Konco Mesra

Chara milik Fujimaki Tadatoshi
Pair: AoKise, sedikit AoKaga.
Genre: Yaoi, Romance, Hurt
Rate: T

Warning: Bahasa berantakan, OOC, typo bertebaran dapat menyebabkan pusing dan mual. Dan jika sakit berlanjut datang ke Apotek terdekat. :D

Selamat membaca-ssu ~~

Siapa yang tidak mengenal seorang Kise Ryouta? Dia adalah seorang model terkenal. Bahkan bakatnya tidak cuma di bidang modeling saja, Akting? Banyak daftar film yang pernah ia bintangi. Host? Banyak juga daftar acara yang ia pandu. Penyanyi? Banyak daftar albumnya, bahkan ia konser berkali-kali. Ia merupakan artis multitalenta, tapi ada satu yang tidak ia miliki, itu adalah seorang kekasih.

Seorang Kise Ryouta tidak mempunyai kekasih? Berita ini sering tersebar di media massa, banyak pula yang penasaran akan kehidupan pribadi artis yang bermula dari modeling tersebut. Bukan karena ia tidak laku, bukan! Bahkan banyak yang mengantri menjadi kekasihnya. Bukan karena ia tidak memiliki seseorang yang dicintai, bu -. Nah lho, sepertinya ada yang mengganjal di kalimat sebelum. Kalian tahu?

Kise Ryouta memiliki seseorang yang sangat dicintai. Siapakah dia? Banyak yang mengira dia adalah teman bermain di salah satu filmnya, dia adalah Nash Gold Jr. Mereka begitu dekat saat film itu berlangsung dan mereka sering pergi bersama. Bahkan Nash juga pernah menyatakan cintanya kepada Kise di depan wartawan, tapi ditolak oleh pemuda berzodiak gemini tersebut.

Malu? Nash cuek bebek menghadapi penolakan Kise, ia bahkan tidak pernah menganggap peristiwa itu ada. Begitu pula dengan Kise, ia menganggap itu cuma candaan semata. Karena tidak ada yang memikirkan akan peristiwa tersebut, mereka menjadi teman sampai saat ini.

Terus siapakah seorang yang dicintai seorang Kise Ryouta? Dia adalah Aomine Daiki, teman semasa ia masih SMP dulu. Seorang yang ia kagumi, dan Aomine adalah alasan dirinya masuk ke klub basket sekolah Teiko. Bahkan dalam sekejap si blonde bisa masuk ke dalam tim inti dari sekolah tersebut. Itu tidak mengejutkan bagi Kise, karena apa? Ia cepat memahami sesuatu hanya dengan melihatnya saja.

Kiseki No Sedai atau generasi keajaiban, merupakan generasi 5 pemain yang berbakat dari SMP Teiko. Generasi yang tidak terkalahkan dan bahkan mendapatkan kemenangan saat bertanding di lapangan. Mereka adalah Akashi Seijuro, Aomine Daiki, Midorima Shintaro, Murasakibara Atsushi, dan yang terakhir Kise Ryouta. Serta pemain ke enam mereka, ia adalah Kuroko Tetsuya.

Persahabatan Aomine dan juga Kise berlangsung ketika mereka satu tim bersama. Bahkan bisa dikatakan sebagai amplop dan perangko. Karena apa? Setiap ada Aomine, pasti ada Kise yang selalu mengajaknya one on one. Saat istirahat pun mereka makan bekal pasti berdua. Pulang bersama untuk membeli es krim berdua. Bahkan Kise pernah bermain ke rumah Aomine dan langsung akrab dengan Kaachan si Navyblue itu.

Rasa kagum Kise, lama kelamaan menjadi cinta yang mendalam di hatinya. Ia pernah ingin melupakan reaksi tubuhnya saat berdekatan dengan pemuda navyblue tersebut. Begitu pula dengan Aomine, ia merasakan getaran-getaran aneh saat berdekatan dengan pemuda blonde manis ini. Makanya Ace SMP Teiko ini mulai melirik ke majalah dewasa, yang dimana ada gadis berdada besar. Tidak mungkin ia mencintai Kise yang berdada rata, sedangkan masih ada yang berdada besar? Itulah pemikiran seorang Aomine Daiki waktu SMP.

Tapi pemikiran Aomine berubah saat melihat Kise sangat dekat dengan senpainya di SMA Kaijo. Karena Kise dan Aomine merasakan getaran-getaran aneh pada tubuh masing-masing, mereka mengira bahwa itu adalah salah satu penyakit. Akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan sekolah SMA yang berbeda dan bahkan berbeda kota pula. Kise Ryouta ke SMA Kaijo di daerah Kanagawa dan Aomine Daiki ke Akademi Touou di Tokyo.

Hati Aomine terasa panas melihat kedekatan mereka, dan juga dada sesak. Tapi ia tidak mengakui bahwa sedang dilanda cemburu, ia menyakinkan diri bahwa tubuhnya kecapean karena habis bermain basket. Sejak kapan seorang gila basket bisa kecapean saat bermain? Mustahil! Tapi itulah pemikiran tsundere seorang Aomine Daiki.

Kekalahan Kaijo saat bertanding melawan Touou, merupakan bumerang bagi Kise. Ia sangat terpukul dan menangis sesedukan ketika pertandingan selesai. Ingin rasanya Aomine memeluk tubuh rapuh tersebut, tapi egonya berkata lain. Ia cuma memandang angkuh Kise dan juga kapten Kaijo. Padahal dalam hatinya mengutuk Kasamatsu, sang kapten Kaijo karena beraninya memeluk Kisenya. Kisenya? Sejak kapan Kise milik Aomine?

Entah mengapa hati Kise hancur melihat Aomine berdiri angkuh di depannya. Tanpa mengucapkan kata apapun, dan bahkan tidak memberi kalimat menenangkan. Dada Kise sesak dan bahkan air mata pun kian deras mengalir di pipi chubbynya. Teman SMP, teman satu tim dulu, orang yang dikagumi, orang yang selalu di hati sekarang mencampakkan dirinya. Kise memantapkan hatiuntuk melupakan seseorang Aomine Daiki.

Tapi keinginan, tinggallah keinginan! Kise memergoki ACE SMA Touko meletakkan semangkuk sup gratin bawang di dekat pintu ruang ganti SMA Kaijo. Pemuda blonde manis ini membelalakan matanya, ia terkejut dan tidak percaya Aomine yang berdiri di sana. Seorang yang dicintai, mencoba menghibur dirinya dengan cara tersendiri. Memberikan makanan kesukaan, Romantis kan? Tanpa sadar Kise berlari ke arah si Navyblue dan segera menghamburkan tubuhnya untuk memeluk tubuh pemuda tersebut. Tentu saja dapat omelan pedas dan bahkan alasan tidak masuk akal dari Aomine. Contohnya ia tidak memberikan makanan kesukaan si blonde tersebut melainkan dari kaachannya. Padahal dirinya yang minta dibuatkan.

