Toshitte? Toshitte-yo Sakura?

Pair: SasuSaku

DLDR

-CHAPTER 1-

...

...

...

Mata Onyx si bungsu Uchiha terus melihat kedepan dengan pandangan kosong. Dia bosan. Pelayan dan pelanggan berjalan berlalu-lalang di matanya. Dia melirik ke kirinya, anikinya sedang berkutat dengan iPhone4snya. Ke kanannya, terlihat kedua orang tuanya sedang berbincang-bincang. Dia menghela nafas.

Terdengar pula helaan nafas ibunya, "Mereka, lama ya." ucap Mikoto. Tangan lembutnya mengusap kepala si bungsu Uchiha, tersenyum lembut, "Sasuke sayang, bosan ya?" tanyanya. Sasuke diam.

Fugaku Uchiha-kepala keluarga Uchiha- mengeluarkan iPhone4snya, menatap iPhonenya, "Apa aku menelepon mereka saja ya?" tanya Fugaku entah kesiapa.

Kepala Itachi menoleh ketika terdengar suara seseorang yang sedang menarik nafas dan menghembusnya dengan buru-buru. Disusul pula dengan yang lain. "Ibiki?" gumam Mikoto. Ibiki, supir dari keluarga Uchiha, dengan terburu-buru dia mendekati meja makan yang ditempati keluarga Uchiha.

"Nyonya, Tuan," nafas Ibiki terputus-putus, wajahnya tersirat kepanikan dan kekhawatiran. Matanya menatap Itachi kemudian berhenti ke Sasuke, "Tuan muda. Ke... keluarga Haruno." Ibiki meneguk ludahnya.

"Kecelakaan..."

^^...^^

*hosh hosh*

Suara nafas yang terngos-ngosan itu terdengar dengan jelas, milik dari keluarga Uchiha. Kaki mereka dengan cepat membawa mereka ke ruangan operasi, lampu led operasi berwarna merah nyala terang-terang.

Mikoto berhenti dan meletakkan kedua tangannya ke dada, "Ya ampun," air mata sudah berkumpul di kantung mata. Fugaku menatap pintu operasi dengan gusar, kemudian dia membalik badannya dan dengan perlahan menarik istri nya ke pelukan. Membelainya dengan lembut.

Sasuke dan Itachi terdiam disana. Tidak ada yang bisa mereka lakukan kecuali mendoakan keluarga Haruno selamat. Terutama...

Sakura Haruno.

"Sakura. Dia akan baik-baik saja kan?" tanya si bungsu Sasuke yang baru berumur 11tahun ke kakaknya. Itachi tidak dapat memberi jawaban kecuali kedua alisnya yang bertaut. Dia menghela nafas, kemudian menepuk bahu Sasuke. "Pasti."

^^...^^

Dua setengah jam telah berlalu. Keluarga Uchiha masih setia duduk di kursi yang tersedia sambil berdoa. Lama, mereka benci menunggu, apalagi menunggu di keadaan yang panik ini.

"Kenapa lama sekali?" tanya Mikoto dengan bibir yang bergetar-getar. Si sulung Uchiha yang berumur 13tahun ini memeluk ibunya, "Mereka pasti akan baik-baik saja" kata Itachi dengan kalem. Sasuke yang satu-satunya berdiri, kedua matanya menatap ke arah pintu operasi itu. Kedua tangannya terkepal kuat, 'Lama!'

Sreeettt

Pintu operasi dengan otomatis tergeser, dan keluarlah lima dokter dari sana. Fugaku dan Mikoto segera mendekati salah satu dokter itu dan menanya. Dokter itu menggeleng kepalanya, dan menghela nafas putus asa. Mikoto menutupi mulutnya, air matanya sudah tidak dapat ditahan lagi. Dia mengguncang-guncang bahu dokter tersebut, "Dokter, kumohon. Coba menyelamatkan mereka lagi! Kamu pasti bisa! Berapa besar biayanya aku pasti dapat membayarnya. Kumohon!" Mikoto terus berteriak kalimat itu. Fugaku dengan sabar menarik tangan Mikoto dari bahu dokter tersebut, kemudian memeluk Mikoto kuat-kuat.

Teman baik mereka. Teman baik yang sudah bertahan lebih dari 20tahun. Telah tiada.

"Tetapi," Fugaku menatap dokter tersebut, tangannya yang kekar masih memeluk Mikoto yang nangis dengan sangat sedih.

"Anak mereka selamat," Keluarga Uchiha tersentak. Sasuke dan Itachi menghela nafas lega didalam hati mereka. Sakura, dia selamat.

Mikoto menatap dokter itu, "Sakura selamat?" dia tersenyum dengan lirih. Dokter itu mengangguk kepalanya, "Anak tersebut kita berhasil menyelamatkannya. Sekarang dia diantar ke UGD. Kepalanya terbentur sangat kuat, tetapi luka dibadannya sangat serius, kaca-kaca menembus kulit-kulitnya. Untung saja, anak itu masih sempat diselamatkan,"

Mikoto dan Fugaku membungkukkan badan mereka sambil mengucapkan terima kasih berulang-ulang. Sasuke dan Itachi yang berada di samping mereka juga ikutan. Dokter itu tersenyum kecil, mungkin karena sudah lelah, pergi melewati mereka.

