Baekhyun POV

Aku mendudukkan diriku di salah satu kursi Restaurant saat Kai –Kekasihku- mengajakku untuk makan malam. Bukan makan malam biasa, tetapi makan malam yang spesial. Bahkan sangat sangat sangat spesial. Hari jadi kami yang ke-3 lah yang menjadi alasan kenapa aku selalu mengembangkan senyumanku untuk satu-satunya Lelaki yang paling aku cintai di Dunia ini. Kim Jongin.

Apakah kalian tahu bahwa aku sangat mencintai Lelaki yang sedang duduk di hadapanku ini? Yeah, cintaku bahkan sangat besar dari apa yang kalian bayangkan. Kai adalah seorang yang sangat manis, juga ia adalah sosok yang pekerja keras. Ia bekerja sebagai Arsitek di salah satu Perusahaan yang cukup besar di Kota yang kali tinggali saat ini. Seoul. Dia adalah Lelaki yang membuatku bangga, dan aku sangat berterima kasih pada Tuhan karena telah menjadikan Kai sebagai pelindung sekaligus pasangan hidupku.

Tak ada yang berbeda dari hubunganku dengan Kai. Kami menjalani kehidupan kami dengan normal layaknya pasangan Kekasih lainnya. Kami tinggal di sebuah Flat kecil yang telah kami sewa. Hidup bersama hingga tiba saatnya Kai benar-benar siap untuk menjadikanku sebagai pasangan hidupnya secara resmi.

"Kau senang? Kau terlihat menikmatinya."

Aku menatap punggung tangan Kai yang menimpa punggung tanganku. Ia mengusapnya lembut layaknya tanganku ini adalah permen kapas. Memang seperti itulah pribadinya, ia sama sekali tak pernah menyakitiku atau berkata kasar padaku. Itulah yang menjadi dasar kuat mengapa aku masih bertahan di sampingnya hingga detik ini.

"Aku ingin setiap hati yang kita jalani, seperti hari ini. Seperti hari jadi kita yang spesial."

"Akupun begitu. Terlebih melihat wajah dan senyuman manismu itu. Aku tidak yakin aku akan hidup lama," ucapnya.

"Kenapa?"

"Aku pasti akan Diabetes karena terlalu sering mengkonsumsi hal yang manis, seperti senyumanmu itu."

Ia tertawa. Aku menahan senyumanku dan mengerucutkan bibirku karena candaannya. Ia selalu saja berhasil menggodaku seperti ini.

"Itu lucu," jawabku.

"Baekhyun, 1 tahun lagi kau akan menyelesaikan Kuliahmu. Itu artinya, semakin sedikit waktu yang aku miliki untuk mempersiapkan segalanya."

Apa yang ingin Kai katakana? Kenapa ia terlihat serius sekali?

"Mempersiapkan apa?"

"Pernikahan kita."

Aku terdiam. Kubungkam bibirku rapat-rapat dan memikirkan jawaban yang tepat atas pernyataan Kai barusan. Bukan karena aku tidak ingin menikah dengannya. Tidak. Sama sekali tidak. Hanya saja, aku masih menyimpan sedikit rahasia tanpa ia ketahui. Dan itu bukanlah rahasia kecil. Bagaimana mungkin aku menyembunyikan sebuah rahasia di belakang suamiku sendiri nanti?

Tanpa kusadari ponselku berbunyi menandakan adanya sebuah panggilan. Cepat-cepat aku meraih ponselku yang kusimpan di dalam tas.

XXX

+6288095637886

Nomor ini…

"Kenapa kau tak menerima panggilan itu?"

Aku menoleh cepat ke arah Kai yang bertanya curiga. Astaga, apa yang harus aku katakan padanya?

"Umm… bolehkah aku keluar sebentar? Ibuku menelepon."

Bohong.

Lagi-lagi aku membohongi Kai. Sudah ratusan kali aku membohonginya.

"Baiklah."

