Summary : Menjadi pengantar pizza selama Golden Week merupakan pekerjaan baru Hinata. Baru sehari bekerja ia bertemu pelanggan aneh. Hari kedua lebih aneh lagi. Pelanggan aneh memesan rasa pizza yang aneh pula#SasuHinaBimonthly#Prompt:GoldenWeek/AU/Oneshoot/RnR?
Warning : ooc maybe/au/aneh/typos/SH haters menjauh ^_^
Disclaimer (c) Masashi Kishimoto
Weird Taste (c) Fujiwara Hana
SasuHina
29 April 2015. Hari pertama bekerja di toko pizza. Selama tujuh hari ke depan Hyuuga Hinata bekerja menjadi pengantar pizza. Udara hangat 20 derajat celcius di bulan April menyapa kulit berselimut pelembab. Sang lavender mengendarai motor maticnya kencang-kencang. Dua kotak pizza rasa tomat bertengger indah memboncengnya. Jalan Ayam nomor 7 merupakan alamat si pemesan.
"Hangatnya~" bisik pengendara. Rambutnya yang ia ikat rendah terombang-ambing mengikuti tarian angin nakal yang berhembus di akhir bulan.
Pukul 12 wajar bila udara menghangat, mengingat bulan ini musim semi. Alamat konsumen yang cukup jauh membuat pengantar pizza letih lelah lunglai lemas dan lesu.
Kecepatan ditambah. Merambat gesit menyalip mobil sedan di depannya. Ia ingin cepat-cepat kembali ke rumah untuk bersitirahat sejenak.
Mesin dimatikan. Menjijnjing dua kotak pizza, Hinata menekan bel di ujung pintu.
Dan tak lama kemudian pintu terbuka. Sosok malaikat berdiri di hadapannya hanya mengenakan celana pendek. Dari atas, rambut nya raven dan aneh. Turung kebawah lagi, kulitnya putih bersih dan dadanya bidang. Turun sedikit lagi, perut sixpacknya terlihat. Hinata merona. Baru pertama kali ia melihat laki-laki bertelanjang dada di depannya.
"K-konnichiwa. S-silahkan p-pesanan anda." Mengarahkan bawaannya ke depan lelaki itu.
Sang raven hanya mengangguk. Lengan mulusnya yang kokoh maju mengambil pesanannya.
"Hn." Jawaban tak jelas keluar dari mulutnya. Merogoh dompet, si pria memberi beberapa uang bernominal besar.
Hinata bergerak. Uang berpindah tangan. Sentuhan dengan perantara uang menghantarkan sengatan listrik bervolt rendah.
Sang malaikat berbalik. Memamerkan tubuh belakangnya yang tak kalah mulus.
"A-ah kembaliannya?" suara lembut terdengar jelas.
Langkah kakinya terhenti. Menolehkan kepalanya sejenak.
"Untukmu."
Dan pintu berdebam tertutup.
Hinata membetulkan helm peraknya. Menghitung uang hasil penjualannya, ia terlonjak kaget. Bukan. Bukan uang palsu yang ia terima. Melainkan sebuah tulisan tangan yang dilihatnya dari uang pemberian si konsumen tadi. Hanya satu lembar.
Penting : sms ke no 087xxxxxxxxx setelah pulang. Jikat tidak, rasakan akibatnya.
PS : simpan uang ini. Jangan digunakan untuk hal lain.
Hinata termangu. Ini tipuan atau apa?
Uang dimasukkan ke dalam saku. Mesin motor dinyalakan. Roda berputar cepat menggilas halaman rumah Uchiha. Halaman si raven kosong. Dari balik jendela, sang malaikat menyeringai iblis.
Malam hari Hinata membuka dompetnya. Mengambil uang berhias tulisan tangan, ia berpikir. Apa yang terjadi bila Hinata tidak mengirim pesan? Apakah ia akan memfitnahnya sehingga Hinata dipecat dari pekerjaannya?
Padahal kan kerjanya hanya selama Golden Week. Sangat singkat.
Setelah berpikir lama ia memutuskan. Ponsel biru tua diambil. Mengetik nomor yang tertera, Hinata mengirim pesan.
"Aku sudah menyimpan uangnya, jadi?"
Lama menunggu balasan, Hinata mengingat-ingat pelanggan aneh tadi. Tampan. Tapi ekspresi nol.
Drrrt. Drrrt. Drrrt
"Pizza-nya enak. Besok bisakah kau mengunjungiku?"
