ANBU

Disclaimer: semua unsur anime yang ada di cerita ini seperti chara, kekuatan dan sebagainya bukan punya saya

Bab 0 part 1: pembentukan ANBU, Unit Militer Penanggulangan Makhluk supernatural part 1

"Jadi, mereka sudah bergerak ya." Seorang pria bersurai pirang berkata menatap langit yang mulai gelap. Dia mengenakan satu set pakaian bisnisman.

"Benar sekali jendral besar Namikaze-Sama! Mereka sudah bergerak mendekati target RD-001 dengan dalih berkencan." ucap perempuan berseragam salah satu sekolah bergengsi yang berada di kota ini, kota kuoh, yaitu kuoh academy. Dia memberikan laporan kepada pria surai pirang tersebut.

Kok pria itu dipanggil Jendral besar yang merupakan pangkat tertinggi di satuan militer. Beginilah penjelasan singkatnya.

Sosok Jendral besar tersebut merupakan salah satu pemimpin unit militer yang baru didirikan oleh kaisar Jepang setahun silam. Unit militer ini bernama ANBU. Tidak ada satupun yang mengetahui unit ini. Hanya Kaisar dan beberapa orang yang mengetahui unit militer ini. Tugas unit ini adalah mengurusi segala hal berbau supernatural.

Kembali ke topik.

"Eh, jadi mereka pakai strategi itu. Pintar juga eh, menggunakan strategi ini pada pria mesum plus jomblo akut akut."

Perempuan tersebut bisa melihat senyuman miris pria di depannya melalui pantulan kaca. Dalam hati, ia pun setuju dengan fakta tersebut. Ia pun jijik dengan sang target karna dia merupakan salah satu dari trio mesum. Terlebih lagi klubnya, klub kendo kerap jadi sasaran trio mesum tersebut.

Pria itu berbalik menghadap perempuan bersurai tersebut dan mengatakan, "Baiklah, Momoka Sonokawa, kirim anggota timmu untuk menyelamatkan target. Kemudian seret dia ke markas dan jelaskan semuanya Kemudian ajak dia gabung ke unit ini dan latih dia."

"Baik!" ia pun memberi hormat lalu keluar dari ruangan.

Pria bersurai pirang pov on

Aku menatap serius ke arah momoka yang keluar dari ruanganku. Hah, si RD-001 memang merepotkan. Namun gak heran sih. Si RD memegang sacred gear type longinus yang bernama boosted gear. Setidaknya itu info yang aku dapat dari temanku yang juga seorang Jendral besar yang bisa manipulasi otak makhluk hidup. Aku pun memutuskan mengirim Momoka untuk menyelamatkan si RD.

Btw, namaku Namikaze Naruto, salah satu jendral besar unit militer ANBU. Tentu kalian tahu siapa aku kan. Jadinya aku gak perlu repot repot jelaskan siapa ketokan pintu pun memasuki indra pendengaranku. Aku daritadi dah ngerasain aura suci yang besar sekitar 2 menit lalu. Aku kenal dengan pemilik aura tersebut.

"Masuk!" seruku. Pintu pun terbuka, dan di balik pintu terdapat sosok laki-laki pemilik aura tersebut.

"Yo Naruto, selamat malam."

"Yo *. Bagaimana kuliner di Jepang? Enak-enak?"

"Mantap tenan! Rasanya unik unik dan enak! Jadi pengen makan lagi."

Aku hanya terkekeh mendengar laki-laki maniak makanan di depannya itu. Stop, saatnya serius.

"Apa kau dapat info siapa dalang yang memerintahkan untuk membunuh sacred gear yang marak terjadi akhir-akhir ini."

"Masih samar-samar, namun aku berhasil menangkap salah satu kaki tangan si dalang dan katanya tahu pelakunya salah satu jendral malaikat jatuh, karena suatu hal, dia gak bisa bocorkan info tentang identitas dalang."

Aku menghela nafas. Siapapun dalangnya, ntah napa firasatku sangat buruk. Semoga apapun firasatnya tersebut, gak akan menghancurkan gencatan senjata. Hah, Untuk mencapai perdamaian sejati, memang susah. Belum lagi konflik dimana-mana, sangat merepotkan.

"Makasih infonya. Kemungkinan cuma satu, namun bukti masih kurang. Merepotkan. Btw, di dekat sini ada dango yang enak."

"Masa? Wah makasih Naruto!" seketika Tobio menghilang dengan kecepatan layaknya menggunakan hiraishin buatan Tobirama.

