

"aku setuju." Sahut lagi mahsiswi yang memiliki wajah oriental ini, namanya Ten ten.

"hah, ayo ingin sekali merefreshingkan otakku ini. Memusingkan ujian itu. ." kata seorang masiswi dengan rambut cepol 4nya yang membuatnya terlihat unik dan cantik. Temari namanya.

"kemana?" kata seorang siswi singkat yang memiliki rambut indigo dan iris mata yang berwarna putih, yang di panggil Hinata.

"iya ya kemana?" sahut Sakura.

"bagaimana kita ke Taman hiburan saja? Kan ada wahana baru tuh. Yuk. ." usul Temari dengan semangat.

Yang akhirnya disetujui oleh semuanya. Mereka meneruskankan perbincangannya di kantin. Mereka selalu begitu, kumpul berlima, Bercanda seperti biasa, dan membuat diri mereka menjadi objek perhatian bagi semua yang ada di sekitar mereka (tentu tanpa mereka sadari).

Di kantin,

"tapi Hinata chan, awas kau ya kalua tidak mau naik wahana yang kita naiki. Kau pulang sendiri." Kata Ino mengancam.

"eh? Lo loh, jangan begitu Ino chan. Kalau begitu jangan naik yang menakutkan ya. Yang biasa saja. Yah yah." Pinta Hinata sambil menarik-narik lengan Ino.

"AH, Hinata chan aku yakin kau itu sebenarnya bukan penakut hanya saja kau takut duluan sebelum mencoba. Coba saja nanti kita buktikan." Sakura menimpali, yang membuat Hinata menghentikan aktivitasnya yang baru saja di lakukan.

"yupz, coba Hinata chan buktikan kau bukan gadis penakut. Yah !" timpal Temari.

"ih, aku memang buk bukan penakut. Tapi aku ngeri kal kalau yang ting tinggi-tinggi." Hinata membela diri.

"Hahahaha, apa bedanya Hinata chan? Aku yakin kau itu berani. Sayang kan kalau kesana tidak naik yang extream. Dan lagi aku yakin di sana banyak cowok tampan, dan kita bisa bertemu pasti di wahana-wahana yang extream. Karena itulah cowok yang BRAVE not bravedo right?." Tenten menekan di kata brave.

"huuuuuuuwwwwwwwww, ingat masa lalu tu. Hahahaha" sorak kawan-kawannya yang di balas dengan cemberutnya.

Kelima gadis itu terlihat selalu bergerombol, banyak yang beranggapan mereka adalah genk. Namun dari mereka sendiri tidak pernah merasa mendirikan sebuah genk seperti yang dikatakan orang-orang. Merka hanya mahasiswi biasa sama seperti yang lain, hanya saja mereka merasa klop satu sama lain, mereka hanya menganggap mereka saling bersahabat, mereka tidak suka buat onar justru orang lain yang malah membuat mereka melawan (membela diri). Mereka terkadang usil dan jahil namun tidak berlebihan, meski karena kejahilan mereka itu Univ. Konoha mengenal mereka. Pada dasarnya kejahilan itu hanya di lakukan oleh beberapa dari mereka tetapi tetap saja kelima-limanya yang di kenal. Mereka disayang oleh orang-orang namun ada beberapa yang tidak suka dengan mereka, yah begitulah kehidupan. Tidak jarang mereka mendapat masalah dari para orang-orang yang tidak suka dengan mereka, tapi mereka tetap berlima sampai sekarang, tetap saling membantu, tetap membutuhkan, dan tetap sayang. Merka bukan dari keluarga kaya maka itu mereka tidak akan neko-neko, meski satu dari mereka, Sakura adalah anak dari pemilik salah satu Rumah sakit terbesar di Jepang namun dia pun tidak pernah mau terlihat menonjol di antara teman-temannya, mereka sama.

"Memiliki Sahabat tidak harus banyak, biar sedikit yang penting kita satu dan akan selalu menyayangi dan membantu. Kapanpun itu." Kata Sakura kepada keempat kawan-kawannya pada suatu hari yang lalu.

Dan akhirnya liburan semester genap pun tiba. Inilah yang di tunggu-tunggu Temari dan Tenten yang memang kurang hoby belajar. Seperti yang telah mereka rencanakan di hari terakhir ujian mereka akan pergi ke taman hiburan bersama-sama minggu ini. Banyak harapan yang mereka harapkan dengan rencana mereka jalan-jalan ke taman hiburan itu.

Sakura mulai memasuki mobil CRV silvernya, ia mengenakan kaos lengan panjang warna merah di padu jeans hitam, dengan rambutnya yang di beri pita pink pada pucuk kepalanya terlihat santai tapi anggun sekali.

"ok, lets enjoy with my best friends. I'll miss today. Lets go!" kata Sakura seraya menjalankan mobilnya menjemput Ino.

