Title: Kesan Pertama Begitu Menggoda (Untuk Dibacok), Selanjutnya Terserah Anda

Summary: Kedatangan perwira baru bukan sesuatu yang luar biasa bagi Kolonel Kurosaki, tetapi ketika yang datang adalah seorang wanita cebol dengan bola mata ungu nan cantik yang lebih pantas berada di rumah boneka daripada di medan perang, kata-kata yang tidak pantas meluncur dari bibirnya. Dan tindakannya itu adalah awal mula deritanya.

Dislaimer: Tite Kubo adalah pemilik karakter Kurosaki Ichigo, Kuchiki Rukia dan Ishida Uryuu.

Judul diambil dari catch phrase dari iklan AXE, minus yang berada dalam kurung. AXE adalah brand parfum milik Unilever. Saya menyatakan bahwa AXE dan Unilever bukan milik Saya, dan hanya meminjam catch phrase sebagai judul fanfiksi ini.

Kalimat 'ikan teri kering yang belum matang' diungkapkan Park Ro Sa, ibu dari Seo Bum Jo dalam film drama Korea berjudul Pinocchio. Kalimat itu yang kemudian menginspirasi keseluruhan drabble ini. Kalau ungkapan yang lain itu, sepenuhnya saia karang sendiri.

-Kesan Pertama-

"Lambat sekali!" omel Ichigo sembari bersedekap dada menunggu kedatangan mobil yang akan mengantar prajurit baru di pleton mereka. Sudah terlambat satu jam. Ini akan menjadi nilai minus bahkan sebelum mereka mulai bertugas. Kolonel satu ini bersumpah bahwa dia akan dengan senang hati membuat hari-hari si anak baru tersebut bagai neraka.

"Tunggu saja sebentar lagi. Bukankah kau tahu sendiri ada tanah longsor di jalan menuju kemari. Tidak sabaran sekali kau ini!" cerca Ishida, Kolonel seangkatannya yang ikut berdiri di depan gedung markas tentara divisi tiga.

Tak berselang lama, sebuah mobil jip bercorak loreng menampakkan wujudnya. Pria bermarga Kurosaki ini sudah tidak sabar menyapa perwira yang akan bergabung dengan mereka dengan penuh bunga dan peri. Oh, sarkasme.

Setelah kendaraan militer itu berhenti, keluar lah seorang … wanita? Pendek seperti kurcaci pula! Apa pemerintah pusat sudah gila? Mereka mengirim boneka berwajah cantik, dengan mata ungu yang terkesan mistis, dan gemuknya seperti sebatang lidi.

"Apa ini? Ikan teri kering yang belum matang?"

Sindiran yang sungguh tajam. Lihat saja, si mungil di depannya segera mendelik penuh amarah padanya. Wah, berani benar seorang prajurit junior menatap sangar pada atasan.

"Tunggu. Lebih tepat taoge layu yang telat dipanen."

Kali ini iris violet itu menyipit. Ada bara api berkilat di bola mata tersebut. Dan hawa dingin yang tiba-tiba merayap di sekujur tubuhnya ….

Tidak! Tidak mungkin seorang Kurosaki Ichigo takut pada makhluk yang tak lebih tinggi dari dadanya ini.

"Mungkin buah plum yang dijemur kelewat lama. Bisa jadi koran bekas lusuh yang basah terkena becek. Atau bunga yang kuncupnya saja belum tumbuh. Kalau pusat ingin mengirim sebuah bunga ke barak yang penuh laki-laki begini, seharusnya mereka mengirim bunga yang lebih segar. Setidaknya bunga yang sudah mekar. Hei, boneka kecil. Pulang sana ke pangkuan Ibumu. Tempatmu bukan di sini," remeh Ichigo mengibas-ngibaskan tangannya seolah sedang mengusir lalat.

"Sayang sekali, tapi pernyataan Anda tadi tidak tepat sama sekali, Kolonel Kurosaki."

Ow, jadi perempuan cebol tersebut berani membantah kata-katanya.

"Apa kau bilang tadi? Kau pikir siapa dirimu?" tantang Ichigo dengan seringai kejam tersungging di bibirnya. Kedua tangannya kemudian ditopang di sisi pinggangnya.

"Saya Letjen Kuchiki Rukia. Mulai hari ini Saya ditempatkan di sini menggantikan Jendral Hirako, Kolonel Kurosaki. Kolonel Ishida," ujarnya dengan nada tenang sembari menyapa kedua pemuda di hadapannya ini.

Ichigo membatu. Sirna sudah cengiran di wajahnya tadi. "Kau pasti bercanda," lirihnya tak percaya.

"Oh, apa mungkin Anda ingin Saya tersenyum dan berkata 'Kejutan! Yang tadi itu hanya bohongan! Haha!'" tebak Rukia menggunakan nada ceria pada akhir kalimatnya, hanya untuk lebih mencemooh kebodohan si kepala jeruk itu. "Sayang sekali, tapi Saya dengan terpaksa harus mengecewakan harapan Anda. Dan kebetulan Saya datang bersama para perwira yang akan bergabung dengan divisi tiga di bawah pimpinan Saya," ungkapnya kembali menggunakan nada bicara yang datar dan dingin, menekankan kata 'terpaksa' dan 'di bawah pimpinan Saya'.

Iris coklat Ichigo berlaga dengan bola mata ungu sang Letjen, dan tentu saja … pemuda ini kalah dengan terhormat. Tidak sama sekali.

"Silakan, Letjen Kuchiki. Anda pasti lelah karena perjalanan jauh. Sebaiknya Anda beristirahat terlebih dahulu." Memasang senyum hormat yang kaku, Ichigo membungkuk dan merentangkan tangannya ke arah pintu untuk kurcaci yang akan menjadi atasannya tersebut.

"Terima kasih. Kolonel."

Ada sesuatu saat Rukia mengucapkan kata 'Kolonel' yang menyiratkan sebuah janji akan derita penuh nestapa. Batin Ichigo menyadarinya secara penuh.

Setelah Rukia menghilang dari hadapannya, pemilik rambut jingga ini berbisik pilu, "Aku akan mati … oleh seorang wanita cebol. Itu cara mati yang paling memalukan."

"Dan sangat tidak keren," tambah Ishida dengan senyum mengejek. Lelaki berkacamata itu seakan menikmati ketidakberdayaan rekannya tersebut. "Aku baru tahu ada stroberi yang bisa menggali lubang kuburnya sendiri," imbuhnya santai seraya berlalu dari tempat itu.

Yap, kesan pertama terburuk yang bisa kau berikan pada calon atasanmu. Sungguh luar biasa, Ichigo.

Voidy's note: hanya drabble pendek karena kalimat 'ikan teri kering yang belum masak' sepertinya sindiran yang bagus untuk Rukia. Tentu saja akan ada konsekuensi bagi yang berani mengatakannya. Catch Phrase dari iklan AXE entah kenapa cocok ketika ide ini mulai terbayang di benak saia. Jadi lah drabble selesai ketik satu hari.

Terima kasih telah membaca. Semoga kita bisa bertemu di lain kesempatan.