Disclaimer: Tomo Takabayashi and Temari Matsumoto.
Warning: beberapa ke-OOC-an, kumpulan drabble.
For Infantrum Challenge—50 Sentences set 5. And request from my dear daughter XD, Fitria.
~*oOo*~
.
.
1. Realita
Realita kehidupan tidaklah seindah yang dibayangkan.
Kata siapa? Yuuri menganggap bahwa realita kehidupan itu sangat indah.
Kenapa?
Karena dia bisa mendapatkan tunangan seperti Wolfram.
.
2. Requiem
Yuuri menulis sesuatu di atas kertas. Wajahnya terlihat senang dan—nafsu? Entah apa yang ditulisnya. Seketika, Greta datang menghampiri Yuuri yang sedang menulis di perpustakaan.
"Yuuri, sedang apa?" tanya anak angkatnya.
"Ah, sedang menulis sebuah lagu…" jawab Yuuri semangat. "Sebagai raja, kupikir aku harus membuat lagu kebangsaan. Pada akhirnya kunamai Shin Makoku Requiem! Nanti, kusuruh Wolfram menyanyikannya."
Dan saat Greta melihat lirik yang ditulis, Greta mulai berpikir bahwa ayah angkatnya tidak pantas menjadi penulis lagu.
.
3. Matahari
"Nee, Yuuri. Kalau kau ingat matahari, kau ingat apa?" tanya Greta.
Terlihat, Yuuri mulai terlihat berpikir keras, mencari jawaban yang bagus untuk menjawab pertanyaan anaknya itu.
"Mungkin—Wolf? Karena rambutnya berkilau jika terkena sinar matahari."
.
4. Arah
Yuuri menggenggam tangan Wolfram erat-erat. Yap, mereka akan bermain ke sebuah taman ria di Jepang. Tanpa ada satu orang pun penganggu dari Shin Makoku.
"Yuuri! Kenapa lama sekali sampainya?" keluh Wolfram dengan nada bicara sangat kesal seperti biasa. "Sudah berani mengajakku berjalan sejauh ini, tapi belum sampai juga! Apa maumu?"
Yuuri terdiam. Wolfram, pemuda cantik itu, kelihatannya sudah tak bisa lagi menahan kesabaran. Menunggu kepastian dari Yuuri. Tahu sendiri bukan, bagaimana kesabaran Wolfram itu?
"… sepertinya, aku salah arah…"
Tak lama kemudian, terjadi pertengkaran antara Yuuri dengan Wolfram yang dapat disaksikan banyak orang.
.
5. Nyanyian
"Hei, kau kenapa, Greta?" tanya Yuuri kepada anak angkatnya itu, "sudah malam, kenapa tidak tidur?"
"Aku tidak bisa tidur…" jawab Greta. Dia berusaha memejamkan kedua matanya tapi tetap tidak bisa tidur. Padahal, biasanya Greta bisa tertidur nyenyak.
"Hum, kalau begitu—bagaimana kalau kau mendengarkan nyanyian Greta Bobo dari Wolfram?" saran Yuuri.
Tak lama kemudian, sebuah bantal yang cukup besar melayang ke arah Yuuri. Membuat sang Raja terjatuh dari tempat tidurnya.
.
6. Sakit
Mungkin, jikalau para penghuni istana sakit, mereka akan meminta pengobatan medis kepada Gisela. Eit—itu bagi para penghuni istana, jangan memasukkan nama Sang Raja di dalamnya.
Karena—jikalau sang Raja sakit, dia hanya bisa sembuh ketika mendapat pengobatan medis dari tunangannya.
Hem, sepertinya tunangannya tersebut harus belajar ilmu kedokteran lebih dalam.
.
7. Ramah
Tak perlu sikap ramah demi mendapatkan seseorang. Tak perlu sama sekali. Iyap, itu prinsip yang dijalankan Wolfram, biarpun Wolfram tidak mengetahui bahwa dia menjalankan prinsip tersebut.
Buktinya? Toh, hati Yuuri terambil. Padahal setiap hari mereka bertengkar karena salah paham.
.
8. Mawar
"Nee, Yuu-chan! Yuu-chan!" ibu Yuuri yang manis, Jennifer, menepuk-nepuk pundak Yuuri. Tangan kanan Jennifer menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.
"Ada apa?" tanya Yuuri. Setelah pertanyaan tersebut, Yuuri meminum minumannya dengan perlahan.
"Menurutmu—mawar pink ini cocok tidak untuk Wolf-chan?" dia memperlihatkan sebuket bunga mawar pink yang disembunyikannya.
"Uhuk!"
.
9. Merah
"Lho? Lho? Yuu-chan! Kamu kenapa? Minum itu pelan-pelan!" Jennifer menepuk-nepuk punggung Yuuri. Pemuda itu kaget ketika ibunya memperlihatkan sebuket mawar pink untuk Wolfram.