Mereka pun kembali menjadi teman akrab, bahkan saling menelepon walaupun cuma menanyakan kabar. Tidak sampai disana, wajah mereka pun seakan senang saat saling menelepon dan bahkan tubuh mereka bergejolak kecil. Aomine dan Kise seakan seperti sepasang kekasih yang sedang LDR, jarak yang memisahkan mereka.

Tapi semua berubah saat negara api menyerang, maksudnya saat mereka lulus dari SMA. Kise memutuskan tinggal di Tokyo, alasan untuk melanjutkan karirnya sebagai modeling di sana. Begitu juga dengan Aomine, ia pindah ke apartemen sendiri, mencoba untuk hidup mandiri dan mencari tempat tinggal yang dekat dengan dirinya bertugas. Penasaran dengan pekerjaan Aomine? Pemuda berzodiak virgo ini telah resmi menjadi polisi.

Semua orang tidak percaya, seorang Aomine Daiki menjadi polisi. Begitu pula dengan Kise, ia tidak percaya akan hal itu. Bagaimana tidak? Aomine yang terkenal akan kesombongannya, ingat prinsipnya? yang mengalahkan aku adalah diriku sendiri. Dan juga sifat yang arogan itu, bisa menjadi polisi? Jangan salah! Gini-gini ia bi-

~~~~~~~~Dibalik layar ~~~~~~~~

Kise: Aominecchi, jangan tidur-ssu! Kita lagi syuting.

Aomine: Urusaiii! Dari tadi Authornya ngoceh, bikin sakit telinga! * ngurek kuping dengan jari kelingkingnya*

Uchi: *pundung di pojokan* Aku juga tidak tahu, kenapa bisa panjang seperti ini? T^T Gomen-ssu ~~

Kise: Itu punyaku-ssu! Mouuuuu ~~~ Aominecchi, ayo kita kencan saja.

Aomine: Malas! *menggerakkan tubuhnya ke samping, membelakangi Kise*

Kise: Hidoii-ssu. T^T Hiks! Ya udah aku ngajak Nashcchi saja-ssu! *mulai berjalan*

Aomine: Kiseh!... Jangan main2! Satu langkah dari sana, aku rape kau sekarang!

Kise: *menelan ludahnya paksa* Aku diam-ssu. Makanya ayo kencan, Aominecchi!

Aomine: Ttaku! Ayo! *mulai berdiri dari tidurnya*

Uchi: Tunggu! Kalian masih syuting!

Aomine: Emang aku peduli!

Kise: Aominecchi, jangan gitu-ssu!

Uchi: Huweeeee! Aku kan mau ngasih hadiah ke temenku biar gx sedih lagi T^T.. Dengan ff ini... Dia penggemar AoKise, AoKaga juga sih. Lanjut syuting ya? Ya? Ya?

Aomine: Dia bahkan lebih berisik darimu, Kise!

Kise: Benar Aominecchi *kembali duduk dan diikuti Aomine*

Aomine: Ttaku! Untuk kali ini saja.

Kise: Baiklah, untuk penggemar setia AoKise-ssu

Uchi: Huwaaaaaa Arigatou, kita lanjutkan ~~~

Kise: Douita-ssu.

Aomine: Hn *buka majalah Mai-chan*

Kise: Ssstt ~~ Aominecchi. Kagamicchi kemana-ssu? *bisik*

Aomine: Aku kunci dia di ruangan bersama Niguo *melirik*

Kise: Oww, dengan Nigu-... Ehhh, tapi kan Aominecchi! *membayangkan Kagami yang takut dengan niguo *

Kagami: Ahomine! *natap horor niguo* Jangan dekat-dekat Niguo! Huuusshh!

~~~~~~~~~Depan layar ~~~~~~~~

Pertemanan mereka pun mulai dipertanyakan. Pasalnya gerak gerik mereka itu seperti orang yang lagi berpacaran. Tapi saat ditanya mereka selalu mengelaknya dengan alasan sama. Yaitu mereka hanya teman, cuma teman! Bahkan media massa pun heboh dengan kedekatan AoKise, tapi kedua sejoli ini membiarkannya dan malah semakin dekat. Toh, mereka cuma teman.

Kise pindah apartemen yang bersebelahan dengan apartemen Aomine. Bahkan mereka pun pertukar kode pin untuk masuk ke dalam apartemen sahabatnya. Apartemen Aomine 18061992, dan Apartemen Kise 31081992. Ada yang aneh dengan kode pin tersebut? Ya, mereka memakai kode apartemen dengan tanggal ulang tahun sahabatnya. Sungguh romantis sekali! Jadi seperti teman rasa pacar, kan?

Seperti pagi hari ini, Kise tiba-tiba masuk ke dalam apartemen Aomine. Niatnya mau menagih janji si Navyblue. Ia pun mencari sang pemilik yang entah dimana. Mencari di berbagai ruangan, tapi apa daya belum menemukan teman dekatnya. Pemuda blonde ini menghelakan nafasnya. 'Pasti masih di dunia kapuk!' batin Kise yang segera masuk ke dalam kamar Aomine, dan benar saja temannya itu masih tidur tenang di atas ranjang.

"Ohayou Aominecchi!"

Pemuda navyblue ini menggerakkan tubuhnya ke samping sehingga membelakangi Kise, karena terganggu dengan suara seksi sang model. Kita bisa melihat ada banyak genangan danau di guling Aomine, bahkan bantal guling serta selimut tergeletak tidak beraturan. Pemuda blonde ini mengembungkan pipinya melihat kekeboan temannya. Apa dirinya kurang menarik sehingga masih tertarik dengan tidur panjangnya?

"Aominecchi bangun-ssu! Bukannya kau berjanji akan mengantarkanku ke bandara-ssu! Belum makan! Belum mandi lagi! Ahominecchi!" oceh Kise dengan suara melengking, seraya menggoyang-goyangkan tubuh Aomine. Tidakkah sang polisi tahu, ia terikat kontrak film di luar negeri dan harus tepat waktu sampai di sana. Kise pindah tempat sehingga tepat di depan wajah Aomine, lihatnya! Ada sembrutan merah di wajah manis sang model.

