Bet That I Lose
It's BTS fanfic | TaeGi | Twoshot! | fluffy af | do not plagarism | this story copyright © WithYoongi
.
.
.
.
.
.
Pagi itu, tepatnya di kelas XI-A, Jimin tengah menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Punggungnya ia sandarkan pada bangkunya dan matanya menatap malas ke arah temannya yang tengah memainkan PSP keluaran baru itu. Perlu di ingatkan, PSP itu milik Jimin. Sekali lagi, milik JIMIN dan temannya itu tanpa berperikemanusiaan meminjamnya dari kemarin hingga sekarang. Jimin bahkan belum memainkannya.
Jimin mendengus kesal lalu menegakkan tubuhnya. "sudah selesai mainnya?" tanyanya.
Taehyung ㅡtemannyaㅡ menggeleng tetapi pandangan matanya masih terfokus pada layar PSPnya itu. Jimin memutar bola matanya lalu dengan pergerakan yang cepat ia mengambil PSP itu dari tangan Taehyung.
"hey! Apa yang kau lalukan? Aku harus menaikkan levelku!" Taehyung baru ingin mengambil kembali PSP Jimin, tapi Jimin sudah lebih dulu menaruhnya ke dalam tasnya.
"apa yang kulakukan? Tentu saja mengambil PSP milikku, Kim Taehyung!" Jimin membalas dengan penekanan di akhir katanya.
"aku baru membelinya kemarin, dan kau langsung meminjamnya. Untungnya saja aku ini orang yang baik jadi kupinjamkan padamu,"
Sekarang Taehyung yang memutar bola matanya.
"huh, dan untungnya kau sahabatku, Kim-Tae."
"ya, ya, ya, kau memang sangat baik. Itu berarti aku boleh meminjammya lagi?"
TAK!
"tidak! Tidak akan pernah!"
Taehyung mendengus kesal sambil mengelus kepalanya yang mendapat jitakan dari Jimin. Jimin yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya lalu matanya terpaku pada seorang lelaki berkacamata yang baru memasuki kelasnya. Rambutnya acak-acakan, seperti tidak pernah keramas atau semacamnya. Tetapi seragamnya sangat rapi. Lelaki itu bernama Min Yoongi, teman sekelasnya.
Lalu pandangan Jimin beralih pada Taehyung. Penampilan play-boy yang melekat di wajahnya. Seragamnya ia lepas semua kancingnya, menampilkan kaus hitam bergambar tengkorak di dalamnya. Rambutnya yang tidak tertata rapi, serta tindikan di telinganya.
Tiba-tiba ide gila terlintas di otak Jimin. Ia tersenyum misterius lalu mengambil PSPnya.
.
"hei, kau mau PSPku?"
Mendengar tawaran dari Jimin membuat Taehyung menatapnya. Ia tertarik tapi merasa curiga juga. Tadi Jimin marah-marah sekarang ia malah menawarkan PSPnya. Dan Taehyung tahu Jimin itu bukan orang yang dengan mudahnya memberi sebuah barang yang bahkan belum pernah ia sentuh. Pasti Jimin akan memberinya tantangan.
"ayolah Park Jimin, aku sedang tidak mood untuk bertaruh."
Jimin tertawa keras. Rupanya Taehyung tahu apa yang Jimin pikirkan.
"kenapa? Bukankah itu sebuah keuntungan untukmu? Kau belum pernah kalah jika bertaruh padaku 'kan?" Jimin bertanya sambil menaik turunkan alisnya.
Taehyung mendengus. Ia melirik Jimin lalu melirik PSPnya. Jimin lalu PSPnya. Dan ia mengulang itu beberapa kali. Taehyung menghela nafasnya lalu mengangguk pelan.
Jimin tersenyum melihat Taehyung mengangguk. Sepertinya taruhan ini akan sangat menyenangkan.
.
.
.
.
"uhukㅡ APA KAU BILANG?!"