"I—ibu apa-apaan, sih? Uhuk…"
"Hum, mungkin mawar pink ini tidak cocok untuk image-nya. Okelah, berikan saja mawar merah ini pada Wolf-chan, calon menantuku!" Jennifer memperlihatkan sebuket mawar merah kali ini.
Dan, Yuuri kembali keselek.
.
10. Tawa
Tertawa adalah hal yang menyenangkan. Seakan masalah, lelah dan lainnya pergi seketika saat tertawa.
Apalagi, ketika kita tertawa bersama orang yang kita sayangi. Setidaknya, Yuuri merasakan kebahagiaan itu, ketika dia tertawa bersama Wolfram saat menonton film Spongebob yang diputar di Shin Makoku Channel.
.
11. Senyum
Yuuri tidak pernah melupakannya. Tak pernah melupakan kejadian saat dia hampir terjatuh ke dalam jurang. Jurang yang dalam. Yuuri yang saat itu rela bertaruh nyawa demi mendapatkan kembali tangan Conrad.
Ya, Yuuri berhutang nyawa pada Wolfram. Tunangannya tersebut menyelamatkan hidupnya. Bahkan, Wolfram rela ikut jatuh bersama Yuuri, jikalau sang Raja tak bisa diselamatkan saat itu juga.
Namun, hal yang tak pernah Yuuri lupakan dari kejadian itu adalah… bukan kata-kata "akan ikut jatuh bersamamu." Bukan. Melainkan—senyuman tulus yang diperlihatkan Wolfram kepada Yuuri.
.
12. Paksa
Yuuri sangat tidak suka dipaksa, karena itu mengingatkan dirinya pada masa kecil yang selalu dipaksa ibunya memakai baju perempuan. Jadi, siapa saja, jangan pernah menyuruh Yuuri secara paksa, kalau tidak mau dia marah.
Tapi—ada 'tapi'-nya. Yuuri bisa dipaksa hanya dalam satu hal. Yap, satu hal saja. Dikawin paksa dengan Wolfram.
.
13. Lawan
"Kalau kau punya lawan, siapa yang menurutmu yang sulit untuk kau jatuhkan?" tanya Greta kepada Wolfram yang tengah asyik membaca.
"… Conrad," jawaban yang simple. Setelah mendengar jawaban itu, Greta hanya bisa memiringkan kepalanya. Dia bingung akan jawaban Wolfram.
"Kenapa—Conrad?"
"Karena, dia yang paling berpotensi merebut Yu—akh! Lupakan!"
Seketika, wajah Wolfram memerah dan terdengar ejekan dari Greta.
.
14. Teman
"Katakan Yuuri…" pemuda berambut pirang itu geram. Terpancar aura yang tidak mengenakkan dan mengerikan dari Wolfram.
"Ka—katakan apa?" Yuuri ketakutan, dia seakan terpojok padahal tidak mengetahui masalah yang sesuangguhnya terjadi.
"Beraninya kau… beraninya… beraninya kau mengenalkanku pada teman-temanmu dengan status sebagai 'teman'!"
Kemudian, terjadi adu mulut lagi. Antara sang Raja dengan tunangannya.
.
15. Hanya
Yuuri mempunyai orang yang disayangi. Yuuri mempunyai orang yang dicintai. Walau perasaannya sering disembunyikan dan membuat orang-orang kesal akan sikapnya.
Tapi—sesungguhnya, Yuuri mengakui bahwa satu-satunya orang yang dicintai—orang yang diinginkan Yuuri menjadi pasangan hidupnya… hanya…
Wolfram.
.
16. Mainan
Katanya—kata orang zaman dahulu, mainan itu bisa menentukan kehidupan di masa depan nanti. Flashback. Yuuri—saat kecil, anak itu suka memainkan apa?
Ternyata—boneka Barbie. Maka dari itu, dia bisa mendapatkan pasangan yang cantik bak Barbie.
.
17. Kotak
"Yuuri, apa isi kotak itu?" tanya Wolfram penasaran. Tapi Yuuri menggeleng pelan. Dia tidak mau menjawab pertanyaan dari Wolfram.
Kenyataannya, jika diberitahu pada Wolfram sekarang, itu tidak akan menjadi kejutan untuknya. Yuuri hanya ingin—cincin tersebut—isi kotak tersebut bisa membuat Wolfram terkejut dan menangis senang.
.
18. Ada
Begitulah Yuuri. Jika Wolfram berada di sampingnya, maka dia akan merasa sedikit terkekang karena kecemburuan Wolfram.
Namun, saat Wolfram tiada—bisakah Yuuri menghilangkan segala rasa kesepian yang melanda dirinya?
Semua yakin, dia tidak akan bisa…
.
19. Manik-manik
"Yuu-chan! Yuu-chan!" Jennifer, lagi-lagi menepuk-nepuk pundak Yuuri. Yuuri juga—kelihatannya sudah melupakan kejadian yang lalu. Kejadian tentang—mawar.