#Deg

Detak jantung Kise meningkat, dan entah mengapa ia merasakan kupu-kupu terbang dari dada. Ia sangat senang, bahkan tidak ingin waktu berjalan begitu cepat. Karena apa? Ia ingin terus bisa menatap wajah damai orang yang dicintainya lebih lama lagi. Tanpa sadar ia terus menatap wajah tampan temannya itu.

Sebenarnya Aomine sudah terbangun dari tadi, saat Kise memandang wajah sang polisi dengan lekat. Ada apa dengan wajahnya? Apa banyak iler di sana? Si Navyblue tidak peduli, karena apa? Sudah biasa baginya. Dengan iseng dan ingin menjahili Kise, Aomine menggerakan satu tangannya untuk memeluk pinggang sang model. Tentu saja tubuh Kise bergejolak kecil karena terkejut.

"Puas memandang wajahku, heh?" tanya Aomine dengan suara serak-serak seksi khas orang baru bangun tidur. Si mantan Ace SMP Teiko menyeringai kecil saat melihat wajah merona Kise. Jujur! Ia mencintai pemuda blonde manis yang ada di pelukannya ini, tapi ini rahasia terbesar Aomine. Sedikit membuat hati gelisah memang, tapi mau bagaimana lagi, kan? Dari segi manapun, kemesraan mereka sudah biasa bahkan sering, dan cuma dianggap sebagai teman.

"Etto... Bukan-ssu... Aku... Aku cuma melihat iler Aominecchi-ssu~" Kise merutuki kebodohannya yang memberi alasan tidak logis. Tentu saja mendengar perkataan pemuda di pelukannya ini, Aomine menaikkan sebelah abisnya seraya menatap curiga ke arah Kise.

Sudah besar tapi tidak pandai berbohong, pikir sang polisi. Dengan gerakan cepat, sang calon seme menindih tubuh calon ukenya. Memandang lekat mata emas madu si blonde, warna matahari terbit yang membuat detak jantungnya meningkat.

"Mattaku Kiseh! Anak-anak juga tahu kau berbo-"

"Aku tidak berbohong-ssu... Beneran! Aku melihat ilermu, bukan wajahmu-ssu... Siapa... Siapa juga yang melihat wa... Wajah jelek Aominecchi-ssu... Le-" ucap Kise yang terbata-bata. Ia gugup dengan posisi seperti ini, bahkan di tatap oleh orang yang dicintainya begitu dekat. Sudah dipastikan bahwa wajahnya merah padam. Pemuda berzodiak gemini tersebut refleks memalingkan wajahnya.

"Jelek, heh? Kau serius Kise?"

"Aku serius-ssu! Jelek-ssu, jelek Aominecchi... Coba sana bercermin-ssu, dan le-"

"Baka! Ucapkan sekali lagi, teme! Tapi dengan memandang wajahku! Yang jelek itu aku, atau dinding yang kau lihat itu?" bisik Aomine tepat di telinga Kise, seringaian semakin lebar ketika melihat Kise yang mati gaya. Pemuda navyblue ini memegang dagu si blonde dan digerakkan sehingga berhadapan dengan wajahnya. Mata mereka pun kembali bertemu, emas madu dengan biru. Entah mengapa kedua pemuda ini seakan terhanyut dalam pikirannya sendiri-sendiri, diam seribu bahasa. Mereka terpesona dalam warna mata temannya, orang yang sangat dicintai. Keheningan pun terjadi di antara keduanya.

Tidak berapa lama, Aomine tersadar dari lamunan. Ia pun mengetukkan keningnya ke kening si blonde, sang polisi beranjak dari tubuh Kise dan duduk di samping sang model. " Ttaku! Sudah besar tidak pandai berbohong! Baka atau polos, heh? Membuatku ngantuk!" tanpa babibu lagi, Aomine kembali merebahkan tubuhnya di samping Kise dan memeluk guling kesayangannya. Kenapa kesayangan? Karena ada gambar Mai-chan di sana.

Kise terdiam dengan wajah merah merona, detak jantungnya pun meningkat lebih cepat. Ia malu karena ketahuan berbohong oleh Aomine. Ingin rasanya ia menyembunyikan wajah merahnya di dada bidang pemuda navyblue itu, ini mah mencari kesempatan dalam kesempatan. "Ahominecchi!" cicit Kise.

"Nghhhhh... Mai-chan, kau terlihat seksi dengan pakaian itu... Mmmmm... Dadamu... Aissh," nglindur Aomine yang dihiasi aliran tetes bening di bibirnya. Dalam sekejap mata pemuda berzodiak virgo ini sudah di alam mimpi, bahkan dengan mimpi nistanya. Tidak sampai di sana, Aomine menggesek2 pipinya pada guling bergambar Mai-chan tersebut. Berbanding terbalik saat sang polisi bertugas, ia kelihatan cool, keren, membuat wanita dan para uke terpesona. Tapi saat di rumah, tidak beda jauh dengan om-om hidung belang. Cuma Kise dan teman dekat lainnya yang tahu, keburukan Aomine.

Persimpangan terpantri di kening si blonde, bagaimana tidak? Ia dag dig dug derrr! Mati gaya karena perkataan Aomine. Bahkan Kise mencari cara supaya ia tidak malu lagi di depan temannya ini. Ternyata! Tidak disangka sang model, pemuda yang membuatnya kicep itu. Tertidur dengan pulas, apalagi bermimpi dengan idolanya, gadis di majalah yang berdada besar. Ingin rasanya Kise membuang majalah Mai-chan koleksi Aomine.

"Ahominecchi no baka-ssu!"teriak Kise dengan suara melengking. Ia mulai duduk seraya mencubit kuat perut pemuda yang membelakanginya itu. Tentu saja Aomine mengadu kesakitan, tapi matanya masih terpendam. Pemuda navyblue ini cuma mengelus perut bekas cubitan maut si blonde. Bagaimana cara membangunkan Aomine? Kise mengacak kasar rambut, pikirannya sudah buntu untuk memikirkan cara membangunkan si kebomine. (( Author bersembunyi di belakang Kise sembari bernarasi ria))

Tiba-tiba ponsel Kise berdering, terdengar salah satu lagu miliknya yang cukup populer. Pemuda blonde manis ini pun mengangkat ponselnya, yang ternyata sang meneger yang menelepon. Ia sesekali melirik ke arah Aomine yang masih terlelap. Karena Kise berpikir bahwa ia akan kangen dengan pemuda yang dicintainya ini. Pekerjaan baru ini, mengharuskan ia tinggal di luar negeri selama setahun penuh. LDR lagi, tapi ini jaraknya cukup jauh. Tanpa sadar air mata Kise mengalir di pipinya.

