Hallo ! Bagi yang belum kenal, Dark Aphrodite in here !

Ini fict pertama saya di Naruto. Sebelumnya, saya menulis fict di Bleach. Meskipun belum selesai, saya nekat ngerjain fict ini. Tenang, semua masih akan saya kerjakan kok!

Title : Riot: When Shinobies becoming Wizards

Genre: friendship dengan sedikit humor

Pairing : NaruHina, Hagi alias Harry Ginny, SasuSaku, RonHermione,Karin, Suigetsu, Neville, Luna

Summary:

Gimana jadinya kalo chara Naruto dan Harry Potter bertukar tempat? Naruto jadi Harry dan Harry jadi Naruto? Lalu, gimana dengan musuh-musuh mereka? Apa mungkin…. Please read and review

Disclaimer:

Saya punya Naruto, akan kubuat Karin mati dan Itachi-Sasuke berbaikan. Lalu, kalo saya punya Harry Potter, Fred dan Dobby masih tetap hidup. Tapi sayangnya, meskipun author sujud sekalipun, Naruto dan Harry Potter tetap milik Om Masashi Kishimoto di Jepang dan Tante JK Rowling di seberang Lautan Atlantik.


Chapitre 1

Sebuah kastil megah muncul dari balik kegelapan malam yang hampir tak berbintang. Kastil yang bagi orang biasa tampak seperti kastil tua, tak terurus,dan menjijikkan. Meskipun demikian, bagi sebagian orang yang bisa dibilang sedikit tidak normal jika dibandingkan manusia biasa, menganggapnya sebagai sebuah sekolah atau rumah bagi mereka yang tidak mempunyai sanak saudara. Yup, tempat ini adalah sekolah sihir Hogwarts yang sangat terkenal seantero dunia penyihir.

Suasana sangat hening. Maklum saja, namanya juga waktu orang tidur. Lukisan-lukisan yang biasanya berceloteh ria kini tertidur dan ada juga yang pindah ke lukisan lain yang berada di luar Hogwarts, sehingga hanya tampak kanvas hitam kosong. Bahkan Peeves, hantu paling hiperaktif dan jahil pun sedang tertidur.(emang hantu bisa tidur? Author ngayal) Yang terdengar hanya derap langkah sang Penjaga sekolah, Mr. Filch beserta kucingnya yang berkeliling sekolah, mencari mangsa untuk menerima detensinya.

Ya, sangat tenang, bahkan suara 6 anak muda yang berusaha mengendap dari asramanya pun tak terdengar oleh Mr. Filch.

"Kau yakin akan melakukan ini, Harry?" Tanya seorang gadis berambut keriting tebal pelan.

"Tentu saja aku yakin. Hanya ini satu-satunya cara!" jawab cowok dengan tanda sambaran petir di dahinya yang kita kenal sebagai Anak yang Bertahan Hidup alias Sang Terpilih, Harry Potter.

"Tapi…." Sanggah gadis itu lagi.

"Ayolah, Hermione! Optimis! Selain itu, kita sekali-kali butuh petualangan! Apalagi kali ini kita pergi ke dunia lain!" potong cowok jangkung berwajah pucat, berambut merah.

Hermione mendelik tajam ke arah ke cowok yang memotong pembicaraannya. "Ron! Ini bukan masalah kita pergi ke dunia mana! Tapi, bagaimana kalau kita tidak bisa kembali lagi ke Hogwarts? Apa kau bisa menjamin kita kembali dengan selamat?"

"Lebih baik kalian diam sebelum Filch datang dan mendetensi kita semua dan rencana kita gagal total!" kata gadis berambut merah panjang lurus pada Ron dan Hermione.

"Aku setuju!" jawab Harry dan gadis berambut pirang yang memainkan bandul kalung Butterbeer-nya.

"Teman-teman, kita sudah sampai!" kata seorang cowok bermuka sedikit culun.