Aku memutar badanku dan kembali dan menatap sendu langit yang dipenuhi oleh bintang tersebut. Jujur, tidak terasa sudah setahun semenjak aku terdampar disini, dan juga insiden yang memicu kelahiran squad ANBU ini.

Flashback on!

Time: Setahun yang lalu.

Dengan langkah yang lesu, aku berjalan di tengah gelapnya malam. Menyesal, kesal, sendu, sedih. Itulah yang aku rasakan saat ini.

"Naruto!" Suara menggema di fikiranku. Aku pun mencari gang sempit lalu mengambil posisi meditasi dan masuk ke mindscape. Aku menatap kosong sosok rubah raksasa yang menatapku prihatin.

"Ada apa kurama?" Ya, nama rubah itu adalab Kurama, dia adalah partnerku dan juga temanku.

"Janganlah murung. Urungkan niatmu untuk mencari jalan pulang." Kurama memberiku saran

"Apa maksudmu Kurama?" Aku bertanya dengan nada yang mulai meninggi.

"Seperti kataku tadi, urungkan niatmu cari jalan pulang ke Konoha."

"Dan aku harus lupakan cita-citaku yang sebentar lagi terwujud. Begitu maksudmu? Jangan bercanda, brengsek!"

"Aku tidak bercanda, BODOH! Aku tahu jadi Hokage hanyalah caramu lari dari rasa sakit dan penyesalan!Kau mungkin bisa bohongi mereka, tapi kau ga bisa bohongi aku, partnermu! Kau hanya lari dari rasa sakit dan penyesalan karena kematian Hinata yang melindungimu dari serangan Kaguya, kan!"

Kematian Hinata? Ya, seperti kata Kurama, Hinata mati melindungiku. Saat itu, kami, yaitu aku, Sasuke, Sakura, Kakashi, Obito dan Hinata, mati-matian melawan Kaguya. Namun ketika sampai di dimensi yang dimana gravitasinya sangatlah kuat, hingga kami susah bergerak. Saat itu Kaguya berniat mengeksekusi kami, yaitu aku dan Sasuke, namun berkat kamui, kami selamat. Namun tidak dengan serangan gelombang kedua. Kamui tidak bisa digunakan karena Obito kehabisan chakra. Oleb karena itu, Obito dan Hinata jadi tameng untuk melindungi kami. Tentu kalian tahu kan dampak serangan itu. Perlahan tubuh mereka terkelupas. Hinata menoleh ke arahku dengan senyuman yang tulus, senyuman yang membuatku sadar, bahwa aku menyukainya. Mata kananku melebar ketika melihat Hinata mencabut paksa mata kirinya yang dimana mata itu dalam kondisi byakugan tengah aktif. Kemudian dengan langkah terseok-seok, dia menyodorkan mata itu kepadaku. Mataku menatap sendu Hinata yang dipastikan akan mati.

"Jangan pasang raut wajah seperti itu Naruto." Ujar Hinata dengan lembut.

"Kenapa lagi-lagi kau melindungiku, Hinata? Kenapa?!" teriakku yang putus asa.

"Alasannya, karena ..." Hinata menghentikan sejenak perkataannya. Tangannya memegang wajahku yang tertunduk. Diangkatnya wajahku dan menatap wajahnya yang tetap tenang walau kematian akan menjemputnya. Mataku melebar tatkala dia menciumku. Kemudian dia mengakhiri ciuman tersebut. "...aku mencintaimu. Tolong terima mataku ini untuk jadi mata kirimu yang buta karena melindungiku dari serangan Madara."Tangannya menggenggam tanganku dan menaruh bola matanya di tanganku.

"Selamat tinggal dan... Terimakasih." setelah itu, ia lenyap.

Mengingat hal itu, tanpa kusadari, tanganku mengelus mata kiri Hinata. Berkat mata ini, kami selalu selamat dari serangan Kaguya. Belum lagi guru Kakashi mendapat kekuatan baru dari Obito yang mati, berkat kekuatan baru itu, kami selamat dari serangan gelombang ketiga Kaguya.

"Maka dari itu, carilah kebahagiaanmu disini Naruto. Kau sudah cukup menderita."

Apa maksudnya perkataan Kurama? Aku beritahu.