Gadis berambut blonde sedang memasukan makanan dari kulkasnya ke tas yang ia siapkan "daripada nanti beli di sana mahal lebih baik aku bawa bekal. Hummmm, sudah lama tidak jalan-jalan bersama mereka humm hari ini pasti menyenangkan. Semoga hari ini menjadi salah satu hari terbaikku." Ino bicara sendiri namun ditujukan untuk Kami-sama.

Tit tit, suara mobil Sakura membuat Ino bergegas menuju pintu. "aku berangkat. Kunci aku letakkan di sini." Ino pamitan pada rumahnya yang kini kosong karena ia tinggal, karena ayah ibunya sedang bekerja. Sambil meletakan kunci di bawah poy bunga besar yang ada di samping pintu rumahnya.

"wah, hey kau ini mau camping Ino chan?" ledek Sakura sambil membuka tas Ino.

"sudah diam, nanti juga kau akan berterimaksih padaku. Ayo cepat jalan, nanti semakin siang." Perintah Ino yang langsung di indahkan oleh Sakura.

"hah, mana sih Sakura lama sekali. Aku sudah tidak sabar, ingin membuang kepenatanku ini. Belajar benar-benar deh." Gerutu Temari yang sibuk mengetik sms untuk Sakura. Dan...

Tit tit, tanpa lama-lama lagi Tenten langsung menuju mobil Sakura.

"lanjut ke rumah Tenten chaaan." Teriak Temari.

"ayoooooo" sahut kedua penumpang lainnya yang sudah lebih dulu ada, yang kemudian mereka tertawa bersama-sama.

" Semoga nanti bertemu cowok tampan, asikkkkk ajak kenalan ah. Hihihi " Tenten berhayal bertemu pria tampan natinya. Rambutnya tetap di cepol 2 seperti Nacha, terlihat manis hari itu. Dan akhirnya Sakura pun menjemputnya. Kemudian mereka menuju rumah Hinata.

"Nii-san, sudah ah jangan berlebihan begitu." Rengek Hinata pada nii-sannya.

"bawel sekali sih? Ini kalau nanti kau lapar bagaimana? Ini tinggal makan ini, ini minumannya. Kalau kau pulang malam pakai sweater ini. Jangan lupa kalu ada apa-apa telpon aku atau ayah. Dan ingat jika aku, ayah, atau Hanabi menelpon kau harus ?" perintah Neji panjang lebar.

"iya iya, tap tapi ingat jangan sering-sering menelponku. Oke?" pinta Hinata.

Neji tidak menjawab permintaan Hinata, dia justru memberikan deathglarenya yang membuat Hinata ngeri.

"nan...nanti kalau ses sering-sering, kapan ak aku bersenang-sen nangnya nii-san?" kata Hinata tanpa melihat kepada nii-sannya itu.

...

...

...

...

Tit tit, "ohayouuuu, Hinata chan..." teriak Ino dari luar rumah Hyuuga

"yasudah sana jalan teman-temanmu sudah menunggu." Kata Neji lembut.

"ish Sahabat nii-san sahabat. S-A-H-A-B-A-T." protes Hinata.

"ah, iya iya, sahabatmu sudah menunggu. Ayo aku antar." Tawar Neji.

"hai Nii-san..." sapa Temari.

"Hn. Ingat Hinata pesan-pesanku tadi. Dan kalian jaga Hinata ya jangan pulang malam-malam. Sakura antar Hinata pulang lagi ya." Protektit nii-san.

"ah iy iya Neji nii, aku akan antar Hinata pulang. Emm mana paman Hiashi dan Hanabi tidak mengantar Hinata sampai depan rumah?" tanya Sakura, yang kemudian terdengan tawa yang ditahan dari penghuni mobil lainnya.

"Ayah mengantar Hanabi sekolah. Jangan bermain yang bahaya ya. . jaga diri kalian. Hinta ingat!" perintah Neji sekali lagi.

Hinata tidak menjawab. Kali ini dia yang memberikan glarenya kepada Neji. Neji segera mengerti maksud glare adiknya itu.

"huft. Baiklah hati-hati jaga diri kalian baik-baik." Kata Neji seraya masuk ke dalam rumahnya.

Setelah Hinata sudah berada di dalam mobil. Langsung saja kawan-kawan uppzz Sahabat-sahabatnya yang lain mulai meledeknya. Hinata hanya bisa pasrah di ledek seperti itu, yah mau bagaimana lagi kalau Hinata jadi sahabat-sahabatnya itu pun mungkin dia akan ikut tertawa.

1,5 jam perjalanan mereka, akhirnya sampai juga di taman hiburan tujuan mereka.

"haaahhh, ayo turun cepat sebelum ramai untuk mengantri wahana-wahana di sini." Kata Sakura sambil membuka sitbeltnya.

"Tadaiimmmaaaa, hahahaha let's gooo" teriak Temari kesenangan.

