DISCLAIMER: ©Masashi Kishi yang selalu bernuansa Straight dan Humor… Tapi selama Naruto dan Sasuke ditanganku akan selalu bernuansa Yaoi, Angst dan dendam kesumat antar sesama pemain Naruto

AUTHOR: Zha-chan aka Mei Zha

RATING: M… Kenapa yah??? Kurang tahu juga tiba-tiba hanya ingin menulis M gitu deh…

PAIRING: Yang jelas dengan sensasi Naruto dan Sasuke dengan nafsu dan keseluruhan Yaoi

WARNING: Explisit sex, rape, angst dan masih banyak lagi. Don't like don't read it. Warning was implosed that this fanfic had explicit sex, rape and Yaoi material.

----------------------------------------------------------

-Normal PoV-

Kau tahu… Harusnya kamu tidak menikah dengan lelaki ini. Menikah dengannya hanya akan menambah beban dipundakmu. Setiap hari yang kau dapat hanya siksaan batin. Pria yang seharunya menjadi suamimu dan menjadi orang yang berikrar sehidup semati denganmu, kini telah berkhianat didepan matamu. Kau tidak bisa melawan karena ketidak-mampuanmu. Kau menghormatinya. Sangat menghormatinya sebagai suamimu. Kau selalu berharap ini semua berakhir, tapi berakhirnya hubungan suami-istri-palsumu akan menambah kesengsaraan bagi keluargamu. Ayahmu Minato adalah seseorang yang dulunya mendapat jabatan tertinggi ditempatnya bekerja. Dulu hidupmu berlinangan harta. Sampai suatu hari apa yang kau takutkan terjadi…

FLASH BACK

Hari itu kau pulang sekolah. Cuaca hari itu hujan dan suara petir disana-sini. Kau berlari karena takut dengan suara petir. Kau berusaha untuk tetap memertahankan keseimbangan tubuhmu dijalan yang licin karena terkena rembesan hujan.

Kau tiba dirumah…

"Tada---"

PRANGGG!!!

Kata-katamu terputus ketika kau mendengar suara vas terlempar kearah luar. Kau bisa melihat serpihan kaca itu bertebaran dilantai. Beberapa terlempar kearah kakimu. Kau penasaran dengan suara yang berisik itu. kau mendekatinya perlahan.

"BAGAIMANA BISA KAU TERJERAT HUTANG DAN AKAN DI PHK!?" wanita yang kau panggil "ibu" itu berteriak pada ayahmu

"Bagaimana bisa? BAGAIMANA BISA KAU BILANG!? Kamu yang membuatku menjadi begini! Seharusnya hutang-hutang itu adalah tanggunganmu! Kau membeli ini-itu tanpa berpikir apakah barang-barang itu berguna!" ayahmu membentak wanita itu. Wanita itu tersudut dan tidak bisa membela dirinya lagi

"Kalau kau tidak bisa menghasilkan uang lagi, aku akan berhenti menjadi istrimu!" katanya dan membuatmu tercengang

"Kau mau bercerai? Terserah! Aku sudah muak denganmu!" ayahmu berkata dan wanita itu berangsur keluar. Ketika ia mencapai pintu, ia melirik ke arahmu.

"Sedang apa kau!? Kau menguping!? Sungguh tidak sopan! Sikapmu sama seperti ibumu! Tukang menguping dan seorang PELACUR MURAHAN!" wanita itu berteriak padamu. Hatimu sangat sakit. Kau ingin menangis, tapi rasa sakitmu menghentikan air matamu

"Jangan sebut dia sebagai ANAK PELACUR MURAHAN!"

PLAKKK!!!

Kau menoleh dan melihat wanita itu tersungkur dilantai

"Setidaknya dia tidak mata duitan sepertimu! Sekarang pergi dari rumahku dan JANGAN KEMBALI!" ayahmu mengusirnya

Kau shock dan tidak bisa bergerak bahkan bernafas pun rasanya sulit. Kau ketakutan dan mulai menangis.

"Naruto… Maafkan ayah… Dalam seminggu ini… Kita akan pindah… Kau mengerti maksud ayah kan?"

Kau mengangguk tanda mengerti. Ayahmu mengelus kepalamu dengan lembut dan menatapmu dengan tatapan jangan-menangis-lagi

-----------------------------------------------------

Hari itu adalah ulang tahunmu yang ke 17 tahun. Terasa kelam karena tidak ada perayaan ulang tahun pelepasan anak-anak menjadi dewasa. Kau menatap nanar kealah jendela kamarmu yang tidak lebih kecil dari kamar mandimu dulu.

