Illuminate

Naruto original by Masashi Kishimoto

NaruHina Fanfiction by sixmagnitude

Drama, Hurt and Angst

Rate M

If you don't like

Don't read, simple right?

A lot of mistake here

Enjoy!

--

Hinata tidak pernah tau tentang masa depannya. Tapi dia punya keyakinan seperti, masa depan yang indah dan damai. Ia yakin akan itu.

Tapi, tak semudah pikirannya yang lugu saat usianya mulai matang. Kenyataanya suaminya tidak begitu. Hidupnya tidak seindah itu. Waktu-waktunya tidak sedamai itu.

Namun, tak ada penyesalan ketika ia sendiri yang memilih jalan ini. Jalan yang mulanya ia pikir akan baik-baik saja. Nyatanya semua itu hanya oasis di padang pasir.

Sebuah awalan yang ia pikir sebuah kebahagiaan, semakin Hinata mendekat semakin sadar bahwa apa yang ia inginkan hanyalah delusi.

Tak bisa dirinya kabur, tak bisa juga dia memberontak. Hinata tak memiliki siapapun di dunia ini. Kecuali suaminya.

Suami yang seperti memiliki dua kepribadian. Disaat senang, ia akan tunjukkan pada siapapun. Disaat ia marah dan emosional, disitulah Hinata harus ada. Sebagai pelampiasan, dari kegilaan hidupnya.

Suara itu datang, suara serak penuh penekanan dan emosional.

"Hinata sayang..."

Hinata harus siap, saat suara suaminya itu memanggil. Dalam hitungan detik Hinata sudah berdiri menunduk.

Sepertia biasa, jika ada masalah dalam hidupnya. Suaminya menjadikan kesalahan kecil sebagai alasan untuk menyiksanya.

"Apa kau tau kesalahanmu hari ini?"

Pria itu mendekat, menyetuh dagu Hinata lembut. Hinata terlalu takut untuk menatap balik peria dihadapannya ini.

Suaminya terseyum licik, ia menatap tubuh Hinata dari atas hingga kebawah.

"Kenapa tidak memakai rok? Kau tau, aku tidak suka itu."

Tangan yang membelai dagu itu, kini mencengkram dengan erat kedua pipi Hinata yang lembut. Membuat Hinata tak bisa menjelaskan apapun, tapi memang itu yang suaminya mau.

"A-aku..." Hinata ketakutan, raut wajahnya memdung.

"Terlambat," Pria itu menyeringai.

Sedetik kemudian, Hinata terperosot. Rambutnya yang halus, ditarik begitu kuat. Pria itu menarik rambutnya kasar, seakan itu bukanlah rambut, tapi tali.

"Ugh," Hinata mengubur rintihan suaranya, apapun itu suaminya akan semakin berutal.

Pria itu semakin gila. Menyeret tubuh mungil Hinata dengan rambutnya. Membiarkan lantai dingin menyetuh tubuh Hinata. Mengabaikan rasa sakit istrinya sendiri.

Ya pria itu mengakui dirinya gila.