Prince Charming
Presented by Naurovhy
Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Rated : T semi M
Warning : AU, OOC, OC, Typo, Ide pasaran, alur berantakan, dll.
If you don't like? So don't read! Happy reading all
please RnR.
Musik yang mengalun merdu, panggung yang di penuhi cahaya lampu serta berpuluh pasang mata yang menatapnya penuh rasa kagum tak mampu menghilangkan sedikitpun rasa bosan yang di rasakan sang pangeran. Hidupnya di penuhi rasa jenuh, ia sudah berumur 28 tahun dan merasa bahwa semua masa hidupnya terasa sangat sia-sia, sang ayah yang seakan hidup abadi, oh demi Kami-sama ia bukan mendoakan ayahnya meninggal namun ia jenuh terus menjadi pangeran dan harus mematuhi segala penaturan kabinet menyebalkan itu untuk mengatur hidupnya. Dan tentu saja ia tidak menurut, bodoh jika ia membiarkan para orang tua itu mengatur segala kesenangannya.
Opera itu di tutup dengan senyuman indah dari sang pemeran utama, sang pemain opera nomer satu di kerajaan ini, gadis cantik bersurai blonde dengan irish sapphire yang menggoda. Yamanaka Ino, gadis yang sudah tiga bulan ini menjalin hubungan dengan sang pangeran muda. Ini adalah rekor terbarunya menjalin hubungan hingga mencapai tiga bulan lamanya.
Ia keluar dari panggung di temani para sahabat sehidup sematinya. Si tampan Akasuna Sasori, si jenius Namikaze Naruto, serta si pemberani Inuzuka Kiba. mereka adalah sahabat serta orang yang paling di sayangi oleh sang pangeran, Crown Prince Uchiha Sasuke
Ia berjalan menuju belakang panggung, beberapa gadis memekik melihat kawanan bangsawan itu memasuki ruang ganti mereka, beberapa diantaranya bahkan tak segan menyentuhkan tubuh mereka pada para pemuda tampan tersebut, Sasuke hampir jatuh menerima sambutan meriah itu ia duduk di sebuah kursi dengan dua gadis di pangkuannya, satu gadis berjongkok di depannya dan tiga gadis mengelilingi sisi kanan kirinya, mereka menciumi apapun yang dapat mereka sentuh dari kulit sang pangeran, mulanya Sasuke tak merespon sedikitpun, namun lama kelamanaan ia mulai mendesah dan membalas ciuman mereka. Selepas dari bibir yang satu ia akan mendapat bibir yang lainnya untuk di nikmati. Sekilas ia melihat teman-temannya tengah melakukan pekerjaan yang sama mengasikannya dengan dirinya.
Hingga sebuah langkah tegas membuatnya menoleh, dan di sanalah si aktris berdiri bertolak pinggang.
"Enyah kalian semua!" Teriaknya kasar
Para gadis itu berhamburan ketakutan dengan aura yang di pancarkan oleh Ino
"Dan kau pangeran iblis aku akan memberikan hukuman untukmu" katanya datar lalu mengalungkan syal merah mudanya pada Sasuke
"Kyyaaa syal itu sangat cocok untuknya" seotang gadis memekik
"Benar, tapi apapun akan terlihat indah saat ia memakainya" gadis lain ikut berkomentar
"Kau sepeti nenek sihir saja" ujar Sasuke menyeringai
"Benar dan aku akan mengubahmu menjadi katak dengar sihirku" ucapnya dengan kedipan mata menggoda
Sasuke tertawa lebar menanggapinya, saat Ino menariknya ke dalam ruangan khususnya seorang pria berpakaian resmi mengintrupsinya
"Your Highness, his Majestry memanggil anda ke istana" kata pria itu
"Katakan aku akan menemuinya besok"
"Tapi beliau ingin bertemu anda segera"
"Ck, maaf manis aku tidak bisa menemanimu" Sasuke berujar lembut pada Ino
"Tak apa sayang beliau lebih membutuhkanmu, aku mengerti. Asalkan aku masih bisa memberikan hadiah pada haru ulang tahunmu nanti" katanya tersenyum manis
"Tentu aku tidak sabar menantikanya" lalu Sasuke mencium ringan pipi kekasihnya dan berjalan meninggalkan ruangan itu.