Jimin menutup telinganya mendengar teriakan nyaring Taehyung. Ia menatap Taehyung yang sedang meminum dengan tergesa air mineralnya karena ia tersedak makanannya. Mereka sedang berada di kantin sekarang, dan Jimin baru memberi tahu bahan untuk taruhan mereka dan seketika Taehyung tersedak mendengarnya.
"kau gila Park?! Kenapa harus si kutu buku itu?! Kenapa harus.. Min Yoongi?!" Taehyung bertanya dengan heboh tapi ia mengecilkan suaranya dan mencodongkan tubuhnya pada Jimin yang duduk di hadapannya.
Jimin mengangkat kedua bahunya. "tidak tahu. Tiba-tiba ide itu terlintas begitu saja. Jangan salahkan aku, oke? Salahkan saja otakku ini." Jimin mengambil beberapa lembar potongan daging untuk ia masukan ke dalam mulutnya.
Taehyung mendelik ke arah Jimin lalu menatapnya tidak suka. Jimin balas menatap Taehyung tidak suka.
"kalau kau kalah, kau harus memberikan semua koleksi komikmu." ucap Jimin dengan santai.
Taehyung jadi gemas sendiri, ia berdiri lalu menjitak kepala Jimin dan menatap Jimin yang sedang meringis itu tanpa dosa.
"dengar ya Park, aku ini selalu menang. Aku tidak akan kalah. Hanya mendapatkan hati si kutu buku itu adalah hal yang mudah. Dan ucapkan selamat tinggal pada PSPmu itu."
Jimin menggelengkan kepalanya menatap Taehyung yang sedang menyilangkan kedua lengannya dengan sombong. Diam-diam Jimin juga takut jika Taehyung menang. Membayangkan PSP keluaran terbaru yang ia beli dengan uang tabungannya itu berada di tangan orang yang salah ㅡTaehyung. Membayangkannya saja sudah menyeramkan, apa lagi menjadi kenyataan.
Ukh.. Sepertinya Jimin harus benar-benar mengatakan selamat tinggal pada PSPnya, ya?
.
"oke! Sekarang aku harus segera memulai misiku! Selamat tinggal Park-Bodoh~"
Jimin yang melihat Taehyung sudah mengambil ancang-ancang untuk berjalan segera menghentikannya.
"kau mau kemana?"
Taehyung memutar bola matanya. "ke perpustakaan. Bukankah di sana singgasana Min Yoongi?"
Sekarang Jimin yang memutar bola matanya. "baiklah, sana pergi. Dan ingat Kim-Alien, aku hanya memberimu dua minggu."
.
.
.
.
Yoongi menghentikan langkahnya saat melihat seorang lelaki tengah duduk di tempat favoritnya. Yoongi mengerutkan dahinya, dia tidak pernah melihat lelaki popular itu di perpustakaan seperti ini. Tapi Yoongi mengabaikannya dan langsung berjalan menuju tempat duduk favoritnya, duduk di hadapan lelaki itu yang tengah membaca.. Komik?
.
Taehyung yang menyadari Yoongi duduk di hadapannya langsung menutup komiknya. Taehyung kaget juga, ternyata semudah ini menemui Yoongi.
"ah! Min Yoongi, kebetulan sekali!" Taehyung berseru heboh yang membuat Yoongi menatapnya kaget.
Yoongi membetulkan letak kacamatanya yang mulai turun. "tolong jangan berisik, ini perpustakaan." lalu kembali membaca bukunya.
Taehyung hanya bisa ber-jaw dropping ria. Huh, dia tidak tahu jika Yoongi orang yang dingin. Taehyung menutup mulutnya lalu berdehem lumayan kencang membuat Yoongi memincingkan matanya ke arah Taehyung.
"dengar dulu, oke? Aku ke sini dengan tujuan yang baik, tenang saja." Taehyung berbicara dengan mengecilkan suaranya. Yoongi yang mendengar penjelasan Taehyung hanya menatapnya dengan pandangan datar, membiarkan Taehyung melanjutkan bicaranya.
"jadi begini, ehm.. Kau tahu bukan aku mendapat nilai jelek pada pelajaran matematika tadi?"