Setelah kematian Hinata, orang terdekatnya sangat marah kepadaku. Bahkan aku menerima Juuken yang dilancarkan Hiashi dan Hanabi. Kiba sangat marah padaku. Alasannya dia menyukai Hinata. Sedangkan Shino hanya mengatakan, 'Aku kecewa padamu' dan mulai jaga jarak padaku. Belum sampai disitu, tetua sialan itu memaksaku menerima jabatan Hokage lalu melaksanakan CRA. Beruntung, Guru Kakashi memahami kondisiku dan dia mengambil alih jabatan itu dengan dalih pangkatku masih genin dan umurku masih terlalu muda. Setahun kemudian, dua tetua sialan itu mati karena sebuah racun. Namun entah mengapa tidak ada respon berlebihan dari guru Kakashi dan nenek Tsunade. Setelah itu, nenek Tsunade dan orochimaru jadi anggota dewan dan berkat itu, ketika aku direkomendasi diangkat jadi hokage, aku tidak dipaksa melakukan CRA. Tentunya aku sudah lulus ujian Jounin sebulan sebelum rekomendasi jabatan Hokage aku terima.

"Aku yakin Hinata pasti akan sedih melihatmu yang kehilangan semangat hidup dikarenakan kematiannya." Aku merenungi perkataan Kurama. Aku akui perkataan Kurama sangat benar. Baiklah, saatnya move on.

"Makasih Kurama. Sebaiknya langkah pertama apa yang harus kita ambil?" Aku mencoba tersenyum dan meminta saran Kurama.

"Mengingat kita tidak ada informasi tentang daerah ini. Namun setelah ku deteksi, gak ada satupun chakra yang aku rasakan. Dengan kata lain kita terdampar di dimensi lain. Maka dari itu, buatlah bunshin sebanyak 100, gunakan henge dan cari informasi."

Benar juga kata Kurama. Daritadi aku juga tidak merasakan satupun chakra. Berarti kita berada di dimensi lain. Maka dari itu, cari informasi adalag langkah yang tepat. Aku pun melompat ke atas atap dan membuat 100 clone lalu mereka pake Henge dan berpencar.

Sudah beberapa hari aku menetap di kota ini, kota yang aku ketahui bernama Kuoh. Untuk mengisi waktu luang, aku melakukan part time di sebuah minimarket. Setidaknya cukup buat beli ramen lah melakukan part time, tiba-tiba memori dalam jumlah yang besar memasuki ke otakku. Refleks aku sedikit meringis kesakitan. Teman kerjaku yang profesinya sama denganku pun, yaitu penjaga kasir, menoleh ke arahku dan aku bisa menangkap nada khawatir saat dia bertanya padaku.

"Naruto-san, apa kau baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa."

"Jangan terlalu paksakan dirimu. Jika kau lelah, ambillah cuti sehari, aku yakin manager pasti paham."

Aku cuma mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih karena mengkhawatirkanku, Lelouch-san."

Aku menghela nafas pendek. Informasi dari salah satu bunshinku membuat kesanku tentang dunia ini yang awalnya ku kira damai, kini hancur berkeping-keping. Dunia ini tidak sedamai yang ku kira. Dunia ini ternyata dihuni makhluk supernatural, salah satunya tentang sosok monster mirip banteng yang memegang kapak yang sempat dilawan oleh bunshinku. Menurut ingatan bunshinku, monster itu memiliki energi kelam yang mengingatkanku tentang mouryuu. Jadi, bisa aku simpulkan monster itu adalah iblis.

Ngomong-ngomong, teman kerjaku yang satu ini sangat menarik. Bukan menarik dalam hal cinta ya, tapi karena energi yang aku rasakan yang bersumber di mata kirinya.

"Bagaimana menurutmu Kurama? Apa kau juga merasakannya?"

"Aku juga merasakannya. Tepatnya energinya berasal dari kedua matanya. Ngomong-ngomong kenapa tadi kepalamu sakit?"

"Ingatan beberapa bunshin memasuki kepalaku. Nanti aku beritahu malam ini."

Setelah mengatakan itu, Naruto memutuskan linknya dan fokus kerja.

Malam harinya. Aku merutuki kesialan yang terjadi hari ini. Tadi jam 3 sore diseret petugas kepolisian ke pos polisi karena melihat dirinya keluyuran di jam sekolah masih berlangsung. Ia diintrogasi oleh polisi itu. Beberapa pertanyaan yang ia dapatkan. Mulai dari berapa umurmu. Kemudian dimana sekolahmu. Lalu dimana orang tuamu.

Saat mendengar 3 pertanyaan itu, saat itu dengan polosnya malah ku jawab, "Umur 17 tahun. Sekolah? Aku malas melakukan hal merepotkan itu. Orang tuaku? Mereka sudah tenang... Di alam sana." Aku pun memasang raut wajah yang sedih. Aku melihat ekspresi iba di wajah mereka. Ohoho aktingku tidak buruk juga. Aku yakin mereka merasa bersalah. Mereka pun meminta maaf padaku.