"aku membawa tas ini saja ah. ." kata Hinata pelan sambil mengenakan tas slempang kecilnya.

"Temari chan, lihat Hinata tidak menghiraukan kata Neji-nii." Adu Tenten dengan raut wajah di buat-buat.

"hah ya Hinata chan, kauuuuu. ." ledek Temari ikutan berakting.

"apa Te Temari chan? Masak aku harus membawa gembolan segitu besar. Nanti aku tidak bisa naik wahana dong..." bela Hinata.

"ah iya benar ya. Yasudahlah kali ini hiraukan pesan nii-san dulu. ." Temari membela Hinata.

"ha'i. ." Hinata tersenyum.

Seturun dari mobil mereka melangkahkan kaki dengan semangat mencoba segera bertemu dengan wahana-wahana yang sudah menanti teriakan-teriakan mereka. Setelah akhirnya mereka benar-benar memasuki Taman Hiburan, yang paling pertama mereka lakukan adalah berFOTO, narsis. . dan yang menjadi juru fotonya adalah HINATA. Yupz Hinata sendiri yang minta karena memang dia kurang pede, dan justru senang melihat hasil jepretan-jepretannya. Jadi wajar saja di akhir rekreasi nanti wajah dirinyalah yang paling sedikit tampil di kenangan yang akan di kenang kelak dalam bentuk gambar. Setelah puas memotret di bagian depan taman hiburan mereka bergegas menuju wahana yang disukai anak-anak, tidak ekstream tapi cukup buat pusing.

"sippp, pertama untuk pemanasan kita naik ituuuu. ." Ino bersemangat, menunjuk bianglala raksasa di depannya.

"ayoooooooo!" sahut sahabat-sahabatnya yang lain tanpa terkecuali.

Dan mereka pun mengantri untuk menaiki bianglala raksasa tersebut.

"huh, sepertinya akan memusingkan." Hinata hampir berubah pikiran.

"ah payahnya, masa begini saja sudah mau tidak naik. Aku beritahu orang-orang yaaa. ." kata Temari sedikit berteriak.

"Hinata chan jangan coba-coba kau. Masa perlu aku ikat sih?" Sakura sedikit kesal.

"go.. Gomen. Aku hanya takut nanti mual. Apa lagi ini tinggi sekali." Bela Hinata.

"tidak apa, ini belum seberapa. Nanti habis ini kita naik itu,itu,itu,itu,itu,itu,itu,itu..." Tenten menunjuk wahana-wahana lainnya.

"yang benar saja Tenten chan." Hinata bergidik ngeri.

"hahahahaahahahahahaha" tawa sahabat - sahabatnya. Sahabat macam apa sebenarnya mereka suka sekali meledek sahabatnya yang satu ini. Huh. .

"ish. ." Hinata mencubit lengan Tenten.

"aw, Hinata chan. Lihat yang lain juga menertawaimu." Protes karena hanya dia yang di cubit Hinata.

"biar. . weee." Hinata menjulurkan lidahnya sedikit keluar.

Di Wahana yang bersebelahan dengan bianglala, seorang laki-laki sedang kerisihan karena banyak mata yang menuju padanya, bisa di tebak kan siapa dia? Laki-laki yang tanpa tebar pesona namun pesonanya sudah bertebaran kema-mana. Ya, Uchiha Sasuke. Hari ini ia dan keluarga besarnya sedang rekreasi ke taman Hiburan konoha. Awalnya dia tidak mau ikut karena dia sudah bisa memperkirakan apa yang akan dia alami jika pergi ke tempat ramai, namun rengekan dari ibu dan yang punya acara yaitu calon kakak iparnya membuat dia menuruti rengekan itu. Dan alhasil kini dia menjadi objek perhatian hampir seluruh penghuni taman hiburan. Bisa di tebak bagaimana tampangnya yang semakin dingin?

"uh gila, cool banget. Itu keluarga apa sih? Semuanya cantik-cantik dan tampan-tampan. Apa lagi yang ituuu. . godness. Pengeeennnn" kata salah satu perempuan di luar antrian yang melihat keluarga Uchiha.

"aihhhh, matilah aku. Tampannya mereka, berikan aku satu kenapa Kami. ." kata gadis satunya lagi.

Suara para gadis yang cukup nyaring tersebut otomatis dapat di dengar para uchiha itu.

"hah, kupingkuuuuu. . mereka rewel sekali sih. Apa wanita di ciptakan seperti itu?" Sasuke mulai terganggu.

"hummm, Sasuke tidak baik kau bicara kaa-san ini, tidak seperti itu kan? Biarlah mereka mengagumi anak kaa-san ini. Berterimakasihlah pada kami-sama nak..." kata ibu Sasuke sambil mencubit pipi Sasuke. Yang kemudian membuat yang tadi menahan kekagumannya menjadi histeris. ."kyaaaaaaaaaaaaaaaaaa, imutnyaaaaa. ."

