"Cloud!" Panggil Yuffie. Cloud yg sedang baca buku di kelasnya langsung menghampirinya.

"Cloud! Ae... Ae-chan….." Katanya terbata2. Tubuhnya bergetar. Matanya terlihat seperti org ketakutan.

"A-ada apa dgn Aerith?" Tanya Cloud heran.

"Ae-chan…. Tertabrak mobil…"

-*Flower petals*-

Prologue

-Cloud POV-

Aku berjalan menelusuri lorong sekolah menuju ruang OSIS. Sejak terpilih jadi ketua OSIS, kegiatanku semakin padat dan terkadang bikin pusing. Hampir setiap hari aku pulang jam 7 malam. Entah tipe org brengsek seperti apa yg mencalonkanku jadi ketua OSIS.

"Cloud!" Panggil seorang perempuan berambut coklat muda panjang diikat 1. Matanya berwarna hijau terang dan senyumnya sangat manis. Ya, dia itu Aerith Gainsborough, kekasihku.

Aku menghentikan langkahku untuk menunggunya. "Cloud, apa kau lapar? Aku membuat strawberry cake." Katanya sambil memperlihatkan kotak kecil berwarna putih yg ada di tangannya.

"Sangat lapar. Ayo kita makan di taman belakang." Kataku sambil menggengam tangannya yg halus itu.

"Eh? Bukankah kau ada rapat OSIS? Apa tdk sebaiknya kau bawa saja kue ini?" Tanyanya.

Kudekatkan wajahku padanya dan menciumnya. "Kau lebih penting dari rapat OSIS – ah tidak, Kau lebih penting dari apa pun yg ada di dunia ini, Aerith."

Hari demi hari kulalui. Semakin lama, pekerjaaan OSIS ini semakin menarik. Mulai dari menyusun acara untuk Class meeting, hari raya, dan event2 sekolah. Hampir seluruh waktu luangku kugunakan untuk mengerjakan pekerjaanku.

"Cloud, mau pergi ke rumah Cid?" Tanya Aerith yg membuyarkan lamunanku tentang konsep acara Valentine.

"Eh? Sori, hari ini pass dulu, ya." Jawabku lalu menulis konsep2 yg masih kuingat.

"Oh… Belakangan ini kau selalu sibuk, ya. Kalau begitu, lain kali saja." Aerith pergi meninggalkan kelas. Yah, belakangan ini aku memang sudah jarang jalan bareng dengannya. Jangankan jalan bareng, ngobrol untuk waktu yg lama saja tidak. Aku terlalu fokus pada pekerjaanku. Mungkin kalau ada waktu, aku akan jalan dengannya.

"Cloud! Hei Cloud!" Panggil seorang perempuan berambut pendek berwarna hitam. Namanya Yuffie Kisaragi, teman sekelas Aerith.

"Ya, kenapa?"

"Mo! Kau ini!" Katanya sambil menjambaki rambutku. Yah, hal seperti itu memang sering terjadi, sih.

"Ke-kenapa?" Tanyaku Heran sambil berusaha menghentikan jambakan ganas gadis itu.

"Kenapa? Kau sudah hampir sebulan kau nyuekin Aerith! Dasar jahat!" Katanya (Masih) menjambaki rambutku.

'Eh? Hampir sebulan? Masa sih?' pikirku. Mungkin memang benar karena aku lebih memilih rapat OSIS daripada dia. Belakangan ini, dia juga tidak menghampiriku untuk mengajak jalan lagi. Kupikir dia memang sedang tdk ingin jalan.

"Sekali2 kau luangkan waktu dong buat Aerith. Dia kan pacarmu." Kata Yuffie yg akhirnya berhenti menjambaki rambutku.

"Ya. Akan kuusahakan bila sedang tidak sibuk. Minggu2 ini jadwalnya padat." Jawabku yg langsung digetok Yuffie.