Setelah beberapa menit raut wajah iba itu lenyap tak tersisa. Mereka memandangiku dengan tajam.

"Sebentar, menurut perkataanmu, berarti kau ga sekolah? Bisa sebutkan alasannya?" Begitulah pertanyaan sang polisi saat itu.

Berkat info dari salah satu bunshinku. Info tentang wajib belajar 12 tahun. Aku menjawab dengan nada serak. "Bukankah anda sudah tahu alasannya. Orang tuaku meninggal saat aku masih smp. Mereka meninggal karena rumah kami ludes dilalap api. Semuanya ludes terbakar! Aku juga tidak mampu bayar uang sekolah. Disisi lain, aku dah capek dibully karena aku miskin. Makanya aku tadi bilang malas melakukan hal merepotkan."

"Tapi peraturan tetap peraturan." Saat itu aku sangat kesal dengan polisi itu.

"Aku juga pernah mendengar polisi lainnya berkata begitu Namun, bagaimana aku mau daftar, surat identitas diri ludes terbakar! Jikalau aku sekolah sekalipun, bagaimana caranya aku cari uang buat makan dan sewa apartemen, Hah?"

Terjadi perdebatan antara aku dan dua polisi itu tentang aku harus sekolah. Dua polisi itu bersikeras dan aku pun juga bersikeras. Karena hal itu, perdebatan terus berlangsung sampai jam 18.35 malam.

Akhirnya aku memutuskan menggunakan sharingan milik shisui di mata kananku yang aku ambil di mata burung gagak milik Itachi sebelum dibakar saat perang dahulu dan mata itu disimpan di segel penyimpanan yang ada di tanganku lalu setelah jadi hokage saat itu, aku memutuskan agar menggabungkan mata ini dengan mataku dengan bantuan Sakura. Begitulah kisahnya aku punya sharingan. Mataku pun berubah, awalnya biru cerah jadi biru gelap dengan tiga tomoe.

"Jadi, bolehkah aku pergi?" Mereka pun mengangguk. Aku pun tersenyum.

Hah, kalau tahu masalah tadi tambah runyam, aku gunakan sharingan aja, beres tanpa perlu ciptakan kebohongan yang merepotkan.

Begitulah ceritanya aku berurusan dengan polisi. Mungkin nanti aku membuat surat identitas diri. Tentunya dengan bantuan sharingan. Mengingat aku pendatang dari dunia lain.

Samar-samar aku mendengar suara minta tolong. Aku pun berlari menuju asal suara itu yang mengarah ke gudang tua yang tidak mengamati lokasi sekitar gedung tua itu. Pertama, mobil yang hancur. Kedua mayat laki-laki dengan senjata yang mirip pak polisi tadi sore tersebut. Ia melihat luka bekas cakaran yang sangat besar, rusuk yang patah, luka tusukan yang besar di paru-paru, wajah yang menunjukkan ia kekurangan oksigen. Selain dua hal itu, ia melihat goresan yang disebabkan oleh serangan bentuk cakar, dan tusukan di dinding. Dilihat dari 3 hal itu bisa dipastikan bukan manusia. Jika ditambah dengan informasi aura kelam yang sama dengan informasi yang ia dapat dari salah aatu bunshinnya, bisa dipastikan sosok yang menyerang pria itu adalah iblis.

"Argh! Tolong!" Mendengar itu, aku berniat keluar dari tempat persembunyianku. Tapi ku urungkan saat melihat seorang pemuda melesat menggunakan motor yang ia naiki tersebur menuju dalam gudang. Aku yang penasaran akan sosok pemuda itu pergi ke gudang itu. Aku bisa melihat pria itu menabrakkan motornya ke sisi samping harimau yang postur tubuhnya kayak manusia itu yang siap membunuh laki-laki berpakaian mewah itu yang pasrah akan ajal yang sebentar lagi mengatakan 'hai' pada dirinya.

Aku bisa mendengar suara auman khas harimau yang kayaknya marah karena kegiatannya diganggu. Iblis itu terlempar beberapa meter.

"Manusia rendahan! Beraninya mengganguku! Akan ku jadikan kau hidangan pembuka sebelum memakan manusia disana!"

Eh? Dia bisa bicara? Wah info baru nih.

"Coba saja kalau bisa, iblis liar." sosok pemuda itu membuka helmnya. Dia... Lelouch!