Aku mengangguk dan bangkit berdiri. Aku berjalan cepat mencari pintu keluar dan menggeser tombol hijau dengan hati-hati.

Jantungku berdebar kuat bersiap untuk mendengar suara yang sesaat lagi akan kudengar.

Suara seorang Lelaki asing yang tak pernah aku temui. Suara seorang Lelaki yang telah mengaku sebagai seorang yang spesial di dalam hidupku. Suara seorang Lelaki yang sudah 6 bulan ini terus menghubungiku tanpa henti. Suara seorang lelaki yang selalu memanggilku dengan Nama…

Zixuan.

"Zixuan. Apa kau sedang sibuk?"

"Sampai kapan kau akan berhenti untuk menggangguku?" ucapku sarkastik.

"Kau aneh, Zixuan."

"Kau yang aneh! Aku sama sekali tidak mengenalmu!"

Aku berteriak pada ponselku seperti orang bodoh. Lelaki ini sungguh membuang waktuku. Aku tidak mungkin membiarkan Kai menungguku lebih lama disana.

"Baiklah. Aku rasa kondisimu sedang tak begitu baik. Aku akan menghubungimu lagi nanti."

Pip

Keras kepala.

Chanyeol. Dia menyebutkan namanya tanpa kuminta saat pertama kali ia menelponku. Siapa itu Chanyeol? Aku tidak pernah mengenali Nama itu, bahkan aku mengingat semua Nama teman-teman Sekolahku dari TK hingga aku Kuliah. Dan aku sangat yakin bahwa tak ada satupun dari mereka yang bernama Chanyeol. Yeah, Park Chanyeol.

Aku memutuskan untuk memasukkan ponselku kembali ke dalam tas dan berjalan masuk menghampiri Kai. Ia masih duduk disana dan ia melemparkan senyumannya padaku.

"Maaf, Ibuku terlalu banyak memberi nasehat untukku," ucapku mencari alasan yang tepat.

"Aku mengerti. Dan sampaikan pada Ibumu jika aku tidak akan menyakiti atau mengecewakan Putranya barang sedikitpun."

Aku tersenyum. "Aku mencintaimu, Kai."

"Aku lebih mencintaimu, Byun Baekhyun."

Ya, aku yakin bahwa Namaku adalah Byun Baekhyun. Seorang Mahasiswa Jurusan Sains tingkat akhir di Seoul University. Usiaku 23 tahun dan aku memiliki seorang Kekasih yang bernama Kim Jongin atau biasa dipanggil Kai.

Dan aku sangat yakin bahwa aku bukanlah…

Yang Zixuan, seorang Lelaki muda yang bekerja di salah satu Super Market. Berhubungan dengan seorang Lelaki yang bernama Chanyeol yang selalu menelepon tepat di jam 8 malam. Setiap hari tanpa terlewat.

Aku merasa sesuatu yang terjadi padaku adalah salah.

Salah.

Aku tidak mungkin menjadi orang lain. Aku tidak mungkin memiliki dua kehidupan yang berbeda. Aku tidak mungkin menjalin hubungan dengan dua orang Lelaki yang berbeda. Dan aku tidak mungkin menjadi Yang Zixuan.

Aku adalah Byun Baekhyun.

Namun perasaan bimbang semakin membesar kala aku menatap wajah seorang Lelaki yang terduduk menunduk tepat di seberang tempat duduk kami. Ia terlihat sedang menatap ke arah layar ponselnya. Dan aku seperti…

Pernah melihat wajahnya sebelumnya. Ia tampak tak asing bagiku. Jantungku berdebar sangat keras ketika ia menyadari pandanganku yang mengarah padanya cukup lama. Namun aku menundukkan kepalaku dan membuka sebuah pesan yang baru saja aku terima di ponselku.

From : XXX

Zixuan… kita harus bertemu. Saat ini juga.

.

.

.


-oOo- WRONG -oOo-


.

.

.

