SCANDAL AND FAIRNESS
.
By: Kiyuchire
.
Naruto Belong Kishimoto Masashi
.
.
Prologue
.
.
Itadakimasu!
.
.
"Demi Kami-sama, aku bersumpah akan membalaskan dendam ibuku pada keluarga Uchiha! Meski itu berarti aku harus membunuh ayah kandungku sendiri!"
—JEGGERR!
Suara itu terus bergema. Meninggalkan belati tertancap di hati lemahnya. Ditemani suara rintikan hujan dan petir yang menggelegar, ia berusaha untuk tetap sadarkan diri. Diabaikannya kaki mungilnya yang sudah melemah, pun badan mungilnya yang telah mati mengigil.
Ia hanya menggenggam erat buku harian mendiang ibunya yang baru saja meninggal karena kelaparan. Ada banyak tulisan kebencian di sana yang tak sengaja dibaca olehnya.
Baginya, kenyataan memang selalu menyakitkan hatinya.
"Kau, anak wanita tadi, 'kan?"
Ia menoleh ke arah suara. Perlahan, ada sebuah perasaan aneh yang menjuluri setiap tubuhnya. Perasaan kegelapan yang selama ini tak pernah ia —gadis berumur 7 tahun itu rasakan.
Ia mulai terjatuh lemah. Namun, perasaan benci yang kuat memberikannya sedikit kekuatan.
"Salah satu kekuatan yang paling besar di dunia ini, ialah perasaan benci."
Ditepisnya kenyataan bahwa gadis sekecil ia tak pantas menerima perasaan hina tersebut. Namun, kenyataan telah membuat hati kecilnya tertutup rapat. Kenyataan memang selalu memberikan caranya sendiri untuk terkuak. Dan saat itu datang, justru hati gadis itu menjadi kelam layaknya langit malam itu. Dunia itu memang keras, 'kan?
"Nee, gadis kecil. Apa kau benar-benar menginginkan kekuatan kebencian itu? Bencilah sekuat yang kau bisa! Maka kau akan mendapatkannya."
Mata emerald mungilnya hanya memancarkan kilat keyakinan menatap mata kelam laki-laki berumur 15 tahunan tersebut. Laki-laki bermasker yang menutupi mulutnya dengan rambut biru dongker yang telah basah oleh ulah sang hujan.
Mata laki-laki itu hanya menyipit, menandakan bahwa ia tengah tersenyum di balik masker biru dongkernya.
"Kau telah memiliki kebencian yang cukup. Mulai sekarang, namamu adalah Haruno Sakura. Ikutlah denganku dan perkuatlah rasa bencimu."
Setelah mendengar kata-kata itu, gadis dengan surai sakura itu hanya terdiam. Matanya perlahan menutup dengan sendirinya, menyembunyikan beberapa kilatan yang akan menutup seluruh relung hatinya.
.
.
.
Bukankah, itu bagaimana kebencian bekerja?
.
.
.
Emerald-nya membuka dengan cepat. Sejenak, nafasnya terengah dibalik masker merah mudanya. Beberapa tetes keringat nampak jatuh melewati keningnya yang lebar. Tak luput, detak jantungnya yang berdetak dengan kecepatan abnormal.
"Tenanglah, baka! Sebentar lagi kau akan sampai!" ucapnya dalam hati menyentuh dada tempat sang jantung berdetak tak karuan.
Ia mengambil nafas panjang. Berharap hal tersebut dapat menenangkannya setelah mendapat mimpi buruk tersebut.
Bagaimana bisa ia mendapatkan mimpi itu disaat ia sedikit lagi sanggup membalaskan dendamnya? Apa ia merasakan takut?
Tidak.
Ia tidak boleh takut. Setidaknya, itulah yang ia pikirkan. Ia sudah membuang perasaan takut dan menggantinya dengan perasaan benci sepuluh tahun yang lalu. Bahkan, ia telah dibawa dan dilatih oleh Anbu. Dia tidak bisa mendapatkan perasaan takut tersebut.
"Haruno-sama, apa nona baik-baik saja?" ucap sebuah suara yang menyadarkan Sakura, nama sang pemilik emerald.
Sejenak, ia menatap gadis berumur 2 tahun di atasnya yang membuka tirai kereta kuda kecil. Lalu, ia memalingkan wajahnya keluar jendela kereta lagi.
"Aku baik-baik saja," jawabnya singkat di balik masker merah mudanya.
"Apa ada sesuatu yang bisa saya lakukan, Nona?" tanya gadis berambut merah itu lagi menatap lantai.
Sakura hanya memejamkan mata emerald-nya perlahan. Berusaha meraup kekuatan yang sempat hilang karena mimpi buruknya.
"Apa perjalanan menuju Konoha masih panjang?"
