REMAKE NOVEL SPRING IN LONDON
Cast : Park Chanyeol - Byun Baekhyun
Other : All member Exo
Genre : Romance. Drama. Hurt/Comfort
Disclaimer : All the cast belong God, Families and SM Ent.
Warning : TYPO(S). GENDERSWITCH.
Don't Like? Don't Read!
Ada pengubahan sedikit sama Author!
Happy Reading~~~~~
Seoul, Korea Selatan
"Akhirnya kau jawab juga teleponku. Aku sudah mencoba menghubungimu berkali-kali selama tiga hari terakhir."
Kata-kata itu menerjang gendang telinga Chanyeol, bahkan sebelum ia sempat berkata "Halo". Ia bahkan juga belum sempat benar-benar menempelkan ponselnya ke telinga.
Mengenali suara sahabatnya di ujung sana, Chanyeol tertawa dan berkata,
"Kim Jongin, aku tahu kau rindu padaku, tapi tolong kecilkan sedikit suaramu. Aku tidak mau orang-orang yang ada di dekatmu berpikir kita pacaran atau semacamnya. Kau mungkin sudah terbiasa dengan gosip gay, tapi aku tidak."
Jongin tertawa hambar.
"Lucu sekali," katanya datar.
Chanyeol berdiri menghadap kaca jendela besar di kantor itu, menatap jalanan Apgujeong-dong di bawah sana. Jalanan cukup ramai, orang-orang dalam balutan jaket tebal beraneka warna berjalan di sepanjang trotoar dan mobil-mobil melesat di jalan raya.
Pemandangan yang sangat biasa. Pemandangan sehari hari yang sering kali diabaikan kebanyakan orang. Namun Chanyeol menyukainya.
Ia suka mengamati keadaan di sekitarnya, setiap pejalan kaki dan setiap mobil yang lewat.
"Sebenarnya aku tahu kau meneleponku," kata Chanyeol ringan
"Dan aku minta maaf karena tidak sempat membalas teleponmu. Kau sendiri Penyanyi dan Dancer terkenal, jadi kau tentu tahu bagaimana rasanya saat jadwal kerjamu begitu padat sampai kau bahkan tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain. Aku harus berangkat ke London minggu depan, jadi semua pekerjaanku di sini harus selesai sebelum itu."
"Aku tahu kau mau pergi ke London," sela Jongin
"Karena itulah aku meneleponmu. Aku butuh bantuan."
"Tentu," sahut Chanyeol tanpa ragu,
"katakan saja."
"Aku ingin kau tampil dalam video musikku."
"Video musikmu?"
"Syutingnya akan dilakukan di London. Kau tahu siapa yang sudah setuju menjadi sutradaranya?" Tanpa menunggu jawaban, Jongin melanjutkan,
"Wu Yifan . Dan karena aku tahu kau akan pergi ke London untuk bekerja dengannya, kupikir kami tidak perlu mencari model pria lagi. Kau model pria yang sempurna. Bagaimana menurutmu?"
Chanyeol mendesah, pura-pura pasrah.
"Apakah aku punya pilihan lain?"
"Tidak," kata Jongin sambil tertawa.
"Oke. Berarti kita sudah sepakat. Oh ya, Chanyeol asal kau tahu, wajahmu tidak akan terlihat sepanjang video musik itu. Hanya model wanitanya yang akan disorot."
"Apa? Kenapa?" Alis Chanyeol terangkat
"Secara pribadi, menurutku kau terlalu tampan untuk video musikku," gurau Jongin.
"Tapi tenanglah, walaupun hanya punggungmu atau bagian belakang kepalamu yang terlihat, seluruh Korea akan tahu bahwa Park Chanyeol yang membintangi video musik Kim Jongin. Kalau kau keberatan, silakan bicarakan dengan Sutradara Wu. Dia yang membuat konsep video musiknya."
Chanyeol kembali mendesah berlebihan, namun mulutnya tersenyum.
"Kim Jongin, aku ini orang sibuk, baik di sini maupun di London nanti. Jadi katakan padaku, kenapa aku harus meluangkan waktuku yang berharga untuk tampil dalam video musikmu kalau wajahku tidak akan terlihat?"
Jongin Mengabaikan pertanyaan Chanyeol, dan dia malah balas bertanya,
"Sibuk? Maksudmu sibuk pacaran?" Lalu ia terkekeh.