Author:
Yuta CBKSHH

Title:
WRONG (CHANBAEK)

Main Cast:
Park Chanyeol
Byun Baekhyun

Support cast:

Yang Zixuan a.k.a Zixuan
Xi Luhan a.k.a Luhan
Kim Jong In a.k.a Kai
And others cast (EXO's members)

Rating:
M ++

Genre:
Romance, Drama, Hurt/Comfort

Length:
CHAPTERED

Disclaimer:
Fanfict yang terinspirasi dari beberapa pengalaman. FF ini di tulis oleh Yuta sendiri dan tanpa di bantu oleh siapapun. Plot cerita dari 'pemikiran tiba-tiba' yang terlintas di otak Yuta. Cerita ini tidak memplagiat cerita dari orang lain atau cerita manapun. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka dan bisa menerima cerita ini dengan baik ^^

Warning:
BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!

Summary:
[YAOI! NC-21!] "Salah! Tidak mungkin aku memiliki dua nama. Menjadi dua orang yang berbeda dalam satu tubuh. Namun seorang lelaki terus menerus menghubungiku dan mengatakan bahwa Namaku adalah Zixuan. Tidak. Aku Baekhyun. Bukan Zixuan. Dan Kekasihku adalah Kim Jongin. Bukan Park Chanyeol…" (CHANBAEK) Slight KaiBaek! RnR!

Backsong:
Winner - Fool

- HAPPY READING -

.

.

.

Sepasang mata saling beradu. Suasana panas mereka rasakan di tengah pergumulan hebat di atas ranjang sempit yang menjadi satu-satunya saksi bisu di sana. Keringat kecil bergantian muncul dan menetes di atas kain putih polos yang telah kusut karena gerakan liar mereka. Geraman dan desahan bergantian mereka lantunkan, menjadikan malam singkat yang mereka miliki kian intim.

Sudah kesekian kalinya, Chanyeol menyentuh Zixuan seperti ini dengan dalam. Berdasarkan perasaan suka sama suka, mereka sepakat untuk bercinta di sebuah Kamar kecil yang menjadi tempat tinggal mereka berdua.

Bibir saling bertautan, bertukar saliva dan gigitan-gigitan kecil menyertai ciuman panas mereka. Tak ada salah satu dari mereka yang ingin menghentikan aktivitas ini sebelum mereka benar-benar lelah dan tak mampu melakukannya lagi. Chanyeol akan tetap menggagahi Zixuan semampu ia bisa, tak memperdulikan waktu. Ia hanya ingin menyalurkan nafsunya hingga tuntas pada Zixuan. Sosok cantik yang telah 6 bulan ini memenuhi pikiran dan hari-harinya.

"Ahh ak-aku… akh lelahh.."

Itulah yang terucap dari bibir tipis Zixuan, namun Chanyeol mengetahui bahwa kalimat itu memiliki makna lain.

"Tidak. Arghh… kau masih menginginkannya~"

Zixuan tertawa. Tubuhnya masih terhentak-hentak kasar karena Chanyeol memaksakan kejantanannya untuk terus keluar masuk di dalam lubangnya. Zixuan tak kuasa menahan segala rasa nikmat yang Chanyeol berikan untuknya, sehingga ia memutuskan untuk menarik leher Chanyeol dan mempertemukan kembali bibir mereka. Berciuman dengan sangat hebat di atas aktivitas bercinta mereka.

Semua memang terasa begitu aneh, namun hal itu pun terasa normal jika kalian mengetahui bagaimana awal mula mereka bertemu dan saling berkenalan. Saat ini Chanyeol berusia 25 tahun, sedangkan Zixuan baru berusia 20 tahun. Mereka dipertemukan secara tak sengaja ketika Chanyeol membeli sebuah pengaman di Super Market dimana Zixuan bekerja.

