Phee : HOLAAAA! Salam kenal.
Niyucha : Siape ya?
Phee : WOT DE PAK! Lu jangan pura pura polos kek gitu. Okay, disini gue bukan ngajak kenalan sama lu!
Niyucha: Yeee, emangnya gue ngomong ke elu?
Phee: Oh, maap salah paham‒
Niyucha: gue ngomong ke idung lu.. :B kapan mancungnya itu? *tampang polos*
Phee: %$#$#^#^% (Muka ijo nahan boker)
Niyucha: Hai reader salam kenal, abaikan sohib edan gue diatas XD. Kami sebenernya bawa Fanfic Colab ( Cie elah).
Phee : Apaan lu? Baru muncul di Fandom baru udah bikin Colab aje-_-
Niyucha : Ya elunya juga kenapa ikutan bikin?
Itachi : LANJUTIN! ATAU... AKU BAKAR KALIAN!
Phee: Ampuni aku suamiku! (sujud tobat)
Niyucha: Baiklah! Daripada gue di jadiin kambing guling. Mending lanjut aja ke cerita! Happy reading~.
Phee : (bangikit dari sujud) Kami baru loh di fandom ini, jadi mohon bimbingannya. Daaaan, review nya kaka :v
.
.
.
Chap 1 : PROLOG
.
.
[ Warning : OOC, EYD tak sempurna alias semi-gahol, Typo(s), sedikit BL, semi-canon, dll ]
Naruto © Masashi Kishimoto
Virus Uzumaki © Phee Anee & 02NiyuchaLeticia
Genre : Family, Humor, Romance ( nyempil )
Pairing : SasuNaru
Rated : T
.
.
Summary: Bagaimana jika keluarga Uchiha terkena virus hiperaktif milik keluarga Uzumaki? Apa ini disebabkan karena keluarga Uzumaki yang akan menginap selama seminggu di kediaman Uchiha? Atau sebab-sebab yang lainnya?
.
.
.
Mansion, Siapa yang tidak tahu itu? Sebuah tempat tinggal yang tidak bisa dikatakan sekedar sebuah tempat tinggal. Bahkan dalam interiornya saja sudah hampir mirip seperti sebuah labirin. Dan kali ini kita tidak membahas soal Mansion biasa, lebih tepatnya kita sedang membicarakan sebuah Mansion klan Uchiha.
Yep, salah satu klan fenomenal di desa Konoha. Hari ini tidak seperti biasanya bagi sang ketua klan Uchiha sekaligus ayah dari Itachi dan Sasuke itu tersenyum manis. Err- lebih tepatnya sangat manis. Sasuke yang saat itu sedang bersama ayahnya di sebuah ruang keluarga terus memandang ayahnya dengan tatapan horor, bagaimana tidak? Tatapan ayahnya itu sedang tertuju padanya sekarang dan Sasuke ingin segera kabur dari jeratan senyum memuakan milik ayahnya itu.
'Arrrgggh! Ini semua salah Nii-san! bisa-bisanya dia meninggalkanku disini dengan alasan ada misi dadakan tanpa menjelaskanku kejadian aneh ini?!'
Ya, itulah jeritan hati seorang Sasuke dan mengutuk sang kakak untuk tidak pulang sekalian dari 'misi dadakan' nya itu.
.
.
HATCHI!
Di tempat lain Itachi sedang menggosok hidungnya. Padahal, ia tidak sedang terserang flu atau sejenisnya dan ia juga merasa sehat sepenuhnya. Yah, pengecualian dengan wajahnya yang memerah ( bukan merona oy! *DiAmaterasu ), itu ulah adiknya sendiri yang telah menistakan wajah yang sangat tampan -menurutnya-.
"Perasaan ku tak enak." tapi selanjutnya dia hanya mengendikkan bahunya acuh.
.
.
"Anata, kau membuat Sasuke ketakutan." seorang wanita paruh baya yang masih nampak cantik dengan anggunnya duduk di sebelah sang suami. Mikoto Uchiha sang nyonya Uchiha sekaligus ibunda kesayangan Sasuke sedang berusaha menenangkan anaknya dari sikap aneh suaminya sekarang.
.
.
Kediaman Uzumaki terdengar ramai oleh gegap gempita antara anak dan sosok wanita paruh baya yang merupakan ibu nya sendiri.
"Naruto! Sudah ibu katakan, untuk membereskan kamarmu setiap pagi, dattebane!" rambut merahnya sudah berkibar dan di dahinya muncul perempatan siku.
"Ibu~. Inikan hari li—"
"Jangan jadikan libur sebagai alasan."
"Tapi, kan biasanya—"
"KAU MASIH 1000 TAHUN LEBIH AWAL UNTUK MEMBANTAHKU!" Kushina greget(?) dia berniat menghajar anaknya yang merupakan duplikat dari suaminya itu. Hah! Adakah yang lebih berwibawa disini? Mungkin sosok laki - laki yang sedang duduk di kursi itu bisa diandalkan?
Minato hanya memperhatikan mereka dengan pandangan polos bak kucing yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu butiran debu .