Sasuke sweatdrop, dan ibunya melihat kearah wanita-wanita itu dan tersenyum manis.

Di antrian wahana 5 orang gadis kaget dengan keriuahan yang tiba-tiba terjadi. Mata mereka mencoba mencari sumber keriuhan namun antrian mengharuskan mereka menaiki wahana bianglala tersebut.

"ibu, hentikan. Buat malu saja. Aku sudah besar." Protes Sasuke sambil melepaskan tangan ibunya itu.

"Itachi, lihat adikmu itu katanya dia sudah besar, tapi di lirik gadis-gadis cantik malah ngomel, hihihi." Kata Mikoto pada anak tertuanya.

"hn, baka otouto. Coba saja kalau aku tidah membawa Konan, pasti mereka akan menjerit padaku bu, iya kan Konan chan?" ledek Itachi pada tunangannya itu.

Konan hanya manyun dan memberi deatglare terbaiknya, sedang Mikoto justru tertawa hampir geli mendengarnya.

"aku kan hanya bercanda sayaaanggg, imut sekali sih kalau seperti itu." Kata Itachi mencubit pipi Konan.

"Baka !" kata Konan dan langsung berbalik membelakangi Itachi. Dan Itachi memeluk pinggang Konan dengan manja.

"cih" respon dari otouto Itachi.

Bletekkkk

"ibu. .!" Histeris Itachi kaget sambil mengelus kepalanya yang baru saja digetok dengan botol minuman oleh ibunya. Konan tertawa geli sambil mengelus kepala Itachi.

"Kau tau kan Tou-san tidak ikut? Apa maksudmu bermesraan begitu? Tempat umum, minggir-minggir aku ingin dekat menantuku ." Protes Mikoto cemburu.

Oia sebelum di tereuskan saya jelaskan dulu ya urutan barisan mereka :

5 serangkai : Sakura, Temari, Hinata, Tenten, Ino.

Uchiha & Akatsuki Family : Konan, Itachi, Mikoto, Sasuke, Deydara, Hidan, dan Sai.

Lanjut...

"apa-apan sih ibu ini?" protes Itachi enggan pindah tempat namun kalah juga oleh ibunya. Dan dia harus rela berbagi Konan dengan ibunya.

"childish sekali. Huh." Sasuke berkomentar.

"kaa-san mu itu?" Itachi meledek Sasuke.

"Ch" membuang muka.

"sepertinya tidak ada yang mau ya? Untukku sajalah." Deydara buka mulut.

Sasuke memberi deathglare andalannya, deydara hanya berdecih.

"sepertinya adikmu ini tidak menyukaiku Itachi." Deydara mencoba bercanda.

"jangan pedulikan si Baka ini, dia memang begitu sok dingin supaya para gadis mengejarnya." Ledek Itachi.

Sasuke semakin kesal. "jangan terus menggangguku, atau aku pulang."

"hei lihat sepupuku mulai ngambek. Sudah-sudah. Nanti kita tidak jadi senang-senang." Sai mulai ikut buka mulut.

Dan tibalah saatnya mereka menaiki wahana yang diberi nama Kora-kora.

"aduh Konan, Kaa-san takut sekali ini. Jatuh tidak ya?" kata Mikoto sambil memeluk lengan Konan.

"hihihi. Tidak apa Kaa-san kan kita di baris depan tidak terlalu seram. Kecuali di paling belakang. Kaa-san pegangan ini, nanti malah jatuh." Kata Konan membimbing Kaa-sannya.

"ini tidak ada sitbeltnya, apa benar tidak apa?" Mikoto bertanya sekali lagi, yang di jawab anggukan oleh Konan.

"Kaa-san berisik sekali. Sudah siap ya. Sebentar lagi mulai." Itachi kembali hampir durhaka pada ibunya. Mikoto mengangguk dan berpegangan erat pada besi di depannya.

"aduh, tampannya. Mana ya yang masih jomblo?" bisik seorang gadis yang menghadap ke daerah duduk rombongan Itachi.

"ah, tampannya kira-kira wanita itu siapa ya?" bisik gadis lainnya.

"please liat kearahku dong. Gimana ya tampangnya nanti saat ini mulai berayu, aaaa gak kuat bayanginnya." Bisik gadis lainnya.

Sasuke mendengar itu namun tidak malah kepedean atau malah tebar pesona justru dia malah risih.

"Sasuke banyak sekali penggemarmu?" kata Hidan berbisik pada Sasuke.

"Hn."

"Hn? Aku akan buka fans club untukmu online bagaimana?" ide Hidan. Sasuke menatap Hidan seakan berkata "apa kau ingin mati?".

"Hidan. Sekali lagi kau berkata yang tidak rasional, ku pastikan rambutmu tidak akan selepek itu lagi." Kata Sai meledek.