Yoongi mengangguk. Tentu saja dia tahu, mereka 'kan sekelas.
"dan aku harus segera melaksanakan remedialku minggu depan. Aku hanya ingin memintamu untuk mengajariku karena kau itu orang yang pintar dan selalu mendapat nilai bagus di setiap pelajaran. Jadi, ya... Kau bisa membantuku 'kan?"
Taehyung menatap Yoongi dengan pandangan memohon, ia bahkan melipat kedua tangannya di depan dada. Dan Yoongi tidak sejahat wajah dinginnya, jika ada yang meminta tolong padanya ia pasti dengan senang hati menolongnya. Walaupun Yoongi sendiri masih bingung kenapa Taehyung yang notabene popular dan mempunyai banyak teman itu malah meminta bantuannya, bukan pada temannya.
.
"baiklahㅡ"
"yeah! Bagus! Kalau begitu kita mulai belajar besok, ya? Aku akan menunggumu di sini setiap pulang sekolah."
Yoongi sudah membuka mulutnya untuk berbicara, tapi Taehyung langsung pergi meninggalkannya.
"Adios!" Taehyung berseru ceria dan mendapati tatapan tajam dari seisi ruangan perpustakaan.
Yoongi menghela nafasnya lalu kembali membaca bukunya. Sepertinya besok akan menjadi hari yang panjang.
.
.
.
.
Taehyung mengerang frustasi. Ia tidak tahu jika Yoongi akan memberinya banyak soal seperti ini.
Taehyung baru sampai di perpustakaan tadi dan mendapati Yoongi yang sudah duduk di tempat favoritnya dengan banyak buku menumpuk di atas meja.
Taehyung baru saja duduk dan ia langsung di suguhi oleh lembaran soal yang di tulis tangan oleh Yoongi.
Geez, apa ia tidak bisa mengajarinya perlahan terlebih dahulu?
.
"kenapa belum dikerjakan?"
Taehyung mendongak menatap Yoongi yang sedang menatapnya dengan menopangkan dagunya di atas punggung tangannya. Taehyung mengerang lalu mengacak rambutnya frustasi.
"kau tahu? Ini terlalu banyak." Taehyung hampir saja ingin meremas lembaran itu dan membuangnya ke tempat sampah.
.
Dan Taehyung terpaku untuk sesaat. Karena, untuk pertama kalinya ia melihat seorang Min Yoongi tersenyum ke arahnya!
Astaga, Taehyung tidak pernah tahu jika senyumannya itu sangat manis.
.
"kau seharusnya mencoba untuk mengerjakannya dahulu. Kalau tidak bisa, kau bisa menanyakan rumusnya padaku,"
Taehyung masih terpaku.
Oh tidak, ini tidak baik.
.
"nah, sekarang kau coba untuk kerjakan soal pertama. Aku membuatnya dengan mudah agar kau bisa mengerjakannya dan paham untuk nomor kedua."
Masih, Taehyung masih terpaku. Bahkan mulutnya sedikit terbuka.
Yoongi menyadari ia tidak mendapat respon dari Taehyung. Jadi ia menatap Taehyung ㅡyang masih terpakuㅡ lalu mengibaskan tangannya di depan wajah Taehyung.
"hey, kau masih hidup 'kan?"
Taehyung segera tersadar dari lamunannya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali lalu mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Yoongi.
"te- tentu saja aku masih hidup. Kau ingin aku cepat mati, ya?"
Yoongi terdiam ㅡatau lebih tepatnya menahan tawanyaㅡ mendengar jawaban dari Taehyung. Sungguh, lelaki di hadapannya ini sangat unik.
"ya, ya terserah. Cepat kau kerjakan soal itu. Sudah hampir sore."
.
.
.
"dari lima belas soal ini, kau hanya salah lima."
Yoongi menyerahkan lembaran itu pada Taehyung. Mata Taehyung membesar dan berbinar, sangat senang saat tau ia hanya salah lima.
Hey, itu lumayan.