Memang tak ada yang aneh dari hal itu, dilihat dari perawakan Chanyeol yang sudah legal menggunakan barang tersebut. Namun yang membuatnya menjadi aneh adalah Chanyeol membeli barang itu setiap hari. Selama satu minggu penuh, bahkan hingga satu bulan penuh. Tentu Zixuan menaruh curiga pada Chanyeol dan memutuskan untuk mengikuti Chanyeol ketika pergantian Shift karena rasa penasarannya yang besar pada sosok Lelaki bertubuh tinggi itu.

Awalnya Chanyeol berjalan melewati gang-gang sempit yang gelap, hingga dirinya tiba di sebuah Rumah kecil –tidak bisa disebut Rumah karena lebih terlihat seperti Kamar saja- yang terletak di ujung Perumahan mewah tersebut. Zixuan menyembunyikan tubuh mungilnya di balik dinding, dengan sepasang matanya yang terus memperhatikan gerak-gerik Chanyeol.

Mata sipit itu membulat kala Chanyeol disambut oleh kecupan manis dari seorang wanita dewasa nan cantik dan mereka masuk ke dalam Kamar kecil itu begitu saja. Satu tangan Zixuan terangkat untuk memegang dadanya sendiri karena entah kenapa jantungnya berdegup keras setelah menyaksikan secara langsung jawaban atas rasa penasarannya tersebut.

Bukannya terobati, yang ada justru beribu pertanyaan muncul dibenaknya dan membuatnya semakin penasaran dengan identitas Chanyeol sebenarnya. Malam pertama dimana dirinya mengikuti Chanyeol, menjadi awal dari malam-malam berikutnya.

Pernah dengan sengaja ia izin bekerja dan mengikuti Chanyeol kembali tanpa diketahui oleh siapapun. Pertanyaan seperti "Apakah ia gila?" "Apakah ia adalah Lelaki brengsek?" "Apakah ia Lelaki sewaan?" atau "Apakah ia tidak lelah melakukan seks setiap malam?" bergantian muncul di kepalanya. Ia tahu bahwa Chanyeol melakukan seks bersama wanita yang berbeda setiap malamnya, karena bayangan dan suara desahan yang ia lihat dan dengar, sudah cukup membuktikan segalanya.

Namun ada yang berbeda untuk malam ini. Ia sudah memastikan Chanyeol membeli pengaman seperti yang biasa ia beli, akan tetapi ia tak mendapati seorangpun wanita yang berada di Kamar itu ataupun datang dari arah lain untuk menyambut Chanyeol. Dengan rasa penasaran yang menumpuk, Zixuan memberanikan dirinya untuk keluar dari balik dinding dan menerawang ke dalam Kamar itu melalui jendela.

Disana, ia melihat sosok Chanyeol sedang terduduk di atas Kasur dan hanya menundukkan kepalanya. Terlihat seperti tengah merenungi sesuatu. Namun betapa terkejutnya ia ketika pintu itu tiba-tiba terbuka dan menampilkan sosok tinggi yang sudah 1 bulan ini ia buntuti. Siapa lagi jika bukan Chanyeol?

"Jika kau ingin masuk, masuklah."

Pintu itu terbuka lebar untuk Zixuan. Kakinya melangkah tanpa diperintah. Ia memasuki Kamar itu dan menatap Chanyeol dengan lingkaran hitam di sekitar matanya. Pada detik itu, ia menyadari… bahwa Lelaki itu memiliki wajah yang cukup tampan.

"Aku sudah tahu bahwa kau selalu mengikutiku. Apa tujuanmu sebenarnya melakukan hal picisan seperti itu?"

Zixuan masih berdiri di hadapan Chanyeol yang terduduk tak bersemangat. Mengenai pertanyaan itu, iapun tak memiliki jawabannya. Ia hanya melakukan apa yang ingin ia lakukan. Tidak ada alasan lain.

"Hanya karena aku membeli pengaman setiap harinya di tempatmu bekerja dan kau merasa aku ini orang yang aneh?"