"Kapan kau akan mengenalkan pacarmu kepadaku?"
Alis Chanyeol terangkat heran.
"Apa maksudmu? Pacar apa?"
"Gadis yang kulihat keluar dari restoran di Gangnam bersamamu kemarin malam. Apakah gadis itu yang membuatmu sibuk akhir-akhir ini?"
Mata Chanyeol menyipit begitu teringat kejadian kemarin malam. Dan beberapa kejadian sebelum kejadian kemarin malam.
"Dia bukan pacarku."
"Oh, yang benar saja."
"Dia... bukan... pacarku," ulang Chanyeol, menekankan seitap kata.
"Lagi pula apa-apaan ini? Kau sudah beralih profesi menjadi wartawan atau apa?"
Jongin tertawa mendengar penuturan sahabatnya itu.
"aku hanya bertanya." Jongin menjawab
.
.
.
.
.
Saat itu pintu kantor terbuka dan Chanyeol berbalik. Matanya terarah pada wanita
bertubuh langsing dan berambut pendek yang berdiri di ambang pintu dan menatap dengan alis terangkat. Chanyeol yakin kakak perempuannya heran ia muncul di sini tanpa pemberitahuan. Ia mengangkat sebelah tangan, tanpa suara menyapa kakaknya, dan tersenyum singkat, senyum yang sudah membuat banyak gadis penggemarnya luluh lantak.
"Aku harus pergi sekarang. Nanti kita bicara lagi," kata Chanyeol di ponsel.
Tanpa menunggu jawaban Jongin ia menutup ponsel, menjejalkan benda itu ke saku celana jinsnya, lalu berpaling ke arah kakaknya.
"Noona harus bicara dengan Eomma" katanya langsung tanpa basa-basi.
Park Yoora yang sedang melepaskan topi, menghentikan gerakannya dan menatap adiknya dengan heran, lalu tersenyum.
"Selamat pagi juga, adikku sayang," katanya sambil menyisir rambutnya yang berpotongan modis dengan jari.
"Dan apa yang harus kubicarakan dengan Ibu?"
Yoora tiga tahun lebih tua daripada Chanyeol. Wajah kedua kakak beradik itu mirip, mereka sama-sama memiliki wajah menarik yang disukai para fotografer, sama-sama memiliki bentuk tubuh jangkung dan ramping yang disukai para perancang busana, sama-sama memiliki kepandaian berbicara yang membuat mereka disenangi orang-orang yang bekerja sama dengan mereka. Semua itulah yang menjadikan mereka model terkenal.
Dulu Park Yoora adalah model fashion yang menghabiskan waktunya berjalan di atas catwalk di seluruh penjuru dunia. Namun sejak lima tahun lalu ia mulai dikenal sebagai perancang busana dan butik-butiknya kini tersebar di Seoul dan Tokyo.
Chanyeol mengerang dan menjatuhkan dirinya di kursi berlengan di depan meja kerja kakaknya.
"Noona, aku benar-benar harus bicara dengan Eomma" katanya lagi, kali ini dengan suara yang terdengar tertekan.
"Eomma tidak bisa terus berusaha menjodohkan aku dengan anak perempuan sahabatnya, atau saudara perempuan kenalannya, atau—seperti yang terjadi kemarin malam—keponakan perempuan orang yang baru dikenalnya di salon! Ini sudah kelewatan. Kenapa tiba-tiba saja Eomma begitu bersemangat ingin menjodohkan aku? Dan asal Noonatahu, akhir-akhir aku sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk main-main."
Kalau kakaknya lebih dikenal sebagai model catwalk, maka Chanyeol lebih dikenal sebagai model iklan. Wajahnya sering terpampang di majalah-majalah dan iklan televisi.
Menurut survei salah satu majalah remaja populer, Park Chanyeol adalah salah satu bintang iklan paling diminati di Korea Selatan, walaupun akhir-akhir ini ia mulai memfokuskan diri pada impiannya yang lain, yaitu menjadi sutradara video musik.
Yoora tersenyum lebar dan memeriksa surat-surat yang diletakkan sekretarisnya dengan rapi di atas meja kerja.
"Kurasa kencan buta yang diatur Eomma untukmu kemarin malam tidak berjalan mulus? Kau tidak suka gadis itu?"