"His Majestry sudah menyiapkan kereta kerajaan untuk anda"
"Apa?!" Sasuke kaget, orang tua itu benar-benar ... "aku punya kereta sendiri" tukas Sasuke dengan nada senang sambil mengertakkan giginya, menyadari bahwa ayahnya pasti mengirimkan kereta istana yang mencolok karna ia mungkin sudah mendegar tentang balapan liar yang dilakukan Sasuke sambil mabuk, membuat keributan di pelosok negri di malam buta, hari rabu lalu.
"aku tidak mau menggunakan kereta mencolok itu, 1 kilo meter dari sini ada sebuah penginapan, katakan pada mereka aku menyewa keretanya untuk malam ini"
"Baik sir" ucap pria itu patuh.
-naurovhy-
"Kelihatannya menjanjikan" Gaara berbisik, bahkan saat adik bungsunya memberi tanda dari kejauhan dengan menirukan suara burung hantu. Memberitahu mereka supaya waspada. Penunggang bertopeng menangguk dan memberitahukan yang lainnya untuk bersiap di posisi masing-masing. Dengan sembunyi-sembunyi, mereka mengarahkan kuda mereka masing-masing di antara pepohonan, menempati posisi di tanggul tinggi di atas jalan. Mereka menunggu ...
Kereta itu melaju tenang, melewati sebuah desa kecil yang menurut laporan adalah daerah yang cukup riskan. Dan tiba-tiba roda kereta menghantam cekungan bekas roda di jalan dan berguncang, dan ia mendengar teriakan-teriakan dari luar. Sasuke menyipitkan mata dalam kermangan. Seketika menjadi waspada, ia kemudian maju dan mengintip dari balik tirai.
"Baiklah bagus sekali, penunggang bertopeng -ekspresinya berubah menjadi seringai jahat- akhirnya kita bertemu juga"
Diam-diam Sasuke selalu mengikuti gerak-gerik pemuda pemberani ini dengan penuh minat, tingkahnya sudah seperti Robin hood pikir Sasuke.
Mencuri dari si kaya dan membagikanya pada si miskin, tentu saja mendengar cerita para sahabatnya tentang pengalaman mereka bertemu si perampok dan bagaimana mereka di pecundangi oleh si perampok kecil sangat ampuh menghilangkan rasa bosan yang di alami Sasuke. Ia akan tertawa setiap perampok muda itu sekali lagi merampok salah satu dari temannya, walaupun mereka tidak menggangap iti adalah hal yang lucu
"Keluar semua" sebuah suara berteriak lantang
Dalam diam Sasuke mengambil sebuah pistol kecil di kolong keretanya menyimpannya dalam jas panjangnya
'Aku akan menangkapmu bandit kecil' ungkapnya dalam hati
Sasuke dan rombongannya menuruni kereta, kelompok perampok itu berisikan 4 orang, yang pertama berbadan besar, yang kedua terlihat sangat angkuh di atas kudanya, yang ketiga sangat lihai dalam gerakannya dan yang terakhir si kecil yang banyak perintah, sepertinya ia adalah pemimpinya, tak habis pikir bagaimana tiga pria besar itu bisa tunduk pada seorang pria kecil. Dan saat mereka lengah Sasuke melepaskan pelurunya, meleset sedikit hanya mengenai bahu pemuda keci itu.
*doorr* suara itu membelah kesunyian malam dan setelah suara yang memekakan telinga.
Penunggang bertopeng berteriak kesakitan dan tersentak ke depan di atas leher kudanya merasakan panas bercampur ngilu yang luar biasa pada bahunya.