Heran. Pelanggan baru ketemu satu kali sudah sokkenalsokdekat.
"Ini pelanggan yang beralamat di Jalan Ayam? Besok mau pesan pizza lagi?"
Mencoba berpikir positif.
"Ya. Jadi bisakah?"
Jawaban 'Ya' untuk pertanyaan pertama atau kedua? Hinata anggap 'Ya' untuk menjawab pertanyaan pertama dan kedua.
"Tentu."
Hari kedua bekerja. 30 April 2015.
Seperti kemarin, Hinata mengendarai motornya menuju Jalan Ayam. Dan lagi-lagi mengangkut dua kotak pizza dengan rasa yang sama.
Ting tong.
Sekarang malaikat yang lain membuka pintu. Rambutnya agak panjang dengan ujungnya diikat. Tampak garis pipinya yang begitu jelas.
"Ah silahkan masuk nona."
"E-eh aku hanya mengantar pesanan." Hinata tergagap.
Tanpa disuruh, tangan Itachi bertengger di bahu Hinata dan menggiringnya masuk. Hinata yang terdesak akhirnya mengalah.
"Aku panggilkan Sasuke sebentar."
Sasuke? Jadi pria yang kemarin namanya Sasuke?
Kursi berbulu tampak nyaman. Tak segan-segan ia langsung mendudukkan pantatnya di atas bulu nan halus. Hinata membuka helmnya dan meletakkannya di sebelah kaki. Menata rambutnya yang sedikit berantakan akibat kegiatan buka helm.
"Kau sudah datang."
Suara Sasuke terdengar dari jauh. Mendekat ke arah Hinata, Sasuke duduk tepat disamping Hinata.
"I-ini pesanannya." Hinata meletakkan kotak pizza di meja.
"Hanya dua kotak? Kenapa rasa tomat lagi?"
"M-memangnya anda ingin pesan berapa? Dan kukira anda pesan rasa yang sama. K-kalau begitu, a-anda pesan berapa dan rasa apa? Akan kutulis."
Hinata mengambi ponsel disakunya dan membuka aplikasi memo.
"Tidak usah kau tulis. Kau cukup mendengarnya saja."
Sasuke melihat tepat lavender Hinata. Hinata yang merasa ditatap secara intens oleh onyx Sasuke kemudian mendongak menatap balik Sasuke.
"Aku pesan tiga rasa."
Hinata mengingat. Tiga rasa.
"Rasa pertama, ibuku yang memesan. Ibuku ingin rasa menjadi ibu mertuamu,"
Oke, pesanan pertama ibu Sasuke rasa menjadi ibu mertuaku. Eh?
"Rasa kedua, kakakku yang memesan. Itachi ingin rasa menjadi kakak iparmu,"
Hinata tambah merasa awkward.
"Rasa ketiga yang terakhir, pesananku. Aku ingin rasa menjadi suamimu untuk yang pertama dan terakhir."
Hinata belum sempat berkata-kata Sasuke sudah melanjutkan.
"Oh ya, pesanan kami harus diantar secepatnya. Kalau bisa hari ini juga."
"A-ano kita belum saling kenal." Hinata berusaha mencari alasan untuk menunda jawabannya. Lagipula Hinata juga memang belum terlalu kenal dengan pemuda tampan didepannya.
Sasuke mengulurkan tangan kanannya. Merasa lama tak disambut, Sasuke mengambil telapak tangan kanan Hinata dan mengajaknya bersalaman.
"Aku Uchiha Sasuke,"
Hinata tidak bereaksi apa-apa. Mulutnya terbuka sedikit namun tak ada kata yang keluar.
"Dan kau Hyuuga Hinata kan? Kita sudah saling kenal, jadi tak ada alasan untuk menolak."
"Eeeeehhhhh?"
Hanya itu yang terlontar dari bibir mungil Hyuuga Hinata. Yah, Golden Week kali ini terasa berbeda bagi Hinata mengingat ia sebentar lagi akan menjadi istri dari Uchiha Sasuke.
End
Fic kedua untuk #SasuHinaBimonthly dengan prompt #GoldenWeek
Berhubung word-nya dibatasi, saya ucapkan terima kasih untuk yang sudah review di fic Bully sebelumnya :D, maaf belum sempat saya balas disini, takut wordnya nambah hehe. Tapiii review kalian akan saya bahas di fic selanjutnya yang tidak berkaitan dengan event, biar nggak takut wordnya kebanyakan hohoho
Last, mind to review?
