First Love
Mereka bilang dia adalah keturunan China-Kanada. Dia mempunyai tinggi 187 cm dan wajah tampan tanpa cacat. Mereka bilang dia bisa 3 bahasa sekaligus, Mandarin, Inggris dan Korea. Dia tidak pandai berbicara dan selalu memasang wajah galak. Namanya Kris.
"Wu Fan." Kris mengulurkan tangan kanannya padaku. Dia tidak pernah memperkenalkan nama aslinya pada siapapun.
"Annyeong haseyo, hyung. Chanyeol imnida." Aku tau dia 2 tahun lebih tua dariku.
Matanya yang selalu memicing terlihat agak terkejut mendengar suara baritonku. Dia tersenyum kaku sebelum akhirnya kembali sibuk latihan bersama yang lain. Aku yang baru saja datang segera meletakkan tas ku dan bergabung bersama yang lain untuk latihan dance.
SM Entertainment adalah sebuah perusahaan industri hiburan terbesar di Korea. Mereka sudah banyak mencetak bintang-bintang terkenal seperti Super Junior, SNSD, DBSK dan yang lainnya. Sekarang adalah giliranku. Aku ditemukan oleh seorang pegawai ketika ia tengah menikmati liburan di tempat pemandian air panas milik orang tuaku.
Mereka bilang aku akan dilatih menjadi seorang bintang bersama trainee yang lain. Aku belum tau bintang seperti apa yang mereka maksudkan. Aku pun hanya mengikuti kata hatiku dan juga kedua orang tuaku yang terlihat antusias.
Dan disinilah aku. Setiap hari aku akan berlatih dance, menyanyi, modeling dan lainnya di perusahaan besar ini. Aku dilatih bersama satu grup yang berjumlah 11 orang. Mereka bilang kami akan debut sebagai sebuah boyband.
Pukul 02.00 siang adalah waktunya istirahat bagi para trainee. Seperti biasa aku akan segera pergi mengambil sebotol air mineral yang selalu kupersiapkan di tas ranselku. Beberapa trainee yang lain juga akan melakukan hal yang sama. Mereka akan duduk sambil mengobrol dengan yang lain atau sekedar istirahat dengan tidur terlentang di lantai.
Namun satu orang yang selalu menarik perhatianku. Dia adalah trainee yang paling populer diantara kami. Mungkin dia juga adalah trainee yang paling sempurna. Dia selalu duduk di salah satu sudut ruang tempat latihan. terkadang manajer-hyung akan duduk disampingnya dan mengobrol dengannya. Kudengar dia akan menjadi leader di grup kami.
"Apa kau selalu punya cadangan air di tubuhmu itu?" Tanyaku yang secara tidak sadar sudah berjalan mendekatinya dan kini berdiri di hadapannya sambil mengulurkan air mineral yang masih utuh.
Kepalanya mendongak ke atas. Mata tajamnya menatap ke arah kedua bola mataku yang besar. Aku meringis konyol.
"Thanks." Ucapnya dalam aksen bahasa inggris yang kental. Tangannya yang besar segera meraih botol air mineral itu dari tanganku. Dia memang bukan orang biasa.
Aku tersenyum mendengarnya.
-exoexoexoexoexo-
"Roll like a buffalo.. welcome to the next.."
"It's welcome to the night.. not a next.." Tiba-tiba seseorang menyelaku ketika aku tengah latihan menyanyikan salah satu lagu yang akan mengisi album debut kami.
Pelatih kami mengatakan aku dan Kris-hyung akan memperoleh bagian menjadi rapper di grup kami. Sejak saat itu aku semakin banyak berlatih dengan Kris-hyung. Setelah mengenalnya selama ini, banyak yang berubah mengenai cara pandangku terhadap pemuda itu.
Dia adalah seorang perfeksionis tentu saja. Dia akan selalu mengoreksi prenunciation-ku dalam bahasa inggris maupun dalam gerakan dance.
Sejak dulu, aku memang mudah akrab dengan orang lain. Sifat ramah dan ceriaku membuatku mudah bergaul dan banyak orang yang menyukaiku. Di grup sendiri, member yang lain menyebutku si 'Happy virus' karena aku akan selalu tersenyum seperti orang bodoh dan tertawa lepas. Aku juga dekat dengan semua member termasuk Kris-hyung yang jarang bergaul dengan yang lain.
"Ya ya terserah." Ucapku menanggapi koreksi Kris-hyung.
"Babo." Kata Kris-hyung mengolokku.
Kris-hyung memang menguasai bahasa Korea, tapi dia akan terdengar seperti orang gagap ketika berbicara menggunakan bahasa Korea. Aku hanya tertawa mendengarnya.
