Pair : KyuMin
Cast : Kyuhyun, Sungmin and Other Cast
Rate : T
Genre : Romance, Hurt
Length : Drabble/Ficlet/One Shot (terserah pembaca)
Warning : BXB, typo (s).
Summary : "Nan Gwaenchana. Karea aku mempercayaimu."
Disclaimer : Seluruh tulisan ini milik saya. Saya hanya meminjam nama-nama orang yang saya cintai ini semata-mata demi kelangsungan cerita.
enJOY
.
.
"Apa Sungmin Hyung sudah pulang?" aku menutup pintu dorm kami dengan pelan dan bertanya pada Heechul –Hyung- yang sedang menonton televisi.
"Kau bertanya pada siapa, magnae?" Heechul Hyung menyahuti pertanyaanku dengan tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
Aku mendengus, lupa kalau Hyung-ku yang satu ini sangat sensitif dengan etika panggil-memanggil.
"Padamu Heechul Hyung, hanya kau yang ada disini. Apa Sungmin Hyung sudah pulang dari latihannya?" aku berjalan menghampirinya dan duduk di sofa sebelahnya. Aku baru saja pulang dari rapat di kantor SM, rapat tentang drama musikal baruku. Ah... aku semakin ingin bertemu dengan Ming Hyung jika mengingatnya.
"Molla, aku juga baru saja sampai dari jadwalku, lebih baik kau langsung lihat saja di kamarnya," Heechul Hyung masih tetap menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi dan tertawa saat merasa acara yang di lihatnya itu lucu.
"Tsk..." aku berdecak kesal kemudian bangkit dari sofa itu dan menuju kamar Sungmin Hyung. Bagaimana Heechul Hyung bisa tertawa selepas itu, bahkan untuk tersenyum saja rasanya bibirku sangat sulit untuk di gerakkan.
Ku buka perlahan kamar itu, berjalan mendekat ke ranjangnya dan mendudukkan tubuhku disana. Aku menghela nafas berat, memandang sekeliling kamar Ming Hyung, dan pandanganku terjatuh pada sebuah frame di nakas dekat tempat tidurnya. Foto kami, foto potongan selca kami memenuhi frame itu, di buat menjadi kecil-kecil dan sedikit tidak beraturan. Setidaknya terdapat 10 foto disana, mengingat frame itu juga tidak terlalu besar. 10 foto? Pasti koleksi kalian tak mencapai angka 10 itu. Oh... ayolah, bahkan jika ku tambah angka 0 di belakang, kami memilikinya. Perlu bukti? Kalian datanglah ke dorm kami dan hitunglah sendiri.
Ku letakkan kembali frame itu ke tempat semula dan menghempaskan tubuhku menjadi terlentang di ranjang itu. Pikiranku kembali menerawang pada kejadian rapat tadi. Tidak ada pilihan lain selain menerimanya. Apa yang bisa aku lakukan? Salah-salah aku malah mendapat tuntutan jika membangkang. Setidaknya aku akan menjelaskan pada Sungmin Hyung lewat mulutku sendiri, bukan kabar dari luar.
Ku ambil salah satu bantal milik Sungmin Hyung dan menutupi kepalaku. Menghirup wangi yang melekat pada bantal itu. Satu-satunya wangi tubuh yang menjadi candu bagiku.
Cklek
Kubuka dengan cepat bantal yang menutupi wajahku saat mendengar pintu kamar idibuka. Dengan segera juga aku mendudukkan tubuhku demi melihat siapa yang datang. Ku harap Sungmin Hyung, aku sudah sangat tidak sabar untuk bebicara dengannya.
"Eoh? Kyunie... sedang apa disini?" Sungmin Hyung berjalan menuju ranjang tempatku duduk dan melempar tasnya sembarangan kemudian duduk disampingku.
Aku memandangnya, memandang pahatan Tuhan yang begitu indah di depanku. Tiba-tiba pandanganku menjadi sendu, aku tak siap mengatakannya.
"Waeyo, Kyu?" Sungmin Hyung mengangkat tangannya dan mengusap pelan wajahku. Mataku terpejam menikmati sentuhannya.