Mereka berenam terdiam. Yang ada dihadapan mereka adalah sebidang tembok luas tanpa lukisan atau pun ornament. (Kalian bisa menebak ada dimana mereka?)


Konohagakuen….

Angin malam meniupkan angin yang cukup kencang dan dingin seolah siap menerkam siapa saja yang berkeliaran malam itu membeku kedinginan. Daun-daun yang ringkih bertebangan kesana kemari, tak peduli betepa repotnya pemilik tempat dimana daun-daun itu jatuh bersarang, dalam membersihkannya. Lalu, bersamaan dengan kencangnya angin, perlahan awan-awan menutupi bulan purnama, menyembunyikan cahayanya. Malam tampak benar-benar sepi dan sunyi.

Seorang cowok berambut pirang bermata biru dan selalu mengenakan jaket orange-hitam alias Naruto sedang berlari tergesa, tak peduli dengan kencangnya angin yang bertiup. (Tunggu, mau pergi kemana dia? Ayo kita ikuti!) Oh, ternyata dia berlari ke sebuah mansion luas yang terkenal sepi dan angker karena di sanalah hampir semua klan keluarga itu dibunuh. Ya, mansion Uchiha.

"Hosh! Hosh!" dengan terengah-engah, ia membuka pintu mansion Uchiha.

"Kau terlambat dobe!" terdengar suara sinis seorang cowok berwajah tampan berambut hitam dengan model rambut mirip ayam.

"Cuma 15 menit kok! Tadi anginnya kencang, beberapa kali aku hampir diterbangkannya!" sanggah Naruto. (alasannya maksa ya?)

"Terlambat tetap saja terlambat! Ga usah banyak alasan!" dua mata beradu, antara mata sebiru langit yang cerah dan mata hitam onyx. Sinar-sinar petir menyambar diantara tatapan mereka. Ctar! Ctar!

"Apa kalian tidak bisa berhenti bertengkar? Kita sudah hampir terlambat! Mereka pasti sudah menunggu kita di sana!" omel gadis bermata sehijau zamrud dengan rambut berwarna pink.

Kedua sahabat yang sangat rajin bertengkar itu saling berpaling muka. Wajah mereka cemberut seolah mengatakan bahwa pertengkaran ini belum selesai. Masih ada lanjutannya.


Dua buah lingkaran yang ditulis dengan cat hitam memenuhi sebuah ruangan yang terlihat berantakan dimana debu tebal bertebaran di sana sini dan terlihat beberapa sarang laba-laba yang hidup bahagia. Lingkaran pertama yang berdiameter 2 meter terletak di dalam lingkaran kedua yang berdiameter 2,5 meter. Di dalam lingkaran pertama, tergambar sebuah symbol hewan aneh. Tubuhnya adalah singa jantan yang anggun, tapi di punggungnya terdapat sayap milik seekor naga (pernah nonton Eragorn? Nah, kira-kira sayapnya seperti milik Sephiria). Belum lagi aksesoris yang menghiasi kepala singa itu. Lalu, diantara dua lingkaran itu tertulis symbol-simbol aneh seperti rumus-rumus. Namun, ga jelas huruf apa yang dipakai. (Tahu Fullmetal Alchemist? Simbol-simbol aneh itu sebenarnya seperti symbol yang digunakan para alchemi dalam membuat lingkaran transmutasi. Bisa bayangin kan? Sori, author payah. Author ga tahu gimana mendeskripsikannya)

"Persiapannya sudah selesai!" ucap gadis berambut biru tua panjang dengan mata putih.

Keenam anak itu berdiri di luar lingkaran kedua. Mereka berdiri dengan membentuk formasi lingkaran. Tangan mereka terkait erat. Cakra mereka bersatu. Warna biru cakra yang keluar dari tubuh mereka perlahan mengalir ke symbol huruf-huruf. Warna biru itu berubah menjadi warna kuning terang. Tahap pertama dari penyatuan cakra selesai.