Setidaknya, ia sudah sampai sejauh ini. Tidak ada jalan kembali untuknya.
"Tidak. Kurang lebih tinggal 20 kilometer lagi, Nona," jawab perempuan itu masih menundukan kepalanya. Sakura hanya terdiam sejenak.
"Baiklah, kau bisa keluar sekarang. Panggil aku ketika kita sampai," ucapnya masih menatap keluar jendela.
Perempuan berambut merah tersebut hanya memajukan bibirnya tanda tak suka terhadap sikap sombong Sakura. Namun, apa yang bisa ia lakukan? Wanita dihadapannya adalah tamu spesial kerajaan, maka ia tidak pantas untuk berkata kasar membalas perilaku sombong Sakura. Menatap matanya pun tidak boleh, karena statusnya yang berada di bawah Sakura.
"Hey, Karin,"
Gadis berambut merah itu pun menoleh sedikit tak suka. Namun sebisa mungkin ia berusaha menekan dirinya dan tetap bersikap sopan.
"Namamu Karin, 'kan? Kau tidak perlu sesopan itu. Aku tahu kau tidak menyukaiku dan berusaha bersikap sopan karena status sosial. Sejujurnya, aku tidak begitu peduli dengan status sosial, jadi akan lebih baik kalau kau mengatakan apa yang tidak kau sukai,"
...atau mungkin perempuan itu telah salah menilai Sakura?
.
Sakura Haruno, di umurnya yang ke-17 tahun ia mendapatkan sebuah kehormatan untuk menjadi pelayan pribadi sekaligus guru bagi anak tunggal keluarga Uchiha yang notabene adalah keluarga kerajaan yang memimpin Konoha. Menjadi pelayan pribadi kerajaan tidaklah mudah, mereka harus memiliki reputasi baik di desanya, pula dengan kemampuan melindungi yang mahir. Apalagi menjadi guru keluarga kerajaan, kau harus memiliki pengetahuan luas melebihi keluarga kerajaan yang akan kau ajari. Kebetulan, anak tunggal keluarga Uchiha memiliki otak yang sangat jenius, jadi tidak mudah menemukan guru yang melebihinya di semua pelajaran. Baik etika, logika, bahkan pengetahuan sejarah.
Dan, Sakura Haruno merupakan perempuan pertama yang mendapatkan kehormatan tersebut.
.
Namun, tentu itu semua bukan tanpa sebab, 'kan? Ia sudah menunggu lama untuk hari di mana ia bisa dengan mudah meraih keluarga kerajaan.
Lalu menghancurkan dan memberikannya kepada Anbu yang notabene adalah perkumpulan yang berniat menghancurkan keluarga kerajaan Konoha.
Dengan begitu, dendam masa lalu Sakura dapat terlampiaskan.
.
.
.
"Uchiha-sama. Ini adalah guru yang akan mengajarimu,"
Sebisa mungkin Sakura menundukkan kepalanya. Walau ada sedikit perasaan muak karena harus bersikap sopan dengan adik kandung yang telah merenggut kebahagiaannya.
Uchiha Sasuke masih membelakangi mereka sejenak.
"Baiklah, bisa tinggalkan kami berdua untuk menguji pengetahuannya?" ucap Uchiha Sasuke dan pelayan yang membawa Sakura hanya mengangguk pelan dan keluar meninggalkan ruangan pribadi Sasuke.
.
"Namaku Sakura Haruno, Aku datang dari Suna, ibumu memintaku untuk mengajarimu berbagai hal," ucap Sakura seraya menundukan kepala dan tubuhnya.
Sasuke membalikkan tubuhnya sejenak. Sejenak, Onyx-nya nampak terkejut dengan warna pink yang terkuncir kuda menghiasi kepala Sakura.
"Namamu seperti perempuan. Angkat kepalamu dan tatap aku sekarang," ucap Sasuke.
Sakura hanya menurut. Ia langsung dengan sigap menatap Uchiha Sasuke dengan dalam. Sebisa mungkin ia mencoba untuk menyembunyikan siratan kebenciannya agar tak terbaca oleh onyx kelam Sasuke.
"Maaf, tapi aku memang perempuan, Uchiha-sama," jawab Sakura tetap menatap mata Sasuke.
Onyx Sasuke melebar melihat emerald yang seolah menenggelamkannya. Ada sesuatu yang membuatnya tak bisa lepas dari jeratan hijau tersebut. Ada perasaan aneh yang menjuluri isi hatinya. Sebisa mungkin, ia menepisnya.
"Buka maskermu, aku ingin melihat wajahmu," ucap Sasuke mulai memajukan tubuhnya mendekati Sakura.
Sejenak, Sakura memasang wajah seolah berpikir, namun ia memilih untuk tidak berpikir terlalu lama.