Mikoto menutupi wajahnya yang lelah itu, "Syukurlah! Hanya Sakura yang selamat sudah bagus. Syukurlah," ucapnya.

"Sakura selamat," Sasuke tertawa kecil, dia sendiri juga panik ketika terdengar dokter tsb mengatakan keluarga Haruno telah tiada, air matanya dan Itachi sudah berkumpul di kantung mata. dia menghapuskan air matanya, "Bagus." Itachi tersenyum lembut dan mengusap-ngusap punggung kecil adiknya itu.

Dari ruang operasi, dua tempat tidur rumah sakit yang beroda didorong keluar oleh suster-suster. Mikoto dengan cepat mendekatinya. Tubuh yang ditutup dengan seprei putih dari kaki ke ujung kepala. Mikoto dengan tangannya yang bergetar hebat itu menurunkan seprei putih sampai leher.

Air mata Mikoto jatuh, dia menatap sahabatnya itu kasihan. "Yui," dia mengusap rambut berwrna merah jambu itu. "Sakura selamat, tapi... aku juga sedih karena aku akan kehilangan kamu," Mikoto menghapus air matanya, tetapi air matanya terus keluar.

"Aku akan menjaga Sakura. Tenang saja, aku akan menjaga Sakura seperti anak kusendiri. Sakura tidak akan kutinggalkan" kata Mikoto yang terus mengusap rambut ibu dari Sakura Haruno.

Fugaku menatap wajah lelaki yang sudah sangat pucat itu, dia menutup matanya dan menghela nafas. "Satsuki, sayang sekali," air mata Fugaku sudah tidak dapat ditahan lagi akhirnya keluar, "kamu sudah harus meninggalkan dunia ini. Kenapa hah? Kenapa?!" bentak Fugaku ke tubuh yang sudah tidak bernyawa itu.

"Otou-san" panggil Itachi. Fugaku menenangkan dirinya, tangannya yang terkepal ditempelnya ke pipi yang dingin itu. Meninjunya dengan sangat pelan, seperti takut tubuh itu akan terbangun dari tidurnya yang sudah pasti tidak akan bangun lagi. "Aku akan menjaga Sakura, tenang saja. Kamu, pergilah dengan tenang."

Fugaku membalikkan badannya kemudian menarik istrinya dari tempat tidur tersebut, membiarkan suster mendorong tempat tidur itu ke ruang mayat. Istrinya yang nangis sejadi-jadinya terus meneriaki nama kedua suami istri Haruno itu. "Satsukiiii, Yuiiii!"

Mikoto menumpah kesedihannya ke dada bidang Fugaku dan terus memukul lengan Fugaku dengan tenaga yang tersisa. Sasuke dan Itachi hanya bisa terdiam menatap orang tua mereka yang sudah kehilangan orang-orang kesayangan mereka. Dalam hati mereka dua juga sangat sedih telah perginya Satsuki Haruno dan Yui Haruno, yang sudah mereka anggap orang tua mereka kedua.

^^...^^

Sasuke bersandar di pohon tersebut sambil menatap kebawah dengan tatapan kosong, tangan kanannya terus sibuk memain yoyonya. Di lemparnya kebawah, kemudian sendiri ditangkapnya, lagi dan lagi.

Karin, Juugo, dan Suigetsu menatap Sasuke khawatir. "Sakura, dia belum sadar sampai sekarang?" tanya Karin pelan. Sasuke tidak menghentikan kegiatannya, dia hanya menggeleng kepalanya. Suigetsu senyum dan merangkul Sasuke, membuat Sasuke berhenti memainkan yoyonya. "Jangan sedih lagi, dia gadis yang kuat!" Suigetsu mengedip sebelah matanya dan mengacungkan jempolnya. "Suatu saat, tidak lama lagi, Sakura pasti akan bangun!" kata Suigetsu. Sasuke memejam matanya dan merasakan angin menembus kulitnya yang pucat.

"Sudahlah, balik ke kelas yuk. 5menit lagi bel," kata Juugo yang semenjak tadi diam saja. Suigetsu yang merangkul Sasuke menariknya Sasuke agar menggerakkan kakinya untuk berjalan. Karin yang jalan di sebelah Suigetsu menatap Sasuke dengan khawatir.

Semenjak kecelakaan yang menimpan keluarga Haruno, Sasuke tambah diam. Oke oke, memang sudah diketahui pangeran es ini sangat diam. Tapi, biasanya sesekali Sasuke juga dapat bercanda hanya dengan mereka. Melihat Sasuke yang ini membuat Karin sangat khawatir. Sasuke pasti merasa kehilangan, kedua orang tua yang sudah dianggap orang tuanya yang kedua telah tiada. Tetapi pasti Sasuke lebih sedih karena sudah hampir 2bulan Sakura sampai sekarang belum juga bangun.