"Moshi-moshi."

"Moshi-moshi, Ryouta. Ingat kan sore nanti, kau harus sampai Indonesia?"

"Haik Nami-cchi, ini aku baru siap-siap-ssu."

"Jangan sampai terlambat, Ryouta!"

"Haik! Haik! Aku tidak akan terlambat-ssu."

"Kau harus ingat, ini kesempatan emasmu! Kau ingin go internasional, kan?"

"Iya, aku tahu-ssu! Aku tahu ini kesempatan emasku. Aku ingin-ssu, aku ingin itu. Hiks! Tapi..."

"Sssttt... Kita cuma pergi setahun Ryouta!"

"Iya-ssu... Hiks! Iya... Hiks! Tapi tinggal di Indonesia selama 1 tahun itu sulit-ssu. Hiks!"

"Ada aku di sana, Ryouta. Aku akan menjagamu, tenanglah!"

"Bukan itu-ssu... Hiks! Bukan itu, Nami-cchi... Hiks."

"Karena dia? Lebih baik kau menyatakan perasaanmu, Ryouta. Sebelum terlambat. Kau tidak ingin, kan? Dia menjadi milik orang lain?"

"Hiks! Tidak mau-ssu. Hiks! Tidak boleh! Hiks!"

"Aku kasih waktu untuk kau berbicara dengan dia. Tapi Ryouta, ingat waktu ne! Jangan terlambat sampai bandara! Aku tunggu kau di sana."

"Hiks! Iya-ssu. Hiks! Hiks!"

"Ganbatte ne, Ryouta. Jaa matta ne."

"Arigatou-ssu. Jaa matta ne."

Kise mematikan ponselnya, ini sangat sulit dalam hidup sang model. Ia harus mengungkapkan isi hatinya kepada teman SMP ini, orang di kagumi sekaligus dicintai. Dan orang yang tepat tertidur pulas di depannya ini. Ia merundukan kepalanya seraya meremas baju bagian belakang Aomine, seraya menahan isakannya.

Kise tahu Aomine mempunyai hati kepada Kagami, begitu juga sebaliknya. Terbukti saat mereka bertanding saat SMA dulu, saat Seirin melawan Touou. Kise bisa melihatnya! Melihat wajah Aomine yang penuh gairah untuk melawan Kagami. Hatinya sakit! Dadanya sesak melihat pemandangan itu. Tapi dirinya siapa? Cuma teman.

Tidak sampai di sana, saat Kagami akan pergi ke Amerika, untuk lebih mendalami basket lagi. Dan entah sadar atau tidak, Aomine mengucapkan akan mengikutinya dan menyusul ke Amerika. Hatinya hancur mendengar itu semua, bahkan ia menangis semalaman mengingat peristiwa menyesakkan itu. Kise menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakannya, walaupun air matanya mengalir sangat deras. Ingatan beberapa tahun silam, berputar di ingatannya. Beruntung Aomine tidur membelakanginya.

Keberuntungan pun memihak kepadanya, Aomine tidak jadi berangkat ke Amerika, untuk menyusul Kagami. Karena apa? Tentu saja karena bujuk rayunya, ia merengek seperti anak kecil saat akan ditinggalkan Aomine. Pada akhirnya si Navyblue membatalkan niatnya, dan memilih untuk tinggal di apartemen sendiri. Ia senang waktu itu dan segera memeluk erat tubuh pemuda berzodiak virgo tersebut.

Tapi apa sekarang? Ia yang akan meninggalkan Aomine, meninggalkan orang yang di cintainya selama 1 tahun. Waktu setahun itu cukup lama baginya. Maka dari itu, ia ingin mengatakan cintanya dahulu sebelum pergi lama. Sebelum orang yang dicintainya dimiliki oleh orang lain. Ia tidak rela! Bolehkah ia egois? Bolehkah ia berharap pemuda navyblue miliknya seorang? Aomine Daiki milik Kise Ryouta!

Sebenarnya Aomine sudah bangun dari tadi, saat mendengar dering telepon Kise. Ia pun memutuskan pura-pura tidur supaya bisa mendengar percakapan Kise dengan izanami Uchimaki, sang meneger. Dari pendengarannya, ia bisa menyimpulkan Kise akan pergi ke Indonesia selama satu tahun. Berarti ia akan kesepian tidak ada Kise? Tanpa sadar Aomine mendengus pelan. Tapi ia mencoba untuk tegar, dan membiarkan teman dekatnya itu meraih mimpinya.

"Aominecchi~~ Aku tidak sekuat Kagamicchi. Hiks! Yang bisa melampauimu-ssu... Tapi... Hiks! Aku... Aku tidak bisa menahan ini lebih lama lagi-ssu... Aku... Aku mencin-"

"Urusaiii Kise! Kau tidak tahan, kan? Ingin aku mengantarkanmu ke bandara? Ck, sabar baka! Aku mengumpulkan nyawa dulu... Huammm... " potong Aomine yang mulai duduk dari tidurnya. Ia mengorek telinga yang dari tadi berdenging karena suara melengking Kise. Setelah selesai dibagian telinga, tangan yang satunya menggaruk perut sixpacknya. Ketidakelitan Aomine tidak berhenti sampai di sana, ia pun menguap tanpa menutup mulutnya. Kise, kenapa dirimu bisa suka bahkan mencintai orang macam Aomine?

Setelah selesai mengumpulkan nyawanya, Aomine pun berbalik dan memandang Kise. Ia tidak terlalu terkejut melihat wajah kacau temannya itu. Karena apa? Dari tadi ia mendengar suara isakan dari si blonde. Setidaknya ia membiarkannya Kise menangis dalam diam dulu, supaya lebih lega dan tenang. Gini-gini Aomine adalah tipe orang yang romantis. Tapi ingat satu hal, dengan caranya sendiri!

"Mattaku Kiseh! Kau sudah besar, masih cengeng? Tidak malu sama Nigou?!" ucap Aomine dengan senyum mengejek seraya mengacak rambut blonde Kise. Entah mengapa ia juga sedih karena akan ditinggal Kise. Tapi ia berusaha kuat, dan membuat seakan dirinya baik-baik saja saat ditinggalkan. Karena apa? Inilah peran terpenting seorang seme. Menenangkan hati ukenya yang lagi bersedih, hitung-hitung membayar hutang dulu. Ketika ia mencampakkan Kise di lapangan basket pada saat kekalahan Kaijo.