Baru pertama kali ia mendengar suara seseorang yang berat bercampur putus asa seperti suara Lelaki yang ada di hadapannya ini.

"Apa kau… penggila seks?" cicit Zixuan. Entah darimana pertanyaan itu muncul, ia pun tak memiliki rencana untuk mengucapkannya.

"Ya."

Chanyeol mengangguk. Jawaban itu mungkin akan membuat Lelaki mungil ini merasa puas.

"Apa lagi yang ingin kau tahu dariku?" Chanyeol meletakkan satu kakinya di atas satu kaki yang lain.

"Apa pekerjaanmu?"

"Melakukan seks."

"Dimana tempat tinggalmu?"

"Disini."

"Dimana Keluargamu yang lain?"

"Entahlah. Mereka telah lama menghilang."

Zixuan terdiam setelah melemparkan beberapa pertanyaannya. Chanyeol menjawabnya dengan sangat tenang. Untuk kali ini, ia merasa aneh dengan dirinya sendiri. Bibirnya kembali terbuka, dan pertanyaan berikutnya ia perdengarkan untuk Chanyeol.

"Siapa Namamu?"

Chanyeol tertawa kecil dan membuang pandangannya. Lalu ia berdiri dan mendekati Zixuan. Membungkukkan tubuhnya agar wajah mereka sejajar. Ia tatap mata sipit nan indah itu dalam-dalam dan kemudian ia membuka bibirnya untuk menjawab pertanyaan itu.

"Namaku adalah Park Chanyeol."

Zixuan memejamkan kedua matanya kala Chanyeol mendekatkan bibirnya ke telinganya. Jantungnya berdetak semakin kencang ketika ia merasakan tangan besar Chanyeol menyentuh bahunya dan mencengkramnya cukup kuat.

"Apakah kau penasaran akan rasanya melakukan seks?" bisik Chanyeol.

"Mari lakukan bersamaku," lanjutnya.

"Eunghh sampai kapanhhh ahh kau akan melakukannyaah?"

Chanyeol mengabaikan pertanyaan Zixuan dan memilih untuk mengeluar-masukkan miliknya pada lubang Zixuan. Kenikmatan ini memang sulit untuk ia hindarkan, terlebih bersama seseorang yang ia kira adalah orang yang tepat. Entah sudah yang ke berapa kali ia melakukan seks dengan Zixuan, terlalu sering karena mereka melakukannya hampir setiap kali mereka bertemu.

Chanyeol tak mengetahui latar belakang Zixuan, begitupun sebaliknya. Mereka memutuskan untuk tinggal bersama di Kamar sempit dan sederhana ini setelah mereka berkomitmen menjadi Pasangan seks. Mereka saling membutuhkan, dan tak ada yang dirugikan. Semuanya berjalan dengan begitu cepat layaknya air yang mengalir. Menikmati indahnya masa muda mereka, dan tak memikirkan masa depan ataupun akibat yang akan terjadi setelahnya.

"Aku membutuhkanmu, Zixuan."

Ribuan kali Chanyeol mengucapkan kalimat itu, dan ribuan kali juga Zixuan mendengarnya. Sebuah kalimat yang paling ia suka terlontar dari bibir Chanyeol.

"Aku pun membutuhkanmu."

.

.

.


-oOo- WRONG -oOo-


.

.

.

Baekhyun terduduk lemah di tepi ranjangnya bersama Kai. Ia pandangi ponsel yang tak hentinya menerima pesan dari orang yang sama. Yaitu Chanyeol.

"Kau dimana?"

"Hey Zixuan. Aku sudah menunggumu selama 2 jam."

"Kau mengabaikanku lagi?"

"Zixuan… ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Baekhyun menolehkan kepalanya ke arah jam dinding yang tertempel di Kamar mereka. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kemudian ia beralih menatap Kai yang tengah terlelap di sampingnya. Ia menghembuskan nafasnya gusar, entah ia harus memperdulikan pesan ini, atau justru mengabaikannya seperti biasa.