"aku sudah menuliskan rumus pada soal yang salah, langsung saja subsitusikan ke soalnya, " Yoongi membetulkan letak kacamatanya. Taehyung mengangguk.
Yoongi lalu menatap Taehyung. "kau lumayan pintar juga."
Uhuk
Taehyung tersedak ludahnya sendiri. Rasanya sakit saat Yoongi berkata seperti itu. Padahal ada pemuda yang mengaku sahabatnya yang bernama Jimin yang lebih bodoh darinya.
"mungkin itu bakat terpendamku." Taehyung berucap pelan. Masih sakit hati.
Yoongi memutar bola matanya. Ia lalu mengambil tasnya dan berdiri dari duduknya.
"ayo kita pulang. Sudah sore dan hanya tinggal kita berdua di siㅡ"
.
"Yoongi? Kau belum pulang?"
Yoongi maupun Taehyung menoleh ke sumber suara. Taehyung dapat melihat Yoongi sedikit kaget melihat pemuda tinggi itu. Tapi beberapa detik kemudian Yoongi tersenyum.
Senyum yang sangat manis..
.. Tapi bukan untuk dirinya
Ukh, entah kenapa Taehyung jadi kesal.
.
Taehyung mengenal orang itu sebenarnya. Siapa yang tidak kenal dengannya? Pemuda yang lebih tua satu tahun dari mereka. Tubuhnya tinggi juga berwajah tampan dan memegang jabatan ketua osis. Senyumnya juga menawan. Namanyaㅡ
"Seokjin-hyung? Kenapa masih di sini?"
ㅡya, itu dia namanya.
Pemuda yang dipanggil Seokjin itu terkekeh lalu ia menghampiri Yoongi. Sedangkan Taehyung masih terduduk dengan mulut yang sedikit terbuka. Memasang wajah blank-nya.
"aku lupa meminjam buku referensi. Dan kau sedang apa di sini?" Seokjin menaikan satu alisnya. "Berdua?" lanjutnya.
Taehyung yang mengerti ia sudah masuk ke dalam pembicaraan menutup mulutnya terlebih dahulu lalu berdiri. Ia membungkuk dengan sopan.
"halo sunbae-nim, namaku Kim Taehyung, aku adalah murid barunya Min Yoongi."
Taehyung berusaha tersenyum seperti senyuman anehnya itu. Tapi entah kenapa ia menjadi iritasi hanya dengan melihat wajahnya saja.
Oke, itu berlebihan.
.
"murid baru?" Seokjin terkekeh lalu ia menatap Yoongi. Seokjin mengacak rambut Yoongi dengan gemas, sedangkan sang empu hanya memutar bola matanya.
Apa-apaan Kim Seokjin ini? Kenapa mereka begitu akrab? Kenapa Yoongi diam saja diperlakukan seperti itu? Kenapaㅡ
Oh, jangan-jangan Kim Seokjin ini pacarnya Yoongi, ya?!
Heol..
.
"dia hanya memerlukan bantuanku karena nilainya yang jelek." Yoongi menjelaskan secara detail.
"oh begitu," Seokjin lalu menatap Taehyung sambil tersenyum.
Dan bagi Taehyung senyuman itu seakan berkata kasihan-sekali-kau-mendapat-nilai-jelek. Atau seakan berkata masih-ada-saja-orang-bodoh-sepertimu.
Taehyung jadi ingin mencakar wajah tampan itu.
Taehyung baper ceritanya.
.
.
.
.
"sudah kubilang aku bisa pulang sendiri. Kenapa kau mengikuti terus?"
Taehyung yang berada di sebelah Yoongi hanya bisa menyengir. Sedangkan Yoongi memutar kedua bola matanya. Matanya sudah sakit melihat cengiran Taehyung seharian ini, tapi ia tidak bohong jika ia merasa cengirannya itu sangat menggemaskan.
"aku hanya ingin tahu dimana rumahmu, apa itu salah? Lagi pula arah ke rumahku juga sama denganmu." Yoongi hanya mendengus mendengar jawaban Taehyung.