"Huh! Dasar kau! Kalau nggak mau pacaran sama Aerith, mending nggak usah!" Kata Yuffie ketus lalu berjalan meninggalkan kelas. Aku tdk mempedulikannya. Toh, Yuffie memang seperti itu kalau sedang kesal. Besok juga udah jinak lagi. Kulanjutkan lagi pekerjaanku.

-Normal POV-

"Mo! Cloud jadi nyebelin sejak jadi ketua OSIS!" Gerutu Yuffie sambil menggigit roti cokelatnya. Vincent, Reno, Tifa dan Rude hanya bisa diam saat melihat Yuffie memakan roti cokelatnya dengan cepat. Entah dikunyah dulu atau langsung ditelen tuh roti.

"Emang. Jadi sombong tuh si Cloud. Nggak mau ngumpul2 lagi sama kita." Tambah Tifa.

"Yah, mungkin emang dia lagi sibuk, kali. Maklumin lah. Namanya juga ketua OSIS." Bela Rude.

"Gue tau dia tuh ketua OSIS. Tapi masa nggak bisa sih ngeluangin waktu sedikit aja buat ngumpul sama kita. Terutama Aerith." Protes Reno sambil meminum jusnya.

"Belakangan ini Aerith pun jarang terenyum seperti biasanya." Kata Vincent. Ya, Aerith sudah tdk tersenyum seperti biasanya. Dia lebih sering terlihat diam dan tatapan matanya terkadang kosong saat menatap langit. Tentu saja itu membuat semua teman2nya khawatir. Aerith selalu tersenyum walaupun dia sedang sial. Contohnya saat ada seseorang yg mencuri uangnya.

"Bila uang itu benar2 ia butuhkan. Tidak apa dia mengambilnya."

Itulah kata2nya saat mengetahui tentang kejadian itu. Tidak ada raut sedih di wajahnya. Dia tetap tersenyum bak malaikat. Yah, uang itu tidak jadi hilang karena kakaknya Aerith, Zack menangkap basah si pencuri uang sedang menghitung uang hasil curiannya.

…...

Hujan rintik2 turun dgn cepat. Aerith sedang berdiri di depan ruang OSIS. Dia ingin mencoba mengajak Cloud untuk pulang bareng. Tanpa menunggu lama, si spike pirang yg ditunggu sudah berada tidak jauh dari tempat Aerith berada.

"Cloud!" Panggilnya sambil tersenyum — senyum yg dipaksakan. Cloud menoleh sebentar dan kembali melihat buku yg sedang dibaca olehnya. "Ma-mau pulang bareng hari ini?" Tanya Aerith.

Cloud menutup bukunya. "Mungkin tidak. Aku ada rapat OSIS sampai malam." Jawabnya lalu berjalan menuju pintu.

"O-oh begitu." Aerith berbalik dan berjalan meninggalkan Cloud.

Sedih. Ya, itulah yg dirasakan oleh Aerith. Air matanya perlahan2 menetes.

-Aerith POV-

Apa yg terjadi pada dirimu, Cloud?

Kenapa kau menjadi begitu dingin padaku?

Mana kata2 yg selalu kau katakan padaku?

"Kau lebih penting dari rapat OSIS – ah tidak, Kau lebih penting dari apa pun yg ada di dunia ini, Aerith."

Aku berjalan keluar sekolah sendirian. Ya, sendirian. Tidak peduli hujan yg membasahi wajahku, aku tetap jalan. Walau ada payung di tasku, aku tidak ingin mengeluarkannya karena aku tidak ingin seorang pun tau kalau aku sedang menangis. Sedikit memori tentang Cloud muncul di pikiranku. Wajahnya selalu tersenyum bila kami sedang bersama. Itu adalah memori2 yg sangat indah, yg mungkin tidak akan kurasakan lagi.

Saat pertama kali bertemu.

Saat sedang bersama.

Saat kita saling…

"BAHAYA!"

CKIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT! BUAGH!

..…..End of the prologue …

Yup, another stright FanFic from Nao

hope you enjoy it