"…Aww.." Aku meringis kesakitan ketika secara tidak sengaja menginjak sebuah pecahan kaca yang entah kenapa bisa berada di ruang latihan ini.
Kris-hyung segera mendekatiku dan menyuruhku untuk duduk. Dengan sigap ia segera memeriksa telapak kakiku yang kurasa berdarah.
"Pelan-pelan hyung.." Rengekku ketika Kris-hyung mencoba mencabut pecahan kaca itu dari kakiku.
Kris-hyung hanya melayangkan tatapan galaknya padaku agar diam. Beberapa member lain segera mendekati kami untuk melihat apa yang terjadi. Mereka segera membantu mengambilkan perban dan antiseptic untuk mengobati lukaku yang terasa perih.
Aku hanya duduk menatap Kris-hyung yang sibuk meniupi lukaku itu karena aku terus merengek merasa perih. Dia sama sekali tidak jijik apalagi risih harus merawatku seperti itu. Dia memang calon leader yang baik.
-exoexoexoexoexo-
"Huffft.. Aku lelah.." Keluhku sembari menyandarkan kepalaku ke pundak Kris-hyung. Tinggi kami yang tidak terlampau berbeda membuatku sering melakukan hal itu padanya ketika kami berdiri atau duduk berdekatan. Kris-hyung juga tidak terlihat keberatan dengan hal itu.
Hari ini kami baru saja menyelesaikan latihan dance dengan pelatih kami yang khusus didatangkan dari luar negeri. Tentu saja kami sangat bergantung pada Kris-hyung untuk berkomunikasi dengan pelatih karena kami tidak begitu mahir berbahasa inggris.
"..Is she your girlfriend?" Tanya pelatih sambil menunjuk ke arahku ketika Kris-hyung memperkenalkan para member. Kris-hyung tersenyum geli. Hal itu jarang terjadi. Member yang lain pun juga terlihat heran.
"No, He's not. He's a boy and he's one of us. He is also a trainee." Jawab Kris dengan senyuman masih menghiasi wajah tampannya.
"Oh, I'm sorry. I thought he's a girl. he's so pretty and both of you look like a couple." Kata pelatih asal Amerika itu. Kris-hyung tertawa kecil mendengarnya.
"No, it's fine. He's pretty indeed, but we're not in a relationship." Kata Kris-hyung menanggapi kalimat pelatih itu.
Member yang lain termasuk aku hanya menatap dengan tampang bodoh.
"Pelatih kira Chanyeol adalah seorang gadis dan juga pacarku." Ucap Kris-hyung menerjemahkan percakapannya barusan dengan pelatih kepada para member.
Pipiku segera bersemu mendengar hal itu sementara member lain menertawakanku. Kejadian ini sering aku alami, orang-orang akan mengira aku ini seorang gadis, tapi setelah mendengar suaraku mereka akan segera sadar bahwa aku ini laki-laki. Tapi menjadi pacar Kris-hyung..
Lamunanku segera buyar ketika pelatih memanggil kami untuk bersiap latihan.
"Pelatih itu sungguh konyol, bagaimana bisa dia mengira kau adalah pacarku." Kata Kris-hyung dengan tawa mengejek. Aku segera mendongakkan kepalaku yang baru saja bersandar di bahunya.
"Memangnya kenapa? Hyung kan tidak punya pacar. Kenapa tidak pacaran denganku saja? Orang lain juga pasti tidak akan tau kalau aku ini laki-laki. Teehee.." Ujarku tanpa sadar sambil meringis seperti orang bodoh.
Kris-hyung menatap kedua mataku dengan tatapan serius. Aku segera menutup mulutku dengan kedua tanganku setelah sadar apa yang baru saja kukatakan. Aku melihat ke sekelilingku dan beruntung tidak ada seorang pun yang mendengar kalimatku tadi. Para member sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Kris-hyung masih menatapku dengan tatapan yang tidak bisa dibaca maksudnya. Bodoh sekali, apa yang baru saja aku katakan.
"Babo." Kris-hyung menjetikkan jarinya di dahiku.
"Aww.. sakit hyung." Ujarku sambil meringis kesakitan. Tapi dalam hati aku bersyukur karena Kris-hyung tidak menganggapnya serius.
-exoexoexoexoexo-
Hari ini adalah ini minggu. Kami bebas dar kegiatan latihan dan bisa beristirahat. Tapi sayang sekali hari ini adalah giliranku dan Kris-hyung untuk berbelanja keperluan kami selama di asrama.
"Dimana Kris-hyung?" Tanyaku pada Kim Jongdae yang merupakan teman satu kamar Kris-hyung.
"Dia masih tidur." Jawabnya sembari berjalan ke arah dapur. Kris-hyung memang sulit bangun pagi apalagi hari minggu seperti ini. hal itu diperparah dengan tidak ada satu orang pun yang berani membangunkannya.