Tak pernah sedikitpun terlintas di benaknya untuk menyelingkuhi atau menyakiti Kai.

"Kai… kau sudah tidur?" Baekhyun bersuara. Namun tak ada jawaban.

"Aku ingin mencari udara di luar. Aku akan segera kembali."

Baekhyun meraih mantelnya dan keluar dari Kamar itu. Menyimpan ponselnya di saku mantel dan berjalan menuruni beberapa anak tangga menuju pintu utama. Kali ini ia sangat yakin dan sangat siap untuk bertemu dengan sosok pengganggu hidupnya.

Ya, ia akan menemui Chanyeol.

Suara pintu mobil yang tertutup, menjadi satu-satunya suara yang terdengar di antara kesunyian sekitar area parkir Apartement mewah tersebut. Baekhyun mulai melajukan mobilnya dan pikirannya melayang jauh entah kemana.

"Siapkah aku bertemu dengannya?"

Lamunan Baekhyun buyar, kala ia mendengar panggilan masuk dari ponselnya. Dengan cepat ia menjawab panggilan itu, dan bersiap untuk mendengar suara berat yang telah ia ketahui siapa pemiliknya.

"Kau dimana-"

"Aku sedang mengemudi. Aku akan tiba di sana dalam waktu 15 menit. Dan…"

Baekhyun menelan salivanya sendiri saat merasakan keanehan pada dirinya.

"…tunggu aku."

Pip.

Baekhyun memutuskan panggilan itu secara sepihak. Ia membanting stir mobilnya menuju Alamat yang telah diberikan oleh Chanyeol sebelumnya. Sebuah Café minuman yang terletak tak jauh dari Apartemen tempat tinggalnya.

Sementara Chanyeol, ia meletakkan ponselnya tepat di atas meja yang ada di hadapannya. Kemudian ia tersenyum pada seorang Pelayan yang mengantarkan sebuah minuman padanya. Itu adalah Latte hangat kesukaan Zixuan. Ia tak tahu kenapa Zixuan sangat menyukai minuman itu, karena dilihat dari perawakan Lelaki mungil itu, secangkir Latte terlihat tak begitu cocok untuknya.

Ia melirik ke arah jam tangannya, dan jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. Namun sosok yang ia tunggu tak kunjung datang. Apakah ia harus pergi dari tempat ini? Bayangkan, ia sudah menunggu selama hampir 3 jam.

"Maaf aku terlambat."

Chanyeol membulatkan matanya melihat sosok Zixuan yang tiba-tiba muncul dan duduk di hadapannya.

"Tidak masalah. Aku sudah memesankan minuman kesukaanmu. Minumlah dulu," ucap Chanyeol tanpa mau menatap lawan bicaranya.

Baekhyun membungkuk sopan dan ia raih cangkir itu, lalu menyesapnya. Cairan hangat itu, cukup membuatnya menjadi lebih tenang.

"Um… Chanyeol."

Untuk pertama kali, Baekhyun menyebutkan Nama itu secara langsung menggunakan bibirnya. Ia memang merasa sangat asing pada Lelaki ini, namun ia berusaha untuk menyembunyikan perasaan itu. Bahkan saat ia tiba di Café ini, ia tak tahu bagaimana rupa Chanyeol yang sebenarnya. Ia hanya menggunakan feeling-nya untuk menemui Lelaki itu.

Chanyeol tertawa kecil. Ia menatap keluar jendela –masih tidak ingin bertatap mata dengan Baekhyun.

"Pakaianmu aneh," gumamnya.

Baekhyun menautkan alisnya tidak mengerti atas ucapan Chanyeol.

"Apakah itu adalah alasan kau datang terlambat dan membuatku menunggu?" tutur Chanyeol. Kali ini, ia memperhatikan gaya berpakaian Baekhyun. Namun Baekhyun hanya terdiam tak tahu harus menjawab apa.