KREEEKKK…

Pintu kamar terbuka. Kau berbalik dan menatap sesosok orang yang kau punya saat ini

"Ayah?" katamu. Wajahnya terlihat sedikit ada keraguan

"Erm… Naruto… Ayah… Ingin berbicara… Masalah… Kontrak…" katanya sedikit ragu

"Eh? Apa itu??"

"Ini sangat susah untuk dijelaskan… Sabtu malam nanti ikutlah dengan ayah untuk menemui teman ayah… Dia… Yang akan membantu keuangan kita…" kata ayahmu dengan wajah sedih. Kau tahu ada yang tidak beres dengan ini. Kau penasaran dan mengangguk mantap.

--------------------------------------------------

"Silahkan duduk, Minato-kun…" seorang dengan tubuh tegap dengan rambut hitam mempersilahkan kami duduk

"Arigato…" ayahmu berucap dengan mata yang selalu mrunduk ke tanah seakan disana pemandangannya lebih menarik daripada yang dihadapannya

"Jadi… Bagaimana dengan kontraknya?" katanya dengan senyum licik

"Saya membawa orangnya… Anda bisa secara langsung melakukan negoisasi dengannya…" kata ayahmu

"Ayah…" kau memelas melihat ayahmu tampak lesu

"Apakah anda yang bernama Naruto Uzumaki?" tanyanya. Kamu mengangguk.

"Saya mempunyai kontrak kerja untukmu… Mohon dibaca…" katanya sambil menyerahkan sebuah mep berisi tentang peraturan kotrak. Matamu terbelalak ketika melihat kalimat, "Surat perjanjian kontrak pernikahan Naruto Uzumaki dengan Sasuke Uchiha"

"Apa maksud semua ini!?" kau melempar map itu

"Naruto… Naruto ayah mohon… Hanya ini jalan satu-satunya untuk mendapatkan uang untuk meneruskan hidup kita dan membiayai semua utang-utang ayah… Ayah mohon terima kontrak ini…" ayahmu memohon sambil bersujud padamu

"Ayah! Apa ayah gila! Bagaimana aku bisa menikah dengan seorang lelaki!?" kau marah hebat pada saat itu

"Naruto ayah mohon! Atau ayah akan dihukum mati!" ayahmu menangis. Kau terdiam menatap ayahmu

"Hukum mati?" katamu dengan nada yang parau. Kau mulai mengeluarkan bulir-bulir Kristal dikedua matamu. Kau menahan sakit yang ada dihatimu.

"Jadi bagaimana, Naruto Uzumaki?" orang itu berkata dengan senyum yang sangat tidak kau sukai. Kau membenci itu, tapi kau lebih membenci jika ayahmu harus mati sia-sia hanya karena hutang. Kau mengangguk tanda setuju.

"Baiklah kalau begitu. Sasuke… Kemari, nak…"

Seorang pemuda dengan rambut berwarna campuran antara hitam dan biru donker datang. Kau menatap pemuda itu. sungguh sangat tampan. Ia berdiri dihadapanmu.

"Sasuke… Ini calon istrimu… Dan pernikahanmu akan dilaksanakan seminggu lagi…"

"H-hai… Aku Naruto…" kau menjulurkan tanganmu. Tidak ada jawaban atau balasan darinya. Nyalimu kecut dan kembali menyembunyikan tanganmu dibalik meja

"Ok… Jadi semua pihak telah setuju… Nah… Sekarang mari kita tinggalkan mereka…"

END FLASH-BACK

---------------------------------------------------

-AUTHOR PoV-

Naruto menangis disudut ruangan. Ia menenggelamkan kepalanya didalam kedua kakinya yang kini terdapat rantai yang mengikat keduanya. Tubuhnya banyak terdapat luka memar dan lebam. Setiap hari, Naruto hanya mendapat siksaan fisik dari seseorang yang disebutnya "suami" itu. Kepalanya pusing akibat benturan dengan dinding. Sangat berat dan ia ingin tidur. Pandangannya mulai berkunang. Ia ingin tertidur. Tapi ia takut kalau-kalau suami-palsunya itu datang dengan membawa cambuk saat melihat ia tertidur. Ia tidak kuat dan akhirnya pingsan disudut yang selalu menjadi tempat tidurnya.

TBC……………………

Setelah dipikir-pikir… Ternyata panjang juga yahhh… He he he…