Chanyeol mencondongkan badan ke depan, wajahnya serius.
"Apakah Noona percaya kalau kubilang gadis itu baru lulus Senior High School?"
Mata Yoora melebar menatap adiknya, lalu tertawa terbahak-bahak.
"Astaga, Eomma benar-benar sudah kelewatan kali ini."Chanyeol mendesah berat dan bersandar ke kursinya kembali.
"Apa yang Eomma rencanakan? Kenapa Eomma ingin aku segera menikah? Aku tidak mengerti. Noona harus membantuku menyadarkan Eomma. Kalau tidak, aku bisa gila."
"Kenapa bukan kau sendiri yang bicara dengan Eomma?"
"Aku sudah mencobanya, tapi Eomma tidak mau mendengarkanku," sahut Chanyeol.
"Eomma beralasan bahwa dia hanya ingin membantu, karena aku terlalu sibuk bekerja sampai tidak sempat bersosialisasi. Katanya siapa tahu di antara gadis-gadis yang dikenalkannya kepadaku itu ada yang cocok untukku. Katanya dia hanya bermaksud baik dan aku seharusnya menghargai usahanya."
Chanyeol terdiam, lalu menatap kakaknya dengan mata disipitkan.
"Jangan-jangan Noona dulu menikah juga karena dijodohkan Ibu?"
"Park Chanyeol, jangan sampai kakak iparmu mendengar itu," Yoora memperingatkan sambil tertawa.
"Dia sangat gencar mengejarku dulu."
Chanyeol tersenyum masam.
"Aku tahu."
Yoora memandang adiknya yang sedang tertekan itu dengan perasaan geli bercampur kasihan.
"Setelah tiga kali mencoba dan gagal, kurasa Eomma akan menyerah."
Chanyeol menggeleng cepat.
"Oh, kurasa tidak. Kemarin Eomma bertanya padaku wanita seperti apa yang kusuka. Untuk memudahkannya mencari wanita yang tepat untukku, begitu katanya. Aku yakin dia masih belum menyerah."
"Lalu apa yang kaukatakan padanya?"
Kali ini Chanyeol tersenyum kecil.
"Kukatakan padanya kami akan melanjutkan pembicaraan itu setelah aku kembali dari London."
Yoora mengangkat alis.
"Oh, kau jadi pergi ke London?"
Chanyeol memang pernah bercerita pada kakaknya bahwa ia akan pergi ke London untuk bekerja dengan Wu Yifan, salah seorang sutradara video musik terkenal di Korea.
Walaupun Sutradara Wu sudah menetap di London bersama keluarganya, kadang-kadang ia masih aktif bekerja di Korea. Chanyeol sudah beberapa kali bekerja sama dengan Sutradara Wu dalam pembuatan video musik dan ia sangat mengagumi pria yang lebih tua itu. Sekarang Chanyeol kembali ditawari oleh Sutradara Wu sendiri untuk bekerja sama dengannya di London.
Bukan sebagai model, tetapi sebagai asisten sutradara. Chanyeol tidak mungkin melepaskan kesempatan sebesar itu.
"Aku akan berangkat minggu depan," kata Chanyeol.
"Eomma pasti uring-uringan," kata Yoora sambil tersenyum kecil dan menyandarkantubuh ke sandaran kursi.
"Dia tidak pernah merasa tenang kalau kau pergi keluar negeri. Apalagi kali ini kau akan bekerja dengan SutradaraWu. Kau pasti akan cukup lama tinggal di sana. Kau sudah memberitahu Eomma tentang ini?"
Chanyeol tersenyum lebar.
"Oh, ya. Ibu mengeluh panjang-lebar dan terdengar sangat kecewa. Tapi tidak apa-apa. Yang penting aku bisa melarikan diri darinya untuk sementara."
.
.
.
.
.
.
.
TBC/END?
Ini FF Remake dari Novel Spring in London.
Baekhyun belum muncul di Chap ini. Kemungkinan Baekhyun bakal muncul di Chap depan.
FF ku yang "Somethin Kinda Crazy" tetap akan lanjut kok tapi gak janji bakal fast.
Mohon Reviewnya biar semangat lanjutin Remakenya^^
Silent Readers? Aku gak marah, tetapi coba kalian tinggalkan review.
1 Review itu sangat berarti bagiku :')
Insyaallah FF ini banyak Reviewnya.
Amin