"Apa, Bu?" setelah pertanyaan itu, Yuuri langsung menyuapkan nasi kare buatan ibunya, makanan yang paling Yuuri suka.
"Nee, ibu mau bertanya! Untuk gaun pengantin Wolf-chan, lebih baik memakai manik-manik pink, merah, atau apa, ya?"
"Uhuk!"
Nyawa Yuuri pun hampir melayang karena makanan yang menyangkut di tenggorokannya.
.
20. Biar
Yuuri berpikir, biarkan saja ibunya bermimpi tentang pesta pernikahan dia dengan Wolfram. Sepertinya—hati Jennifer sudah terpikat oleh (pesona) Wolfram.
'Oke, Yuuri. Biarkan. Biarkan Ibumu bertanya macam-macam, tapi—cuek saja. Oke?' bisik Yuuri dalam hati.
"Oh, iya! Kita harus mencari gereja untuk resepsi pernikahanmu dengan Wolf-chan!" Jennifer langsung bersemangat dan berlari ke luar rumah.
Tak lama setelah itu—Yuuri langsung mengejar ibunya dengan hati yang cemas.
.
21. Sampah
"Yuu-chan! Kotak kotor apa ini? Seperti sampah." Ujar Ibunya, dia memperlihatkan sebuah kotak kecil yang penuh debu. Kotak kecil tersebut sudah layak menghuni tempat sampah.
"Astaga! Kotak ini! Sudah lama aku mencarinya!" gempar Yuuri sambil merebut paksa kotak tersebut.
"Kotak apa itu? Kutemukan di tumpukan Barbie yang sering kau mainkan dulu." Cerita Jennifer. Yuuri mengangguk.
"Isinya cin—bukan! Bukan apa-apa! Oke, aku ke kamar dulu, ya Bu!" sesaat setelah itu, Yuuri berlari terbirit-birit, masuk ke kamarnya dengan perasaan lega.
"Cin? Cindy? Itu nama Barbie pertama Yuuri, bukan? Tapi—masa, sih bisa muat dalam kotak sekecil itu?"
'Akhirnya, cincin ini ketemu!'
Kemudian, terdengar musik khusus Para-Para Dance dari kamar Yuuri.
.
22. Memoar
Yuuri, pemuda itu bermaksud menulis memoar. Memoar atau sejarah dirinya atau autobiografi-nya dalam sebuah buku.
Tapi, mengingat hidupnya dipenuhi keanehan. Dimulai dari masuk ke dunia lain lewat toilet, menjadi seorang Raja—yang pasti tidak akan dipercayai orang lain, mempunyai tunangan yang cantik bak Bar—bidadari dan lainnya.
Mengingat hal itu—Yuuri mengurungkan niatnya untuk menulis memoar dirinya. Karena, pasti akan ditertawakan oleh orang-orang.
.
23. Terindah
Ada hal terindah yang tidak dapat Yuuri lewatkan ketika dia berada di Shin Makoku. Ya, satu hal yang benar-benar mendekap hatinya. Benar-benar terukir di hatinya.
Hal itu adalah—saat Wolfram dan Greta mengucapkan 'selamat pagi' kepadanya.
Baginya—itulah gambaran terindah bagi sebuah keluarga bahagia.
.
24. Tiada
'Tiada manusia yang dapat berlari dari kematian.'
'Tiada manusia yang dapat memutar kembali waktu.'
'Tiada manusia yang tidak mati.'
Frase 'tiada' cukup sering didengar—terlebih di kalimat bijak. Namun, 'Tiada manusia yang tidak bisa mendapatkan cinta sejati.' Itu benar adanya?
Mungkin benar karena Yuuri dan Wolfram—mereka sudah membuktikannya.
.
25. Puzzle
Kalau hidup ini disusun atas kepingan-kepingan puzzle, Yuuri tidak ingin memecah puzzle yang sudah dirapikannya sedemikian rupa. Dia tidak mau. Apalagi sampai menghilangkan kepingan puzzle.
Dia tidak mau kehilangan satu pun kepingan. Terutama—kepingan puzzle yang indah, yang memuat kenangan indah dirinya dengan Wolfram.
.
.
-TBC-
~*oOo*~
A/N:
Masih ada 25 kata lagi, sih sebenarnya. Sengaja dibagi dua :P. Well, very very thanks to Sylvia buat betain fic ini XD. Alafyu, Sis! :)
Buat Fitria, er—maafkan keterlambatan emakmu ini -_-'. Semoga kamu puas—semoga.
Stuck di judul. Kebetulan lagi denger Romantic Morning-nya StandUP, ost. Kyou Kara Maou juga. Jadi, judul adalah random /bah.
.
.
.
Well, mind to RnR? Or maybe CnC? :)
-Orang Awesome istri Homare /plak