Dengan langkah pelan aku segera berjalan mendekati tempat tidur Kris-hyung yang terlihat sangat rapi. Berbeda denganku tentu saja. Aku akan membiarkan buku-buku bahkan pakaian bertebaran di sekitar tempat tidur.
Kulihat Kris-hyung masih terlelap dengan selimut membungkus tubuhnya sebatas dada. Nafasnya terdengar tenang dan beraturan. Bahkan dalam keadaan tidur pun Kris-hyung masih terlihat tampan.
"Hyung.." Panggilku sembari mengguncang lengannya pelan. Pemuda itu tidak bergeming.
"Hyuuuunggg.." Panggilku lebih keras. Aku berusaha menarik selimutnya kali ini. dia hanya menggeram kesal dan membalikkan tubuhnya.
"Biarkan aku tidur, Chanyeol-ah." Ujarnya masih terdengar mengantuk. Dia pasti lelah sekali.
"Tapi hari ini adalah giliran kita untuk berbelanja, hyung. D.O pasti akan marah-marah kalau tidak ada bahan makanan di dapur sore ini." Kata Chanyeol sambil mengguncang-ngguncangkan tubuh kris.
"Urgh, kau tidak bisa melakukannya sendiri?" Kata Kris-hyung yang masih kekeuh tidak mau bangun.
"Ini kan giliran kita tidak berdua. Aku tidak mau melakukannya sendiri. Lagipula apa Hyung tega melihatku belanja sendirian? Bagaimana kalau nanti aku diculik orang? Bagaimana kalau.." Aku terus berkata tanpa henti di belakang Kris-hyung yang tidur membelakangiku.
"Urgh, fine. Beri aku 10 menit untuk bersiap-siap." Kata Kris-hyung yang sepertinya tidak tahan mendengarku bicara. Ia akhirnya bangkit dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Yay!" Kataku sambil melonjak kegirangan. Tunggu.. apa ini tidak berlebihan? aku hanya akan berbelanja bersama Kris-hyung tetapi kenapa aku gembira seperti ini.
Aku hanya menggelengkan kepalaku sambil keluar dai kamar Kris-hyung dan menunggunya di luar.
Akhirnya kami sampai di sebuah tempat pusat perbelanjaan di kota Seoul. Kami segera berbelanja bahan makanan dan beberapa keperluan member untuk seminggu ke depan. Aku mengambil beberapa bungkus mie ramen instan sementara Kris-hyung mendorong kereta belanja kami.
Aku berhenti sejenak di sebuah meja yang menyediakan sampel makanan disitu. Aku segera mengambil satu untuk kumasukkan ke dalam mulutku sendiri dan tidak lupa untuk mengambil satu potong lagi untuk kemudian ku suapkan ke mulut Kris-hyung.
"Awww.. So cute. Kalian berdua terlihat serasi." Seorang ibu-ibu setengah baya yang menjaga meja itu berkata sambil melihat ke arahku dan Kris-hyung. Kris-hyung tampak tidak peduli dan acuh tak acuh tapi aku sendiri merasa kikuk dan pasti wajahku sudah memerah.
Aku hanya membungkuk pada ibu-ibu itu dan mengucapkan terima kasih.
Setelah belanjaan kami selesai dan Kris-hyung membayar semuanya –karena dia yang membawa uang tentu saja, kami segera keluar dari Mall itu. kebetulan jarak Mall itu dengan gedung asrama kami yang tidak terlalu jauh membuat kami memutuskan untuk berjalan saja sambil menikmati udara segar.
Kami memang dilarang untuk tidak terlalu sering meninggalkan asrama jika tidak ada keperluan tertentu untuk menjaga image kami. Cuaca saat itu begitu cerah ketika tiba-tiba saja awan mendung menghiasi langit.
Aku mendongak ke atas dan bergumam "Sepertinya akan hujan."
Dan benar saja, tidak berapa lama kemudian hujan turun dengan deras.
"Yah! Eottohke?" Keluhku sembari berusaha menggunakan lenganku untuk melindungi wajahku dari air hujan. Tetapi kantung belanjaan yang ku bawa membuatku kesulitan. Lalu tiba-tiba sebuah jaket menutupi kepalaku dan kulihat Kris hyung melepaskan jaketnya dan memakainya untuk memayungi kami berdua.
"Ayo kita berteduh sebentar." Ajak Kris-hyung. Aku hanya mengangguk dan mencoba menyamakan langkah kakinya yang besar.
"Kenapa tadi tidak bawa payung saja." Keluhku kembali ketika akhirnya kami berteduh di pinggir sebuah emperan toko yang tutup. Tidak banyak orang yang berlalu lalang di jalan kala itu. untung saja barang belanjaan kami tidak ikut basah.