( Layar gelap seketika.)
Ehm! Abaikan kalimat tadi.
'Hohoho, kalau aku ikut. Pasti akan bertambah ramai. Rupanya aku hanya harus mencari celah.' inner Minato berbicara.
Ternyata mereka sama saja!
.
.
Kringgg! Kringgg!
Minato menghela nafas lalu bangkit dari posisinya menonton pertarungan live ibu dan anak yang masih sibuk saling adu bacot bahkan kali ini mulai adu tonjok.
"Ya, sebentar.." dengan tenang Minato berjalan menuju sebuah benda yang sedari tadi mengeluarkan suara dering menyebalkan, sekaligus penyelamatnya dari keributan tadi.
Dengan penuh kewibawaan (maklumi saja... Ia 'kan Mantan Hokage) dia mengangkat benda yang ternyata telepon rumah itu lalu menaruhnya di.. dimana maunya?
(Phee: Anjirrr otak gue )
"Moshi – mos—"
"KYAAAAA! HALO? ? INI MINATO YAA!? APA ITU BENARR? KATAKAN KALAU ITU BENAR MINATOOO, KYAAAAA!"
Sial sekali hari ini Minato, selamat dari adegan kekerasan yang ditayangkan oleh istrinya sekarang malah mendapat serangan pertanyaan bertubi-tubi dari penelepon misterius itu bahkan tak tanggung-tanggung orang di sebrang sana meninggikan suaranya hingga membuat ayah dari Naruto ini nyaris tuli seketika.
"T-tunggu dulu. Ini siapa? Tolong katakan dengan lebih jelas." Minato yang sudah dapat memulihkan pendengarannya bersiap memasang kuda-kuda mengambil ancang-ancang untuk membanting telepon tersebut kalau-kalau sang penelepon itu kembali berteriak padanya. Poor telephone.
"Ah! Maaf aku terlalu bersemangat. Ini aku Mikoto, ku dengar kalian akan menginap di Mansion kami selama seminggu. Apa itu benar?"
Minato mengkerutkan dahinya. Sejak kapan Mikoto bersikap mirip seperti istrinya yang memang dari dulu selalu bersemangat dan sangat suka berteriak? Oh ayolah, mereka keluarga Uchiha yang selalu dipandang sebagai pribadi yang tenang, jenius, berkepala dingin dan perfect dalam hal penampilan maupun sikap.
Apakah pernyataan keluarga Uzumaki akan tinggal selama seminggu di Mansion Uchiha telah membuat virus hiperaktif keterlaluan milik keluarganya menular pada Mikoto? Jangan bercanda!
"Halo Minato? Apa kau masih disana?"
"Y-ya maaf, memang benar kami akan tinggal disana selama seminggu. Rumah kami perlu sedikit renovasi... jadi.. yah, kau tahu," Minato menjawab sedikit gugup mengingat alasannya untuk tinggal sementara di Mansion milik sahabatnya, Fugaku Uchiha.
"KYAAAAAAA‒"
Brakk!
Dengan cepat Minato meng-Sharingan(?) telepon tak berdosa itu hingga hancur. Wajahnya berubah jadi horror dengan sisa kewarasannya ia segera berlari menuju istri dan anaknya.
.
.
Uchiha's Mansion.
Mikoto semi-harlem shake ditempat, ia juga masih menggenggam telepon rumahnya.
Kegiatannya itu membuat Sasuke yang duduk tak jauh dari tempatnya saat ini sedang menatap horror kearah ibunya, Mikoto.
'Apa - apaan?! Kenapa aku baru tahu mengenai hal itu? Dan itu artinya.. Artinya, aku akan bersama dengan dobe-ku. Sial.'
Tidak mengerti apa atau bagaimana yang sebenarnya dipikirkan oleh Sasuke. Dia tampak tidak terima dengan rentetan umpatannya, tapi juga dia mengklaim bahwa Naruto itu miliknya. Huft, berharap Sasuke akan lebih waras setelah ini. Oh! Kalau perlu Mikoto juga.
Fugaku sweetdrop dalam hati. Oh ayolah, dia ketua clan, haruskah ia sweetdrop secara asli?
Inikah keluarga Uchiha-nya, yang mana biasanya terkenal dengan sifat misterius? Tapi, kalau dipikir pikir ini juga ada baiknya. Karena itu sekarang keluarganya lebih berwarna, seperti crayon murid taman kanak - kanak.
Ah, tolong jangan masukan crayon Shin-chan di sini, oke? Bagus, karena kami masih belum ingin ganti fandom.
"Sasuke sayang, cepat benahi kamarmu kau akan satu kamar dengan Naruto." Mikoto tersenyum manis namun lebih terlihat seperti menyeringai bagi Sasuke. Entah apalagi kelakuan nista sang Ibunda kali ini.
Dengan tampang datar khas Uchiha, Sasuke hanya menganggukan kepalanya. Menurut, daripada kena serangan jantung melihat ibunya yang semakin tidak waras. Lihat saja sekarang, entah iblis mana yang merasuki raga sang ibunda tercintanya hingga tak bisa diam walau hanya sedetik saja... sedetik!