"Aku tahu, pasti ada yang ingin kau bicarakan padaku. Bicaralah, aku akan mendengarkannya dengan baik," Sungmin Hyung berhenti membelai wajahku dan berganti menggenggam tanganku. Aku membuka mataku perlahan dan melihat raut penasaran Sungmin Hyung di depan mataku.
Aku menghela nafas panjang, dan siap untuk bercerita. Genggaman tangannya ku balas dengan erat, seolah dapat menyalurkan energi untukku.
"Aku mendapat tawaran baru bermain Drama Musikal, Hyung," mata di depanku itu mengerjap dengan perlahan, tapi sedetik kemudian berubah berbinar dengan sangat indah.
"Jeongmal? Wah... itu sangat hebat Kyunie. Judulnya apa? Dan siapa lawan mainmu?"
Aku menelan ludah gelisah melihat antusias Sungmn Hyung. Kau harus mengatakannya, Kyu.
"The Moon that Embrace The Sun. Dan lawan mainnya... artis satu management kita yang pernah terlibat rumor skandal denganku," etahlah, kurasa suaraku semakin lirih saat menjelaskan kalimat terakhir, aku menundukkan wajahku.
Hening. Kami berdua diam. Sungmin Hyung juga masih terdiam. Ku beranikan diri menatap wajahnya. Demi Tuhan, aku tak mau keadaannya menjadi seperti ini, tatapan itu berubah menjadi kosong dan terlihat tak fokus.
"Hyung," aku mencoba memanggilnya. Tapi sepertinya tak berhasil. Sungmin Hyung masih terlihat asik berkutat dengan pikirannya.
Aku semakin gelisah. Apa dia akan marah? Tapi Sungmin Hyung bukan tipe yang seperti itu. Mungkin dia hanya terkejut.
"Hyung," aku mencoba sekali lagi memanggilnya. Sepertinya berhasil. Sungmin Hyung terlihat sedikit tersentak dan memandangku.
"Wae... wae, Kyu? Ah... ne... drama musikal. Wah... chukkae, kau pasti akan sangat hebat bermain drama musikal itu. Kau pasti akan terlihat lebih keren daripada Kim Soo Hyun," Sungmin Hyung tersenyum lebar berkata seperti itu. Senyum yang sedikit terpaksa, kurasa.
"Kau tidak marah, Hyung?"
"Marah? Ani, untuk apa aku marah. Justru aku akan marah kalau sampai kau menolak tawaran itu. Tidak usah khawatir berlebihan padaku, nan gwaenchana," Sungmin Hyung kembali tersenyum padaku, senyum tulus seperti yang biasa ku dapatkan dan genggamannya semakin menguat dalam genggamanku, seperti memberikan sebuah keyakinan.
"Kalau rumor skandal yang dulu kembali muncul, bagaimana?" aku kembali mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang penuh keraguan. Jujur Hyung, aku takut, aku takut ini semua berujung menyakitimu. Tapi kenapa kau terlihat begitu tenang.
"Skandal? Itu konsekuensi Kyunie, kau pasti ingat rumor-rumor yang menyertai drama musikal-ku kemarin. Sama saja, bukan?. Aku benar-benar baik-baik saja dengan itu. Hanya saja..." Sungmin Hyung terlihat ragu untuk meneruskannya.
"Hanya saja apa, Hyung?" mungkin kecemasan Sungmin Hyung ini bisa menjadi celahku untuk sedikit melindunginya.
"Ani... kau harus semangat Kyunie. Jangan kecewakan penggemarmu, juga penggemar kalian," aku tidak salah dengar, Sungmin Hyung mengucapkan kalimat 'penggemar kalian' dengan intonasi yang berbeda.
Bodoh! Aku benci dengan basa-basi ini. Dengan segera ku rengkuh tubuh di depanku dan membawanya ke dalam pelukanku.