"hahaha. Bagaimana Hidan apa kau serius dengan idemu?" kata Deydara.

"aku pikir-pikir, tidak untuk saat ini. Dari pada rambutku ini berantakan. Ya kan aniki Deydara?" jawab Hidan. Lalu tertawa mereka, dan mulai bergoyanglah kora-kora tersebut.

""

""

Terdengar mengerikan ditelinga.

"apaan sih itu Tenten chan?" kata Hinata sedikit takut.

Karena memang sebelumnya keadaan masih damai dan wahana yang baru di buka pun baru bianglala. Tiba-tiba ada suara orang berteriak histeris begitu tentu menghawatirkan.

"apa ya? Apa wahana yang lain sudah di buka kali ya?" kata Tenten sambil melihat sekeliling

"apa ya?"Sakura ikut celingukan sambil terus makan chiki yang dia pegang.

"ah itu. Kora-kora sudah dibuka. Nanti kita naik itu ya." Kata Ino yang ternyata dari tadi ikut mencari sumber terikan itu.

"ah benarkah? Ayo kalau begitu, cepatlah berhenti bianglala." Seru Temari.

"apakah aku berani Ino chan?" tanya Hinata polos.

"kau ini lucu Hinata chan, tentu saja. Kau belum pernah kan naik kora-kora?" jawab Ino yang di jawab gelengan kepala oleh Hinata.

"maka itu kau harus coba. Aku yakin pasti ketagihan. Aku dulu juga takut. Asik Hinata aku jamin itu." Jawab Ino. Dan Hinata tersenyum, sepertinya mulai tertarik.

Dan akhirnya mereka sekarang sudah mengantri di antrian Kora-kora. Hinata sedikit deg-degan dan mulai bertambah deg-degan itu ketika barisan mulai maju. Namun akhirnya dia mencoba dengan sukses.

"Aniki kenapa sih rekreasinya ketempat begini?" keluh Sasuke.

"Konan yang ingin. Dan Kaa-san pun katanya ingin memcoba wahana baru itu. Tapi sekarang malah berdo'a dulu begitu. Hah wanita memang aneh ya Baka otouto?." Jawab Itachi yang duduk berjejer dengan Sai dan Sasuke.

"baka Aniki." Sahut Sasuke.

"HAH, jika tidak aneh mana mungkin kita tertarik Itachi nii." Kata Sai.

"Waras kau Sai. hahaha" jawab Itachi sambil menepuk pundak Sai.

"tapi kenapa Baka Otouto ku ini belum juga tertarik pada wanita ya Sai? Apa diaaaaa. ." sambil memandang jijik pada Sasuke.

"jangan gila kau Itachi Nii. Kau memang benar-benar Baka Aniki ya?" Sasuke melempar deathglarenya.

"hahahaha, bercanda kau Itachi nii. Aku rasa sekarang dia masih menutupi dan belum berani Nii-san. Tapi aku yakin nanti yang dipilih oleh dia pasti tidak main-main." Sai sambil merangkul pundak Sasuke.

"maksudmu?" tanya Sasuke.

"Nii-san. Aku mau tanya kepadamu. Lihat wanita-wanita itu langsung menatap takjub saat melihat Sasuke. Menurutmu sikap dinginnya ini dibuat-buat atau asli?" tanya Sai.

"aku mengenal Otouto ku. Dia memang begitu, kau terlalu menanggapi serius candaanku tadi Sai." Jawab Itachi.

"tidak. Aku tau memang ini karakternya. Maka itu aku kenal sekali karakter seperti ini tidak mungkin memilih wanita sembarangan. Aku jamin nanti dia akan mendapat yang cantik sekali atau kalau tidak berarti wanita yang aneh sekali. Dia ini akan mendapatkan yang seperti itu Nii-san. Percaya deh!" jelas Sai panjang lebar.

"Baka kau Sai." Sasuke menimpali penjelasan Sai.

"Otouto, aku tidak sabar melihat pasanganmu kelak jadinya. Seperti apa ya? Kau jangan terlalu dingin begitulah." Kali ini Itachi merangkul pundak Sasuke.

"tentunya dia pasti wanita baik-baik dan istimewa. Lebih dari Kakak ipar." Jawab Sasuke sambil melihat punggung Konan yang sedang bersama Kaa-sannya.

"hei hei, matamu matamu. Jangan memandang Konan seperti itu. Aku jadi ngeri." Itachi menutup mata Sasuke.

"kau ini sudah Gila BAKA ANIKI, LEPASKAN!" Sasuke berontak.

"hei hei, kalian ini seperti akrab saja bercanda seperti itu." Kata Deydara membuat Itachi menghentikan kegiatannya.

"hei apa maksudmu? Kami memang akrab. Lihat. . Otouto cayanggggg..." Itachi memonyongkan bibirnya mendekatkan ke pipi sebelah kanan Sasuke.