"Mouuuuu ~~ Hiks! Masa aku disamakan dengan Nigou-ssu! Hiks! Hidoii-ssu!" ucap Kise yang air matanya terus mengalir di pipi, apalagi saat ia merajuk dengan dikembung pipinya itu. terlihat chubby, bukan? Dan wajahnya merah karena habis menangis. Sial! dengan pose mengemaskan Kise, membuat adik Aomine bangun.

"Ki... Kiseh! Kau..." Aomine mencubit pipi si blonde seraya menahan libidonya. Ia tidak boleh lama-lama di sini, bisa-bisa dirinya khilaf. Ia pun beranjak dari ranjangnya dan berjalan ke kamar mandi.

"Aku? Kenapa-ssu?" tanya Kise seraya memiringkan kepala blondenya. Ia memandang bingung Aomine yang pergi meninggalkannya.

"Baka!" ucap Aomine yang segera menutup pintu kamar mandi. Ia tidak bisa menahan hasratnya lagi, saat melihat pose terakhir Kise. Kawaii! Dan itu membuat libidonya meningkat. Ia akan menidurkan kembali adiknya sendiri dan sekalian mandi. Daripada mendengar protesan melengking si blonde.

Sembari menunggu Aomine siap-siap, Kise pulang ke apartemennya. Tentu saja untuk persiapan, pengecekan barang pun dilakukan oleh sang model berulang kali, takut ada yang tertinggal. Tak lupa, ia memasukkan foto dirinya dan Aomine saat mereka masih SMP dulu. Foto saat tubuhnya merasakan getaran-getaran aneh, dan ketika ia pertama kali mencintai sahabatnya sendiri.

Saat Kise sibuk dengan persiapannya, Aomine datang ke apartemen si blonde. Pakaiannya sudah rapi, dan tak lupa majalah Mai-chan di tangannya. Aomine pun duduk di dekat Kise sembari membuka majalahnya. "Sudah selesai?" tanya Aomine, tapi matanya tidak lepas dari majalah dewasa tersebut.

"Sebentar lagi, Aominecchi! Tinggal memasukkan pakai-"

"Kise, sepertinya aku mencintaimu."

Refleks Kise menoleh ke arah Aomine, jantungnya berdetak lebih cepat. Apa dia tidak salah dengar? Sepertinya memang salah! Tidak mungkin tetangga apartemennya mengucapkan seperti itu. Ia harus periksa ke dokter THT, harus! "Kau bicara apa, Aominecchi?"

"Tidak, aku sedang membaca kalimat di majalah Mai-chanku. Jangan pikirkan!"

Nah kan! Mereka itu saling mencintai, tapi diantara keduanya tidak berani untuk menyatakan cintanya terlebih dahulu. Karena apa? Tentu saja status teman mereka itu, membuat keduanya bimbang. Lebih baik teman rasa pacar, kan? Daripada pacar rasa teman?

"Aominecchi, bolehkah aku minta satu permintaan-ssu?"

"Apa?" tanya Aomine seraya mengangkat sebelah alisnya. Sangat jarang sekali si blonde minta sesuatu, izin dulu dengannya. Biasanya langsung merengek.

"Buang semua majalah Mai-chanmu-ssu!" teriak Kise dengan suara melengking, ia merebut majalah Mai-chan yang dibawa Aomine.

"Oiiii Kiseh! Jangan main-main! Itu majalah koleksiku, susah mencarinya, teme!" Aomine terkejut majalahnya diambil oleh Kise. Benar kan, feelingnya tidak pernah meleset.

"Kembalikan Mai-chanku!" ucap Aomine yang segera merebut kembali majalah dewasa tersebut.

"Apa Aominecchi akan melupakanku-ssu? Karena sering membaca majalah itu?"

"Mattaku, Kise! Sampai kapan kau akan baper, baka!" ucap Aomine dengan senyum mengejek seraya menyentil kening si blonde. Melupakan Kise? Yang benar saja! Setiap detik saja, bayangan si blonde berlari-lari di pikirannya. Ia tersenyum kecil melihat sang sahabat yang mengadu kesakitan karena ulahnya.

"Tapi Aominecchi, aku pergi satu tahun. Lama-ssu~"

"Itu sebentar, Kise. Tidakkah kau ingat fungsi ponsel? Kau bisa menghubungiku."

"Tapi Aomi- Mchhkk," ucap Kise terhenti saat tiba-tiba Aomine mengecup bibirnya. Ia membelalakan kedua mata seraya meremas baju bagian depan temannya, entah mengapa detak jantungnya meningkat. Ciuman yang tidak ada paksaan, bahkan lumatan-lumatan kecil yang begitu lembut ini membuat si blonde agak tenang. Tidak sampai di sana, ia merasakan punggungnya dielus oleh pemuda berzodiak virgo tersebut.

"Mchhkk... Dasar cengeng... Uchmkk... Cerewet... Eghkkkm... Kekanakan... Mchhkk... Baka... Teme... Mchhkk," ejek Aomine di sela-sela cumbuannya, walaupun dalam hatinya sedikit memuji penampilan dan juga sifat manis si blonde. Dan sial! Pikirannya kacau, bagaimana bisa bibir temannya selembut ini? Ia sampai khilaf, dan bahkan memasukkan lidahnya kedalam mulut sang model. Tidak sampai disana, lidahnya juga menjelajahi setiap sudut rongga mulut Kise.

Seakan terhanyut dalam cumbuan Aomine, Kise menutup matanya seraya memiringkan kepala untuk memperdalam cumbuan mereka. Bahkan si blonde memberanikan diri untuk menjilat-jilat lidah Aomine, dan tentu saja disambut sang polisi. Dengan seduktif, Aomine menjilat dan melilit sesekali menghisap kuat lidah sang model. Cecapan mereka terdengar samar di ruangan apartemen Kise.

Aomine juga menjilati langit-langit rongga mulut Kise, yang merupakan titik sensitif si blonde. Tubuh si blonde bergejolak, dan bahkan darahnya berdesir cepat. Desahan juga tak luput dari kegiatan panas mereka. "Mchhkk... Aghkkm... Eghkkkm... Aominecchi... Uchmkk..."

Aomine tersadar dengan apa yang ia lakukan, dan segera melepaskan cumbuannya. Wajahnya sedikit merona, sedikit lho! Berbeda dengan Kise yang merah merona, terlihat jelas di wajahnya. "Gomen," ucap Aomine seraya melepaskan pelukannya.

"Ti... Tidak apa-apa-ssu."

Canggung? Itulah yang mereka rasakan. Bagaimana tidak? Ini adalah ciuman pertama mereka, dan dilakukan saat keduanya belum menjadi sepasang kekasih, hanya sebatas teman.

"Sudah selesai?"

"Iya-ssu."

