disclaimer. Bleach © Kubo Tite

warnings. OOC, typo(s), canon, plotless

author's note. Just a fic about Rukia's feeling when she stayed at Karakura Town. Ini kayaknya rada implisist gitu /tapi gak tahu deng/. Saya bingung sama genre-nya, sumpah.


familiar

Rukia selalu menghargai anugerah yang Tuhan berikan padanya.

Saat tinggal di rumah Kurosaki, ia mencintai sup miso dan senyum manis Yuzu, harum bunga-bunga yang menggelitik dari taman kecil di halaman SMA Karakura, keramahan penduduk Karakura; dunia manusia adalah oase dengan memori indah nan berkesan di dalamnya.

Gelagat unik dan menghibur Ichigo, celoteh omong kosong Kon, pelukan sayang Isshin, sindiran Karin, dan kedekatan gadis bersurai hitam ini dengan Inoue dan Tatsuki membuat Rukia bisa sejenak melupakan prahara yang sedang melanda hatinya saat ini.

Bimbang betul dia. Ada banyak sentilan sentimental yang membelai kalbunya untuk tetap berada di Karakura. Ini bukan lagi perkara reiatsu-nya yang masih belum pulih benar. Bukan pula untuk menghindari hotel prodeo yang jelas menanti di kampung halamannya.

Ada luka dan harapan yang kembali terkuak dalam diri Rukia. Ada rindu yang kembali muncul; keinginan yang timbul oleh nostalgia masa lalunya.

Ia kira itu sudah lama terkubur rapat. Makhluk berumur seperti dirinya seharusnya tidak lagi beridealis seperti ini. Namun tatkala melihat interaksi para manusia di hadapannya, bolehkan ia sedikit cemburu pada mereka?

Wajah-wajah mereka terlampau familiar di matanya, menampar keras Rukia pada realita bahwa selamanya—selamanya mereka jauh dari jangkauannya.

tamat