Jujur, ia gugup saat bertemu dengan sosok Chanyeol. Namun ia tak memiliki pilihan lain selain membuktikan sendiri rasa penasarannya selama ini. Cepat atau lambat, ia harus melakukannya juga.

"Cepat habiskan minumanmu, aku benar-benar lelah."

Baekhyun menuruti perintah Chanyeol tanpa protes. Ia merasa bukan menjadi dirinya saat ini. Jika biasanya ia akan berkomentar panjang saat Kai menyuruhnya makan atau minum terburu-buru, namun untuk kali ini ia seolah kehilangan kalimatnya dan lebih memilih untuk menuruti perintah Lelaki di hadapannya ini.

"Setelah ini… kita akan kemana?" tanya Baekhyun. Rasa kantuknya menguap entah kemana setelah ia menghabiskan secangkir Latte tersebut.

"Seperti biasa. Ayo," Chanyeol bangkit berdiri dan berjalan keluar Café tersebut. Diikuti oleh Baekhyun di belakangnya.

Baekhyun harus memutar otak. Ia harus bersikap fleksibel agar Chanyeol tak menaruh curiga padanya. Dengan memperhatikan gerakan tubuh Chanyeol, ia berusaha untuk membaca sifat Lelaki tinggi ini.

"Untuk saat ini…"

"Untuk saat ini aku tidak akan memintamu untuk melakukan seks. Aku hanya ingin tidur dengan tenang di dalam pelukanmu," potong Chanyeol.

Deg!

Jantung Baekhyun terdetak keras. Pikirannya melayang jauh tentang seberapa dekat hubungan sosok Zixuan dengan Chanyeol. Apakah mereka bertemu hanya untuk melakukan seks?

"Tidak biasanya," celetuk Baekhyun.

Chanyeol menghentikan langkahnya dan menoleh pada Baekhyun.

"Kau menginginkanku?" tanya Chanyeol.

"Ah ti-tidak. Aku akan melakukan apapun yang kau inginkan."

Chanyeol mengalihkan kembali pandangannya ke arah jalan dan terus melangkah. Namun ia sedikit memelankan langkahnya agar Baekhyun berjalan sejajar dengannya. Jalanan sangat sepi, dan suasana sunyi ini adalah hal yang paling ia butuhkan.

"Dimana mobilmu?" tanya Baekhyun.

"Apa? Apa kau bercanda? Kau bahkan tahu bahwa aku tak memiliki mobil. Aku benar-benar sedang tidak dalam mood yang baik untuk bercanda, Zixuan."

"Maafkan aku."

Jadi? Apakah ia harus berjalan kaki bersama Lelaki asing ini dan meninggalkan mobilnya terparkir begitu saja di parkiran Café tadi? Tetapi… harus berapa jauh ia berjalan kaki?

"Zixuan…"

Suara berat Chanyeol menghentikan pemikiran Baekhyun sejenak. Ia menoleh guna menatap wajah Chanyeol yang cukup tampan itu. Anehnya, entah kenapa ia menyukai panggilan Chanyeol yang memanggilnya dengan Nama 'Zixuan' tersebut.

"Sampai berapa lama kita menjalin hubungan ini?"

Baekhyun memiringkan kepalanya. Kemudian ia menunduk untuk melihat satu tangannya yang baru saja digenggam oleh Chanyeol. Hangat. Itulah satu kata yang dapat mendeskripsikan apa yang dirasakannya saat ini.

"Um… selamanya?" ucap Baekhyun ragu. Lagi-lagi Chanyeol tertawa kecil.

"Aku tidak mungkin membiarkannya. Aku tidak mungkin membiarkanmu terus menerus menjadi bayanganku, Zixuan."

"Bayanganmu? Aku tidak mengerti."

Chanyeol tersenyum dan mengusak lembut rambut cokelat Baekhyun.

"Apa kau tidak lelah dengan semua ini?"

Lelah? Ia bahkan baru saja akan memulainya. Bagaimana mungkin ia bisa menjawab pertanyaan itu?