"Ayo berangkat! Sebelum mendapat omelan dari menejermu. Ia bahkan lebih cerewet daripada kau, Kise! Mattaku, Meneger dan artisnya sama saja."

"Mouuuuu ~ Aku tidak cere-"

Kise menghentikan protesnya saat mendengar dering telepon. Ia melihat di layar ternyata sang meneger. Panjang umur ternyata si izanami Uchimaki. Ia pun menoleh ke arah Aomine dan menunjukkan siapa yang menelepon.

"Mattaku! Ayo kita berangkat!"

Aomine membawa koper Kise dan si blonde mengangkat ponselnya. Tentu saja langsung terdengar suara melengking dari ponsel Kise, dapat dipastikan bahwa sang meneger berteriak di sana. Aomine mengorek-ngorek telinganya karena jadi korban lagi. Kapan dirinya bisa terbebas dari manusia berisik ini?

"RYOUTA, LIHATLAH SEKARANG JAM BERAPA! JANGAN BILANG KAU MASIH DI APARTEMEN!"

"Aku sudah di jalan-ssu. Sebentar lagi sampai."

"Jalan menuju parkiran apartemen."

"Aominecchi, diam-ssu!"

"Ck."

"APA?! Satu jam lagi kita berangkat Kise Ryouta."

"Aku tahu Nami-cchi, 1 jam itu waktu yang la-"

"Itu waktu sedikit, baka!"

"Mouuuuu ~~, aku belum selesai bicara-ssu. Ini aku sudah di jalan raya."

"Baiklah. Cepat!"

"Haik! Haik Nami-cchi. Jaa matta ne."

"Hm... Jaa."

Mereka pun berangkat ke bandara dengan suasana hening. Tidak ada yang memulai percakapan terlebih dahulu, keduanya terhanyut dalam pikirannya masing-masing. Kise sibuk dengan mengirim kabar ke menegernya, posisinya sekarang dimana. Sedangkan Aomine fokus ke jalan raya.

Sesampainya mereka ke bandara, tentu saja disambut oleh sang meneger. Bukan pelukan hangat, bukan! Tapi omelan panjang yang membuat telinga Aokise berdenging. Omelan yang seperti kereta api, Panjang tanpa jeda.

Walaupun sang meneger menyeramahinya, fokus Kise ke arah Aomine. Kalimat panjang Nami pun, seakan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri, si blonde tidak mendengarkannya. Sang meneger menghentikan ceramahnya dan mengepuk bahu kedua sejoli tersebut. "Aku beri waktu untuk kalian berbicara. Tapi cuma setengah jam! Jadi gunakan waktu baik-baik," selesai mengucapkan itu, sang meneger masuk. Akan tetapi ia melihat AoKise dari jauh.

Kise menoleh ke arah Aomine, sehingga mereka berhadapan. Dan tanpa disadari si blonde, air mata kembali mengalir membasahi pipinya. Ia tidak siap untuk berpisah lama dengan teman dekatnya ini, entah mengapa hatinya sesak. Si blonde mengusap air matanya tersebut dengan satu tangannya. "Hiks! Hiks! Hiks! Aku akan kangen Aominecchi-ssu. Hiks!"

"Aku juga," ucap Aomine dengan nada lembut. Sejak kapan seorang gila basket ini bisa bersikap lembut? Menurut majalah Mai-chan yang pernah sang polisi baca, cara menenangkan kekasih yaitu dengan bersifat lembut dan sedikit bumbu-bumbu elusan. Ia akan mempraktekannya kepada Kise. Ara~ sejak kapan Kise menjadi kekasihnya?

Aomine menggenggam tangan Kise yang satu lagi, mencoba untuk menenangkannya. Tidak sampai di sana, si Navyblue juga mendekatkan tubuhnya ke arah sang model. Aomine juga meletakkan tangan besarnya di surai blonde sang sahabat seraya menariknya supaya mendekat. Ia terkekeh pelan melihat wajah kacau Kise saat menangis. "Siapa yang jelek sekarang? Kejelekanmu perlu dimusiumkan, Kise!"

"Hiks! Hiks! Aominecchi yang jelek-ssu. Hiks! Aku... Aku," tangis Kise pecah, isakan demi isakan terdengar jelas di bibir sang model. Bahkan tubuhnya juga bergetar karena sedikit menahan tangis. Dadanya sesak, ia tidak ingin berpisah dengan pemuda navyblue tersebut. Tapi takdir berkata lain, ia harus berpisah selama setahun.

Karena tidak kuasa melihat orang yang dicintai menangis di depan umum, akhirnya Aomine menarik tubuh rapuh Kise ke dalam pelukan. Mantan Ace SMP Teiko ini mengelus pelan punggung sang model, mencoba untuk menenangkannya. "Mattaku! Bisa-bisa aku kangen suara tangismu."

"Hiks! Hiks! Hidoii-ssu. Harusnya yang dikangeni aku-ssu. Hiks! Hiks! Masa suara tangisku. Hiks!"

"Dasar cengeng! Makanya ber-"

"Hiks! Aku akan kangen Aominecchi-ssu Hiks! Kangen iler Aominecchi. Hiks! Guling Mai-chan Aominecchi. Hiks! Ranjang Aominecchi. Hiks! Kamar Aominecchi. Hiks! Hiks! Aominecchi jangan lupakan aku-ssu. Hiks! Hiks!" Kise meremas kuat baju bagian depan Aomine, ia juga menyembunyikan wajah kacaunya di dalam dada bidang pemuda yang dicintai ini. Mereka saling berpelukan, seakan dunia milik berdua dan yang lain ngekos.

Aomine terkekeh pelan mendengar perkataan Kise tentang yang akan di kangeni. Apaan itu, kangen ilernya? Tidaklah sang model ingat! Ia tadi berbagi itu dengan Kise, sebelum berangkat. "Apa di apartemenmu tadi masih kurang, Kise? Apa perlu kita ulangi lagi di sini?"

Wajah Kise merah merona mendengar perkataan Aomine. Ia jadi ingat saat dirinya di kecup oleh pemuda yang memeluknya ini. Sang model menggelengkan kepalanya cepat.

"Ryouta, cepatlah! Kita akan berangkat nih." teriak meneger yang mengganggu momen AoKise. Walaupun kiasan yang lain ngekos, sang meneger adalah ibu kosnya. Ia yang berkuasa!

Aomine melepaskan pelukannya, ia menyangkup pipi Kise. Dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah sang model dan mengecup singkat kening pemuda blonde manis ini. Tidak lupa ia juga mengelus kedua pipi Kise seraya memandang hangat si blonde.