"Hina!" Gaara berteriak terperanjat
Kuda tungganganya meringkik dan langsung menjauh dari kuda-kuda kereta dengan seketika, setelah mencium bau darah yang terciprat pada pelana hitamnya.
"Mundur! Mundur!" Teriak Chouji
"Jangan mundur! Jangan perdulikan aku! Ambil jarahannya!" Kemudian kuda itu melaju kencang "berhenti, whooaaa! Dasar mahluk menyedihkan" serangkaian sumpah serapah yang tidak pernah dipelajarinya di sekolah, meluncur dari bibir Lady Hyuuga Hinata saat kudanya melonjak-lonjak ketika ia coba kendalikan.
Sial pria itu menembaknya, ia hilang keseimbagan dan hampir jatuh dar kudanya, Gaara mengampirinya dengan suara yang sarat akan rasa khawatir
"Hina kau baik-baik saja?"
"Sial, ya aku tak apa. Bawa dia padaku"
Sasuke yang sudah diamankan oleh Chouji di seret ke arah Hinata
"Dia kaya -seru Lee dari dalam kereta kuda itu- teramat sangat kaya"
Hinata tersenyum miring mendengarnya, setelah berhasil mengendalikan kudanya ia melompat turun untuk melihat pria yang menembaknya
"Kenapa kau menembak ku?"
"Bagus aku tidak membunuhmu" ucapnya angkuh
"Cih, tembakanmu itu tidak sakit sama sekali" dusta Hinata
"Dan kau adalah pembohong terburuk bocah"
Mendengarnya Hinata meletakan pedang anggarnya di bawah dagu Sasuke memaksanya untuk menatap ke arahnya, entah mengapa tubuhnya bergetar hanya dengan melihat wajah bengis si tawanan aura yang terpancar dari pemuda itu membuat Hinata merasa ciut.
"Kehilangan kemampuan bicaramu bocah?" Ejek Sasuke
"Diam! Atau aku akan menggantungmu terbalik di pohon itu" ancam Hinata
"Coba lakukan, dan aku akan menyeretmu lalu menggantungmu di alun-alun supaya semua orang bisa melihatmu"
Hinata mencibir mengendar ancaman itu, walaupun ia gentar juga mendengar nada bicara yang digunakan pria di hadapannya
Dalam gelap sekalipun Hinata dapat melihat pakaian sang bangsawan yang mewah mentereng, begitu glamour dan indah sejenak Hinata melihat rambut gelap itu terasa familier benaknya, Hinata melihat teman-temannya tengah menindahkan hasil jarahan itu ke atas kuda mereka.
"Kau akan mendapatkan hukuman gantung karna kelakuanmu selama ini"
"Diam merak" desis Hinata "kau tidak sadar posisi? Siapa yang di tawan sekarang? Jadi tutup mulutmu dan aku akan membiarkanmu hidup"
Sasuke menyeringai, bandit kecil yang bodoh, "kau yakin kau takan tertangkap?" Sasuke memancing
"Tentara! Lari lari lari" suara Konohamaru menggema
"Sial, kau mengulur-ulur waktuku" umpat Hinata kesal, saat ia akan berbalik Sasuke menerjang ke atas kuda yang di naiki Hinata, membuat mereka berdua terhuyung dan jatuh
"Hinaaaaa" suara Gaara memanggilnya
"Pergilah, aku bisa mengurusnya" Hinata balas berteriak, tapi Gaara enggan mendengarnya ia melajukan kudanya menuju Hinata, "pergi aku bilang pergi, jangan sampai mereka menangkap kalian"
Dan saat itulah Sasuke memerangkapnya, tangan kiri Sasuke mengunci ke dua tangan Hinata sementara tangan kanannya menekan bahu gadis itu kuat. Hinata tak tinggal diam ia berontak, mencoba menendang, memukul, melakukan apapun yang ia bisa
"Kau itu sudah tertangkap sialan, jadi berhenti berontak" Hinata tetap melakukan gerakan untuk meloloskan diri, dan seketika ia tersadar yang ia hadapin bukan pria biasa bukan bangsawan biasa, cincin emas yang melingkat di jari tengah pemuda itu menjelaskan semuanya, cincin berlambangkan kerajaan yang hanya di pakai satu orang, calon penerus kepemimpinan negara ini, sang pangeran berandalan Uchiha Sasuke.