Mereka berenam menambah kapasitas cakra di dalam tubuh mereka untuk dikeluarkan. Tak mudah, mereka harus berkonsentrasi penuh. Sekali konsentrasi buyar, maka itu dapat membahayakan dirinya juga teman-temannya. Atau akibat terburuknya, mati. Cakra biru yang berubah menjadi kuning itu lalu mengalir pelan ke symbol singa bersayap naga. Warna cakra itu lalu berubah lagi menjadi warna merah, semerah cakra kyuubi Naruto. Berubahnya warna cakra itu seolah membuka segel penuh kegelapan yang kemudian menghisap enam muda-mudi itu. Mereka tak berontak, karena inilah jalan ke sana.

Mereka terhisap dalam sebuah lubang yang hanya ada kegelapan. Di sini mereka harus menguatkan tekat mereka jika ingin keluar dari lubang tersebut karena lubang itu seperti lubang dalam hati kita yang membuat kita selalu tertekan, sedih, dan terpuruk dalam kegelapan. Semakin mereka kehilangan tekad, maka lubang itu tak akan ada habis-habisnya.

Bayangan masa kecil Naruto muncul dalam pikirannya. Dia yang selalu sendirian. Dia yang tak pernah tahu siapa orang tuanya. Warga desa yang tak pernah menerima kehadirannya. Yang selalu menganggapnya sebagai monster. Dia tak mengerti kenapa semua harus terjadi pada dirinya.

"Tidak! Aku harus kuat! Dulu aku memang sendiri, tapi sekarang aku mempunyai teman yang selalu ada di sisiku! Aku bahagia dilahirkan di dunia ini!" dalam hati Naruto menguatkan hatinya.

Pikiran Sasuke seolah berpindah ke saat dimana klannya dibantai oleh sang kakak. Lalu, saat ia melihat kakaknya tersenyum tulus padanya sebelum ia meninggal. Bagaimana bisa ia tidak menyadari kasih sayang tulus dari kakaknya? Ia yang selalu menutup telinga akan hal itu, ia yang selalu membuat belenggu kebencian jika tekad balas dendamnya melemah.

"Aku harus tetap hidup. Bagaimana pun juga ia memberikan hidupnya, matanya, hanya agar aku bisa hidup. Aku akan berusaha menjaga apa yang ia lindungi dibalik topengnya! Aku akan membuatnya bangga!" pikir Sasuke.

Kegelapan lalu beralih ke dalam pikiran Sakura. Dia melihat dirinya sendiri yang berusaha menghentikan langkah Sasuke yang berencana pergi ke tempat Orochimaru. Dirinya yang terlihat sangat rapuh dan seakan ingin dikasihani. Selama beberapa tahun dia menunggu kepulangan Sasuke. Dan saat Ia kembali, hatinya kembali sakit. Ia membawa seorang gadis berambut merah panjang yang selalu mengikuti langkah Sasuke juga seorang manusia setengah ikan. Bukan masalah baginya jika ia membawa manusia setengah ikan itu. Ia hanya tak rela bahwa ada orang yang dekat dengan Sasuke yang selalu ditunggunya. Ia tak tahu kenapa, hanya saja perasaan cemburu begitu kuat menghinggapinya. Hatinya kembali sakit jika memikirkan bahwa Sasuke sama sekali tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Aku akan berusaha menghilangkan perasaan cemburu itu. Toh, kami hanya berteman. Kalau menjadi teman adalah yang terbaik diantara kami, aku akan berusaha menerimanya seperti aku menerima kepulangannya di Konoha!"