Sakura hanya menurut dan membuka masker merah muda yang menutupi hidung, bibir, dan wajahnya.
Maka, terlihatlah wajah Sakura dengan bibir merah dan pipi seputih porselin serta hidung yang tak terlalu mancung tetapi pas untuk porsi wajahnya.
Sasuke terkesima sejenak, namun sebisa mungkin ia menahan ekspresinya.
"Kau memiliki wajah yang terlalu manis untuk ukuran seorang pengawal. Lantas, mengapa kau menutupinya?" tanya Uchiha Sasuke mulai mengalihkan pandangannya ke arah lain. Sebisa mungkin, ia ingin menghindari bertatap mata dengan emerald yang membuatnya merasakan perasaan aneh. Pasalnya, ini pertama kalinya ia melihat perempuan menjadi seorang pengawal pun guru. Apalagi, ia memiliki wajah yang terbilang mendekati sempurna.
Sakura hanya tersenyum tipis.
"Karena, seseorang telah mengajari saya untuk menyembunyikan jati diri saya yang sebenarnya. Ditambah, saya harus bisa menyembunyikan wajah saya untuk melindungi diri saya. Namun, apabila Yang Mulia yang meminta untuk melihatnya, maka saya tak bisa menolak."
Sasuke hanya terdiam sejenak. Entah mengapa, ia merasakan sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa dirinya pernah melihat wajah gadis itu, entah dimana.
Tiba-tiba Sasuke pun memutar tubuhnya dan berjalan mendekati Sakura. Sakura hanya terdiam di tempat dan menatap onyx kelam Sasuke.
"Baiklah, mari kita uji coba kemampuan apa yang membuatmu bisa masuk ke kamarku."
...dan, kisah ini telah dimulai.
.
.
.
Sakura Haruno berumur 17 tahun. Ia telah hidup menderita sejak kecil sampai umur 7 tahun saat seseorang bermasker biru dongker menyelamatkannya. Ia telah memupuk banyak rasa dendam setelah kematian ibunya dan mendapati sebuah kenyataan.
Kenyataan bahwa ia dan ibunya lah yang seharusnya mendapatkan posisi mewah Uchiha Mikoto dan Uchiha Sasuke. Namun, Uchiha Mikoto yang merupakan selir Uchiha Fugaku mengaku hamil anak Fugaku saat Mebuki —ibu Sakura sedang memasuki masa kandungan 3 bulan.
Mau tidak mau, Fugaku menikahi Mikoto secara tersembunyi dan menunggu kelahiran kedua bayinya. Namun, saat Sakura lahir dengan jenis kelamin perempuan dan 3 bulan kemudian Sasuke lahir dengan jenis kelamin laki-laki, kerajaan memutuskan untuk membuang Mebuki pun Sakura karena dianggap anak laki-lakilah yang pantas untuk mendapatkan perlakuan kerajaan. Dan kerajaan yang tidak bisa mentolelir adanya perselingkuhan apalagi poligami, terpaksa memutar balikan fakta menjadikan Mikoto sebagai istri sah Uchiha Fugaku sedangkan Mebuki hanyalah pelayan kerajaan yang telah berbohong mengandung anak Fugaku.
Hukum kerajaan yang keras telah membuat Sakura dan ibunya hidup menderita setelahnya karena cemooh dari mulut ke mulut penduduk sekitar mereka yang tidak tahu bahwa pihak keluarga Sakuralah yang telah tersiksa.
.
.
.
Dan, itulah bagaimana kisah mereka dimulai. Antara Uchiha Sasuke sang pewaris tahta, dan Haruno Sakura yang berniat menjatuhkan kerajaan setelah menerima tugas khusus dari Doujou Anbu. Doujou Anbu memang adalah sebuah doujou misterius yang dikenal menghasilkan samurai dan guru hebat untuk kerajaan. Namun, siapa yang akan sangka bahwa doujou itu sendiri merupakan sekumpulan orang yang membenci ketidakadilan yang ada pada sistem pemerintahan kerajaan pada masa itu?
Dunia ini keras. Apabila kau tidak menjadi keras, bagaimana kau bisa menghadapi kerasnya dunia?
Kisah ini pun, telah di mulai
To Be Continue
.
A/N:
Kiyuchire: Saya tak tahu harus berkata apa. tapi percayalah, akan banyak kejutan dari fic ini :) Kalau ada yang tanya ini incest atau bukan. Jawaban saya adalah tidak. Nah, hayooo coba tebak apa yang ada dalam pikiran saya tentang kisah ini?
Oh ya, ini diketik dan dipublish lewat ponsel. Apa jadinya cacat? Maaf kalau ya...
Kalian udah baca ampe titik ini, 'kan? Mau review kan? hehehe :D