Mati matian Hinata berontak, akhirnya ia mengigit lengan kekar yang membelenggunya
"Aaaarrrrggghhhh" Sasuke berteriak melampiaskan kesakitannya, pegangannya longgar dan Hinata melerikan diri, namun Sasuke mengejar menangkap bahunya yang terluka mambuat Hinata memekik dan terjatuh kembali.
Kini ia benar-benar terperangkap, habis sudah riwayatnya Sasuke menyeringai penuh kemangan lalu membuat gerakan ingin membuka topeng Hinata, secepat kilat ia mencari akal hingga
*dugghh* "aarrghh" Sasuke kembali memekik mendapat tendangan telak pada daerah pangkal pahanya membuatnya tersungkur di tanah
"Sialan, hanya pecundang yang menggunakan cara seperti itu" umpat Sasuke
"Your Highnes anda baik-baik saja?" Seorang prajurit menghampirinya
"Tangkap mereka semua! -suara Sasuke menggelegar- terutama si peminpin aku ingin ia dalam keadaan hidup" titahnya
-naurovhy-
Hinata berlari ke arah kediamannya, nafasnya putus-putus lenganya seperti terbakar
"Hina hime apa yang terjadi pada anda?" Shizune bertanya khawatir
"Aku baik-baik saja, Gaara dan yang lain sudah sampai?"
"Belum, apa yang terjadi?"
"Kita tertangkap -mata Shizune melebar mendengarnya- buka pintu belakang dan siapkan makanan kita akan mendapatkan tamu" ujarnya
"Bahu anda terluka Hina-hime?"
"Aku bisa mengatasinya, bersikaplah biasa jangan sampai ada yang curiga"
"Baiklah"
Berusaha menenangkan diri, Hinata berniat mengunjungi kakeknya. Hinata menutup pintu perlahan, masuk dan berlutut di sisi ranjang kakeknya, menggengam tangan keriput itu dengan kedua tangannya. Ia meletakan kepalanya di tangan kakenya, berusaha tetap berani tapi lengannya terasa sangat nyeri dan ia memiliki firasat sesuatu yang buruk akan terjadi malam ini.
'Prince Sasuke, menawan, bagaikan penjelmaan malaikat' pikirnya
Raja dan ratu telah melahirkan seorang putra layaknya dewa dengan sosok yang tak bercela, senyuman yang semanis langit musim panas, dengan hati yang bejat dan pembangkang. Prince Sasuke the Rake, si bejat, adalah perayu tersohor. Flamboyan, dengan ucapan semanis madu dan tak perduli pada apapun.
Teriakan dari luar tiba-tiba membuyarkan lamunannya. Ia berlari keluar dengan detak jantung memburu. Dan begitu sampai nyawanya seakan lepas, kemudian ia merangsek maju dengan seruan lantang layaknya di medan pertempuran.
"Lepaskan mereka!"
"Lepaskan mereka kataku" Hinata berteriak "pergi dari tanahku"
"Tak secepat itu gadis kecil" seorang prajurit menjawab "mereka ini orang-orang jahat"
"Jangan ngawur, dia ini pandai besi di desa ini, dan mereka saudaranya. Kau pasti membuat kesalahan"
"Tidak ada kesalahan, Ma'am. Mereka adalah para perampok jalanan dan kami baru saja menangkap basah mereka"
"Itu mustahil" tukas Hinata
Seorang lelaki bermata abu-abu menghampiri Hinata "apakah anda tau alasan mereka menuju rumahmu ini?"