Iblis itu melesat dengan cepat dan Lelouch nampak tetap tenang. Dia nampak mengambil sesuatu di matanya.

"Aku, Lelouch emperough, aku memerintahkan kamu untuk bunuh diri!"

Hah? Apa maksudnya? Tapi, aku melihat sesuatu yang unik. Sosok iblis itu berhenti dan gerak geriknya jadi kaku layaknya robot.

"Yes your highness!" Setelah mengatakan itu, sosok iblis tersebut menusuk dirinya dengan kuku tajamnya tepat di jantung. Itulah unik yang aku maksud. Nampaknya sang iblis itu terhipnotis. Di pinggiran mata iblis tersebut pun nampak berubah jadi warna merah.

Melihat situasi disana sudah tenang, aku menghampiri Lelouch dan memanggilnya. Aku juga berniat bertanya tentang iblis liar yang sempat disebut olehnya. Apa iblis liar dan iblis itu sama. Jika beda, bagaimana sosok iblis yang tidak liar tersebut? Itulah yang membuatku penasaran.

Aku melihat Lelouch membalikkan badannya. Melihat matanya yang berbeda, aku terkejut. Matanya... Berbeda dengan yang biasanya ku Lelouch pun terkejut akan pun menghampiri laki-laki itu dan mulai menyembuhkan luka tusukan di perutnya dengan ninjutsu medis yang sempat ku pelajari setelah perang berakhir. Buat jaga-jaga saja sih. Perlahan luka tersebur tertutup.

"Kau... Bagaimana bisa? Siapa kalian sebenarnya."

Aku berniat menjawab pertanyaan laki-laki ini dan aku juga berniat mencari informasi pada mereka, terutama mata Lelouch dan energi yang dimiliki laki-laki di depanku. Tapi lagi-lagi masalah baru muncul lagi. Aku merasakan aura kelam yang tiba-tiba muncul. Hanya satu hal yang terlintas di benakku. Teleportasi. Gawat!

"Lelouch, cepat ke sini dan pegang pundakku. Ada yang datang, kita harus kabur!" Aku menatap Lelouch yang menggeleng. Aku melihat ia menaiki motor miliknya.

"Aku naik motor saja." Setelah mengatakan itu, ia langsung memutar motornya dan tancap gas.

"Kau pegang pundakku!" Disaat bersamaan dengan Lelouch menaiki motornya, aku memerintahkan sosok laki-laki itu dan ia mengangguk walau aku melihat raut wajah kebingungan, ia pun memegang pundakku. Aku pun merangkau handseal.

"Hiraishin!"

Naruto pov off

Sesaat setelah Naruto melihat. Lingkaran sihir berwarna merah pun muncul. Dari lingkaran tersebut muncullah empat orang berseragam sekolah.

"Ara, kita terlambat Buchou."

"Sepertinya begitu. Ada yang menyelamatkan calon bidak potensial kita. Selain itu, kalian juga samar samar mendengar suara motor kan?"

"Ya."

"Tampaknya sosok yang mengendarai motor itulah yang menyelamatkan calon bidak potensial kita, Buchou." Satu-satunya laki-laki diantara empat orang itu memberi komentar kepada pemimpin mereka yang bergender perempuan dengan surai rambut berwarna merah tersebut. Sosok selain Buchou tersebut menyuarakan pendapat bahwa mereka juga berfikir demikian.

"Jadi bagaimana Buchou?"

"Tentu saja. Kita bereskan kekacauan disini."

"Buchou, ada manusia yang meninggal! Sepertinya dia jago menggunakan senjata. Tak jauh dari mayat tersebut terdapat darah hitam yang merupakan darah iblis liar. Selain itu, kayaknya dia butler target kita."

Sosok yang disebut buchou itu tersenyum. Kesempatan untuk mendapatkan bidak potensi tersebut masihlah ada. Dia juga terkesan dengan manusia tersebut yang bisa melukai iblis liar rank B karena memiliki pertahanan yang kuat layaknya rook dan kecepatan layaknya knight walau dia hanyalah manusia biasa. Padahal menurut laporan dia hanyalah rook. Hah, apa yang dikerjakan kakaknya, sampai-sampai salah informasi.

Singkat cerita dia pun mereinkarnasi pria itu dengan bidak knight.

Tbc

Halo saya member baru. Walau dah lama intip cerita di web ini sih. Maaf prolognya saya bagi 2 atau 3. Insyaallah 5 hari lg update. Setelah prolog baru cerita ikut hs dxd walau ada perubahan karna efek domino. RnR ya karna aku penasaran akan respon kalian.