"Siapa diriku selain sebuah nama? Aku hanya adik seorang yakuza" Kata gadis kecil itu dengan senyum riang tanpa beban.


Untuk Ibu yang jauh disana.

Apa Ibu baik-baik saja? Kuharap demikian.

Karena kamipun begitu, bahkan aku bahagia bersama kakak.

Dirinya membuatku selalu ingat, Bahwa menjadi adik seorang Samatoki Aohitsugi adalah hal yang patut disyukuri. Karena kakak selalu menjagaku dari segala marabahaya. Mulai dari menyelamatkanku saat hampir tertabrak mobil, Hingga menatap galak pada tiap lelaki yang menggodaku. Lewat tangannya yang kokoh, kakak mendekapku erat. Membuatku yakin tak ada yang tak bisa kulakukan. Karena aku adalah adik kesayangannya, karena aku adalah adik yang ia lindungi, dan karena aku adalah adik yang ia perjuangkan kebahagiaannya.

Kakak bilang, aku akan bertemu Polisi kelinci. Kupikir aku akan melihat sosok Jody hops sambil memegang wortel. Ternyata yang muncul malah pria berkacamata lengkap dengan senyum mencurigakan bernama Jyuto. Penampilannya membuatku takut, namun itu semua keliru. Dia adalah orang yang sangat baik, Paman Jyuto sering membelikanku buku, Menyuruhku untuk belajar, Mengingatkanku untuk selalu jadi gadis yang baik, Memberiku hadiah saat berhasil melakukan sesuatu, dan juga Menyuruhku memakan sayur terutama wortel. Itukah alasan kenapa kakak memanggilnya kelinci? Tapi aku lebih suka memanggilnya Mama! Ehehe...

Kakak juga bilang, akan mengenalkanku pada temannya yang seorang Tarzan. Kupikir itu bercanda, ternyata betulan. Tentara pensiunan itu benar-benar tinggal di hutan. Tapi di balik tubuh tinggi besarnya yang kekar, dia orang yang begitu tenang. Tiap mengunjunginya, tanganku tak pernah kosong dan selalu penuh oleh hal-hal menakjubkan. Mulai dari segenggam sarang lebah hutan penuh madu manis, bunga-bunga indah nan wangi, atau bahkan seekor tupai yang lucu. Saat kutanya siapa namanya, dia menjawab dengan semangat. Riou, itulah nama si paman tarzan. Aku heran kenapa Kakak dan Paman Jyuto agak takut padanya. Namun keherananku sirna kala suatu hari aku melihat ia memanggang seekor ular king kobra.

Itulah cerita singkat tentang Kakak dan teman satu devisinya yang begitu... beragam?. Itu baru dua, masih ada yang lainnya. Dengan begini, setidaknya ibu tahu. Aku tidak kesepian, kami tidak sendirian. Di tengah-tengah dunia tak adil nan keras, kami masih punya kawan. Sama-sama melakukan perjuangan. Tapi mungkin cukup sekian, akan aku lanjutkan di waktu kemudian.

Dari putrimu yang selalu merepotkan


Sebelum tidur, gadis itu melepaskan sebuah balon yang talinya terikat pada sepucuk surat. Balon itu terbang tinggi tertiup angin, entah akan mendarat di laut, padang rumput atau bahkan tempat ibunya berada. Namun Gadis itu yakin, ia akan tetap menulis suratnya. Surat tentang kehidupannya, kakaknya dan juga kawan-kawannya.