"Katakan saja Hyung kalau kau sakit mendengar ini. Katakan kalau kau tak suka medengar aku bermain dengannya. Katakan semua yang mengganjal di hatimu saat kau mendengar berita ini. Aku hanya tidak ingin menyakitimu. Kau selalu saja diam, memendamnya sendiri. Bahkan saat penggemar 'kami' mencelamu saat kami melakukan project bersama, kau juga diam saja. Tanpa memberitahuku, hingga aku mendengar itu dari orang lain. Aku merasa gagal Hyung, aku..."
"Ssstt... nan gwaenchana, Kyu. Aku benar-benar baik-baik saja. Kau hanya perlu fokus dengan latihan dan perform-mu untuk drama musikal itu. Urusan penggemar kalian, itu tidak penting, aku tidak akan memperdulikannya. Untuk rumor skandal yang akan beredar, aku juga tidak akan memperdulikannya. Karena aku percaya padamu, Kyu. Kau juga percaya padaku 'kan kalau aku baik-baik saja?" Sungmin Hyung mengeratkan pelukan kami.
Aku menenggelamkan kepalaku di ceruk lehernya. Menyesap aroma yang keluar dari sana. Sambil sesekali mengecupnya dengan pelan.
"Gomawo Hyung. Gomawo untuk kepercayaanmu padaku. Mianhe jika aku selalu menyakitimu dengan sikap pura-pura tak peduliku ketika kita berada di stage. Mianhae aku selau menyakitimu dengan pemberitaan-pemberitaan yang selalu pada akhirnya memojokkanmu dan kau mendapat tudingan-tudingan yang tak masuk akal. Mianhe..." Sungmin Hyung melepas pelukan kami dengan paksa dan menangkup wajahku.
"Ck... kau cerewet sekali hari ini. Sudah larut malam. Besok kita di sibukkan dengan latihan-latihan yang melelahkan. Temani aku tidur disini, ne?" Sungmin Hyung beranjak ke almari pakaiannya dan melempar sebuah kaos lengan pendek longgar ke arahku beserta sebuah celana training.
"Kau tidak akan nyaman tidur dengan kemeja seperti itu. Gantilah bajumu," Sungmin Hyung menarikku untuk bangun dari ranjang dan mendorongku masuk ke dalam kamar mandi.
.
.
"Hyung."
"Hm."
"Saranghae."
"Nado Saranghae."
Aku semakin mengeratkan pelukanku pada tubuhnya. Kami sudah berbaring di ranjang kamar Sungmin Hyung sambil berpelukan erat seakan tidak akan mau terlepas. Berkali-kali ku kecup pucuk kepalanya dengan lembut.
"Tidurlah, Hyung," aku memajukan wajahku untuk mencium keningnya, beralih ke kedua matanya, hidung mungilnya, pipi chubby-nya dan berakhir pada bibir ber-shape M tipis itu. Mengecupnya dalam, mengalirkan semua kegundahanku hari ini lewat ciuman itu.
Aku kembali mendekap erat tubuh itu. Membawa wajahnya ke dadaku.
"Kyu."
"Hm."
"Nan Gwaenchana. Karea aku mempercayaimu."
"Ne, Arasseo. Tidurlah, Hyung. Jjal Jayo, aku akan menyanyikan lullaby untukmu".
Sungmin Hyung beringsut semakin menyusup di dadaku. Ku belai rambut halusnya dengan perlahan sambil sesekali menciumnya, dan senandung lullaby mengalun dari mulutku.
Untuk saat ini biarlah kami tidur dengan tenang. Tanpa memikirkan apapun yang dapat mengusik kami. Biarkan kami hanya berdua. Saling menyelami perasaan masing-masing. Dan saat kami terbangun nanti. Apapun yang akan terjadi, kami akan menghadapinya. Karena kami bersama.
END
Bwah... ngetik dini hari, selesai pada pukul 03.15 WIB tepat.
Hanya mencoba menenangkan hati sendiri dari 'berita heboh' itu. Semoga bisa juga menenangkan hati bagi para chingu-deul, khususnya joyer sekalian yang juga shock karena berita itu. ^^
Apapun-lah saya tidak peduli, yang pasti, KyuMin is REAL! ^_^