Diam-diam Karin mendengus kesal, 'untung Sakura lagi dalam keadaan koma dan masih hidup. Coba saja Sakura rupanya sedang di dalam kuburan ditemani kedua orang tuanya. Sasuke yang sekarang pasti lebih diam atau sudah menjadi dead body wanna be'

^^...^^

4hari kemudian, pihak rumah sakit menelepon keluarga Uchiha. Mengatakan,

"Sakura Haruno sudah sadar."

^^...^^

Mata emerald Sakura yang redup itu menatap kedepan dengan kosong. Wajahnya yang sangat pucat terlihat seperti wajah mayat itu membuat keluarga Uchiha sangatlah khawatir.

Dokter yang disebelahnya sedang melakukan beberapa cek ringan ke Sakura. Mata Sasuke terus menatap mata Sakura, tidak melirik tidak berkedip. Dokter itu menyimpan senter kecilnya ke kantung jas dokternya. Dokter itu menunjukkan telunjuknya, "Berapa?" mata Sakura dengan lesu melirik. "Saa..tu," bibir pucat Sakura menjawab. Dokter itu tersenyum, kemudian dia menunjukkan 5jarinya, "Ini?". "Li...ma," jawab Sakura lagi.

Kemudian dia tersenyum ke keluarga Uchiha. "Dia tidak apa-apa." Kata dokter itu. Mikoto segera berlari mendekati Sakura. Dibelainya rambut yang lembut dan berwarna asing itu. Dia kangen, kangen sekali. Dia menatap mata Sakura, "Sakura sayang," panggilnya dengan lembut.

Mata Sakura menatap Mikoto kosong. Mikoto memeluk Sakura, air mata kesenangannya meleleh. "Sayang..."

"Ma..af. Anda, sia..pa?"

4pasang mata menatap Sakura melebar. 'Sakura?!' teriak Sasuke didalam.

^^...^^

Wajah lelah Mikoto muncul dari balik pintu, disusul dengan tiga wajah pemuda lain. Mata Mikoto menatap sedih ke arah Sakura. Sekarang, Sakura dengan perlahan memakan jeruknya. Karena masih lemah, penggerakan Sakura atau keluar suara saja sangat pelan.

Mereka baru saja kembali dari kantor dokter, menanyakan kenapa Sakura hilang ingatan. Seharusnya tidak usah ditanya lagi. Mobil terguling beberapa kali dengan keras, sehingga kepala Sakura terbentur sangat kuat dan berulang-ulang kali.

Mungkin karena syok dengan apa yang terjadi, otak Sakura yang menolak mengingat menghapus semua memori dari awal hingga kecelakaan itu. Menolak mengingat peristawa horror itu, kecelakaan yang sangat mengerikan, apa lagi dia telah kehilangan orang tua kesayangannya.

Mata Mikoto menatap begitu banyaknya perban yang terbalut di tubuh Sakura. Kepala, kedua lengan, kaki, tubuhnya. Mikoto khawatir akan terdapat banyak luka bekas atau luka ngeri di Sakura. Tetapi Fugaku berjanji akan menyiapkan operasi plastik kepada Sakura, akan mengembalikan tubuh Sakura yang putih dan lembut itu kembali. Mikoto mengangguk kepalanya mengerti.

Sakura yang menyadari Mikoto terus menatapnya kemudian menatap Mikoto. Tatapan yang sangat menyakitkan dan menyesakkan hati.

"Anda si...apa? a...aku.. aku sia..pa?" tanya Sakura tergagap-gagap. Kedua tangannya berpindah ke kepalanya dan mengetok-ngetoknya. Air mata keluar, "Kenapa... ke..napa? a-ku tidak bi-sa i-ngat?" Sakura terisak-isak.

Mikoto menangkap kedua tangan Sakura dan perlahan menatap mata emerald Sakura. Dia tersenyum menenangkan Sakura, kemudian beralih menghapus air mata Sakura. "Kamu...

"Sakura Uchiha"

"Okaa-san?!" seru Itachi dan Sasuke bersamaan. Mata Fugaku juga melebar, sama terkejut dengan dua anaknya.

[to be cont]

Hehehe, keep or delete ini readers? :D aduuhh, maaf x yaaa ffn ku yang sebelumnya enggak ku beresi. Terus terang aku maaallleesss bangettt. X_x lagipula itu pun agak sedikit cipaklan dari komik 'my kingdom'. Ga enak juga aah..

Yadahlaah... ini ini, cerita yang ini asli dari hasil imajinasi akuuu :D aku rasa ini akan agak susah deh... tapi, kuusahakan deh buat jadi cerita bagus. Kekeke.

Review please? :))

Date: 2012 / 11 / 02

Luv,

Asuna chan chan