"BAKA! KONAN CHAAAANNNN LIHATTTTT!" Sasuke berteriak dan mencoba menghindar dari Anikinya itu.

"hahahahahahahahahahahahahaha" semua yang melihat itu tertawa.

"Itachi Kun. Hentikan! Kasihan Sasuke." Konan menarik Itachi.

CUP

Mata Konan membulat, wajahnya memerah dan ia pun tertunduk malu. Sasuke melihat kejadian itu sweatdrop. Mikoto tersenyum bahagia. Sai menggeleng, Deydara melotot, Hidan ngeces, dan yang lainnya...

"kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, akkkkkkkkkuuuuuuuuu mmmmaaauuuuuuuu"

"habis, kau menarikku sih jadi kamu deh kecium" goda Itachi sambil mengelus pipi Konan.

"hei sudah adegan romantisnya, ayo kita naik itu." Kata Mikoto menarik Konan dari Itachi.

"Ha'i" Konan mengikuti Mikoto.

Jadilah sekarang mereka mengantri. Posisinya : Itachi, Konan, Mikoto, Deydara, Hidan, Sasuke, dan Sai.

"hah mantap. Sayang tidak di belakang pasti seru." Kata Temari.

"bagaiman Hinata chan?" kata Ino.

"ah asikkk Ino chan. Ayo kita mau main apa lagi?" Hinata bersemangat.

"wah, aku tidak salah dengar?" Sakura heran. Hinata menggeleng dan wajahnya memerah.

"wah hebat! Ayo sekarang kita naik wahana yang baru itu. Lihat antriannya panjang sekali." Tenten menarik Hinata menuju wahana yang baru itu. (sebenarnya wahana apa sih yang baru itu? Author bingung juga apa ya? Emmm. Kita katakan Hysteria saja ya? Settuju? Oke. Lanjut.). Hinata ikut bersemangat dengan di gandeng Tenten, dan yang tiga lainnya pun sama semangatnya.

"asik Hinata chan sekarang tidak takut lagi. Mari kita habiskan semua wahana di sini." Kata Temari.

Dan akhirnya mereka sampai di antrian wahana baru tersebut. Posisi : Temari, Tenten, Hinata, Sakura, Ino.

"foto dong Temari kau kan di depan." Kata Ino

"gantian ya." Kata Temari. "1, 2, 3. . jeprettttt"

"wow aku ngeri nih, tinggi sekali ya nanti kita dihempasnya?" kata Sakura.

"loh, kau kalah sama Hinata?" kata Temari.

"bukan begitu Baka. Wajar kan memang menakutkan. Dengar itu teriakan-teriakannya." Kata Sakura.

"hihihihi" Hinata tertawa.

"jangan tertawa begitu Hinata chan. Menyakitkan tahu." Kata Sakura.

"ah, go gomen Sakura chan. Habis kau ini lucu."

"lihat kau kalah Sakura. Ini kan yang kita nanti masa kau malah ngeri." Tenten menimpali. Sakura hanya membuang muka malas.

"Sai, menurutmu Konan bagaimana?" kata Sasuke setengah berbisik.

"emmmm, akrab dengan ibumu. Cantik, periang, dewasa. Eh kenapa? Kau tidak suka padanya?" tanya Sai.

"bukan. Hanya untuk patokanku saja. Berarti aku harus dapat yang lebih daripada Aniki." Jawab Sasuke

"hah? Are u kidding me?" Sai kaget dengan pernyataan Sasuke.

"kenapa?" Sasuke bingung.

"wah. Kau mulai tertarik dengan wanita hah?" Sai menggoda Sasuke. Yang digoda malah merona dan memerah wajahnya.

"eh, wanita itu Cantik ya?" kata Ino sambil menunjuk ke arah gadis berambut Biru beberapa baris di depannya.

"emmm, mana?" kata Temari.

"itu. Weh iya Cantiknya. Siapa ya dia? Apa artis?" Kata Tenten.

"emmmm Ino chan bajunya itu seperti tulisan apa ya?" kata Hinata.

" "Finalis Putri Konoha 2011" ah, dia finalis putri Konoha? Pantas saja." Kata Ino sambil membaca tulisan di baju Konan.

"oh, pantas saja pacarnya tampan ya!" kata Sakura.

"sok tau. Siapa tau mereka sekeluarga." Kata Tenten.

" tidak mirip." Sakura masih memperhatikan mereka.

"itu ibunya yang mana ya? Yang wanita atau yang pria?" Temari tiba-teba beralih pada ibu-ibu di belakang gadis itu. Sakura dan Tenten sweatdrop.

"kenapa?" tanya Sakura.

"Bawel. Ibu-ibu juga ih." Temari berkata agak keras.