Aku segera mengibas-ngibaskan poniku yang agak basah terkena air hujan. Kris-hyung memperhatikanku dengan kedua alisnya yang mengkerut.
"Wae?" Tanyaku yang masih sibuk membersihkan titik air yang menempel di rambutku.
Kris-hyung hanya menyeringai dengan nada mengejek. Namun kedua tangannya segera membantuku untuk membersihkan titik air di rambut dan wajahku. Jaketnya tadi ia gantungkan di pundaknya.
Aku yang sibuk membersihkan diri tidak sadar jika sedari tadi ia menatapku.
"Chanyeol-ah.." Panggilnya. Aku segera mendongakkan kepalaku untuk menatap wajahnya.
Kris-hyung mendekatkan wajahnya ke wajahku. Tinggi kami yang hampir sama membuatnya tidak perlu kesulitan untuk membungkukkan badannya. Ia hanya perlu menundukkan kepalanya sedikit dan wajah kami akan berjarak beberapa senti saja.
"Kau pernah berciuman?" Aku menahan napasku. Heran mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kris-hyung.
Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban. Dengan tanpa sadar juga aku mengerucutkan bibirku bingung.
Cup.
Dengan kecepatan kilat, bibir Kris-hyung sudah menempel di bibirku yang masih mengerucut. Kedua mataku membulat dengan sempurna.
Kris-hyung menatap wajahku setelah ia menarik kembali bibirnya. Aku seperti orang bodoh. Hanya berdiri kaku seperti patung. Aku tidak tau harus bereaksi seperti apa.
"Sekarang sudah kan?" Tanya Kris-hyung. Aku tidak tau apakah barusan termasuk ciuman karena bibir Kris-hyung hanya menempel beberapa detik saja di bibirku. Aku hanya mengedipkan mataku tidak mengerti.
Dan seperti membaca pikiranku, Kris-hyung tertawa kecil sebelum menempelkan kedua telapak tangannya di kedua pipiku dan kembali mengeliminasi jarak di antara bibir kami. Kali ini bibir Kris-hyung memagut bibirku lembut. Kali ini aku bisa merasakan nafasnya yang segar dan lidahnya yang lembut.
Karena ini adalah ciuman pertamaku, aku tidak tau harus berbuat apa. aku seperti terhipnotis. Aku hanya mengatupkan bibirku dan membiarkan Kris-hyung melakukan semuanya.
3 menit berlangsung dan akhirnya Kris-hyung melepaskan bibirku ketika aku mengerang karena kehabisan nafas. Kris-hyung mengusap lembut bibir bawahku menggunakan ibu jarinya untuk menghilangkan salivanya yang menempel disitu.
Aku akhirnya tersadar dan akal pikiranku kembali ke ragaku yang berdiri kaku. Kris-hyung kembali tersenyum padaku. Aku tidak mengerti maksud dari senyuman itu. ia terlihat begitu tampan dari jarak sedekat ini.
"Apa artinya ini?" Tanyaku lirih. Hujan deras masih mengguyur kota Seoul siang itu.
Kris-hyung menyibakkan poniku dan merapikannya ke belakang telingaku.
"Ayo kita pulang. Yang lain pasti sudah menunggu." Katanya sambil menarik pergelangan tangan kiriku.
"Mwo? …Yah! Hyung!" Ia seperti tidak mendengar teriakan protesku dan hanya menarik tanganku untuk berlari pulang di bawah hujan.
Ia tidak menjawab pertanyaanku maupun mengatakan apapun mengenai ciuman itu. Tapi yang pasti sejak hari itu ada yang berubah di antara kami..
Please wait for another sequel ^^
Astaga O_O halo.. halo.. apa ada yang baca? Sequelnya nyusul yaaaa…
Dan betewe, betewe.. apa-apa'an ini saia malah bikin one-shoot KrisYeol macam begini daripada lanjut update fanfic yang terbengkalai. Dasar remaja labil *ngomongsamatangan*!
Ohohoho. Mianhaeeeee~ My love~ *malahnyanyi* Saia hanya tergoda dengan pairing si adek2 imut ini *baca: KrisYeol*
Dan entah sejak kapan sekarang saia jadi ga gampang puas dengan hasil ketikan sendiri. Saia udah bikin 3 versi buat eps. Lanjutan fanfic 'Can It be Love?' -_- bingung mau make yang mana soalnya beda semua.
Buat yang 'My Lovely Sasuke' masih ditunggu aja ya. Saia UASnya udah selesai kok. Teeheee..
Mind to Read n Review?
Dengan cinta,
Mutmut Chan.