Mereka terdiam untuk beberapa saat, sebenarnya hanya Yoongi yang diam, Taehyung sedari tadi sudah menanyakannya Yoongi banyak hal. Tapi hari ini Yoongi hanya sedang malas berbicara. Sampai pertanyaan Taehyung berhasil membuat suara Yoongi keluar dari tenggorokannya.
"ah iya! Kau itu pacarnya Kim Seokjin sunbae, ya?"
"apa?! Tentu saja tidak."
Dan Taehyung tidak pernah merasa sesenang ini mendengar jawaban dari Yoongi. Ia berhenti berjalan dan melakukan tarian anehnya. Sedangkan Yoongi hanya terdiam menatap Taehyung.
"kalau begitu, Kim Seokjin itu siapamu? Kalian terlihat akrab. Apa itu kakakmu? Ah, tapi marga kalian berbeda. Atau itu kakak tirimu? Atau mungkin diaㅡ"
"sepupuku."
Taehyung sekali lagi melakukan tarian anehnya dengan senyum menghiasi wajahnya. Yoongi yang sudah kesal, berjalan duluan meninggalkan Taehyung di belakangnya.
.
.
"uwoo! Ternyata rumah kita bersebelahan! Kenapa aku tidak pernah menyadarinya?"
Yoongi memutar bola matanya. Taehyung di sebelahnya sedang melompat tidak jelas dengan cengiran yang semakin didengar semakin membuat suara aneh ditelinga Yoongi. Ia tidak tahu pasti, mungkin Yoongi harus mengorek kupingnya nanti.
"aku duluan." Yoongi baru saja selangkah berjalan, tangannya hampir memegangi pagar rumahnya. Tapi tangan besar Taehyung mengambil kacamatanya dan menutup matanya dari belakang lalu mendorong kepalanya ke bahu Taehyung.
"h-hei! Apa-apaan ini?! Lepaskan tanganmu!"
Tidak tahu kenapa pipi Yoongi memanas sekarang. Masalahnya, nafas Taehyung menerpa langsung ke sisi lehernya, dan itu adalah bagian sensitif Yoongi. Ia bergidik kegelian lalu dengan susah payah melepaskan tangan Taehyung dari matanya.
"yak! Lepaskan tanganmu sekarang! Dan kembalikan kacamataku! Cepat! Atau ku adukan pada ibuku, hei aku bisa berteriak dari sini. Yak! Kim Taehyung cepat leㅡ"
.
"akhirnya kau menyebut namaku juga."
Yoongi berhenti memberontak. Ugh sial, kenapa lelaki tinggi ini malah membuat Yoongi berdebar dengan perkataannya itu. Dan sialnya lagi, wajah Yoongi makin tersipu.
Taehyung tersenyum lembut ketika melihat wajah memerah Yoongi. Entah kenapa, Taehyung merasa Yoongi sangat manis, membuatnya gemas saja. Taehyung lalu melepaskan tangannya dari mata Yoongi. Dapat Taehyung lihat Yoongi masih membeku ditempatnya, membuat Taehyung terkekeh.
Taehyung mendekatkan bibirnya di telinga Yoongi. "namaku terdengar bagus jika kau yang memanggilnya."
Wajah Yoongi semakin memerah. Dan dengan satu kedipan Yoongi langsung tersadar lalu ia membalikan tubuhnya menghadapap Taehyung. Tangannya terangkat lalu dengan gerakan cepat ia menjambak rambut Taehyung.
.
"dasar mesum! Ce-cepat pulang kerumahmu!"
"a-aduh, aku tidak mesum 'kok."
.
.
.
.
.
To Be Continue
.
.
.
Hehehe.. bawa taegi lagi *emot canggung*
Ini cuma twoshot ko, jadinya ga bakal makan waktu lama. Itung-itung ini sampingan yang nungguin kelanjutan ETIN
Gimana? bagus ga? atau gausah dilanjut aja? di delete aja ya? btw, kalo mau lanjut, aku akan lanjut tapi harus ada respon dari kalian ;) so, review please?
With Love,
WithYoongi
Muah~
