Jungkook benar-benar membutuhkan uang. Karena itu pemuda itu menerima saja saat ditawari kerja oleh salah satu temannya. Katanya, ia akan dipekerjakan untuk membantu penyelundupan barang melewati perbatasan. Meski Jungkook tidak memikirkan benda-benda berbahaya, mungkin berlian? Mereka juga menjanjikan ini bukan obat terlarang, yang tentu akan sangat aman dibawa oleh Jungkook.

Sampai disana, mereka menyuruhnya menelan butiran-butiran sebesar kelereng berwarna aneh. Jungkook sedikit enggan, dan lagi-lagi dijanjikan benda itu tidaklah berbahaya, bahkan tidak lebih berbahaya dari balon. Kelereng itu sangat mencurigakan, tapi saat mengingat jumlah upah yang akan diterimanya, Jungkook setuju dan menelannya.

Salah seorang dari kelompok itu duduk di sisinya, menungguinya, memegangi segelas minuman dan membantunya menelan dua puluh empat butir kelereng itu. Kelereng-kelereng itu cukup besar untuk ditelan, sedikit sakit dan terkadang tersangkut di tenggorokan. Tapi pria itu duduk di sisinya, mengusapi tenggorokannya, dan memijat bahunya, memuji betapa Jungkook sudah mengerjakan tugasnya dengan baik.

Keesokannya saat tiba di bandara, pihak bandara memeriksanya tanpa ampun sebagai pemeriksaan ekstra. Anusnya bahkan harus diperiksa untuk memastikan ia tidak menyembunyikan apapun disana. Tentu saja, mereka tidak menemukan apapun.

Jungkook merengang selama di perjalanan. Perutnya sakit, tapi pikirnya ini hanya efek dari sarapan paginya. Dan beberapa saat, perutnya terasa mengembung.

Di dalam pesawat, Jungkook harus berjuang untuk tidak menunjukkan rasa tidak nyamannya. Ia tidak bisa bergerak di atas kursi ekonomi yang sempit, tapi tubuhnya mulai kelu, dan perutnya terasa semakin sakit. Kembung itu berubah aneh dan membuatnya berkeringat tidak nyaman. Jungkook tidak sadar, kelereng-kelereng yang ditelannya kemarin sesungguhnya adalah butir-butir telur yang kini tengah menetas dalam kehangatan perut Jungkook.

Entah kenapa lingkar celananya terasa mengetat, seakan ada benda-benda yang menggeleyar dalam perutnya.

Ingin menggeliat namun memutuskan untuk menggigit bibirnya saja untuk membantunya tetap tenang. Tapi mual di perutnya terasa makin menjadi-jadi. Sabuk pengaman yang melindungi tubuhnya terasa makin menyesakkan dan tidak nyaman.

Turun dari pesawat, Jungkook dijemput oleh penyelundup lain, lalu ia dibawa menuju apartemen sepi di pinggir kota. Agen itu memperkenalkan dirinya sebagai Taehyung, meski Jungkook tidak benar-benar mendengarnya. Pemuda itu lebih sibuk mengkhawatirkan dirinya sendiri. Wajahnya berubah lebih pucat dan berkeringat. Kini Jungkook terang-terangan menggigil. Perutnya tampak jelas membuncit kini, dan itu membuat Jungkook ketakutan.

Sedang Taehyung justru tampak senang melihat pemuda itu menggigil memegangi perut buncitnya. Ia menahan Jungkook saat pemuda itu mencoba untuk duduk di atas ranjang. Dipeganginya Jungkook untuk terus berdiri, karena ia ingin menyentuh perut pemuda itu.

Jungkook mengerang, lututnya melemas. Taehyung mengusap perutnya, lalu tangan besarnya berubah menekan dan meremas dengan kuat. Seakan bermaksud mencubit daging di perut Jungkook namun tangannya terus meleset karena bulat solid perut pemuda itu.

"S-Stop... Nngghh!" Jungkook merintih, ingin berlutut lemas di atas lantai namun Taehyung memegangi lengannya dengan kuat, masih asik meremasi perut buncit Jungkook. makhluk di dalam perut Jungkook seakan bereaksi, menggeliat dan bergulat kasar di dalam ruang sempit perutnya. Jungkook merintih, memelas agar Taehyung berhenti melakukannya. Tapi Taehyung hanya menertawakannya, dan terus berlanjut menyentuh tubuh pemuda cantik itu.

Kali ini Taehyung menuntun Jungkook menuju ranjang, dengan sisa tenaga dan tubuh gemetaran, Jungkook berusaha menolak. Namun Taehyung mendorong pemuda itu hingga Jungkook jatuh menelungkup di atas ranjang, membuat pemuda itu tersentak kesakitan karena perutnya tertekan.

Taehyung menarik bahu ringkih Jungkook, memaksa pemuda itu berbalik. Tangannya menyusup ke balik kaus sempit Jungkook, mengusap perut buncit pemuda itu lebih lanjut. Sesaat lembut, membuat Jungkook mengerang frustasi pada geliat benda-benda dalam perutnya.

Lebih lima menit dan perutnya sudah jauh lebih buncit, begitu bulat seperti Jungkook menelan bulat-bulat sebulir semangka, seperti perut wanita yang mengandung di trimester terakhirnya.

Jungkook merintih di bawah sentuhan Taehyung, tubuh mereka sama-sama telanjang. Taehyung dengan senang menekan, memijat, dan mendorong perut buncit Jungkook, karena ia menikmati rintihan dan erangan Jungkook setiap kali ia menyentuhnya.

Jungkook ketakutan, tapi juga merasa tidak bisa melakukan apa-apa. Penis Taehyung menerobos anusnya tanpa aba-aba. Pemuda itu terlalu kelelahan dan penuh dengan rasa sesak mulas di perutnya untuk menjerit. Jungkook hanya terkesiap. Tubuhnya menerima dengan lunglai saat Taehyung menggenjotnya tanpa ampun. Satu sentakan Taehyung menyentuh prostatnya, menambah satu tingkat sakit di sekujur perutnya. Lalu rasa mulas itu menjadi dan menggumpal di sekitar pinggulnya. Rasa-rasanya Jungkook harus mengeluarkan benda itu, pemuda itu mengedan.

Saat benda licin dan lunak itu merosot satu persatu dari lubangnya, Jungkook gemetaran, namun sakit di tubuhnya tidak separah tadi. Melahirkannya. lebih melegakan daripada saat saat ia menunggu dengan rasa mulas dan sakit tadi. Jungkook menatap ke atap, hanya merasakan dan tidak melihat, makhluk-makhluk berlendir serupa lintah itu keluar satu persatu dari tubuhnya. Taehyung berdiri, hanya menontoninya, dan menampar wajah atau perutnya saat Jungkook hampir jatuh pingsan.

Saat semuanya selesai, saat Jungkook melahirkan seluruh makhluk itu dari tubuhnya, Taehyung membantunya membersihkan diri dan sekali lagi menggenjot tubuh pemuda itu di dalam kamar mandi, tidak peduli sekalipun Jungkook terlalu lemas dan hampir jatuh.

Keesokan harinya, Jungkook terbangun sendirian. Tidak tersisa tanda-tanda kejadian semalam yang masih lekat dalam ingatannya. Tapi setumpuk uang diletakkan di atas meja, di sampingnya sebuah catatan menawari lagi jika Jungkook mau mengantarkan barang selundupan minggu depan.

.

.

.

END

Read another story on my wattpad: GLORYASS