Sasuke mendengar perkataan seorang gadis itu, dan dia hanya menarik nafas. Sai hanya menggeleng. Beruntung yang sedang di bicarakan tidak mendengar.

'ada benarnya juga sih' batin Sasuke.

"keterlaluan kau Temari chan. . hihihi gitu-gitu ibumu tau. . haha" Ino meledek.

"ish. Gak mau!" kata Temari.

Antrian yang berliku dan panjang, namun tidak membosankan bagi kelima gadis itu. Mereka menikmati keekstreaman teriakan-teriakan yang kini telah menjadi korban wahana baru tersebut. Tiba-tiba...

"kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" Tenten berteriak.

"kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" sahabat dan beberapa orang di situ ikut berteriak,

Sontak saja seluruh mata melihat kearah mereka, bagi mereka yang sedang menatap Sasuke harus rela berpaling.

"hahahahahaha" Temari tertawa.

"eh?" Hinata bingung.

"kau kenapa Temari, sudah gila atau kenapa?" bentak Sakura.

"aku kaget melihat mereka terlempar seperti itu. Kalian kenapa?" jawab Temari.

"Bodoh-Bodoh-Bodoh" kata Sahabat-sahabatnya kecuali Hinata hanya mengatakan "Dasar" sambil ikut mencubit Temari.

Selesai melkukan adegan penganiayaan tersebut mereka kembali menatap kedepan. dan mereka pun melihat Sasuke eh kecuali Tenten dan Hinata karena masih tertawa.

Dan sekarang mereka mulai memasuki tikungan pertama dan Sasuke sudah melewati tikungan tersebut. Nah, inilah baru pertama kelima gadis itu ada di dekat pangeran yang dari tadi di pandang gadis-gadis maupun ibu-ibu di sana. Dan baru sekaranglah kelima gadis itu menyadari keberadaannya. Karena kini posisi mereka bersebelahan dengan keluarga Uchiha dan Akatsuki itu.

"Hinata..." kata Tenten memeluk lengan kiri Hinata.

"ah, Tenten chan aku mau donkkk.." kata Hinata bercanda.

"aduh aku juga mau dia pendiam ya?" kata Tenten.

Yang sedang dibicarakan diam, tapi bukan berarti tidak dengar. Tapi memang begitulah dia.

"heh, iya sepertinya diam. Hati-hati Tenten chan diam-diam nanti tau-tau banci lagi." Hinata asal jeplak.

'what the...' batin Sasuke dan terlihat alisnya berkerut.

Hinata dan Tenten memang berbisik namun masih bisa di dengar oleh Sasuke karena memang posisi mereka berdekatan.

"hah? Yang benar saja Hina-chan? Hihihi sayang sekali." Tenten tertawa.

'apa maksudnya gadis ini? Kurang ajar sekali dia. Arght belum tau siapa aku!' batin Sasuke mengomel sendiri.

Dan antrian punberjalan Temari, Tenten, dan Hinata melewati tikungan pertama otomatis kini mereka sebaris lagi dengan Sasuke and family. Hinata merasa ada yang memperhatikannya ia pun melihat kearah terseut.

Deg

Mata putihnya bertemu dengan mata onyx yang sedang menatapnya tajam, ia pun menunduk 'aduh, apa dia mendengar perkataanku tadi? Sepertinya tidak mungkin, aku kan pelan sekali bicaranya. Aduh bagaimana ini. Apa dia akan marah?' Batin Hinata ketakutan. Dan Hinata mencoba mengangkat kepalanya kembali melihat kearah Sasuke dan ia pun hanya melihat punggungnya saja.

'gadis gila, apa maksudnya?'batin Sasuke.

"Sai!" panggil Sasuke.

"apa?" jawab Sai.

"tidak jadi. ." kata Sasuke.

"hah? Strezz. ." kata Sai.

"eh..!" panggil Sasuke lagi.

"hn?" jawab Sai malas.

"itu kan kata-kataku Baka." Protes Sasuke

"habis, ada apa sih?" Sai jenggkel.

"..."

"..."

"..."

"..." Sai menatap Sasuke yang sepertinya sedang berfikir.

"hn" reaksi Sasuke.

"hn apa maksudmu Baka? Kau aneh sekali. Ah aku takut ah. ." Sai hendak pindah tempat dengan orang di belakangnya, tapi Sasuke langsung menarik tangannya.

"cari mati kau?" Sasuke dingin.

"makanya jngan aneh Sasuke." Kata Sai ngeri.

"apa... hum, rahasia ya. Aku mau bertanya padamu Sai." Sasuke berbisik. Sai mengangguk. "Apa... emmm apa aku ... ah apa aku terlihat seperti banci gitu? Tidak gentle?"

"hah?" Sai syok.

"jawab!" Sasuke mendesak Sai.

"" Sai tertawa sejadi-jadinya membuat orang yang di sekitarnya menatapnya.

'mati aku' batin Sasuke.