Gadis berambut biru tua itu menatap ayah dan sepupunya yang sedang berlatih. Belum pernah ia melihat ayahnya bersemangat dalam melatihnya, tidak seperti saat ia melihat beliau melatih sepupunya. Sepupunya yang dijuluki si jenius dari keluarga Hyuuga itu benar-benar berbeda darinya. Ia yang hanya biasa-biasa saja, yang tak pernah menimbulkan kesan pada orang yang pertama kali melihatnya, atau malah namanya sering dilupakan. Berbeda dari sepupunya, Neji yang bisa menimbulkan kesan tersendiri bagi orang yang pertama kali melihatnya, yang bisa menguasai jurus yang bahkan ia pun belum berangan-angan untuk bisa menguasainya. Jujur, ia iri pada sepupunya itu.

"Dengan pergi kesana, aku akan membuat ayah menoleh bangga kepadaku seperti ia bangga terhadap Neji nii-sama!"

Ia tak pernah tahu siapa dirinya. Dimana rumahnya, siapa orang tuanya, dan sebagainya. Yang ia tahu ia punya kemampuan unik, ia bisa mengubah tubuhnya menjadi air. Ia juga tak tahu darimana ia bisa mendapatkan kemampuan itu. Lalu, suasana berubah saat ia dibawa paksa oleh Orochimaru yang hendak menjadikannya kelinci percobaan karena bagi Orochimaru tubuhnya unik. Ia tak tahu kenapa dalam hatinya ia bisa merasakan sakit saat bawahan orang yang membawanya mengutak atik tubuhnya seolah-olah dia adalah masakan yang kurang sesuatu. Tapi, apa yang bisa dilakukannya sebagai seekor kelinci percobaan.

"Di sana, aku harus bisa menemukan tujuan hidupku. Aku harus bisa menemukan jawaban atas ketidakmengertianku atas semua ini!"

Lelaki berambut hitam panjang, bermata ular dengan kulit yang amat putih lah yang menyuruhnya melakukan hal yang sebenarnya sangat ia benci. Batinnya ingin berontak saat orang itu menyuruhnya mengutak atik tubuh orang hanya atas nama PENELITIAN. Ia merasakan bagaimana perasaan orang yang tubuhnya diutak-atik itu. Sakit, sampai terkadang wajahnya memerah menahan tangis. Tapi, ia takut dengan lelaki yang menyuruhnya jikalau ia juga dijadikan kelinci percobaan. Semakin hari, hatinya semakin sakit jika membayangkan reaksi orang yang tubuhnya diutak-atik itu.

"Dulu, aku hanyalah seekor hewan penurut. Sekarang aku harus bisa menentukan jalan hidupku sendiri tanpa campur tangannya."


Matahari bersinar dengan terangnya. Tidak, terlalu terang sampai kita akan merasa kepanasan jika kita berlama-lama dibawahnya. Tempat matahari bersinar ini sangat gersang, sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah pasir dan tebing batu. Tak ada tumbuhan di sini. Bahkan, tidak ada manusia yang tinggal di sini. (Dimanakah ini?)

Dari langit terbuka sebuah lubang hitam yang kemudian melemparkan 6 orang anak manusia. Kalau bukan karena mantera yang diucapkan salah satu diantaranya, bisa dijamin mereka hanya tinggal nisan mengingat mereka jatuh dari ketinggian 100 kaki.

Beberapa saat kemudian, langit terbuka lagi. Kali ini dengan ketinggian yang lebih rendah daripada yang pertama. Setidaknya, walaupun mereka tidak melakukan apa-apa mereka tidak akan mati hanya karena jatuh dari ketinggian 10 kaki.

"Kalian sudah datang ya!" ucap seorang cowok berkacamata dengan sambaran petir di dahinya.


Chapitre 1 selesai !

Bagaimana apa kalian mengerti jalan ceritanya ? Boleh bertanya jika ada yang ingin ditanyakan lewat tombol GO di bawah submit review. Niscaya akan author balas!

Please review... Review kalian sangat dibutuhkan untuk perkembangan cerita ini selanjutnya!

Thanks to :

Sherry

Sampai jumpa di chapitre selanjutnya ! Selamat idul fitri bagi yang menunaikannya! Author juga mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata yang kurang berkenan !