"Jaga dirimu baik-baik, Ryouta." ucap Aomine yang entah mengapa matanya menjadi panas. Mana mungkin seorang Aomine Daiki menangis! Ini cuma ada debu di matanya, iya debu!

Kise menganggukkan kepalanya seolah menjawab perkataan Aomine. "Aku pergi Aominecchi~ jaga dirimu baik-baik juga-ssu."

"Tentu."

"Jaa matta ne Aominecchi."

"Jaa Kise."

"Aku titip Kise di sana."

"Iya, aku akan menjaganya baik-baik."

Kise dan sang meneger berjalan masuk ke ruangan khusus penumpang, tidak lupa si blonde melambaikan tangan ke arah Aomine, begitu pula dengan sebaliknya. Ia melihat Aomine dari belakang pintu kaca.

Aomine membalikkan badannya saat Kise sudah masuk ke dalam ruangan tersebut. Niat mau pergi tapi entah mengapa tubuhnya berkata lain, seakan ada magnet yang menahannya. Cuma 1 tahun! Ia pasti bisa menjalaninya.

Kise membuat bentuk love di pintu kaca tersebut ketika melihat Aomine yang berbalik badannya. Seakan sang model menyatakan cintanya lewat gambar tersebut. Kise pun berjalan mengikuti sang meneger. Ia berjanji akan selalu menghubungi temannya itu saat ia sampai di Indonesia.

Aomine kembali menoleh ke tempat Kise, kedua matanya membola melihat gambar love di sana. Apa itu Kise yang membuatnya? Apa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan? Apa Kise juga mencintainya? Tanpa babibu lagi, Aomine lari ke pintu ruangan tersebut dan mencoba untuk masuk mencari orang yang dicintainya. Tapi usahanya ditahan oleh petugas, ia tidak dibolehkan masuk karena pesawat akan lepas landas.

Aomine menoleh ke arah jam, ternyata jam penerbangan Kise sudah terlewatkan. Apa ia terlambat? Tidak! Ia akan mengungkapkan perasaan cintanya saat si blonde pulang ke Jepang. Ia akan memberi kejutan romantis dan menjadikan Kise miliknya seorang. Kise Ryouta milik Aomine Daiki!

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti bulan, bulan berganti tahun. Tidak terasa Kise sudah satu tahun berada di Indonesia, karirnya naik drastis. Ia bahkan langsung terkenal di berbagai daerah di Indonesia. Ia senang berada di negara penghasil batik tersebut. Karena apa? Orangnya ramah-ramah.

Tidak jauh berbeda saat sang model di Jepang, banyak orang yang menyatakan cintanya. Akan tetapi di tolak oleh Kise, karena ia sudah mempunyai orang yang dicintainya. Kesetiaan Kise jangan ditanyakan lagi! Ia bahkan sering menghubungi Aomine hanya sekedar menanyakan kabarnya. Terus bagaimana dengan si mantan Ace SMP Teiko ini?

Kepulangannya ke Jepang dirahasiakan oleh Kise. Karena apa? Ia ingin memberi kejutan kepada Aomine. Ia pun pulang ke apartemen dengan diantarkan oleh sang meneger. Bahkan di dalam mobil, ia mendapatkan kata-kata bijak dan cara untuk mengatakan cintanya. Kise memantapkan hatinya untuk menyatakan cintanya kepada Aomine. Tanpa terkecuali!

Sesampainya ia di apartemen, Kise keluar dari mobil sang meneger. Ia tersenyum manis ke arah sang meneger, dan mengucapkan kata terimakasih karena sudah menemaninya di Indonesia. "Ganbatte, Ryouta! Aku tunggu kabar baiknya."

"Haik, Arigatou Nami-cchi~"

"Jaa ne Ryouta."

"Jaa-ssu."

Kise melambaikan tangannya ke arah sang meneger seraya tersenyum manis terpantri di wajah manisnya. Ia berjalan masuk, tidak lupa dengan oleh-olehnya khusus untuk Aomine. Sesampainya ia di depan pintu apartemen Aomine, sang model ini menarik nafasnya dalam dan mengeluarkan pelan-pelan. Entah mengapa ia gugup, detak jantungnya pun meningkat. Ia akan bertemu dengan pujaan hatinya.

Mengetik kode pin dengan tanggal ulang tahunnya, ia masuk ke dalam apartemen sahabatnya ini. Ia melihat sekeliling yang ternyata tidak ada yang berubah, masih sama seperti ia tinggalkan dulu. Ia memincitkan matanya saat melihat sepatu warna merah. Seperti sepatu khas seseorang, entah mengapa hatinya menjadikan tidak tenang. "Kagamicchi?"

Ia segera masuk ke dalam apartemen Aomine, mencari seseorang yang dicintainya. Karena masih pagi, pasti di kamarnya. Tapi, bersama Kagami? Tidak mungkin, Aomine! Kise menggelengkan kepala untuk menghilangkan pemikiran buruknya. Ia berharap semua yang dipikirkan tidak terjadi. Ia menghibur diri dengan menyakinkan hatinya kalau Kagami mengajak Aomine one on one. Iya, cuma one on one di pagi hari.

Tapi harapan tinggallah harapan! Ia mendengar suara aneh di depan pintu kamar Aomine. Ada suara desahan di dalam kamar orang dicintainya. Hatinya hancur berkeping-keping, dadanya sesak dan tanpa sadar air mata Kise mengalir di pipinya.

"Nghhhhh ... Sshh... Shit! Itu sakit! Aghkk... Setidaknya pakai pelicin, Aho! Aghhhhh... Perih itu! Aghhhh."

"Hhhrrrggh... Nanti kau pasti akan menyukainya, Bakagami!"

Kise menggigit bibir bawah untuk menahan isakannya, rencananya hancur. Ternyata orang yang dicintainya sudah dimiliki orang lain, tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Tanpa sadar ia menjatuhkan oleh-olehnya, Kise pun jatuh terduduk seraya memeluk lututnya sendiri. Suara di dalam kamar Aomine membuat dadanya sesak. Isakan demi isakan pun terdengar samar di mulut si blonde.

"Aominecchi~~ Hiks! Kenapa kau tega melakukan ini-ssu. Hiks! Sakit, sakit Aominecchi. Hiks! Harusnya aku sadar. Hiks! Aku sadar, bahwa kau cuma cinta pada orang yang bisa melampauimu-ssu. Hiks! Hiks! Bukaan aku-ssu. Hiks!"