"Kau kenapa Sai?" tanya Mikoto.

"hahahaha ti tidak Baa-san aku hany hanyaa saja. . hahahaha. Tidak tidak tidak" Sai mulai berhenti tertawa setelah sadar sedang di deathglare oleh Sasuke.

"maaf. Kau ini kenapa Sasuke? Kenapa tiba-tiba bertanya begitu?" Sai berbisik kepada Sasuke.

"ch, menyebalkan." Decak Sasuke.

"Sasukeeee maaf." Sai merengek menarik tangan kiri Sasuke.

"Hinata chan bagaimana kau tahu? Benar-benar kasihan." Tenten melongo.

"hah? A... anu Tenten chan jangan hiraukan perkataanku yang tadi yah. Aku hanya asal bicara." Hinata jadi merasa bersalah.

"ituuuu..." Tenten menunjuk Sasuke yang sedang di rayu*baca, di tarik* Sai agar di beri maaf. Hinata hanya sweatdrop.

"ish apa sih lepaskan. Menjijikan. Lepaskan Sai." Sasuke

"iya iya. Makanya jelaskan kenapa kau bertanya hal lucu begitu?" Sai melepaskan.

"kau... ih. Tidak apa aku hanya bertanya." Sasuke kesal.

"pertanyaan gak jelas." Sai yang kesal sekarang.

Sambil menunggu sampai gilirannya yang Sasuke lakukan hanya berpikir tentang kata-kata Hinata. Dia malu, dan berpikir 'apa selama ini mereka melihatku karena aku terlihat begitu? Tapi aku belum pernah dengar.', kesal,malu, risih, semua gabung jadi satu. Yang dia inginkan adalah pulang. Namun apa boleh buat gilirannya pun tiba.

'huh, kenapa aku jadi merasa bersalah bicara seperti itu? Kan aku hanya bercanda. Tapi sepertinya dia kecewa. Ya iyalah kalau aku jadi dia juga pasti tersinggung, di katakan banci. Tapi apa dia dengar? Aku kan berbisik pada Tenten. Ah sudahlah nanti kalu aku bertemu dengannya tanpa ada keluarganya itu aku akan minta maaf' batin Hinata. Dia jadi benar merasa bersalah. Dia malah tidak fokus pada wahana yang akan dia naiki, di ajustru jadi diam karena berfikir. Yah begitulah Hinata, belum lega rasanya jika dia merasa berslah tapi tidak minta maaf. Dan yah sekarang giliran kelima gadis ini merasakan ekstrimnya wahan baru itu. And than, yah Hinata belum bisa menikmatinya karena walau dia menjerit ngeri tapi Hatinya masih merasa bersalah.

Setelah itu mereka mengelilingi taman Hiburan dengan menaiki wahana lainnya tanpa henti. Dan tak terasa dari pagi mereka bermain sampai siang begini mereka belum makan. Dan mereka tidak lagi bertemu dengan Sasuke dan rombongan. Kini Mereka mulai merasakan lapar, namun mereka kepalang sudah ikut mengantri di wahan 3d.

"aduh aku lapar nih." Sakura merasakan laparnya.

"sama, ini untukmu." Ino memberikan roti kepada Sakura.

"Terimakasih Ino." Sakura tulus.

"sudah kubilang kau pasti akanberterimakasih padaku."

"hah, habis ini kita makan dulu yah!" Temari memberi saran.

"yosh, habis itu muter lagi yah." Temari masih bersemangat.

Hinata hanya diam dia benar-benar lapar, tapi tidak mungkin menarik sahabatnya ini keluar dari barisan dan nanti mengantri lagi dari awal. Dia hanya menatap lapar ke tempat-tempat makan di sekitar situ. Saat dia melihat rumah makan cukup mewah meski makannya di ruang terbuka tapi tataan id sana memperlihatkan itu adalah rumah makan mahal hanya beberapa orang saja yang makan di sana. Saat Hinata memperhatikan restoran itu dia merasa ada sesuatu di sana, mencoba memperhatikan dan. .

Deg

Ia kembali melihat dua buah mata onyx sedang menatap kearahnya dengan datar. Dia langsung membuang muka dan laparnya pun ia lupakan, yang ia pikirkan adalah membuang muka dan tidak lagi bertemu mata tajam itu.

'gadis itu, tidak akan aku lupakan. Ch' Sasuke membatin menatap Hinata dengan datar yang sangat datar.

Haaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh, selesai juga chapter pertama ini. Sumimasen kaalu masih banyak kesalahan-keslahan yang berarti. Mohon di bimbing lagi. Memang fic prtama saya belum selesai tapi entahlah masih bisa di lanjut atu tidak. Niatnya ingin membuat yang complete tapi ternyata tidak mungkin ini saja sudah 19 halaman. Mohon RIVIEW minaa-san. .

ARIGATOU -