"Kami mempunyai jalan pintas melewati ladangnya" ujar Gaara
Sang kapten melirik ke arah Gaara tak percaya, kemudian kembali memandang Hinata
"Dan boleh saya tau siapa anda Miss?"
"Aku Lady Hyuuga Hinata, cucu dari Hyuuga Hiashi"
Lalu Sasuke muncul dengan kudanya.
"Dimana dia?" Tanyanya nyalang "aku menunggu" tanyanya dengan nada lembut yang berbahaya. Tetap tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
"Di mana dia?" Suara sang pangeran menggelegar
"Menghilang" kata Gaara sekenanya
"Ke mana?"
"Mana kutahu"
"Kalian berdua masukan mahluk-mahluk ini ke kereta dan bawa mereka ke penjara"
"Yang ini juga Your Highness?" Prajurit itu menunjuk Konohamaru
"Mereka semua! Masih kurang satu, si pemimpin penunggang bertopeng ia terluka di bahu kirinya kalau kalian menemukannya, kalian pasti menemukan emasku juga. Dan ngomong-ngomobg gentlement jika diantara kalian ada yang mencuri emas yang kalian temukan kalian akan bernasib sama dengan para pencuri ini. Pergi!"
"My lady tolong beritahu pada ibu saya apa yang terjadi" kata Gaara bersandiwara pada Hinata
"Jangan khawatir, semua ini adalah salah paham aku yakin esok kita bisa menyelesaikannya"
"Siapa kau?" Sang pangeran tiba-tiba bertanya
"Aku lady di rumah ini, dan aku juga bisa bertanya padamu hal yang sama"
"Kau tak tahu siapa aku?" Tanya Sasuke, ia tampak kaget
"Apakah kita pernah bertemu?"
Mata Sasuke menyipit memandangi Hinata seolah serangga, Hinata memasang wajah menantang karna penelusuran mata Sasuke yang luar biasa kasar dan kurang ajar.
"Dengan siapa aku berbicara? Apakah ada orang lain di rumah?"
"Madara? Lord, rajaku apakah itu kau?" Hiashi berteriak dari pintu rumah membuat kedua orang yang saling menatap itu menoleh.
"Tenang kawan" kata sang pangeran dengan pelan
"Mada? Kau! Lihatlah kau tak berubah bagaimana kau bisa tetap muda? Oh pasti karna darah kebangsawananmu. Masuklah dan minum sesuatu"
"Kakek keliru" Hinata menengahi "ini Prince Sasuke, cucu king Madara, ayo masuk kek, kakek bisa kedinginan"
"Tak apa, king Madara adalah kakekku sir, tapi apakah anda Colonel Hyuuga Hiashi, sahabat karibnya? Maukah anda bercerita tentangnya, aku tak terlalu mengenal beliau"
Dan perbincangan pun dimulai Hashi mendominasi pembicaraan, Sasuke mendengarkan dan Hinata sendiri berdoa semoga sang kakek berhenti menceritakan kebiasaannya pada pria ini. Hiashi bahkan bercerita tentang kemampuan Hinata berkuda serta keahliannya meracik mesiu. Membuat Hinata panik luar biasa.
Satu jam berlalu dan Sasuke pamit pulang, perkataan itu sungguh menjadi sumber oasis untuk Gadis indigo ini.
"Terima kasih atas kebaikan anda pada kakekku"
Sasuke menyeringai "Besok ulang tahunku" ungkapnya
"Oh! Semoga panjang umur Your Highness"
"Bukan, sebenarnya para sahabatku membuat pesta untuk merayakannya. Kuharap kau bisa datang"
"Aku?"
"Tentu saja kau harus datang. Tidak perlu memikirkan hal sepele, aku akan mengirimkan kereta untukmu, kau akan menjadi tamu kehormatanku"
"Apa?"