"Kau… bosan denganku?" tanya Baekhyun random. Ia benar-benar kehabisan ide untuk menerka-nerka maksud dari Chanyeol.

"Zixuan, apa aku harus mengatakannya berkali-kali agar kau ingat?"

"Katakanlah."

"Kau… adalah Model yang paling sempurna. Tetapi aku…"

Model? Satu Clue berhasil Baekhyun dapatkan dari perbincangan mereka.

"Tetapi?"

"Tetapi aku tidak mungkin terus menerus menjadikanmu Model yang tubuhnya dilihat oleh jutaan Lelaki Brengsek di Dunia ini."

"Berhentilah berbasa-basi, Chanyeol."

"Aku ingin mengakhiri kontrak kerja kita. Aku tidak akan memotretmu lagi, dan menjual fotomu hanya untuk mendapatkan uang."

Kontrak kerja? Apakah hubungan Zixuan dan Chanyeol hanya sebatas Rekan kerja?

"Tetapi kita telah melakukan seks, Chanyeol," protes Baekhyun.

"Lalu apa hubungannya? Aku hanya lelah dengan pekerjaanku ini. Aku hanya akan merugikanmu!"

Cklek

Chanyeol memasuki sebuah Kamar kecil setelah berhasil membuka pintunya yang semula terkunci. Baekhyun masuk mengikutinya dan ia sempat memperhatikan isi dari Kamar kecil tersebut.

"Aku sudah terbiasa dengan semua ini," lirih Baekhyun.

"Katakanlah apa yang membuatmu bertahan di sampingku?"

Tubuh Baekhyun kaku. Ia sungguh tak tahu harus berkata apa pada Chanyeol. Hingga tubuh tinggi itu mendekat, Baekhyun masih tertahan di posisinya. Chanyeol berjalan ke arahnya dan berhenti tepat di hadapannya. Sepasang mata Chanyeol bertemu dengan matanya untuk yang pertama kali baginya.

Tatapan itu bagaikan menghipnotisnya dan melumpuhkan seluruh persendiannya. Baekhyun menahan nafasnya, ketika dengan tiba-tiba Chanyeol meraih dagunya dan menyatukan bibir mereka. Chanyeol mengecup bibirnya dengan lembut dan cukup lama. Suatu hal yang tak seharusnya ia lakukan bersama Lelaki lain selain Kai. Tunangannya.

Ia seperti pernah merasakannya. Ia seperti pernah merasakan ciuman manis ini di bibirnya. Merasakan pelukan hangat yang berasal dari lengan besar Chanyeol yang melingkar di pinggangnya. Juga, genggaman erat di satu tangannya bagaikan betapa tak ingin Chanyeol kehilangan dirinya.

Hal ini benar-benar aneh. Pikirannya berputar cepat memaksa untuk mengingat kehidupan yang pernah ia jalani. Namun tak ada satupun yang sama persis seperti saat ini. Tidak ada yang dapat memberikan kenyamanan sehebat ini, seperti yang Chanyeol lakukan padanya saat ini.

Ini salah.

Ia telah membuat sebuah kesalahan lain.

Ia tak seharusnya berciuman dengan Lelaki lain. Melakukannya secara diam-diam tanpa diketahui oleh siapapun.

Ia telah mengkhianati Kai.

Salah…

Ia adalah Byun Baekhyun. Bukan Yang Zixuan.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued…

.

.

.

.

.

.

Chapter selanjutnya bakal Yuta perjelas tentang siapa sebenarnya Zixuan dan siapa itu Chanyeol.

Atau adakah yang merasa masih bingung dengan jalan cerita ini? Silahkan tanyain aja ke Yuta lewat Review ya, nanti bakal Yuta jawab hehe

Ok, seperti biasa. Yuta minta Review dan Respon berupa komentar dari kalian.

Yuta tunggu~

Terima kasih. Saranghae Bbuing~!