Wo wo wo! Apakah Mikoto sudah gila?
Sekarang dia mulai menarik-narik Fugaku untuk di ajaknya menari Balet(?)!
Astagaaa... 'Plis deh mah, gue illfeel.' geram Sasuke dalam hati dan tanpa sadar menggunakan bahasa gahol dalam kalimatnya.
Sasuke tak habis pikir, sebenarnya apa yang terjadi kepada ibunya sampai seperti ini. Mari ingat ingat!
Sasuke menggelengkan kepalanya keras. Bisa dibilang sekarang ia merasa pening, sampai - sampai ada sedikit niatan untuk membenturkan kepalanya kedinding.
"Hoh! Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?" ia tak sadar bahwa ia telah masuk ke kamarnya. Ah! Ia baru ingat bahwa ia disuruh untuk membereskan kamarnya.
'Untuk apa aku membersihkannya? Biar saja nanti dia yang membereskan semuanya sendiri. Oh, oh atau tidak nanti kami melakukannya bersama. Aw, aw, aw!' Sasuke tersadar dengan pikiran nista nya.
"Tch! Apa yang ku pikirkan."
Tsundere eh?
Sasuke hanya mengendikan bahunya acuh, dan berjalan ke tempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya.
.
Kediaman Uzumaki
"Apa kau sudah selesai mengemasi barang – barang yang kau butuhkan, Naruto?" Kushina bertanya pada anak semata wayangnya sembari menumpuk beberapa pakaian ganti yang akan dipakainya dan suaminya selama seminggu.
"Aku sudah selesai dari tadi Bu. Kenapa kita harus menginap di rumah si Teme itu si?" Naruto menghampiri ibunya yang masih sibuk dan memberikan satu kantung barang- barang miliknya pada sang ibu.
Kushina melirik sebentar lalu menerima kantung berukuran sedang Naruto dan menggabungkannya dengan barang-barang miliknya dan suaminya,
"Sasuke adalah teman baikmu bukan? Seharusnya kau senang karna kau tidak akan kesepian lagi. Apa Ayahmu sudah selesai dengan urusannya?"
Naruto mendengus sebal, " Entahlaah Bu, sejak menghancurkan telepon rumah tadi Ayah sama sekali belum mau berbicara."
"Huh, orang itu..." Kushina segera mengeluarkan Makimono dan menaruh semua barang yang akan di bawa diatasnya. Setelah selesai dengan urusannya, Kushina lalu menggunakan Fūinjutsu dan…
POOF!
Barang-barang tersebut lenyap dalam gulungan tadi menyisakan tulisan-tulisan berwarna hitam.
.
.
Di samping itu Minato sedang berjongkok di pojokan ruangan dan terus menggumamkan hal yang sama dalam beberapa jam, "A-apa yang harus a-aku lakukan disana? A-apa yang harus ku lakukan disana? Apa yang h-harus aku‒" Oke, sepertinya Minato mulai tidak waras.
Kushina menghampiri Minato yang terlihat tak ada keren - kerennya di mata siapa saja sekarang. Bahkan mengingat ia mantan Hokage sekalipun.
"Nah! Sekarang apa yang sedang kau lakukan disini?" Kushina tersenyum manis, sangaaaaat manis. Sampai - sampai semut yang lewat dibawah, atas, kiri, kanan, depan, belakang menatapnya nafsu(?).
Minato yang mendengar itu mendongakkan kepalanya dan ikut tersenyum melihatnya.
"Ah! Aku hanya memi—"".
"Cepat siapkan perlengkapan mu. Mereka yang akan bekerja disini akan segera datang nanti sore, bukan?" entah kenapa Minato merasa, senyum Kushina tak ada manis - manisnya. Keringat mengalir dipelipisnya. Minato kau sungguh OOC.
".. lagipula aku sudah tidak sabar untuk bermain - main dengan Mikoto mengenai...". Kushina mengoceh tak jelas, sampai Minato pusing mendengarnya. Naruto yang tadi mengikuti Kushina hanya memandangnya horror.
'Kenapa Ibu begitu bersemangat tentang ini?' Naruto sweatdrop.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Niyucha: Nah loh, kenapa jadi gaje gini? =3= (makan jeruk)
Phee: Yang pasti bagian tulisan elu yang gaje Cha.. :3
Niyucha: Gue kan Cuma ngikutin alur yang elu buat juga Phee!
Phee: Tapi sama ajaaaa! Gue juga ngikutin elu!
Niyucha: BERISIIKK! GUE RASENGAN PANTAT ELU NIH!
Phee: GUE CHIDORI IDUNG ELU NIH!
Niyucha: GUE‒ *BRUG*
Niyucha & Phee: HMMMF! HMPPFF?! ...
Sasuke: (ngebanting + ngebekep duo author gaje)
Naruto: SEMUANYAAAA JANGAN LUPA REVEW-NYA YAAAA... LANJUT OR DELETE?!