Kise menyembunyikan wajah kacaunya di sela-sela lututnya. Air matanya pun semakin deras mengalirnya, tubuhnya bergetar dan hatinya hancur. Ia mengigit bibir bawahnya kuat, seakan bisa mengobati rasa sakit yang di rasakannya.

"Aghhhh... Itu kecepetan, Aho! Aghhhhh... Sakitlah! Aghhhh... Itu kenapa? Rasanya ada yang aneh? Nghhhhh."

"Bakagami! Kau itu polos atau baka, ha? Aghhhh tidak jauh berbeda dengan Kise! Hhsrhhh.. itu namanya Sweetspot. Baka!"

"Aghhhh... Aghhhh... Emang kau pernah... Aghhhh... melakukan ini dengan Kise? Aghhhh."

"Ck, tentu saja -"

CUKUP! Ia tidak bisa lebih lama di sini. Cukup sampai di sini ia mencintai Aomine. Ia merelakan orang dicintai demi sahabatnya. Sudah, Ia tidak ingin mendengar lagi. Sakit, asal kalian tahu! Kise menutup kedua telinganya seraya masih menyembunyikan wajahnya di lutut.

Kise masih bisa mendengar desahan-desahan di dalam kamar Aomine. Ia tidak kuat lagi, mendengar desahan itu lebih lama, hatinya sudah sakit. Ia ingin pergi dari sini! Dengan mengumpulkan tenaganya, Kise berdiri dan ia mulai berlari. Tapi tanpa sengaja ia menyentuh gelas dan...

#Pranggg

Kise tidak peduli apapun lagi! Bahkan sepatu dan juga oleh-olehnya masih tertinggal di apartemen si Navyblue. Yang dipikirannya adalah menjauh dari apartemen Aomine, menjauh dari orang yang dicintainya. Ia sudah tidak mau berharap lagi, hatinya sudah sakit, cukup sampai disini. Seperti lagu Indonesia yang pernah Kise dengar, cinta tak harus memiliki.

Karena mendengar suara gelas pecah, akhirnya Aomine keluar dari kamar. Ia melihat ke arah gelas yang sudah tidak beraturan lagi, Apa ada gempa? Saat Aomine akan membereskannya, tiba-tiba tanpa sengaja ia menginjak bingkisan. Ia pun mengambilnya.

"Oii Bakagami! Kenapa kau tinggal ini di depan?"

"Ha? Itu bukan punyaku, Aho! Kau kan lihat aku tidak membawa apa-apa tadi!"

"Jangan bilang! KISE!"

"Kise sudah pulang?" Kagami berjalan mendekati Aomine. Melihat keluar kamar Aomine untuk mencari sahabat blondenya. Akan tetapi nihil, tidak ada dimanapun.

"Mattaku! Kau urus semuanya! Aku akan mengejar Kise. Kau mengerti Bakagami?!" tanpa menunggu jawaban Kagami, Aomine langsung berlari keluar. Benar saja! Kise tadi ada di apartemennya, terbukti sepasang sepatu biru disusun rapi di rak, ia pun mengambilnya. jangan bilang si blonde mendengar semuanya!

"Ck Kussoo! Kiseh... Kau jangan salah paham!" Aomine pergi mencari Kise, entah kemana. Tapi yang Aomine yakin, Kise tidak akan jauh-jauh dari apartemennya. Feeling si Navyblue jangan diragukan lagi. Namun tiba-tiba kakinya melangkah untuk masuk ke lapangan basket dekat apartemennya. Apakah si blonde ada di sana?

Sedangkan Kagami, ia membereskan pecahan gelas tersebut. Tidak lupa ia juga membereskan kekacauan di kamar Aomine. Ia pun mengambil tasnya dan berniat pergi dari apartemen sang polisi. Sesampainya ia di depan, Kagami melihat jalan yang mungkin dilewati sang navyblue. Entah mengapa ia iri dengan Kise yang di kejar oleh Aomine. Andai saja dirinya juga di kejar olehnya, Kagami menghembuskan nafasnya kasar karena memikirkan hal yang tidak penting. Ini karena Aomine! Karena dia, pikirannya menjadi kacau. Kagami pun berjalan meninggalkan apartemen Aomine, dengan kedua tangan dimasukkan di saku celananya.

.

.

.

.

.
Tbc / End?

Akhirnya selesai juga #Tepar
FF AoKise pertama yang aku buat~
Spesial buat Ulke-chan yang fokus ke skripnya. Ingat targetnya! Semoga lancar...
Hutangku lunass, lho ~~Hahaha.

Jangan tanya judulnya bahasa jawa! Karena ffku yang lain bahasa jepang, Indonesia, Inggris. Makanya sekali-sekali bahasa jawa wkwkwwkwk

Terinspirasi setelah mendengarkan lagu Konco Mesra- Nella Kharisma.

Gomen minna-san~
1. Untuk sifat AoKagaKise yang kadang ooc.
2. Mendominasi menceritakan Kise, soalnya Aomine atau Kagami takut ooc tambah parah.

3. Danbanyak typo atau bahasa gx jelas. Langsung publik soalnya, karena kejar target. 5 hari harus 2 ff jadi T^T

Kise: Aominecchi menjadi lembut-ssu wkwkwk Habis tobat-ssu hahaha

Aomine: Mattaku! Kau juga, Kise! Ulke banget Haha

Uchi: Huweeeee... Gomen, aku tidak bermaksud...

Kise: Bahkan ia juga ikut main menjadi menegerku-ssu.

Uchi: Kan numpang tenar hehe.

Kagami: Pfftt... Ahomine baik? wkwkwk

Aomine: Ck

Uchi: Jangan marah! Ini aku masih majalah Ki-chan, edisi terbatas. *menyodorkan majalah Kise yang berpakaian maid*

Aomine: Hn *Menerima majalah itu dan tersenyum penuh arti*

Kise: Jangannnn-ssu~~~

Aomine: Pembalasan yang tadi! Kau mengambil Mai-chanku

Kise: Hidoii-ssuT^T. Itukan aku mengikuti naskah dia * nunjuk Author *

Uchi: Arigatou untuk kerja keras kalian *bungkuk ke AoKagaKise* Mohon kerja samanya lagi lain waktu. Cari aman

Kise: Douita-ssu

Aomine: Hn, banyakin bawa majalah ini!

Kise: Ahominecchi!

Kagami: Ahomine!

Aomine: Dasar cupu! Majalah Mai-chan saja tidak punya!

Kagami: Jangan samakan aku denganmu, Aho!

Uchi: Sudah! Sudah! Durasi! Durasi!

Arigatou niichan atas masukannya. Dan arigatou minna-san sudah membaca, ditunggu komennya dan mohon votenya ^^

21 Juli2017