Sasuke memikirkan alasan yang tepat "aku ingin sekali mengenalmu lebih jauh Lady Hinata. Kau bisa berdansa?"
"Tidak"
"Tidak?" Beo Sasuke baiklah ia tidak mempan dengan ajakan untuk dansa. Sial!
"Kau suka musik?"
"Beberapa"
"Kau mau ini? -Sasuke mengeluarkan kotak papermint- aku suka ini, ini satu-satunya sifat burukku"
"Benarkah?" Sasuke mengamatinya saat Hinata mengambil papermint itu
"Kau Lady Hinata akan datang ke pestaku" ucapnya yakin
"Arigatou, tapi aku tak mungkin bisa ..."
"Bagaimana jika aku memaksa?"
"Kau baik sekali mau mengundangku, aku tau kau melakukan semua ini mungkin karna kasihan padaku, melihat keadaan tempat ini ... tapi kuyakinkan padamu Prince Sasuke, aku tak mungkin menghadiri pestamu, jika kau ingin sungguh-sungguh ingin membantuku, tolonglah agar anak kecil itu, Konohamaru tidak bermalam di penjara"
"Jika aku melakukan itu kau akan datang ke pestaku?"
"Sejujurnya aku tak tau bagaimana aku ..."
"Ssstttt, oke kita buat kesepakatan, aku akan mengirim kereta dan menjemputmu jam 6 sore, sampai bertemu besok malam My Lady"
"Sir, aku bilang tidak"
"Lady Hinata, tentunya kau tak akan menolak untuk sekedar berasenang-senang kan?"
Hinata melipat tangannya didada meredam amarahnya
"Dengan segala hormat, Your Highness. Teman-temanku baru saja di tangkap ini bukan waktunya bersenang-senang" ia berkata sengit
"Kau seharusnya tidak bergaul dengan para kriminal sayang, kesepakatan kita sudah final"
"Kubilang aku tak akan datang Sir, apa kau tuli?" Hinata berkata tajam
Memutuskan menyukai perlawanan gadis ini, Sasuke memegang cuping telinganya "maaf, kau bilang apa?"
"Bagaimana mungkin Your Highness memintaku untuk bertindak egois dengan memikirkan hiburan sementara teman-temanku mungkin akan digantung besok?"
Selalu dipuja dan digilai wanita sejak hari ia dilahirkan, Sasuke tak punya banyak pengalaman di tolak sehingga ia tak dapat menerimanya dengan baik
"Baiklah, ini luar biasa" kata Sasuke memandang Hinata satu tinjunya terkepal "baiklah My Lady, akan kulihat apa yang bisa kulakukan untuk anak itu besok. Selamat tinggal"
Beberapa langkah ia berjalan, Sasuke berhenti dan berbalik tiba-tiba. Hinata masih berdiri ditempatnya
"Kenapa tadi kau pura-pura tidak mengenalku?" Tanya Sasuke
"Untuk menurunkan sedikit keangkuhanmu" kata Hinata "kenapa kau menghabiskan waktumu disini untuk menemani kakekku, sementara kau begitu beetekad untuk menangkap seorang kriminal?"
"Karena My Lady" Sasuke berkata datar "ada kalanya melakukan kebaikan itu lebih baik dari pada memburu keadilan"
"Aku tersanjung bahwa kau mau membantuku, tapi sebaliknya aku yang akan membantumu"
"Membantuku? -Sasuke berkata dengan sarkasme- kuragukan itu"
"Lihatlah pembukuan kolektor pajak di daerah ini, Your Highness, dan kau akan melihat penjahat seaungguhnya yang masih bebas"
"Apa madaudmu Madam?"
"Kau akan lihat sendiri"
"Korupsi tidak berkembang di bawah kekuasaan ayahku"
"Katakan itu pada Yakushi Kabuto"
"Siapa itu?"
"Orang yang menaikan pajak ku setiap kali aku menolak untuk menikah dengannya"
Tbc
Finally mind to review?
